Anda di halaman 1dari 13

Tugas Resume

“Partisipasi Masyarakat”

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemberdayaan dan
Pendayagunaan Masyarakat
Dosen Pengampu: Dr. Masduki, MM

Oleh:

Nama : Annissavitri
NIM : 1103617046

MP 2017 A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
MARET 2020
A. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Secara Etimologik
Peta Konsep

Bahasa Latin
Participatio” atau “Participationis”

PARTISIPASI Hal ikut serta atau


hal ikut bagian

Menurut Ahli

Cogan dan
Deepa Naryan
Suatu bentuk keikutsertaan Sharpe
individu/kelompok dalam suatu
kegiatan untuk mempengaruhi
proses pengambilan keputusan
Ndaka Talizuduhu Soegarda

Berdasarkan modul yang diberikan dijelaskan bahwa Partisipasi secara etimologik


berasal dari kata Latin “participatio” atau “participationis” yang berarti “hal ikut serta atau
hal ikut bagian”, atau “pesertaan”. Pengertian mengenai partisipasi juga banyak
dikemukakan oleh para ahli diantaranya Cogan dan Sharpe, Deeo Naryan, Ndaka
Talizuduhu dan Soegarda. Dari keempat ahli tersebut ditemukan suatu kata kunci yang
sama mengenai pengertian dari partisipasi diantaranya yakni “keikutsertaan”,
“individu/kelompok”, “mempengaruhi”, dan “proses pengambilan keputusan”.
Dari kata kunci tersebut saya menyimpulkan bahwa partisipasi merupakan suatu
kesempatan bagi individu/kelompok untuk mengikutsertakan dirinya dalam suatu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan keputusan dari suatu kegiatan, yang mana
dalam hal ini keikutsertaannya sangat diperlukan dalam mendukung suatu kegiatan
tersebut.
B. Tujuan dan Fungsi Partisipasi Masyarakat

Peta Konsep
Mengembangkan program
pendidikan yang relevan, lebih
maju dan membumi agar dapat
Meningkatkan kualitas dirasakan langsung oleh
pembelajaran dan pertumbuhan
masyarakat sebagai pengguna
peserta didik
jasa pendidikan.
Tujuan dan
Fungsi
Partisipasi
Masyarakat
Memosisikan atau memerankan
Menumbuhkan rasa kepemilikan
masyarakat dalam memahami,
dan tanggung jawab atas hasil
menganalisis, dan menetapkan
pendidikan.
kebutuhan nyata masyarakat
(felt-needs) saat ini dan ke
depan.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan,


kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Pelibatan
masyarakat dan kolaborasi antaranggotanya menjadi “cornerstones” yakni usaha untuk
efektivitas pendidikan berbasis masyarakat. Dengan demikian, masyarakat merupakan
stakeholder yang pertama dan utama dalam proses pendidikan. Tingkat keberhasilan
pendidikan berbasis masyarakat menjadi sangat tergantung pada sejauhmana tingkat
keterlibatan masyarakat (community involvement/engagement) dan keikutsertaan
masyarakat (community participation) dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Bentuk keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam pendidikan juga dapat
berupa pemberian support seperti dukungan dana dan tenaga, serta keterlibatan dalam
pengambilan keputusan (involvement). Keterlibatan masyarakat mutlak perlu dijalin
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, sehingga pada gilirannya masyarakat akan
meraskan dampak langsung dari kemajuan tersebut. Adapun tujuan partisipasi
masyarakat dalam pendidikan adalah :
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan.
2. Memosisikan atau memerankan masyarakat dalam memahami, menganalisis, dan
menetapkan kebutuhan nyata masyarakat (felt-needs) saat ini dan ke depan.
3. Mengembangkan program pendidikan yang relevan, lebih maju dan membumi agar
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
4. Menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab atas hasil pendidikan.

C. Prinsip Partisipasi Masyarakat

Peta Konsep

Cakupan Transparansi

Prinsip Kesetaraan dan


Kerjasama Partisipasi kemitraan
(Equal
Masyarakat Partnership)

Kesetaraan Kesetaraan
Pemberdayaan tanggung jawab kewenangan
(Empowement) (Sharing (Sharing
Responsibility) Responsibility)
Adapun prinsip-prinsip partisipasi masyarakat tersebut, sebagaimana tertuang
dalam Pelaksanaan Pendekatan partisipatif yang disusun oleh Departement for
International Development (DFID) adalah :
1. Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena
dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.
2. Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya setiap orang
mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk
menggunakan prakarsa tersebut dalam setiap proses guna membangun dialog
tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
3. Transparansi. Semua pihak harus menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim
berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.
4. Kesetaraan kewenangan (Sharing Responsibility). Berbagai pihak yang terlibat
harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk
menghindari terjadinya dominasi.
5. Kesetaraan tanggung jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak mempunyai
tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan
kewenangan dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan
langkah-langkah selanjutnya.
6. Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari
segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak sehingga melalui
keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar
dan saling memberdayakan satu sama lain.
7. Kerjasama. Diperlukan adanya kerjasama berbagai pihak yang terlibat untuk
saling berbagai kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada.
Khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
D. Organisasi Partisipasi Masyarakat (Komite Sekolah)

Peta Konsep

Sekolah Komite Orang Tua


Sekolah Peserta
Didik

Masyarakat

Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah


terbentuknya komite sekolah yang terdiri dari pihak sekolah, orangtua peserta didik,
dan masyarakat. Komite sekolah dibentuk sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan disuatu sekolah.
Komite sekolah adalah sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk:
menentukan visi, misi dan tujuan dari sekolah, menetapkan dan memantau anggaran
operasional tahunan, menggunakan, mengelola dan mengevaluasi, dan menentukan
serta mengkaji kebijakan dan praktik untuk mendukung prestasi siswa.
Berdasarkan berbagai pendapat yang ada pada modul, maka saya
menyimpulkan bahwa komite sekolah adalah suatu organisasi yang terdiri dari pihak
sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat yang memiliki peran penting dalam
menentukan visi, misi dan tujuan dari sekolah guna mendukung pelaksanaan
pendidikan di sekolah agar menghasilkan kualitas yang baik untuk peserta didik.
E. Bentuk Partisipasi

Peta Konsep

Sumber Daya Ide/Gagasan


Manusia

Bentuk
Partisipasi

Material Sumber Daya


Financial

Pada modul dipaparkan berbagai pendapat mengenai bentuk-bentuk dari


partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Salah satunya dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Bab XIV pasal 188 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan dinyatakan Peran serta masyarakat dalam pendidikan
dapat berbentuk sebagai berikut:
1. Penyediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyelenggaraan satuan pendidikan.
3. Penggunaan hasil pendidikan.
4. Pengawasan penyelenggaraan pendidikan.
5. Pengawasan pengelolaan pendidikan.
6. Pemberian pertimbangan dalam keputusan yang berdampak pada pemangku
kepentingan pendidikan pada umumnya
7. Pemberian bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan dan/atau
penyelenggara satuan pendidikan dalam menjalankan fungsinya.
Berdasarkan beberapa penjabaran yang terdapat pada modul tersebut saya
mensintesakan bahwa bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan dapat
dikategorikan menjadi empat bentuk, yakni:
1. Sumber daya manusia. Sumber daya manusia disini memiliki maksud sumber
daya berupa tenaga yang dimiliki oleh manusia. Untuk ikut serta dalam kegiatan
pendidikan tentu tenaga manusia menjadi bentuk bantuan yang utama untuk
membantu menyelenggarakan proses pendidikan.
2. Ide/gagasan. Ide atau gagasan ini merupakan buat pikiran dari manusia. Ketika
kita tidak bisa mengikutsertakan diri kita dalam suatu proses penyelenggaraan
pendidikan maka kita dapat menyumbangkan ide/gagasan kita untuk memberikan
masukan-masukan guna menciptakan pendidikan yang lebih baik.
3. Sumber daya financial. Sumber daya financial disini merupakan partisipasi dalam
bentuk dana yang dapat membantu memenuhi kebutuhan dalam
penyelenggaraan pendidikan.
4. Material. Material adalah bentuk partisipasi masyarakat berupa alat-alat
pendidikan yang dapat membantu dan menunjang terselenggaranya proses
pendidikan.

F. Tingkatan Partisipasi

Peta Konsep

Tingkatan Partisipasi Partisipasi dalam


Proses Perencanaan

Partisipasi dalam
Bentuk Pemberian
Sumber Daya

Partisipasi dalam
Proses Pelaksanaan

Partisipasi dalam
Proses Evaluasi
Dalam berpartisipasi seseorang atau kelompok melakukannya sesuai dengan
tanggung jawab dan kepentingannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana seseorang atau kelompok tersebut telah berpartisipasi dalam bidang tertentu
termasuk masalah pendidikan sesuai dengan tingkatannya. Pada modul terdapat
beberapa pendapat yang mengemukakan tingkatan partisipasi masyarakat dalam
pendidikan. Dari pendapat-pendapat tersebut saya mensintesakan bahwa tingkatan
partisipasi masyarakat dapat dibagi menjadi empat yakni:
1. Partisipasi dalam proses perencanaan. Tingkatan partisipasi ini adalah suatu
bentuk keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan suatu program pendidikan.
Misalnya, dengan cara menghadiri setiap pertemuan yang diselenggarakan suatu
lembaga pendidikan.
2. Partisipasi dalam bentuk pemberian sumber daya. Tingkatan partisipasi ini
tingkatan kedua, yakni selain ikut serta melibatkan dirinya dalam proses
perencanaan, masyarakat juga ikut serta membantu memberikan suatu bantuan
baik dalam bentuk fisik maupun financial.
3. Partisipasi dalam proses pelaksanaan. Partisipasi dalam proses pelaksanaan ini
adalah tingkatan yang ketiga, yakni tidak hanya terlibat dalam proses
perencanaan dan bantuan material, pada tingkatan ini masyarakat juga turut serta
berkontribusi langsung dalam mengelola proses pelaksanaan pendidikan.
4. Partisipasi dalam proses evaluasi. Partisipasi ini adalah tingkatan yang paling
utama yang mana tidak hanya berkontribusi dalam proses perencanaan hingga
pelaksanaan pendidikan, melainkan masyarakat juga harus menjadi pengawas
sekaligus penilai dari program pendidikan yang telah diselenggarakan agar
program pendidikan selalu berkembang dan meningkatkan mutunya
G. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Peta Konsep

Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Partisipasi

Pendukung Secara Umum: Penghambat


1. Fleksibilitas non pemerintah
NGO) yang melakukan
pendampingan program
1. Kemauan pendidikan 1. masyarakat belum
2. keterlibatan pemerintah dapat menghayati
2. Kemampuan 3. harapan masyarakat atas atau merasakan
manfaat dari program masalah atau
3. Kesempatan
4. keadaan budaya sosial dan kepentingannya.
ekonomi masyarakat
5. kepercayaan yang saling 2. masyarakat atau
menguntungkan antara tokoh terpercaya
pemangku kepentingan. belum sanggup
atau kurang berani
mengajukan
bentuk atau cara
pemecahan
masalah yang
diterima secara
luas.

Partisipasi merupakan proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat
serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila faktor-faktornya terpenuhi.
Faktor-faktor dari partisipasi masyarakat itu sendiri dikemukakan oleh para ahli
menjadi dua bagian, yakni faktor yang dapat mendukung dan faktor yang
menghambat. Adapun faktor pendukung dari partisipasi antara lain:
1. Kemauan.
2. Kemampaun.
3. Kesempatan.
Ketiga faktor pendukung tersebut saling berhubungan satu sama lain. Apabila
ada kemauan tetapi tidak ada kemampuan dari warga atu kelompok masyarakat,
meskipun pemerintah juga telah memberikan peluang, maka partisipasipun juga tidak
akan terjadi. Demikian juga, jika ada kemauan dan kemampuan tetapi tidak adanya
ruang atau kesempatan yang diberikan oleh pemerintah untuk warga atau kelompok
masyarakat, maka partisipasipun juga tidak akan terjadi.
Selanjutnya adalah faktor penghambat, antara lain:
1. Masyarakat belum dapat menghayati atau merasakan masalah atau
kepentingannya. Apabila masyarakat belum merasakan rasa memiliki akan suatu
permasalahan atau kepentingan maka sulit partisipasi itu akan terjadi.
2. Masyarakat atau tokoh terpercaya belum sanggup atau kurang berani mengajukan
bentuk atau cara pemecahan masalah yang diterima secara luas atau yang secara
teknis dan keuangan mungkin dapat dilaksanakan. Dalam hal ini partisipasi
masyarakat terhambat karena dari pihak masyarakatnya itu sendiri belum
memahami suatu kesempatan atau peluang yang ada untuk melakukan suatu hal.

H. Strategi Peningkatan Pelaksanaan Partisipasi

Peta Konsep STRATEGI PENINGKATAN


PELAKSANAAN
PARTISIPASI

Menjalin Komunikasi yang Melibatkan Masyarakat dan


Efektif dengan Orang Tua dan Orang Tua dalam Program
Masyarakat Sekolah

Memberdayakan Dewan
Sekolah
Berdasarkan modul yang telah diberikan terdapat beberapa pendapat yang
mengemukakan strategi dalam meningkatkan partisipasi. Dari beberapa pendapat
tersebut saya sependapat bahwa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
partisipasi adalah sebagai berikut:
1. Menjalin Komunikasi yang Efektif dengan Orang Tua dan Masyarakat
Partisipasi orang tua dan masyarakat akan tumbuh jika orang tua dan masyarakat
juga merasakan manfaat dari keikutsertaanya dalam program sekolah. Salah satu
jalan penting untuk membina hubungan dengan masyarakat adalah menetapkan
komunikasi yang efektif.
2. Melibatkan Masyarakat dan Orang Tua dalam Program Sekolah
Sekolah harus mengenalkan program dan kegiatannya kepada masyarakat.
Dalam program tersebut harus tampak manfaat yang diperoleh masyarakat jika
membantu program sekolah. Dalam hal ini program-program yang dapat dilakukan
oleh sekolah guna melibatkan peran masyarakat dan orang tua yakni seperti
kebersihan lingkungan, mengadakan open house, mengadakan kegiatan qurban
atau kegiatan keagamaan lainnya, mengadakan kegiatan 17-an dan lain
sebagainya.
3. Memberdayakan Dewan Sekolah
Keberadaan Dewan Sekolah akan menjadi penentu dalam pelaksanaan otonomi
pendidikan di sekolah. Melalui Dewan Sekolah orang tua dan masyarakat ikut
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pengelolaan pendidikan di
sekolah. Untuk meningkatkan komitmen peran serta masyarakat dalam
menunjang pendidikan, termasuk dari dunia usaha, perlu dilakukan antara lain
dengan upaya sebagai berikut:
a. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan
terutama ditingkat sekolah.
b. Selanjutnya program imlab swadana, yaitu pemerintah baru akan memberikan
sejumlah bantuan tertentu pada sekolah apabila masyarakat telah
menyediakan sejumlah biaya pendamping.
c. Mengembangkan sistem sponsorship bagi kegiatan pendidikan.
I. Studi Kasus Implementasi Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan TK Siaga
Kartini

Peta Konsep Bantuan Pemerintah


berupa rehabilitasi
prasarana
pendidikan

Partisipasi
Tingginya dukungan Partisipasi masyarakat dalam
orang tua peserta dari seluruh membantu
didik dan masyarakat Stakeholders keamanan sekolah
untuk pendidikan Pendidikan

Bantuan sumber
belajar dari Civitas
Pendidikan

Berdasarkan studi kasus dari implementasi partisipasi masyarakat dalam


pendidikan TK Siaga Kartini yang terletak di dusun Gadingan Sinduharjo Ngaglik
Sleman dapat saya simpulkan bahwa peran serta atau partisipasi dari seluruh
stakeholders pendidikan yang ada diwilayah tersebut saling mendukung satu sama
lain. Orang tua memberikan kontribusi yang besar dalam terlaksananya kegiatan di
sekolah, seperti membantu mempersiapkan peringatan hari besar Islam,
mempersiapkan peringatan hari Kartini, persiapan lomba-lomba, dan mempersipakan
makanan dalam kegiatan makan bersama yang dilaksanakan setiap akhir bulan.
Kontribusi dari komite sekolah juga sangat membantu sekolah yakni dengan
melakukan pengadaan prasarana pendidikan berupa pemasangan pagar,
pemasangan pintu gerbang, dan pemasangan pompa sumur. Dalam kegiatan ini
komite berpartisipasi aktif dalam merencanakan kegiatan, mencari dana, dan mencari
tenaga. KKN UII tahun 2009 juga pernah memberikan buku-buku cerita agama Islam.
Bagi warga dusun Gadingan, sekolah tersebut sudah dianggap sebagai bagian dari
warga dusun Gadingan maka dari itu keamanan sekolah juga dijaga oleh warga
dusun Gadingan dengan cara siskamling.

Anda mungkin juga menyukai