Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN MENGUNJUNGI MUSEUM

Sebagai Salah Satu Syarat Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Pancasila


Dosen pengampu : Ibnu Qoyim

Disusun oleh : Dharmawan Saputra (11180541000055)


Kelas : Kesejahteraan Sosial 1B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL
2018
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim,
Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan dengan kehadirat Allah Subhanallahu
Wata’ala, yang telah memberikan kita semua nikmat iman, islam, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah nikmat sehat wal’afiat sehingga kita semua bisa membaca laporan makalah ini
dan penulis bisa menyelesaikan tugas yang diberikan. Sholawat serta salam tak lupa kita
haturkan kepada junjungan alam baginda nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasalam.
Selama menyusun laporan ini pasti ada hambatan dan kesalahan dikarenakan sedikitnya
pengetahuan dan wawasan penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Maka dari
itu dengan kerendahan hati penulis ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan selama proses penyusunan dan akhirnya tersusunlah laporan kegiatan
mengunjungi museum ini.
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Manfaat Laporan..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Museum Penerangan........................................................................................5
2.2 Museum Olahraga............................................................................................6
2.3 Museum Transportasi......................................................................................7
2.4 Museum Keprajuritan......................................................................................8
2.5 Museum Naskah..............................................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................10
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman ini yang bisa kita sebut dengan zaman millennium, banyak sekali para Pemuda-
Pemudi di Indonesia ini yang sudah sangat tidak tertarik dengan yang namanya museum.
Pemuda-Pemudi biasanya hanya menghabiskan waktunya untuk memainkan HP, membuka
media sosial yang kurang ada manfaatnya. Sejatinya dunia nyata itu bukanlah hanya ada di
genggaman saja, tetapi dunia nyata itu adalah bagaimana kita bisa hidup dengan nyata bukan
hanya maya. Padahal jika kita mempunyai kemauan untuk mengetahui sejarah Indonesia,
museum adalah tempat yang sangatlah cocok untuk dikunjungi. Sebab selain kita bisa
mengetahui sejarah yang ada di Indonesia ini, kita juga bisa lebih banyak mendapatkan
pembelajaran di setiap kunjungan kita ke museum-museum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah nilai historis, yuridis, filosofis, culturalis pada setiap museum ?
2. Dimana letak museum yang dikunjungi ?

1.3 Manfaat Laporan


1. Mengetahui nilai historis, yuridis, culturalis, filosofis pada setiap museum
2. Mengeahui letak-letak museum yang dikunjungi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Museum Penerangan


a. Historis
Museum penerangan yang berada di Taman Mini Indonesia Indah didirikan atas
prakarsa Ibu Tien Soeharto dan diresmikan pada tanggal 20 April 1993 oleh Presiden
Soeharto. Pameran ditata di luar dan di dalam gedung yang secara keseluruhan
menggambarkan sejarah penerangan sejak pergerakan nasional hingga masa
Indonesia modern. Sebelum kemerdekaan, cikal bakal kegiatan penerangan dimulai di
tanggal 20 Mei 1908 yang kini disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Bentuk-
bentuk kegiatan penerangannya berupa munculnya surat kabar seperti Java Post dan
De Banier di awal abad 19. Setelah itu, berbagai macam propoganda menentang
pemerintahan kolonial terus bermunculan. Dua hari setelah merdeka, tepatnya 19
Agustus 1945, dibentuklah Kementerian Penerangan hingga dibubarkan di tahun
1999 setelah runtuhnya rezim Soeharto. Berkembangnya kegiatan penerangan di
Indonesia juga ditandai dengan kemunculan Radio Republik Indonesia (RRI) pada
tanggal 11 September 1945 dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24
Agustus 1962.

b. Filosofis
Museum penerangan adalah salah satu media yang mengumpulkan, mempelajari,
menggelar dan merawat objek sejarah penerangan dan komunikasi, sekaligus
merupakan media komunikasi masa keenam setelah tatap muka, radio, TV, film dan
pers.

c. Yuridis
Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Komunikasi dan Informatika maka dipandang perlu untuk melakukan
penataan organisasi dan tata kerja museum penerangan. Dasar Hukum Peraturan
Menteri ini adalah: UU No. 39 Tahun 2008; PERPRES No. 47 Tahun 2009;
PERPRES No. 24 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan PERPRES No. 67
Tahun 2010; KEPPRES No. 84/P Tahun 2009; PERMENKOMINFO No.
17/PER/M.KOMINFO/10/2010. Dalam Peraturan Menteri ini diatur mengenai
Kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi, tata kerja, eselonisasi serta lokasi
Museum penerangan, yaitu di Jakarta. Museum Penerangan adalah unit pelaksana
teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Informasi dan
Komunikasi Publik, secara administratif dibina oleh Sekretaris Direktorat Jenderal
Informasi dan Komunikasi Publik. Museum Penerangan dipimpin oleh seorang
Kepala.
d. Culturalis
Koleksi yang ada di museum penerangan ini banyak sekali, diantaranya berupa
benda-benda yang mempunyai nilai sejarah informasi dan komunikasi dari film,
radio, televisi, media tatap muka, termasuk wayang suluh, serta perkembangan media
pers dan grafika berikut 17 patung setengah badan tokoh informasi dan komunikasi.
Selain itu terdapat empat diorama kecil operasional penerangan di bidang pependes,
pencerdasan kehidupan bangsa, penanggulangan bencana alam, dan kelompencapir.
Koleksi lain berupa mesin ketik huruf Jawa yang digunakan sejak tahun 1917 oleh
Kraton Surakarta, kamera Perekam Rapat Kabinet Rl pertama, Radio Oemoem tahun
1940, dan sebagainya. Di sini juga terdapat perpustakaan dan teater mini berdaya
tampung 60 pengunjung, dilengkapi tata suara modern, dan dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi secara audio visual serta pernutaran film dokumenter.

2.2 Museum Olahraga


a. Historis
Museum olahraga yang berdiri di atas lahan 3.000 m2, dan berlantai tiga. Gagasan
membangun museum olahraga muncul dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan
dicetuskan kembali oleh Abdul Gofur pada 1986 dan lalu menetapkan lokasi di
Taman Mini indonesia Indah. Rancangan bangunan dikerjakan Ir. Zaini Rachiman,
dan pola serta isi museum disusun oleh tim yang diketuai I Nyoman Nuarte. Cetak
biru bangunan museum olahraga ditandatangani oleh Ibu Tien Soeharto pada 1 Juli
1987. Pada 4 Oktober 1987 peletakan batu pertama dilakukan Alamsyah Ratu Perwira
Negara, dan diresmikan Presiden Soeharto pada 20 April 1989 bertepatan dengan
HUT Taman Mini Indonesia Indah yang ke-14. Hadirnya museum ini pun atas ide
pemakarsa TMII yaitu Ibu Tien Soeharto. Bahwa benang merah pelestarian budaya
bangsa di TMII adalah hadirnya anjungan dan museum.

b. Filosofis
Museum olahraga ini dibangun bertujuan untuk memberikan informasi tentang
prestasi atlet olahara Indonesia dan sejarah budaya olahraga Indonesia dari berbagai
provinsi. Juga memberikan pengetahuan tentang pentingnya olahraga bagi kesehatan
tubuh

c. Yuridis
Peraturan menteri pemuda dan olahraga nomor: PER. 0015/MENPORA/II/2007
tentang organisasi dan tata kerja museum olahraga.

d. Culturalis
Koleksi di museum olahraga ini terbilang cukup banyak, karena didalamnya
banyak sekali peninggalan-peninggalan penghargaan yang pernah diraih atlet
Indonesia di kancah nasional maupun internasional. Seperti penghargaan Susi Susanti
yang memenangi olimpiade Barcelona, Clara Sumarwati, wanita pertama dari
Indonesia dan asia tenggara yang berhasil mendaki puncak Everest pada tahun 1996,
dan piala presiden yang memperlombakan balap sepeda yang menjadi ajang
kualifikasi pra-PON. Dan di museum olahraga ini juga ada alat-alat permainan
tradisional Indonesia, seperti congklak, enggrang, loncat batu dari pulau nias dan
masih banyak lagi yang lainnya.

2.3 Museum Transportasi


a. Historis
Museum transportasi berdiri diatas lahan seluas 6,25 hektar. Pemancangan tiang
pertama dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 14 Februari 1984, sedang
pembangunannya dimulai pada tahun 1985 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 20 April 1991.

b. Filosofis
Museum transportasi merupakan lembaga milik Departemen Perhubungan
Republik Indonesia dengan maksud mengumpulkan, memelihara, meneliti,
memamerkan bukti sejarah dan perkembangan transportasi, serta peranannya.
Tujuannya memberikan informasi dan tambahan pengetahuan kepada para
pengunjung mengenai transportasi dan sejarah perkembangan teknologi transportasi
sekaligus sebagai tempat rekreasi yang edukatif. Selain menambah wawasan
mengenai alat transportasi yang pernah ada di Indonesia, pengunjung juga dapat
sedikit bernostalgia dengan alat transportasi yang pernah mengalami masa-masa jaya
di Indonesia. Di museum ini semua alat transportasi tersebut terpajang apik serta
dirawat keberadaannya.

c. Culturalis
Di museum transportasi ini tersedia banyak sekali transportasi yang pernah
digunakan oleh masyarakat Indonesia, dari yang moda darat, laut, maupun udara.
Dari moda darat terdapat kereta lokomotif, ada juga oplet yaitu sejenis angkutan
umum. Dari moda laut terdapat rakit, sampan, perahu. Untuk moda udara ada
helikopter, pesawat terbang yaitu garuda Indonesia. Sedikit informasi mengenai
garuda Indonesia. Nama garuda Indonesia itu berasal dari presiden pertama Indonesia
yang terinspirasi dari sajak karya penyair RM Noto Soeroto yang artinya “saya adalah
garuda, burung milik wisnu yang membentangkan sayap tinggi di atas kepulaun
Anda”. Dan masih banyak lagi transportasi-transportasi yang terpajang di museum
ini.
2.4 Museum Keprajuritan
a. Historis
Minggu, 5 Juli 1987 Pukul 09.00. Setelah mendengar laporan dari Ibu Tien
Soeharto selaku Ketua Yayasan Harapan Kita, Presiden Soeharto meresmikan
Museum Keprajuritan di TMII. Museum seluas 5.500 meter persegi dan dibangun
diatas tanah seluas 68.000 meter persegi ini merupakan gagasan Ibu Tien Soeharto
sebagai Ketua Yayasan Harapan Kita dan Ketua Badan Pengelola TMII. Di jalur luar
bagian selatan Taman Mini Indonesia Indah terdapat sebuah bangunan megah.
Museum Keprajuritan Indonesia berbentuk benteng bersegi lima yang dikelilingi
perairan. Perairan sekeliling benteng ini menggambarkan negara kepulauan dengan
doktrin Wawasan Nusantara.

b. Filosofis
Museum prajurit dibangun dengan misinya adalah melestarikan bukti dan
rekaman sejarah perjuangan bangsa pada masa-masa perjuangan sejak abad ketujuh
sampai abad kesembilanbelas. Oleh karena itu setiap segi bangunan dan benda yang
ditampilkan memiliki makna perlambang. Gerbang utama berbentuk model bangunan
abad keenambelas, mencerminkan sifat keterbukaan dan keramahtamahan rakyat
Indonesia. Di setiap sudut bangunan terdapat menara pengintai atau bastion,
menyiratkan kewaspadaan nasional. Dua kapal tradisional, yaitu kapal Banten dan
kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan bersandar di danau, melambangkan kekuatan
maritim dari barat sampai ke timur.

c. Yuridis
Terdapat makna yang khas jika peresmian Museum Keprajuritan ini berlangsung
pada tanggal 5 Juli 1987, yaitu 28 tahun setelah dinyatakan Dekrit Presiden kita
kembali ke UUD 1945. Sejarah kita menunjukkan bahwa ABRI adalah salah satu
kekuatan pendukung yang penuh keyakinan agar bangsa kita kembali ke UUD 1945
itu. Disamping itu karena kemacetan sidang konstituante dalam menyusun UUD,
maka ABRI tetap berkeyakinan bahwa hanya Pancasila yang dikehendaki oleh rakyat
Indonesia sebagai dasar negara dan hanya UUD 1945 sebagai undang-undang dasar
negara yang kita proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dasar negara yang
lain bukan saja tidak sesuai dengan cita-cita kemerdekaan, malahan akan
mencelakakan kita. Karena itu ada hubungan yang erat antara kembalinya kita ke
UUD 1945 dengan semangat keprajuritan ABRI.

d. Culturalis
Di museum prajurit ini juga terdapat tiruan senjata, pakaian perang, panji-panji,
serta boneka peraga yang mengenakan busana prajurit tradisional. Di samping itu
juga dipamerkan 23 patung pahlawan dari perunggu berukuran 11/4 kali besar manusia
yang ditempatkan mengelilingi panggung di dalam gedung, di antaranya Gajah Mada,
Cut Nyak Dien, dan Pattimura. Museum keprajuritan Indonesia memiliki panggung
terbuka yang dapat digunakan untuk pentas musik atau kegiatan lain baik siang
maupun malam. Dan Setiap bulan Oktober, dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda, museum menyelenggarakan kegiatan pawai prajurit tradisional yang diikuti
oleh berbagai daerah provinsi di Indonesia.

2.5 Museum Naskah


a. Historis
Museum naskah terletak di jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Museum ini
menyatu dengan perpustakaan nasional. Dimana museum ini dibangun pada bulan
Oktober 2017. Museum ini menyatu dengan perpustakaan nasional, karena sebelum
kita memasuki perpustakaan nasional, kita akan masuk ke dalam ruangan yang
didalamnya itu terdapat banyak naskah/aksara kuno dari zaman terdahulu yang
dimana ditulis dengan menggunakan media dari berbagai macam jenis daun.

b. Filosofis
Pada gedung satu lantai ini, ada empat ruang utama. Dua di sebelah kanan dan
dua lagi di sebelah kiri. Tujuan dibuatnya museum ini agar pengunjung bisa
mengetahui sejarah aksara Nusantara. Karena didalamnya itu terdapat informasi
tentang perkembangan aksara Nusantara, media penulisan aksara/media pustaka,
aktivitas membaca sebagai tradisi budaya indonesia, dan tentang sejarah perpustakaan
itu sendiri.

c. Culturalis
Ruang pertama, tepat disebelah kiri dari pintu masuk adalah ruang aksara. Ruang
ini terdiri atas panel-panel gambar dan layar berisi informasi terkait aksara. Asara
inilah yang mendokumentasikan dan mengabadikan suatu peristiwa komunikasi
dalam bentuktulisan. Beragam media aksara tentunya disimpan di museum ini. Tiga
cerita sejarah aksara tak luput terlewat, mulai dari gelombang pertama era Hindu-
Buddha dari abad ke lima, yang menjadi bukti sejarah penggunaan tulisan di
Indonesia. Kemudian gelombang kedua Era Islam, hingga gelombang ketiga Era
Eropa.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Museum adalah tempat penting yang harus kita kunjungi. Karena dari museum kita bisa
mengetahui sejarah-sejarah apa saja yang ada di Indonesia ini dari benda-benda yang terdapat di
museum tersebut, terlebih lagi kita juga akan mempunyai kesadaran akan pentingnya
peninggalan-peninggalan pada zaman dahulu, yang dimana harus kita jaga dan lestarikan selalu.

3.2 Saran
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan laporan ini banyak sekali kekurangan-kekurangan
yang terjadi. Penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, karena
kesempurnaan sejatinya hanyalah milik Allah Subhanallahu Wata’ala. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dikemudian hari penulis dapat
memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.
LAMPIRAN

1. MUSEUM PENERANGAN

2. MUSEUM OLAHRAGA

3. MUSEUM TRANSPORTASI
4. MUSEUM KEPRAJURITAN

5. MUSEUM NASKAH

Anda mungkin juga menyukai