Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TUGAS EKT REKAYASA PONDASI


“ANALISA PERHITUNGAN PONDASI DARI SONDIR
TANAH SAMPAI PONDASI DALAM”

Disusun Oleh:
Anandya Yuliana
(1604040001)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF


2017/2018

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Rekayasa Pondasi tentang analisa perhitungan pondasi dari sondir tanah sampai pondasi
dalam. Makalah ini dibuat sebagai tugas EKT dari mata kuliah Rekayasa Pondasi.
Melalui makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Rekayasa Pondasi yang sudah membimbing saya dalam mengikuti perkuliahan terkait dengan
mata kuliah Rekayasa Pondasi.
Sebagai seorang mahasiswa saya sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,
dengan kata lain mungkin saja masih ada kekurangan didalam makalah ini. oleh karena itu
kritik dan saran sangat saya butuhkan dari Bapak Dosen Rekayasa Pondasi dan teman-teman
semua, serta setiap orang yang membaca makalah ini. demikian sedikit pengantar dari saya,
harapan saya sebagai penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang
membaca, dan bisa menambah wawasan yang lebih luas terkait dengan masalah Pencemaran
tanah di sekitar rumah tinggal. Selamat membaca.

Tangerang ,17 Juli 2018

Penyusun
Anandya Yuliana

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................…1


KATA PENGANTAR.....................................................................................................…2
DAFTAR ISI....................................................................................................................….3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................….4
1.2 PERUMUSAN MASALAH...............................................................................….5
1.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................................….5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MEYERHOF............................................................................…..6

2.2 PONDASI DALAM………………………………………………………………..6

2.3 KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DARI HASIL SONDIR…6


BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................….14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
3
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan suatu konstruksi, pertama – tama sekali yang dilaksanakan dan


dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi ( struktur bawah ) baru kemudian
melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya
pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi didefinisikan sebagai bangunan bawah tanah
yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang
bekerja pada bangunan ke tanah yang disekitarnya.
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu
pekerjaan konstruksi yang harus dicicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah
berbeda-beda. Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu
pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang
bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-
tegangan yang terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat
memikul beban konstruksi tersebut.
Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu
pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada jenis struktur
atas apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada
jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup baik, biasanya
dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya jenis pondasi dalam
adalah pilihan yang tepat.
Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Pondasi
tiang pancang adalah batang yang relative panjang dan langsing yang digunakan untuk
menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan
tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang relative cukup dalam
dibanding pondasi dangkal. Daya dukung tiang pancang diperoleh dari daya dukung ujung
( end bearing capacity ) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang, dan daya dukung geser atau
selimut ( friction bearing capacity ) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi
antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya.
Secara umum tiang pancang dapat diklasifikasikan antara lain: dari segi bahan ada
tiang pancang bertulang, tiang pancang pratekan, tiang pancang baja, dan tiang pancang kayu.
Dari segi bentang penampang, tiang pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat padat,
4
pipa, huruf H, huruf I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan, dapat dilakukan
dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan hidrolic hammer.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, muncul beberapa
rumusan masalah yang menarik untuk dikaji:
1. Apa itu sondir tanah ?
2. Apa itu pondasi dalam ?
3. Bagaimana analisa perhitungan sondir tanah dan pondasi dalam ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui apa itu sondir tanah


2. Mengethui Apa itu pondasi dalam pada suatu kontruksi
3. Memhami tentang bagaimana perhitungan yang digunakan dalam Sondir tanah dan
pondasi dalam

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MEYERHOF


Meyerhof (1974) telah merumuskan daya dukung pondasi dangkal pada tanah homogen,
kemudian pada tahun 1978, Meyerhoff dan Hanna melakukan pengembangan rumus dengan
mengakomodasi kondisi tanah yang tidak homogen dimana lapisan pertama selalu lebih kuat
daripada lapisan tanah kedua. Teori daya dukung Meyerhof (1974) mirip dengan Terzaghi, yaitu
menghitung tegangan geser dari tanah yang terletak di bawah telapak pondasi. Namun, Meyerhof
mengasumsikan mekanisme kegagalan diperpanjang ke atas menuju permukaan tanah
Pola keruntuhan tanah metode Terzaghi, Meyerhof dan HansenPada tahun 1974 Meyerhof
menyempurnakan teorinya dengan faktor dalam menentukan daya dukung tanah. kedalaman
pondasi, bentuk pondasi, dan kemiringan beban. Persamaan daya dukung tanah menurut
Meyerhof adalah sebagai berikut:q⤱㐄 c′λ⤓⤩λ⤓⤔λ⤓⤙N⤓㎗ qλ⤧⤩dengan, λcs, λqs, λγsλcd, λqd,
λγdλci, λqi, λγiNc, Nq, NγUntuk faktor bentuk, parameter yang menentukan adalah parameter
yang menentukan adalah menentukan adalah sudut αyang diilustrasikan pada gambar 2.2Gambar
2.2 Pola keruntuhan tanah metode Terzaghi, Meyerhof dan HansenMeyerhofmenyempurnakan
teorinya dengan mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan daya dukung tanah.
Faktor-faktor tersebut adalah pengaruh kedalaman pondasi, bentuk pondasi, dan kemiringan
beban. Persamaan daya dukung tanah menurut Meyerhof adalah sebagai
berikut:⤧⤩λ⤧⤔λ⤧⤙N⤧㎗⡩⡰λ⥣⤩λ⥣⤔λ⥣⤙γBN⥣= faktor bentuk pondasi. = faktor
kedalaman pondasi. = faktor inklinasi atau kemiringan beban. = faktor daya dukung. Untuk faktor
bentuk, parameter yang menentukan adalah B, L, dan φ. Untuk faktor kedalaman, entukan adalah
B, D⤖, dan φ. Sedangkan faktor inklinasi, parameter yang α. Sudut αadalah sudut yang dibentuk
dari kemiringan arah beban g diilustrasikan pada gambar 2.2 berikut:Gambar 2.2Kemiringan
Beban (inclined load).Pola keruntuhan tanah metode Terzaghi, Meyerhof dan Hansen.
mempertimbangkan beberapa faktor tersebut adalah pengaruh kedalaman pondasi, bentuk
pondasi, dan kemiringan beban. Persamaan daya dukung tanah (2.1) . Untuk fak

2.2 PONDASI DALAM

Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan


tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain
tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda
tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang

 Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang

Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari
jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.

2.3 Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Dari Hasil Sondir


Diantara perbedaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali
sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau sondir ini tes yang sangat cepat,
sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus-

6
menerus dari permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi
lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam
perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah geser sangat diperlukan dalam
merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari tiang pancang sebelum
pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya
dukung ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Qu= Qb+ Qs= qbAb+ f.As(1)
Keterangan :
Qu= Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang
Qb= Kapasitas tahanan di ujung tiang
Qs= Kapasitas tahanan kulit
qb= Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas
Ab= Luas di ujung tiang
f = Satuan tahanan kulit persatuan luas
As= Luas kulit tiang pancang

Perencanaan pondasi tiang pancang dengan Sondir diklasifikasikan atas beberapa metode
diantaranya :
a. Metode Aoki dan De Alencar
Aoki dan Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari data
Sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut :

Keterangan :
qca = (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiang
dan Fbadalah faktor empiric tahanan tiang tergantung pada tipe tiang.

Tahanan kulit persatuan luas (f) diprediksi sebagai berikut :


Keterangan :
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang
Fs = Faktor empiric tahanan kulit yang tergantung pada tipe tiang
Fb = Faktor empiric tahan ujung tiang yang tergantung pada tipe tiang

7
Nilai faktor empiric untuk tipe tanah (Titi & Farsakh, 1999) Pada umunya nilai αsuntuk pasir
= 1,4 persen, nilai αsuntuk lanau = 3,0 persen dan nilai αsuntuk lempung = 1,4 persen.

b. Metode Langsung
Metode langsung ini dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya : Mayerhoff, Tomlinson,
Begemann. Daya dukung pondasi tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Qu = qcx Ap+ JHL x Kt(4)
Keterangan :
Qu = Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang
qc = Tahanan ujung Sondir (Perlawanan penetrasi konus pada kedalaman yang ditinjau)

Dapat digunakan factor koreksi Meyerhoff :


qc1 = Rata-rata PPK (qc) 8D diatas ujung tiang
qc2 = Rata-rata PPK (qc) 4D dibawah ujung tiang
JHL = Jumlah hambatan lekat
Kt = Keliling tiang
Ap = Luas penampang tiang

Daya dukung ijin pondasi tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Keterangan :
Qu Ijin = Kapasitas daya dukung ijin tiang pancang.
qc = Tahanan ujung sondir dengan memakai factor koreksi Begemann
JHL = Jumlah hambatan lekat (total friction)
Kt = Keliling tiang
8
Ap = Luas penampang tiang
3 = Faktor keamanan untuk daya dukung tiang
5 = Faktor keamanan untuk gesekan pada selimut tiang
Dari hasil uji sondir ditunjukan bahwa tahanan ujung sondir (harga tekan konus)
bervariasi terhadap kedalaman. Oleh sebab itu pengambilan harga qcuntuk daya dukung
diujung tiang kurang tepat. Suatu rentang disekitar ujung perlu dipertimbangkan dalam
menentukan daya dukungnya.

Menurut Meyerhoff:

Keterangan :

2. Kapasitas daya dukung tiang pancang dari hasil SPT


Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif dan non-kohesif dengan data
SPT
a. Daya dukung ujung tanah pada tanah non-kohesif
Qp= 40*N-SPT*Lb/D*Ap≤ 400*N-SPT*Ap
Keterangan :
Qp = Tahanan ujung ultimate (kN)
Ap = Luas penampang tiang pancang (m²)
b. Daya geser selimut tiang pancang pada tanah non-kohesif
Qs= 2*N-SPT*p*Li
Keterangan :
Li = Panjang lapisan tanah (m)
p = Keliling tiang (m)
c. Daya dukung ujung tiang pada tanah kohesif cuUntuk tiang pancang dan tiang bor
Qp= 9*cu*Ap
Keterangan :
Ap = Luas penampang tiang (m²)

9
Cu = Kohesi undrained (kN/m²)
= N-SPT*2/3*10
d. Tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif cu
Qs=α*cu*p*Li
Keterangan :
α = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang.
Cu = Kohesi undrained (kN/m²)
= N-SPT*2/3*10
P = Keliling tiang (m)
Li = Panjang lapisan tanah (m)

2.4 Kondisi Umum Lokasi Studi


Lokasi studi adalah Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang. Data yang diperoleh pada lokasi
ini adalah sebagai berikut :
a. Data sondir tanah asli sebanyak 2 titik
b. Data SPT tanah timbunan sebanyak 2 titik

2.5 HASIL DAN PEMBAHASAN

10
Perhitungan di titik S-1 diperoleh data sondir yaitu :
Data tiang pancang :
Diameter tiang (D) = 50 cm
Keliling tiang pancang (K) = π x 50 cm
= 157 cm
Luas tiang pancang (Ap) = 0.25 x π x D²
= 0.25 x π x 50²
= 1962.5 cm²

Nilai qca diambil rata-rata seperti dalam gambar 2 :


qca = 125+170+202+243+285+285+285+285+285
9
qca = 240.556 kg/cm²
Dari persamaan (2.2), kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) :
(Nilai Fbdari Tabel 1, beton precast = 1.75) Sumber : Titi & Farsakh, 1999
Qb = qca (base)
Fb
Qb = 240.556 = 137.460 kg/cm²
1.75
b. Kapasitas ujung tiang pancang (Qb) :
Qb = qbx Ap
Qb = 137.460 x 1962.5

11
Qb = 269765.9 kg
Q b= 269.765 ton
c. Perhitungan daya dukung kulit (Qs)
Nilai qc (side) diambil perlawanan konus rata-rata
Qc = 77.81 kg/cm²

Perhitungan daya dukung tiang pancang dengan data sondir menggunakan metode
Langsung pada titik S-1. Metode ini dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya :
Mayerhoff, Tomlinson dan Begeman. Metode ini menggunakan faktor koreksi rata-rata PPK
8D diatas ujung tiang dan 4D dibawah ujung tiang.

Perhitungan daya dukung tiang pancang dengan data SPT menggunakan metode
Mayerhoff pada titik BH-1. Pada metode ini jumlah pukulan pada tiang bor tiap kedalaman 1
meter sangat berpengaruh besar terhadap besarnya nilai daya dukung tiang pancang. Semakin
banyak jumlah pukulan semakin besar nilai daya dukung dan sebaliknya semakin sedikit
jumlah pukulan semakin kecil nilai daya dukung.

12
Perhitungan daya dukung tiang pancang dengan data SPT menggunakan metode
Mayerhoff pada titik BH-2. Pada metode ini jumlah pukulan pada tiang bor tiap kedalaman 1
meter sangat berpengaruh besar terhadap besarnya nilai daya dukung tiang pancang. Semakin
banyak jumlah pukulan semakin besar nilai daya dukung dan sebaliknya semakin sedikit
jumlah pukulan semakin kecil nilai daya dukung. Hasil perhitungan perkiraan penurunan
tiang tunggal dapat dilihat pada Tabel 3.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

a. Hasil perhitungan daya dukung tiang tunggal berdasarkan data sondir dan SPT pada saat
pemancangan terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pancang

b. Dari hasil perhitungan didapat kapasitas kelompok ijin tiang sebesar 628,83 ton.
Perhitungan ini didapat berdasarkan data sondir dengan metode Aoki De Alencar.
c. Hasil perhitungan penurunan tiang tunggal dan kelompok tiang (pile group) terlihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Hasil perhitungan penurunan pada tiang pancang

14
Dari hasil perhitungan penurunan diatas untuk penurunan tiang tunggal dan kelompok lebih
kecil dari penurunan ijin sehingga dapat disimpulkan penurunan tersebut aman dan
memenuhi syarat.
d. Dari data sondir dan SPT daya dukung tiang pancang yang sebaiknya digunakan adalah
berdasarkan data Sondir.
e. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung bored pile berdasarkan data sondir dan SPT pada
saat pemancangan (tabel 6)

f. Dari data sondir dan SPT daya dukung bored pile yang sebaiknya digunakan adalah
berdasarkan data SPT.
g. Perbedaan daya dukung dapat disebabkan karena jenis dan sifat tanah yang berbeda pada
jarak yang terdekat sekalipun pada lokasi penelitian bisa yang menyebabkan perbedaan
kepadatan tanah sehingga mempengaruhi daya dukung tiang

15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/303822509_Analisis_Daya_Dukung_Pondasi_Tiang_Panc
ang_Pada_Proyek_Pembangunan_Pondasi_Tissue_Block_5_dan_6

https://www.scribd.com/doc/305017438/Daya-Dukung-Tanah-Pondasi-Dangkal-Berdasarkan-Hasil-
Sondir

http://jumantorocivilengiinering.blogspot.com/2015/03/sondir-pemeriksaan-kekuatan-tanah.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_fondasi

http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/PROSIDING-SEMNAS-2013.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai