Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit manusia adalah salah satu organ yang penting sebagai barier atau
pelindung tubuh dari trauma, gesekan, serta mikroorganisme dari luar.
(Djuanda, Adhi. Dkk 2007).
Penyakit infeksi kulit masih merupakan masalah utama penyebab
tingginya angka morbiditas pada anak-anak terutama di negara-negara
berkembang dan wilayah beriklim tropis (Resnick SD 2006). Penyakit infeksi
ini sering di jumpai pada anak karena daya tahan kulit terhadap invasi kuman
patogen belum sesempurna orang dewasa (Abdoerrachman, M.H, dkk 2007)
Impetigo adalah salah satu contoh pioderma, yang menyerang lapisan
epidermis kulit. (Djuanda, 2005)
Impetigo adalah infeksi epidermis superfisial yang sangat menular
paling sering menyerang anak-anak usia dua hingga lima tahun usia,
meskipun dapat terjadi pada semua kelompok umur. Di antara anak-anak,
impetigo adalah infeksi kulit bakteri yang paling umum dan penyakit kulit
paling umum ketiga secara keseluruhan, di belakang dermatitis dan virus
kutil. (Brown J, Shriner DL, Schwartz RA 2003)
Impetigo biasanya juga mengikuti trauma superficial dengan robekan
kulit dan paling sering merupakan penyakit penyerta (secondary infection)
dari pediculosis, skabies, infeksi jamur dan pada insect bites. (Beheshti,
2007)
Tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa adalah di ketiak,
dada, punggung dan sering bersama-sama dengan miliaria. Terdapat pada
anak dan dewasa. Kelainan kulit berupa vesikel (gelembung berisi cairan
dengan diameter 0,5cm) kurang dari 1 cm pada kulit yang utuh, dengan kulit
sekitar normal atau kemerahan. Pada awalnya vesikel berisi cairan yang
jernih yang berubah menjadi berwarna keruh. Atap dari bulla pecah dan
meninggalkan gambaran “collarette” pada pinggirnya. Krusta “varnishlike”
terbentuk pada bagian tengah yang jika disingkirkan memper lihatkan dasar
yang merah dan basah. Bulla yang utuh jarang ditemukan karena sangat
rapuh (Djuanda, 2005).
Penelitian tahun 2005 yang dipublikasikan oleh E-Medicine
dikemukakan bahwa di Amerika Serikat serta Eropa bakteri Staphylococcus
aureus merupakan bakteri yang tersering menyebabkan terjadinya impetigo
baik Impetigo Bulosa maupun impetigo non bulosa. Impetigo dapat berasal
dari proses primer karena memang terjadi kerusakan pada kulit yang intak
atau utuh tersebut, atau dapat terjadi karena proses infeksi sekunder yang
disebabkan oleh karena proses infeksi yang sebelumnya atau karena
terjadinya suatu proses sistemik. (Ratz, John 2010)
Sebanyak 18 studi prevalensi populasi umum di Negara berkembang
melaporkan prevalensi yang tinggi untuk penyakit infeksi kulit (21- 87%).
Gangguan yang paling umum pada anak adalah pioderma (0,2-35%) di ikuti
dengan tinea kapitis (1-19,7%), skabies (0,2-24%), dan gangguan kulit akibat
virus (0,4-9%). Pioderma merupakan suatu infeksi bakteri kulit yang sering
di derita anak-anak. Pioderma adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh
kuman staphylococcus aureus dan streptococcus. Dari 18 penelitian
bakteriologi menunjukan bahwa streptococcus group A merupakan etiologi
utama pioderma di banyak Negara berkembang tropis diikuti staphylococcus
aureus. (WHO 2005)
Berbagai faktor pencetus seperti iklim yang lembab, kemiskinan,
menurunnya daya tahan seperti kekurangan gizi, anemia, penyakit kronik,
dan neoplasma ganas turut berkontribusi terhadap kejadian pioderma pada
anak. Telah ada penyakit lain di kulit karena terjadi kerusakan di epidermis,
maka fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu sehingga memudahkan
terjadinya infeksi. Serta kurangnya tingkat kebersihan terlibat dalam
pengembangan pioderma. (Braswell SF, Kostopoulos TC 2015)
Disebutkan data dari Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia
(KSDAI) yang dikumpulkan dari 8 Rumah Sakit di Indonesia tahun 2011,
pioderma pada anak menempati urutan pertama. Pada studi tersebut
didapatkan 13, 86% dari 8.919 kunjungan baru pasien kulit anak adalah
pyoderma. Didapatkan bahwa jenis diagnosis pioderma terbanyak berturut-
turut adalah impetigo dengan 31 pasien (58,5%), furunkel dengan 11 pasien
(20,8%) folikulitis dengan 7 pasien (13,2%), karbunkel dengan 2 pasien
(3,8%), untuk ektima dan selulitis niasing-masing 1 pasien (1,9%) tapi
erisipelas tidak terdapat kasus.
Dari data – data diatas perawatan kebersihan diri atau personal hygiene
pada keluarga sangat penting, terutama pada anak – anak mengingat daya
tahan kulit terhadap invasi kuman pathogen belum sesempurna orang dewasa.
Yang perlu diperhatikan dalam perawatan anggota keluarga dengan
impetigo yaitu perawatan luka yang baik, kebersihan diri, tingkat
pengetahuan keluarga akan penyakit yang diderita.
Dari segi spiritual factor yang tidak kalah penting adalah keyakinan
terhadap Allah SWT. bahwa setiap penyakit dapat disembuhkan, hal ini yang
harus difahami dan diketahui oleh seorang muslim, tidaklah Allah
meniptakan suatu penyakit kecuali – Dia juga menciptakan penewarnya.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Al – Quran surat Asy-Ayu’ara, ayat 78-
80)
‫و‬HHُ ُ HH‫ض‬
َ ‫ت فَه‬ ْ ‫ َو ي‬HHُ‫) َوالَّ ِذي ه‬78( ‫ين‬
ْ ‫) َوإِ َذا َم ِر‬79( ‫قِي ِن‬HH‫ُط ِع ُمنِي َويَ ْس‬ َ ‫الَّ ِذي َخلَقَنِي فَه‬
ِ ‫ ِد‬HHْ‫و يَه‬HHُ
)80(‫يَ ْشفِين‬
Artinya: “(Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang
menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum
kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang
akan mematikan aku” (Q.S Asy-Syu'ara', ayat 78-80)
Berdasarkan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan
asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A denagn An.Z menderita penyakit
kulit, yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah karya tulis beruap studi
kasus denagn pendekatan proses keperawatan yang berjudul “ ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA TN. A PADA AN. Z DENGAN
GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN : IMPETIGO DI KAMPUNG
PANGKALAN RT 02 RW 05 DESA SUKARATU KECAMATAN
MALANGBONG KABUPATEN GARUT 2020 “
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga kepada klien dengan gangguan Integument:
Impetigo, serta mampu melaksanakan asuhan keparawatan secara
komprehensif meliputi bio- psiko- sosio dan spiritual dengan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melukukan pengkajian terhadap semua aspek yang ada dalam
keluarga serta lingkungan sekitar, untuk merumuskan masalah
kesehatan dan menegakan diagnosa keperawatan yang timbul pada
keluarga dengan anggota keluarga yang menderita impetigo.
b. Mampu menyususun perencanaan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang ada dan menetapkan intervensi.
c. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan
perencanaan.
d. Mampu mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan yang telah
diberikan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita
impetigo.
e. Mendokumentasikan tahapan proses keperawatan yang telah
diberikan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita
impetigo.
f. Mnganalisa dan membandingkan tinjauan teoritis dengan tinjauan
kasus yang didapat di lapangan.

1.3 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini, penulis
menggunakan metode analitik deskriptif, dengan bentuk studi kasus dimana
disusun berupa laporan penerapan asuhan keperawatan melalui pendekata
proses keperawatan. Sebagai teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab secara langsung
berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
2. Observasi
Observasi meripakan pengumpulan data secara langsung demgan melihat
secara langsung melalui pengamatan perilaku, keadaan klien, dan
masalah keparawatan pada klien
3. Partisipasi Aktif
Merupakan data dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan
data dari masalah kesehatan klien, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.

4. Studi Kepustakaan
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan materi
yang berhubungan dangan impetigo melalui membaca dan menganalisis
beberapa literatur seperti yang tercantum dalam daftar pustaka.

1.4 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis membaginya kedalam
empat bab yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Mencakup latar belakang masalah, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori
Mancakup konsep dasar keluarga terdiri dari pengertian
keluarga, konsep dasar penyakit impetigo, dampak resiko
tinggi terhadap fungsi keluarga dan proses keperawatan
kesehatan keluarga yang terdiri dari pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Mencakup laporan kasus yang yang berisi laporan
pelaksanaan proses asuhan keperawatan keluarga pada
anggota keluarga dengan impetigo, berupa dokumentasi
asuhan proses keperawatan mulia dari pengkajian,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan
perkembangan dari setiap tahapan proses keperawatan yang
telah dilakukan.
BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi
Merupakan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan
keperawatan dan rekomendasi yang operasional terhadap
masalah yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai