Anda di halaman 1dari 11

Satuan Acara Pembelajaran

( S.A.P. )

Pokok Bahasan : Nutrisi Pasca Bedah


Sasaran : Keluarga pasien dengan Ca Mammae
Hari/Tanggal : Senin / 22 November 2010
Waktu : 1 x 45 menit
Tempat : Ruang Bedah Wanita, Gedung Kemuning Lantai III RSHS
Penyuluh : Kelompok 8 KMB

Tujuan
1. Tujuan Institusional
Menjadi rumah sakit yang prima dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian
di bidang kesehatan tingkat regional pada tahun 2011.
2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, klien dan
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang diet nutrisi pasien setelah
menjalani pembedahan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti proses penyuluhan 1 x 45 menit klien dan keluarga dapat:
a. Menyebutkan tujuan melakukan diet bagi pasien setelah menjalani pembedahan
b. Menyebutkan syarat-syarat diet bagi pasien setelah menjalani pembedahan
c. Menyebutkan jenis makanan yang harus diberikan
d. Menyebutkan hal yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan
e. Membenarkan persepsi yang salah tentang nutrisi setelah operasi

ANALISA TUGAS
 Know
 Definisi Nutrisi
 Tujuan Diet
 Syarat Diet
 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
 Perawatan Post operasi
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta didik mampu menyebutkan dan menjelaskan:
 Definisi Nutrisi
 Tujuan Diet
 Syarat Diet
 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
 Perawatan Post Operasi

POKOK BAHASAN
”Diet Nutrisi Post Operasi”

SUB POKOK BAHASAN


 Definisi Nutrisi
 Tujuan Diet
 Syarat Diet
 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
 Perawatan Post Operasi

ALOKASI WAKTU
Waktu yang dialokasikan sebanyak 45 menit terdiri atas:
a. Pembukaan : 5 menit
b. Penyampaian materi : 15 menit
c. Tanya jawab : 10menit
d. Evaluasi : 5 menit
e. Kesimpulan : 5 menit
f. Penutup : 5 menit

STRATEGI INSTRUKSIONAL
 Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah memberi pemahaman
pada peserta didik.
 Saat diskusi, penyuluh memberi stimulus sekaligus menggali wawasan dan
keaktifan peserta didik.
 Menjelaskan materi – materi penyuluhan setelah diskusi.
 Saat memberikan materi penyuluhan, penyuluh tidak berdiam diri di satu titik
tapi berjalan ke beberapa tempat, diselingi humor agar tidak tegang.
 Melakukan pengulangan bersama peserta didik dalam menyebutkan materi
penyuluhan agar lebih mudah dipahami.
 Mengadakan tanya jawab secara lisan dan tulisan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman peserta didik.
 Tidak men-judge atau menyatakan salah kepada peserta didik yang belum
tepat menjawab pertanyaan.
 Sementara memberikan penyuluhan, penyuluh tetap memperhatikan kondisi
audience, apakah ada yang tidak atau kurang memperhatikan dan mencoba berinteraksi
agar audience kembali fokus.
 Membagikan leaflet berisi pengertian diet, tujuan diet, syarat diet, jenis dan
indikasi pemberian serta perawatan post operasi

A. Materi Penyuluhan
Tujuan melakukan diet nutrisi pasien setelah menjalani pembedahan, syarat-syarat
diet nutrisi pasien setelah menjalani pembedahan, jenis makanan yang harus diberikan,
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan.

B. Kegiatan penyuluhan
1. Pembukaan selama 5 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan umum
d. Kontrak waktu
e. Mengkondisikan keluarga untuk berkonsentrasi
2. Kegiatan inti selama 15 menit
a. Menjelaskan tujuan melakukan diet bagi pasien setelah menjalani pembedahan
b. Menjelaskan syarat-syarat diet bagi pasien setelah menjalani pembedahan
c. Menjelaskan jenis makanan yang harus di berikan
d. Menjelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan
3. Kegiatan penutup selama 10 menit
a. Klien dan keluarga diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi
keseluruhan secara bertahap
b. Mengevaluasi ulang tentang materi yang disampaikan
c. Mengakhiri dengan salam penutup

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Flipchart
2. Leaflet

E. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah penjelasan materi
2. Jenis : Lisan
3. Bentuk : Uraian kegiatan
4. Alat evaluasi :
a. Apa tujuan melakukan diet bagi pasien setelah menjalani pembedahan
b. Apa syarat-syarat diet bagi pasien setelah menjalani pembedahan
c. Apa jenis makanan yang harus di berikan
d. Apa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan

F. Sumber
Definisi
1. Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides).
2. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya
(Cristian dan Gregar 1985).
Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh
menggunakannya. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk
pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua
proses tubuh. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
Tujuan Diet
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
• Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
• Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
• Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

Syarat Diet
Syarat diet pascabedah adalah memeberikan makanan secara bertahap mulai dari
bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada
macam pembedahan dan keadaan pasien seperti:
• Pascabedah Kecil
Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal
• Pascabedah Besar
Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan paien untuk
menerimanya.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


A. Diet Pascabedah I (DPB 1)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah:
• Pascabedah kecil: setelah sadar atau rasa mual hilang
• Pascabedah besar: setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda
usus sudah mulai bekerja.
Cara Memberikan Makanan yaitu selama 6 jam sesudah pembedahan, makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada Makanan Cair
Jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam
semua zat gizi. Selain itu diberikan Makanan Parenteral sesuai kebutuhan. Makanan
berupa makanan cair jernih. Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan
dan kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam.
B. Diet Pascabedah II (DPB II)
Diet pascabedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari DPB I. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa
kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata-rata 8-10 kali sehari selama
pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi
pasien. Selain itu dapat diberikan Makanan Parenteral bila diperlukan. DPB II
diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Jenis makanan
berupa makanan cair kental dengan pemberian secara berangsur dimulai 50 ml/jam.
Makanan yang tidak diperbolehkan pada diet pascabedah II adalah air jeruk dan
minuman yang mengandung karbondioksida.

C. Diet Pascabedah III (DPB III)


DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari DPB II. Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah
susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat
diberikan Makanan Parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk
DPB III adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.

D. Diet pascabedah IV (DPB IV)


Diet ini diberikan kepada pasien:
• Pascabedah kecil, setelah DPB I
• Pascabedah besar, setelah DPB III
Makanan diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan
lengkap dan 1 kali makanan selingan. Makanan yang diberikan berupa Makanan
Lunak. Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim tidak habis, sebagai
pengganti diberikan makanan selingan pukul 16.00 dan 22.00 berupa 2 buah biskuit
atau 1 porsi pudding dan 1 gelas susu.Makanan yang tidak dianjurkan untu DPB IV
adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida (CO2).
Luka bekas operasi, terutama operasi caesar, kadang menimbulkan rasa gatal.
Apalagi jika luka tersebut tidak lekas kering pasti sangat menganggu aktivitas. Salah
satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak konsumsi bahan pangan
yang sarat akan kandungan asam askorbat atau vitamin C. Vitamin yang juga dikenal
sebagai sumber antioksidan ini berkhasiat memproduksi kolagen yang sangat
diperlukan untuk mempercepat penyembuhan luka.
Sumber asam askorbat yang terbaik adalah paprika merah, tomat merah, jeruk,
apel, sayuran hijau, kiwi, jambu biji. Bahan pangan ini dapat disajikan dalam bentuk
jus. Sebaiknya jus buah dan sayur ini segera diminum. Jika jus dibiarkan terbuka dan
terkena udara terlalu lama, kandungan vitamin C-nya akan berkurang hingga 30 %.
Kita masih kerap mendengar adanya larangan makan makanan tertentu bagi
pasien post operasi setelah berada di rumah. Macam-macam larangan dilontarkan oleh
para kerabat dan tetangga ketika menjenguk pasien post operasi di rumahnya.
Keluarga yang satu melarang makan ini, tetangga melarang makan itu. Pengaruh dari
pihak keluarga dan tetangga adakalanya membuat pasien bingung kendati saat pulang
dari Rumah Sakit sudah dipesan oleh dokter bahwa tidak ada larangan makanan
apapun alias bebas. Sepanjang tidak ada pesan khusus dari dokter sehubungan dengan
jenis penyakit dan jenis operasinya, maka pasien bebas makan makanan apapun
sesampainya di rumah.

Perawatan Post Operasi


Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi
pasien post operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
• Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
• Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor
dan sejenisnya.
• Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
• Usahakan cukup istirahat.
• Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat makin
bagus.
• Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
• Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
• Minum obat sesuai anjuran dokter.
Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya
operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien
untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.

Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat
berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi
setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi).
Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan
kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan
Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan
kebiasaan makan penderita.

Mitos:
1. Tidak boleh makan daging, ayam, telur, karena akan menyebabkan luka operasi
basah atau gatal.
2. Tidak boleh banyak bergerak.
3. Waktu makan setelah operasi: menunggu sampai kentut

Diet pada pasien dengan Ca Mammae:


Kebutuhan nutrisi pada pasien dengan Ca mammae berkisar antara 2100 – 2520 kkal.
Dengan kisaran umur 20-46 tahun.
Contoh menu
Tabel data nutrisi makanan penukar URT sumber karbohidrat
Bahan Makanan Berat (gram) URT

Nasi 100 4 sdm

Nasi tim 200 8 sdm

Bubur beras 400 16 sdm

Kentang 200 2 bj sdg

Roti putih 80 4 iris

Kraker 50 5 bh bsr

Havermouth 50 6 sdm

Supermi (bihun) 50 1 bks

Lontong 150 6 iris bsr

Ketupat 150 1 bh

sdm : sendok makan bks : bungkus


bj : biji sdg : sedang
bh : buah bsr : besar

Protein
Tabel data nutrisi makanan penukar URT sumber protein nabati
Bahan makanan Berat (gram) URT
Kacang hijau 25 2,5 sdm
Kacang kedelai 25 2,5 sdm
Kacang merah 25 2,5 sdm
Kacang tanah terkupas 20 2 sdm
Keju kacang tanah 20 2 sdm
Kacang tolo 25 2,5 sdm
Oncom 50 2 ptg sdg
Tahu 100 1 bj sdg
Tempe 50 1 ptg sdg
sdm : sendok makan ptg : potong
bj : biji sdg : sedang

Satuan penukar protein hewani


1 satuan penukar = 150 kalori
Ayam 1 ptong sedang 55 gr
Bebek 1 poting sedang
Kornet 3 sendok makan
Kuning telur 4 butir
Sosir ½ potong
Ikan 1 ekor sedang
1 satuan penukar =75 kalori
Bakso 10 biji
daging sapi 1 potong
hati ayam I potong
hati sapi 1 potong sedang
telur ayam 1 buah
telur bebek 1 buah
udang segar 5 ekor sedang

Satuan penukar buah dan gula


1 satuan penukar = 50 kalori
Anggur 20 buah
Apel 1 buah
Belimbing 1 buah
Dukuh 16 biji
Jeruk 2 buah
Jambu air 2 buah besar
Jambu biji 1 buah ukuran besar (jambu Bangkok)
Kolang kaling 5 buah

Satuan penukar sayuran A


1 satuan penukar 50 klaori = 1 gelas 250cc
Bayam merah, daun katuk, daun papaya, kacang kapri.

Satuan penukar sayuran B


1 satuan penukar25 kalori= 100 gelas 250 cc
Bayam, buncis, bit, jagungmuda, kol, kembang kol, kacang panjan, labu siam , pare, sawi,
terong, wortel.

Anda mungkin juga menyukai