Anda di halaman 1dari 15

Nama Kelompok : Yoga Andi Pratama (201510420311069)

Nuke Yolanda Jennis (201510420311070)


Nadia Maratu Solihah (201510420311071)
Departemen : Panca Indera
Kelompok : 23
Skenario 2 Keperawatan Panca Indra

Seorang wanita umur 45 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan mata sebelah kanan
kabur dan sakit cekot-cekot sejak 1 hari yang lalu. Mata kabur dan cekot-cekot disertai mata
merah, nrocoh, dan melihat bayangan seperti pelangi bila melihat cahaya lampu. Kepala terasa
pusing dibagian sebelah kanan, mual dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan tajam
penglihatan mata kanan hanya dapat melihat lambaian tangan, dengan pin hole negatif, VOS 5/8
PH negatif. Pemeriksaan segmen anterior mata kanan, Palpebra tampak spasme, konjungtiva
hiperemi CI+/PCI +, kornea edema, COA dangkal, pupil midmidrasis diameter 7 mm dengan
Reflek cahaya negatif, lensa sulit dievaluasi. Pemeriksaan segmen anterior mata kiri didapatkan
Palpebra dbn, Konjungtiva dbn, Kornea jernih, COA dangkal,jernih. Iris pupil bulat, sentral,
ᴓ3mm,Rc +. Lensa tampak jernih. Funduskopi mata kanan sulit dievaluasi. Funduskopi mata kiri
didapatkan Media vitreus jernih, Makula dalam batas normal. Papil NII bulat,batas tegas,cd 0,7 ,
nasalisasi,bayonet sign +, lamina kribosa +. Retina a/v 2/3. Pada pemeriksaan menggunakan
tonometer Shciotz didapatkan tekanan intraokuli mata kanan 56 mmHg dan mata kiri 19 mmHg.

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis keperawatan terkait dg kasus diatas.


2. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada kasus diatas (Nursing
Care Plan).
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Evidence Based Nursing Parctice (EBM) penatalaksana
keperawatan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur tindakan keperawatan.
5. Mahasiswa mampu mempresentasikan NCP (Microsoft Power Point)
Nursing Care Plan

Nama Klien : tidak terkaji

Nomor Register : tidak terkaji

Skenario : Skenario 3 Keperawatan Panca Indra

No Analisa Data Diagnosa NIC NOC Evaluasi


Keperawatan
1. DS : Mual berhubungan Manajemen Mual (1450): Setelah dilakukan tindakan 1. Pasien dapat mengenali
Kepala terasa pusing dengan gangguan 1. Identifikasi faktor-faktor keperawatan selama 2x24 jam onset mual dan faktor
dibagian sebelah biokomia yang dapat menyebabkan Kontrol Mual dan Muntah penyebab mual
kanan, mual dan (00134) atau berkontribusi terhadap (1618) adekuat dengan kriteria 2. Pasien dapat
muntah mual hasil : mengetahui faktor
2. Kendalikan faktor-faktor Indikator Skala penyebab mual
DO : lingkungan yang Mengenali onset 3 3. Pasein melaporkan
- memungkinkan terjadinya mual mual dan muntah yang
Mendeskripsikan 4
mual (misalnya bau, suara terkontrol
faktor-faktor
dan stimulasi visual yang
penyebab
tidak menyenangkan) menghindari bau 3
3. Ajari penggunaan teknik yang tidak
nonfarmakologi untuk menyenangkan
mengatasi mual. Melaporkan mual, 4
muntah-muntah
yang terkontrol

Keterangan :
1 : tidak pernah ditunjukkan
2 : jarang ditunjukkan
3 : kadang-kadang ditunjukkan
4 : sering ditunjukkan
5 : secara konsisten ditunjukkan
2. DS : Risiko jatuh dengan Pencegahan Jatuh (6490) : Setelah dilakukan tindakan 1. Pasien dapat
mata kabur dan faktor risiko gangguan 1. Sarankan penggunaan alas keperawatan selama 2x24 jam melalukan ambulasi
cekot-cekot disertai pengelihatan (00155) kaki yang aman dan tidak Pengetahuan : Pencegahan menggunakan alat
mata merah, nrocoh licin untuk memfasititasi Jatuh (1828) adekuat dengan bantu yang tepat
dan melihat bayangan kemudahan menjangkau kriteria hasil : dengan aman
seperti pelangi bila 2. Sediakan pegangan pada Indikator Skala 2. Pasien dapat
melihat cahaya lampu tangga dan pegangan yang Penggunaan alat 3 mengetahui kapan
DO : dapat dilihat bantu yang benar meminta bantuan
Penggunaan alas 3
pada pemeriksaan 3. Sediakan alat bantu professional
kaki yang tepat
didapatkan tajam (misalnya tongkat dan Stategi ambulasi 4 3. Pasien dapat
pengelihatan mata walker ) untuk yang aman menggunakan alas
kanan hanya dapat menyeimbangkan kecepatan Stategi untuk 4 kaki yang tepat
melihat lambaian berjalan menjaga untuk menghindari
tangan, dengan pin 4. Sediakan tempat tidur yang permukaan lantai tergelincir saat
hole negative. Pupil dekat dengan lantai tetap aman ambulasi
midriasis diameter 7 Tahu kapan 4

mm dengan reflek meminta bantuan

cahaya negative. professional

Keterangan :
1 : tidak ada pengetahuan
2 : pengetahuan terbatas
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat banyak

3. DS : Nyeri akut Manajemen Nyeri (1400) : Setelah dilakukan tindakan 1. Nyeri yang dirasakan
pasien mengeluh mata berhubungan dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri keperawatan selama 2x24 jam pasien berkurang.
sebelah kanan kabur agen cidera biologis yang komprehensif meliputi Kontrol Nyeri (1605) adekuat 2. Pasien dapat mengenali
dan nyeri cekot-cekot (00132) lokasi, karakteristik, onset, dengan kriteria hasil : kapan terjadinya nyeri
sejak 1 hari yang lalu. frekuensi, kualitas, Indikator Skala dan faktor penyebab
intensitas dan faktor Mengenali kapan 3 nyeri.
DO : pencetus. terjadinya nyeri 3. Pasien dapat
Menggambarkan 4
palpebra tampak 2. Ajarkan teknik menggunakan tindakan
faktor penyebab
spasme, konjungtiva nonfarmakologi untuk Menggunakan 3 nyeri tanpa analgesik.
hiperemi Cl+/PCl+, mengurangi nyeri tindakan
kornea edema. 3. Dukung istirahat yang pengurangan nyeri
adekuat untuk membantu tanpa analgesik
penurunan nyeri. Menggunakan 4
analgesik yang
direkomendasikan
Mengenali apa 4
yang terkait
dengan gejala
nyeri
Melaporkan nyeri 4
yang terkontrol
Melaporkan 3
perubahan
terhadap gejala
nyeri pada
professional
kesehatan

Keterangan :
1 : Servere
2 : Substansial
3 : Moderate
4 : Mild
5 : None
4. DS: Risiko cidera kornea Perawatan Mata (1650): Setelah dilakukan tindakan 1. Pasien dapat melihat
pasien mengeluh mata dengan faktor risiko 1. Monitor kemerahan, keperawatan selama 2x24 jam dengan jelas
kabur dan cekot-cekot pemajanan bola mata edema dan reflek Fungsi Sensori: Pengelihatan 2. Tekanan pada mata
disertai mata merah, (00245) kornea pada mata (2404) adekuat dengan kriteria menurun
nrocoh, dan melihat 2. Anjurkan pasien untuk hasil : 3. Pusing yang dirasakan
bayangan seperti tidak menyentuh mata Indikator Skala pada pasien berkurang
pelangi jika melihat 3. Pakai obat tetes mata Lingkaran cahaya 4

cahaya lampu ataupun salep yang mengelilingi

tepat cahaya
Pandangan kabur 3
DO: 4. Pakai pelembab Pengelihatan 3
kornea edema, ruangan yang sesuai terganggu
konjungtiva hiperemi, Tekanan pada 4

tekanan intraokuli mata


Pusing 4
mata kanan 56 mmHg.

Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak Ada

Sumber : (Wiley & Sons, 2012)(Bulechek, Butcher, Dechterman, & Wagner, 2013)(Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013)
PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan pada pasien glaucoma (Sommer et al., 2013)
a. Monitor peningkatan TIO pasien (apabila lebih dari 21 mmHg)
b. Monitor penurunan fungsi pengelihatan dan sensitivitas terhadap cahaya
c. Kaji rasa tidak nyaman pada mata klien
d. Kaji bagaimana awal penyakit muncul pada klien dan biarkan pasien menceritakan
perasaannya
e. Obati nyeri dan mual dengan analgesik dan antiemetik
2. Tindakan keperawatan perioperatif (Sommer et al., 2013)
a. Lakukan pemeriksaan TIO 1 sampai 2 jam setelah operasi
b. Edukasi kepada pasien terkait penyakit dan pentingnya menempelkan jadwal minum
obat
Discharge Planning

Edukasi kepada pasien (Sommer et al., 2013)

a. Gunakan kacamata ketika diluar ruangan atau di tempat yang terang


b. Laporkan gejala infeksi, seperti keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau
c. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan TIO yaitu batuk, bersing, kepala
hiperfleksi, membungkuk setinggi pinggang, tegang, pakaian ketat, hubungan seksual
d. Pasien diharapkan jujur mengenai efek samping dari operasi dan melaporkan nyeri
yang hebat atau mual (kemungkinan pendarahan)
e. Pasie harus melaporkan jika terdapat perubahan yang muncul seperti bengkak pada
lipatan mata, penurunan pengelihatan, ketajaman, nyeri mendadak pada mata dan atau
kilasan cahaya.
f. Kurangi aktifitas dengan menghindari kepala mengadah kebelakang ketika keramas,
kurangi memasak atau membersihkan rumah, hindari bergerak dengan cepat dan
sentakan, hindari menyetir dan mengoperasikan mesin apapun, hindari olahraga.
g. Laporkan apabila terdapat nyeri dengan mual/muntah (indikasi peningkatan TIO atau
pendarahan)
h. Hasil operasi terkait dengan seberapa jelas pengelihatan tidak terprediksi hingga 4
atau 6 minggu setelah operasi.
Evidence Based Nursing Practice (EBNP)

Pemberian edukasi perawatan diri pada pasien glaucoma

Judul : “Investigating the Effect of Self-Care Education on Medical adherence and Self-
Efficacy in Patients with Glaucoma referring to the selected Hospital of Tehran University
of Medical Sciences” (Mehrbakhsh, Tabarsy, & Naeeni, 2018) .
Populasi Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat 30 partisipan yang
menderita glaukoma di rumah sakit Universitas Teheran yang dilakukan Pre-
Post design. Kriteria inklusi dari responden dalam penelitian ini yaitu
didiagnosa glaukoma oleh dokter, bersedia berpartisipasi dalam penelitian,
kurangnya partisipasi dalam program pendidikan perawatan diri dalam 3 bulan
terakhir dan memperoleh skor rendah dalam kepatuhan minum obat dan self
efficacy.
Intervensi Selanjutnya setelah partisipan mengisi inform concent maka dilakukan
penilaian kepatuhan obat dan kuesioner self efficacy pada awal sesi (Pre-test).
Sesi pelatihan perawatan diri terdiri dari 6 sesi (60 menit persesi) dengan 2 sesi
perminggu yang dilakukan masing-masing 3 hari.
o Sesi pertama : sesi pertama meliputi keakraban dari masing-masing
responden, penjelasan pengantar, konsep glaukoma, gejala glaukoma,
konsep kualitas hidup pada pasien glaukoma, pengertian yang salah
mengenai glaukoma, latihan relaksasi otot dan positive mental imaging,
penggunaan obat dan penggunaan tetes mata yang tidak tepat waktu dan
tetesan, tanggapan terhadap arbitrase dan self efficacy
o Sesi kedua : sesi kedua meliputi pengulasan tugas sebelumnya, tonus otot
dan gambaran mental yang positif, epidemiologi glaukoma, faktor risiko dan
manifestasi klinis dari glaukoma, skrining, diagnosis dan pengobatan
glaukoma, peningkatan tekanan intra okuler, hubungan antara perawatan
diri- kepatuhan medis- dan self efficacy, Pelatihan strategi manajemen stres,
penggunaan obat yang diresepkan secara tepat waktu, penyalahgunaan obat-
obatan, aktivitas fisik.
o Sesi ketiga : sesi ketiga meliputi pengulasan tugas sebelumnya, tonus otot
dan gambaran mental yang positif, memberikan pendidikan pada pasien
tentang otonomi dan aktivitas, perawatan diri sosial, menghindari
perlawanan terhadap saran medis, meningkatkan kesadaran akan tekanan
intraokular, dan pentingnya pemeriksaan medis yang tepat waktu,
memberikan pelatihan tentang perawatan pasca-operasi, kepatuhan untuk
perawatan pasca-operasi
o Sesi keempat : sesi keempat meliputi pengulasan tugas sebelumnya, tonus
otot dan gambaran mental yang positif, menjelaskan bagaimana cara
menghindari pengalaman negative dan sadar akan konsekuensinya, diskusi
tentang pengalaman penyakit, dialog atau bermain peran, bermain dan
berlatih latihan relaksasi otot, pemutaran tutorial video untuk pendidikan
perawatan mandiri
o Sesi kelima : meliputi pengulasan tugas sebelumnya, ketegangan otot dan
citra mental positif, ulangi dan ulas keterampilan belajar sebelumnya,
diskusikan fisik dan perawatan diri emosional, perawatan diri sosial dan
spiritual, rekomendasi untuk menggunakan kacamata hitam
o Sesi keenam : meliputi pengulasan tugas sebelumnya, relaksasi otot dan
citra mental positif, review dari tutorial yang disediakan (penggunaan obat
tetes mata yang benar, kebutuhan kepatuhan obat dan kepentingannya,
kepatuhan terhadap kunjungan pasca operasi, tanda dan gejala nanti).
Setelah operasi sebaiknya menggunakan pelindung mata, menghindari
tegang dan membungkuk ke bawah untuk waktu lama. mengingat
pengajaran strategi praktis untuk manajemen stress dan kualitas hidup
Setelah menyelesaikan intervensi dan pelatihan yang diperlukan, maka akan
dilakukan penilaian kembali mengenai kepatuhan obat dan kuesioner self-
efficacy (post-test).
Outcome Hasil dari penelitian tersebut yakni bahwa pendidikan perawatan secara
signifikan dapat meningkatkan kepatuhan minum obat dan self efficacy pada
pasien glaucoma.

Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai glukoma


Judul : The Health Of Patients’ Eyes (HOPE) Glaucoma study. The effectiveness of a
‘glaucoma personal record’ for newly diagnosed glaucoma patients: study protocol for a
randomised controlled trial (Forbes, Fairlamb, & Jonker, 2015)
Populasi Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa besar sample penelitian
sebanyak 122 orang yang di rekrut lebih dari 12 bulan secara acak dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol masing masing
sebanyak 61 orang. Rekrutmen dimulai pada bulan Juni
2013 sampai memenuhi target rekrutmen sebanyak 122 peserta pada bulan
September 2014.
Intervensi Kelompok intervensi mendapatkan edukasi standar tentang glukoma dan
diberikan tambahan intervensi catatan glukoma pribadi. Catatan ini secara
pribadi mendokumentasikan keadaan terkini dari glukoma yang ia alami dan
digunakan selama pemeriksaan opthalmologic. Kedua kelompok dimnta
menyelesaikan the National Eye Institute Visual Functioning Questionnaire –
25 (VFQ-25) untuk mengetahui presepsi pasien tentang dampak glaucoma yang
mungkin terjadi. Catatan glaukoma pribadi adalah buku A5 berwarna (atau A4
jika diperlukan), buklet 16 halaman.
Compare Kelompok kontrol mendapatkan edukasi standar tentang glukoma yaitu
mengenai model mata secara luas, poster anatomi okular, scan sample
tomografi okular, gambar syaraf sehat dan yang rusak (Contohnya hasil dari
pemeriksaan mata normal dan glukoma), dan leaflet mengenai glukoma yang
diberikan kepada mereka.
Outcome Hasilnya, pengetahuan klien mengenai glukoma lebih baik pada 9-12 bulan
tindak lanjut.Jika catatan glaukoma pribadi secara signifikan meningkatkan
pengetahuan pasien tentang kondisi glaukoma mereka, intervensi ini berpotensi
menyediakan alat yang murah dan mudah untuk mendidik dan melibatkan
glaucoma pasien. Selanjutnya, ini bisa memiliki potensi untuk meningkatkan
manajemen diri pasien dan karena memungkinkan pasien glaukoma untuk
menggunakan penglihatan mereka lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dechterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC)(XI). USA: Elsavier Mosby.

Forbes, M., Fairlamb, H., & Jonker, L. (2015). The Health Of Patients’ Eyes (HOPE) Glaucoma
study. The effectiveness of a “glaucoma personal record” for newly diagnosed glaucoma
patients: Study protocol for a randomised controlled trial. Trials, 16(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s13063-015-0863-2
Mehrbakhsh, A., Tabarsy, B., & Naeeni, M. K. (2018). Investigating the Effect of Self-Care
Education on Medical adherence and Self- Efficacy in Patients with Glaucoma referring to
the selected Hospital of Tehran University of Medical Sciences. Nova Journal of Medical
and Biological Sciences, 7(1), 1–12. https://doi.org/10.1044/2018_AJSLP-17-0074

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC)(XI). USA: Elsavier Mosby.

Sommer, S., Johnson, J., Roberts, K., Redding, S. R., Churchill, L., Ball, B., … Roland, P.
(2013). RN ADULT MEDICAL SURGICAL NURSING EDITION 9.0. Assessment
Technologies Institute, LLC.
Wiley, A. J., & Sons. (2012). Nursing Diagnoses. (T.H. Herdman, Ed.)(2012th-2014th ed.).
Oxford: British Library.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai