Anda di halaman 1dari 5

Systematic Review of Tranexamic Acid Adverse Reactions

(Tinjauan Sistematik dari Reaksi Buruk Asam Traneksamat)

Asam traneksamat adalah asam trans-4-aminomethylcyclohexane-karboksilat dan


merupakan inhibitor kompetitif aktivasi plasminogen dan, pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi, inhibitor plasmin non-kompetitif. Senyawa ini tampaknya mengganggu proses fibrinolitik
dengan cara yang sama seperti asam aminokaproat. Namun, asam traneksamat sekitar 10 kali
lebih kuat in vitro daripada asam aminocaproic. Asam tranexsamat banyak digunakan untuk
perdarahan atau risiko perdarahan dalam peningkatan fibrinolisis atau fibrinogenolisis. Tujuan
dari pekerjaan kami adalah untuk meninjau literatur tentang bukti terbaik tentang reaksi
merugikan traneksamat dan untuk menggambarkannya sesuai dengan peralatan yang terlibat.
Metode literatur mencari publikasi tentang efek samping asam traneksamat, efek samping,
menggunakan MEDLINE, Scopus, Embase, Web of Science dan Google Cendekia. Hasil dalam
terang hasil, tampaknya menjadi jelas bahwa asam traneksamat menyebabkan beberapa reaksi
merugikan yang melibatkan peralatan yang berbeda. Reaksi hipersensitivitas, infark
serebrovaskular, infark miokard dan emboli paru tampaknya merupakan reaksi samping asam
traneksamat yang lebih umum.
Kasus yang telah dilaporkan mengenai reaksi merugikan asam traneksamat adalah
sebagai
berikut:
Cutaneous Adverse Reactions
Terdapat 3 kasus yang dilaoprkan mengenai fixed drug eruption, 1 kasus mengenai epidermal
nekrolisis, serta 1 kasus mengenai bollous eruption.

Generalized fixed drug eruption


Fixed drug eruption (FDE) atau erupsi obat tetap adalah reaksi alergi dengan manifestasi berupa
lesi kulit yang muncul di tempat yang sama dan dapat bertambah akibat pemberian atau
pemakaian jenis obat-obatan tertentu. Ketiga kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita yang
berusia 27-39 tahun. Salah satunya seorang wanita asal jepang yang mengalami eritema dan
pigmentasi postinflamatori pada punggung terjadi secara berulang setelah menggunakan obat
asam traneksamat.

Epidermal necrolysis
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) adalah penyakit yang menyerang kulit akibat munculnya
reaksi hipersensitivitas dengan beragam penyebab dan kondisi medis tertentu. Kondisi ini
ditandai dengan kerusakan jaringan kulit yang cukup luas, yang dapat berujung pada infeksi
berat dan kematian. Tak hanya di kulit, NET juga bisa menyerang organ dalam dan
menyebabkan gangguan pernapasan pendarahan di saluran pencernaan, gangguan pada sluran
kemih, dan sebagainya. Dilaporkan satu kasus yang terjadi pada seorang berusia 67 tahun
mengalami pendarahan anus diberikan asam traneksamat dengan dosis 1000 mg setiap 8 jam
sepuluh hari setelah pengobatan terdapat ruam yang berwarna keunguan pada kulit pasien dan
semakin hari ruam melebar dan melepuh serta terjadi nekrosis epidermis. Pasien diberikan
prednison untuk mengobati lesi, namun pasein meninggal karena gagal ginjal akut, infeksi
saluran pernapasan dan kegagalan organ lainnya. Terdapat kasus lain seorang wanita berusia 36
tahun mengalami epidermal necrolisis setelah penggunaan asam traneksamat.

Hypersensitivity Reactions
Dilaporkan kasus syok anafilaksis setelah pemberian asam traneksamat pada pasien pria berusia
72 tahun. Pasien tersebut dijadwalkan untuk bedah bypass graf arteri koroner. Induksi anastesi
lancar tidak ada masalah, lima menit setelah infus bolus asam traneksamat pasien menunjukan
gejala-gejala syok anafilaksis. Lalu ada dua pasien lagi yang mengalami lesi maculopapular yang
terdapat pada kaki serta mengalamai urtikaria, angiodema pada wajah dan kesilitan bernapas.

Tromboemboli
Asam traneksamat digunakan untuk pengobatan berbagai jenis pendarahan, temasuk menoragia,
hematuria, prosedur bedah dan trauma. Namun, dalam situasi tertentu obat ini dapat membuat
pasien terpapar risiko trombosis. Selain itu, risiko tromboemboli mungkin lebh tinggi tanpa
hemodilusi yang berhubungan dengan pendarahan hebat. Beberapa laporan kejadian trombolitik
telah dikaitkan dengan aam traneksamat.

Emboli Paru
Emboli paru adalah kondisi ketika arteri pulmonalis mengalami penyumbatan. Empat kasus
emboli paru terkait dengan pemberian asam traneksamat pada rentang dosis yang berbeda dari 3-
24 g/hari untuk penggunaan jangka panjang.

Trombosis Vena
Dilaporkan seorang pasien berusia 83 tahun dia dirawat setelah dioperasi dan diberikan asam
traneksamat 1,5 gram/hari. Setlah 16 bulan penggunaan dia menunjukan gangguan gaya berjalan
dan pembengkakan paha kanan karena peningkatan faktor β-tromboglobulin dan platelet dan
penurunan aktivitas plasmin. Pasien tersebut didiagnosis trombosis vena setelah diperiksa
dengan venografi dan pemindahan tomografi.

Infark Miokard
Bebrapa kasus telah dilaporkan terkait infark miokard setelah penggunaan asam traneksamat.
Ada satu kasus dimana seorang pria yang mengalami pendarahan anus diberikan asam
traneksamat 1 gram stelah itu pasien mengalami sesak napas, rasa sakit didada serta mengelurkan
banyak berkeringat, pasien tersebut didiagnosa infark miokard.

Infark Serebrovaskular
Dilaporkan dua kasus trombosis arteri intrakranial, terjadi pada wanita muda setelah pemberian
asam traneksamat. Kasus pertama melaporkan seorang wanita berusia 31 tahun dengan mioma
uterus menoragia, mengakibatkan anemia berat yang diobati menggunakan asam traneksamat
selama satu tahun (3-4,5 g/hari). Sehari setelah penggunaan asam traneksamat perempuat
tersebut mengalami kelemhan pada tangan kirinya. Kemudian dia tetap melanjutkan penggunaan
asam tranekamat lalu satu minggu kemudian dia mengalami paresis pada lengan dan tungkai
kirinya dengan gangguan sensisbilitas kulit. Perempuan tersebut didiagnosis lesi serebral pada
sisi kanan yang terlihat pada pemeriksaan EEG serta pada hasil pemeriksaan angiografi terjadi
gangguan sirkulasi darah. Kasus kedua terjadi pada wanita berusia 32 tahun yang menggunakan
asam traneksamat (0,5-1 g) selama satu tahun. Dilakukan pemeriksaan angiografi mengungkpkan
trombosis arteri serebral posterior kanan. Terdapat dua kasus stroke yang dialami seorang wanita
muda setelah penggunaan asam traneksamat.

Nekrosis Kortikal Ginjal Akut


Dilaporkan seorang pria berusia 37 tahun dengan riwayat medis TBC paru didiagnosis nekrosis
kortikal ginjal akut dengan trombosis glomerulus, enam hari setelah pemeberian asam
traneksamat intravena (3g/hari). Kasus lain dilaporkan seorang pria berusia 21 tahun yang
menderita hemofilia A. Diberikan asam traneksamat 3g/hari selama 4 hari. Setelah 3 hari
penggunaan obat tersebut muncul oligoanuria dan azotemia dan setelah beberapa hari berturu-
turut meningkatkan serum kratinin oleh karena itu pasien diberikan perawatan hemodialisis
selama 3 minggu. Pada kedua pasien diketahun tidak punya faktor risiko untuk ginjal akut
nekrosis akut.

Retinal Artery Occlusion


Seorang wanita berusia 57 tahun yang didiagnosis leukimia myelogenous diobati dengan asam
traneksamat 750 mg, dua kali sehari diberikan untuk sistitis hemoragik yang disebabkan
siklosfamid. Lima hari kemudian, dia melaporkan penglihatannya kabur. Oftaloskopi mata
kanan, mengungkapkan retina oklusi arteri. Asam traneksamat diduga sebagai faktor pemicu
yang mengarah ke oklusi arteri.

Ligneous conjunctivitis
Seorang wanita berusia 25 tahun menggunakan asam traneksamat 3g/hari untuk mengontrol
menorrhagia. Wanita tersebut dirujuk kerumah sakit mata dikarenakan kelopak matanya bengkak
setelah penggunaan asam traneksamat.

Seizure
Kejang umumnya adalah efek samping dari asam traneksamat tapi jarang terjadi tetapi sangat
serius. Dilaporkan seorang pria berusia 68 tahun yang mengalami kejang selama pengobatan
intravena dengan asam traneksamat(1 g empat kali sehari). Kemudian seorang pria berusia 84
tahun dengan hipertensi sedang menjalani penggantian katup aorta. Mengalami kejang yang
diduga terjadi karena pemberian asam traneksamat dengan total dosis 8 gram.
Jumlah kasus dan berbagai reaksi merugikan yang terjadi terangkum sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai