Anda di halaman 1dari 26

BAB 2

Pertumbuhan Ekonomi
Pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut didukung
momentum positif baik dari global maupun domestik.
Pertumbuhan ekonomi 2017 meningkat dengan ditopang
struktur perekonomian yang membaik serta tingkat
pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan yang menurun.

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 | 19
Dinamika perekonomian pada 2017 menunjukkan 2.1. PDB Sisi Pengeluaran
pemulihan ekonomi Indonesia berlanjut secara gradual.
Momentum dari kondisi global yang lebih kondusif serta Pemulihan perekonomian Indonesia pada 2017
stabilitas makroekonomi yang terjaga berkontribusi berlanjut gradual didorong perbaikan ekspor dan
positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017. investasi. Dinamika pertumbuhan ekonomi menunjukkan
Pertumbuhan ekonomi global yang cukup solid, baik perekonomian nasional telah melewati titik terendah
di negara maju maupun negara berkembang yang pertumbuhan ekonomi yakni 4,74% yang terjadi pada
merupakan mitra dagang utama Indonesia, dan kenaikan pertengahan 2015. Perkembangan menunjukkan
harga komoditas meningkatkan kinerja ekspor terutama pertumbuhan ekonomi terus membaik secara perlahan
yang berbasis komoditas. Selanjutnya, peningkatan sehingga PDB pada 2017 tercatat tumbuh 5,07%,
ekspor dan dorongan stimulus fiskal melalui belanja meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
infrastruktur secara perlahan turut meningkatkan tahun sebelumnya sebesar 5,03% (Tabel 2.1). Dinamika
keyakinan korporasi untuk melakukan investasi. Korporasi tersebut ditopang pergerakan ekspor dan investasi
mulai meningkatkan investasi terutama sejak paruh kedua yang pada 2017 membaik sejalan kondisi global yang
2017, seiring mulai berkurangnya fase konsolidasi. kondusif dan stabilitas ekonomi domestik yang terjaga
Namun demikian, perbaikan kinerja ekspor dan investasi baik. Peran ekspor dan investasi yang menguat juga
sejauh ini belum memberikan daya dorong yang kuat tergambar pada kontribusi kedua komponen tersebut
terhadap konsumsi rumah tangga. Secara keseluruhan, terhadap pertumbuhan ekonomi yang meningkat bila
perkembangan positif pada ekspor dan investasi dibandingkan dengan tahun 2016.
berkontribusi besar pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi Indonesia 2017 yang tercatat 5,07%, lebih baik Dinamika perekonomian menunjukkan perbaikan
dari capaian 2016 sebesar 5,03%. ekonomi domestik menguat pada paruh kedua 2017.
Perkembangan tersebut didorong oleh pemulihan
Struktur pemulihan ekonomi Indonesia terutama terjadi ekonomi global yang semakin solid, sehingga mampu
pada lapangan usaha (LU) yang terkait dengan ekspor, mendorong peningkatan ekspor secara signifikan hingga
investasi pemerintah, dan dampak tren pergeseran mencapai 9,09%. Realisasi pertumbuhan ekspor ini
konsumsi. Dampak perbaikan ekspor terutama tercermin merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir,
pada subLU perkebunan, sebagian subLU pertambangan, jauh lebih baik dari capaian pada 2016 yang tercatat
dan sebagian subLU industri pengolahan. Berlanjutnya kontraksi 1,57%. Selain itu, mulai berkurangnya proses
investasi pemerintah pada berbagai proyek infrastruktur konsolidasi korporasi dan akselerasi pembangunan
juga mendorong kinerja LU konstruksi. Sementara itu, berbagai proyek infrastruktur memberikan dorongan
pergeseran pola konsumsi ke arah lifestyle dan leisure ke investasi terutama sejak semester II 2017. Investasi
mendorong kinerja LU penyediaan akomodasi dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tercatat tumbuh
makanan-minuman serta LU informasi dan komunikasi. 6,15%, jauh lebih tinggi dari capaian 2016 (4,47%).
Sebaliknya, beberapa subLU industri pengolahan yang Meskipun demikian, perkembangan positif pada ekspor
berorientasi domestik serta LU yang terkait jasa masih dan investasi tersebut belum cukup kuat meningkatkan
tumbuh terbatas. Dari sisi spasial, perbaikan ekonomi konsumsi swasta khususnya konsumsi rumah tangga.
terutama terjadi di daerah dengan perekonomian berbasis
sumber daya alam (SDA) khususnya Kalimantan. Pemulihan ekonomi global dan kenaikan harga
komoditas mendorong perbaikan ekspor yang signifikan
Pemulihan ekonomi yang berlanjut mendorong perbaikan pada 2017. Di satu sisi, perbaikan kinerja ekspor
tingkat kesejahteraan. Tingkat pengangguran, kemiskinan, dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dunia terutama
dan ketimpangan pada 2017 menurun. Tingkat mitra dagang yang cukup solid, termasuk ekonomi AS,
pengangguran tercatat menurun, meskipun porsi tenaga Tiongkok, India, dan negara di regional Asia. Ekspor
kerja informal masih cukup besar. Kemiskinan menurun yang meningkat juga didorong oleh kenaikan harga
dipengaruhi oleh inflasi yang rendah termasuk stabilitas komoditas ekspor. Beberapa harga komoditas utama
harga bahan pokok serta dampak pendapatan yang Indonesia seperti batu bara, karet, dan minyak sawit
membaik terbatas. Indikator ketimpangan pada 2017 mentah meningkat tajam dipengaruhi oleh kenaikan
juga menunjukkan penurunan yang moderat dipengaruhi permintaan dan permasalahan berkurangnya pasokan.
penurunan pengeluaran pada kelompok 20% teratas. Perbaikan ekspor turut didukung oleh faktor regulasi

20 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


Tabel 2.1. PDB Sisi Pengeluaran

Persen, yoy

2017
Komponen PDB 2014 2015 2016
I II III IV Total
Permintaan Domestik 4,62 4,94 4,39 4,77 4,54 5,54 5,62 5,13

Konsumsi Swasta 5,28 4,84 5,04 5,00 5,02 4,95 4,98 4,98

Konsumsi Rumah Tangga 5,15 4,96 5,01 4,94 4,95 4,93 4,97 4,95

Konsumsi LNPRT 12,19 -0,62 6,64 8,07 8,52 6,02 5,24 6,91

Konsumsi Pemerintah 1,16 5,31 -0,14 2,69 -1,92 3,48 3,81 2,14

PMTB 4,45 5,01 4,47 4,77 5,34 7,08 7,27 6,15

Bangunan 5,52 6,11 5,18 5,87 6,07 6,28 6,68 6,24

Nonbangunan 1,58 1,93 2,43 1,46 3,23 9,47 9,03 5,90

Perubahan Inventori 0,48 -0,59 0,23 0,33 0,02 -1,29 0,24 -0,19

Net Ekspor 0,94 0,94 0,16 0,85 0,55 0,58 -0,57 0,35

Ekspor 1,07 -2,12 -1,57 8,41 2,80 17,01 8,50 9,09

Impor 2,12 -6,25 -2,45 4,81 0,20 15,46 11,81 8,06

Produk Domestik Bruto 5,01 4,88 5,03 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07
Sumber: BPS

pemerintah dengan adanya relaksasi kuota ekspor ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan
komoditas mineral logam. karet. Ekspor riil CPO tercatat tumbuh 8,2%, jauh lebih
tinggi dari pertumbuhan pada 2016 yang tercatat 0,4%.
Secara keseluruhan, perbaikan ekspor masih banyak Peningkatan ekspor CPO dipengaruhi oleh tingginya
bertumpu pada ekspor berbasis komoditas. Pertumbuhan permintaan, termasuk dari India dan Tiongkok, serta
ekspor riil SDA nonmigas mencapai sebesar 8,4%, kenaikan harga yang mencapai 5,2%. Ekspor riil karet
jauh lebih tinggi daripada kondisi 2016 yang mencatat juga tumbuh tinggi hingga mencapai 22,8%, didukung
kontraksi 3,7%. Peningkatan ekspor riil tertinggi tercatat oleh kenaikan harga yang mencapai 6,2%.
pada komoditas perkebunan (Grafik 2.1). Peningkatan
ekspor produk perkebunan baik mentah maupun olahan Ekspor komoditas pertambangan nonmigas juga
mencapai 17%, terutama karena dorongan kenaikan berkontribusi pada kenaikan ekspor. Ekspor riil batu
bara, yang memiliki pangsa sekitar 67% dari total
ekspor komoditas pertambangan nonmigas, tumbuh
Grafik
Grafik 2.1.2.1. Ekspor Riil Nonmigas sebesar 2,4%, jauh lebih baik dari kondisi tahun 2016
yang mencatat kontraksi 0,7%. Ekspor batu bara yang
Persen, yoy
naik dipicu kenaikan harga batu bara yang mencapai
40
48,2% dan bahkan secara level berada di atas 90
30
dolar AS per metrik ton pada paruh kedua 2017.
20
Harga tersebut merupakan level harga yang tertinggi
10 dalam tiga tahun terakhir. Ekspor bijih logam nonbesi
0 yang utamanya tembaga, nikel, bauksit, dan timah juga
-10 menunjukkan kinerja positif. Pertumbuhan ekspor riil bijih
-20 logam nonbesi tercatat sebesar 14,0% pada 2017, tidak
-30
berbeda jauh dengan kondisi tahun sebelumnya sebesar
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017
14,5%. Kebijakan relaksasi ekspor konsentrat bijih logam
Pertanian/Perkebunan
yang diatur dengan Permen ESDM No. 5 dan 6 tahun
Total
Pertambangan Nonmigas Manufaktur 2017 turut berpengaruh pada kinerja ekspor bijih logam
Sumber: Bank Indonesia

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 21


nonbesi yang tetap positif.1 Hal berbeda diperlihatkan Grafik
Grafik 2.2.2.2. Perkembangan Ekspor Riil Manufaktur
ekspor logam besi yang mencatatkan kontraksi sangat
dalam hingga sebesar 26,2%, seiring dengan tingginya Persen, yoy

kebutuhan domestik untuk berbagai proyek infrastruktur. 50

Namun, perkembangan positif ekspor komoditas 40

pertambangan tertahan oleh penurunan ekspor migas 30

sebagai pengaruh dari rendahnya realisasi lifting. 20

10

Berbeda dengan ekspor berbasis SDA, kinerja ekspor 0

-10
manufaktur terlihat belum segera dapat memanfaatkan
-20
momentum perbaikan kondisi global. Ekspor riil
-30
manufaktur masih tercatat kontraksi sebesar 4,2%, 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
terutama bersumber dari perlambatan ekspor produk
tekstil, mesin dan peralatan, serta produk kayu. Ekspor Peralatan dan Komponen Listrik Kendaraan Bermotor
Kimia Pakaian Jadi
pakaian jadi juga masih tercatat kontraksi, meskipun
Sumber: Bank Indonesia
sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja
tahun sebelumnya seiring dengan membaiknya
permintaan dari negara maju, khususnya Amerika bangunan. Di sisi lain, kenaikan ekspor terutama sektor
Serikat dan Eropa. Di tengah kinerja beberapa produk berbasis komoditas dan keyakinan korporasi yang mulai
manufaktur yang masih mengalami penurunan, kinerja membaik berkontribusi pada kenaikan investasi, termasuk
ekspor produk kimia organik, kendaraan bermotor, investasi nonbangunan.
dan peralatan listrik menunjukkan perbaikan yang
masing-masing tumbuh sebesar 16,8%, 9,4% dan 4,5% Investasi baru tumbuh lebih baik dibandingkan dengan
(Grafik 2.2). Peningkatan ekspor produk kimia organik ekspansi usaha yang telah ada. Di satu sisi, investasi
dipengaruhi oleh membaiknya kegiatan industri di baru tumbuh signifikan sebesar 20,1%, didukung proyek
Tiongkok. Sementara itu, ekspor kendaraan bermotor infrastruktur konektivitas dan kelistrikan (Grafik 2.3).
masih didominasi oleh pasar tujuan ekspor di Asia Investasi baru juga turut didukung oleh investasi di sektor
Tenggara, khususnya untuk jenis low cost green car jasa khususnya jasa berbasis teknologi. Perkembangan
(LCGC). Ekspor produk peralatan listrik juga diuntungkan teknologi dan ekonomi digital mendorong kemajuan
dengan perbaikan permintaan dari sejumlah negara di bisnis online serta jasa penyediaan infrastruktur
Asia Tenggara, Jepang, dan Amerika Serikat. pendukung. Akselerasi investasi di usaha jasa berbasis
teknologi tercermin dari merger dan akuisisi yang
Selain ekspor, investasi menjadi sumber pemulihan dilakukan pada 2017. Jumlah akuisisi yang mayoritas
ekonomi pada 2017. Penanaman modal tetap domestik
bruto (PMTB) pada 2017 tumbuh 6,15%, meningkat
dibandingkan dengan capaian 2016 sebesar 4,47%
Grafik
Grafik 2.3 2.3. Jenis Investasi dan Kapasitas Utilisasi
(Tabel 2.1). Peningkatan tersebut bersumber dari seluruh
komponen investasi, baik investasi bangunan maupun
Persen, yoy Persen
investasi nonbangunan. Secara fundamental, perbaikan 80 34

investasi yang lebih positif tercermin dari kembali 70

meningkatnya rasio investasi terhadap PDB, setelah 60


33

berada dalam tren menurun pasca berakhirnya boom 50

40
komoditas SDA. Di satu sisi, perkembangan positif 32
30
investasi didorong oleh akselerasi pembangunan proyek
20
infrastruktur yang pada gilirannya meningkatkan investasi 10
31

-10 30
1 Perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun 2017 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2017. Kebijakan relaksasi
ekspor konsentrat yang belum diolah dan dimurnikan, diberikan kepada pemegang Izin Investasi Baru Ekspansi Usaha yang telah Ada Kapasitas Utilisasi (%)
Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) selama 5 tahun sejak Januari 2017, dengan syarat Rasio Investasi Terhadap PDB (skala kanan)
dilakukan perubahan bentuk pengusahaan tambang dari Kontrak Karya ke IUPK serta
Sumber: BKPM, diolah
komitmen dalam pembangunan smelter.

22 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


bersumber dari investasi asing hingga triwulan III 2017 Grafik
Grafik 2.4 2.4. Kontribusi Pertumbuhan Investasi
meningkat 5,4%. Di sisi lain, investasi dari ekspansi Nonbangunan terhadap PDB
usaha yang telah ada (existing) masih mengalami Persen

kontraksi pada 2017. Hal ini turut dipengaruhi oleh 1,0

kapasitas utilisasi yang masih berada di bawah 80%. 0,8

Sejumlah korporasi di industri manufaktur terindikasi 0,6

melakukan investasi terbatas pada perawatan dan 0,4

penggantian alat produksi.


0,2

0
Investasi bangunan, yang memiliki pangsa lebih dari
-0,2
70% terhadap total investasi, tumbuh dengan dukungan
pembangunan proyek infrastruktur. Pertumbuhan -0,4
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
investasi bangunan tercatat sebesar 6,2%, lebih tinggi
Mesin dan Perlengkapan Kendaraan Budidaya Berbasis Biologi
dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya Produk Kekayaan Intelektual Investasi Nonbangunan
sebesar 5,2%. Akselerasi proyek infrastruktur antara lain
Sumber: BPS, diolah
tercermin dari perkembangan kemajuan proyek-proyek
pembangkit listrik di Sumatera, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara Barat serta penyelesaian berbagai ruas jalan bersumber dari investasi infrastruktur pendukung terkait
tol. Pendanaan investasi proyek infrastruktur tersebut perkembangan ekonomi digital.
tidak hanya bersumber dari Pemerintah, namun juga
dari swasta khususnya BUMN yang justru lebih dominan. Hal berbeda terlihat pada investasi nonbangunan industri
Selain itu, investasi bangunan juga ditopang oleh proyek pengolahan yang masih belum sekuat pada investasi
pembangunan properti swasta, khususnya jenis properti nonbangunan sektor primer. Hal ini terkait dengan
hunian. Berbagai peningkatan investasi bangunan kapasitas utilisasi industri pengolahan yang masih
berdampak pada pertumbuhan konsumsi semen yang di level moderat. Selain itu, sebagian korporasi juga
cukup tinggi yakni 6,2% pada 2017, jauh lebih tinggi masih melanjutkan konsolidasi internal dalam rangka
dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2016 yakni memperkuat kondisi keuangan serta meningkatkan
2,3%. kapasitas pembiayaan ke depan. Beberapa investasi
pada industri pengolahan ditujukan antara lain untuk
Investasi nonbangunan juga meningkat, didorong oleh perawatan mesin dan peralatan serta penggantian suku
dampak kenaikan ekspor terutama berbasis komoditas cadang guna menjaga produktivitas. Investasi mesin baru
dan akselerasi pembangunan infrastruktur energi. terkait proses otomasi juga dilakukan di sejumlah industri
Investasi nonbangunan pada 2017 tumbuh 5,9%, jauh untuk mendukung efisiensi.
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 2016
sebesar 2,4%. Peningkatan investasi oleh korporasi di Peningkatan investasi terutama pada paruh kedua 2017
sektor perkebunan dan pertambangan telah dimulai juga didukung oleh kinerja keuangan korporasi yang
semenjak awal 2017. Sebagian besar investasi di lebih baik pascakonsolidasi internal. Selain kenaikan
sektor primer terutama terkait dengan kebutuhan untuk pendapatan, berbagai langkah efisiensi yang ditempuh
meremajakan alat angkut guna mendukung operasional korporasi membuahkan hasil pada kinerja keuangan
usaha perkebunan dan pertambangan. Kondisi ini yang lebih solid. Hal ini tercermin pada peningkatan
kemudian mendorong besarnya komponen investasi free cash flow (FCF) yang dapat digunakan untuk
kendaraan pada investasi nonbangunan (Grafik 2.4). pembiayaan investasi.2 Pada 2017, perbaikan FCF
Memasuki paruh kedua 2017, peningkatan investasi paling signifikan terlihat pada emiten sektor primer
nonbangunan semakin terakselerasi terutama pada yang mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya,
komponen mesin dan peralatan. Perkembangan meski secara nominal lebih kecil dari FCF emiten sektor
ini tidak terlepas dari proyek kelistrikan, sejalan sekunder maupun tersier (Grafik 2.5). Kenaikan FCF yang
dengan fase penyelesaian pembangunan pembangkit tinggi pada sektor primer kemudian mendukung kenaikan
yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW.
Perkembangan positif investasi nonbangunan juga
2 Free cash flow (FCF) merupakan ukuran kemampuan cash perusahaan setelah
memperhitungkan capital expenditure. FCF antara lain dapat digunakan untuk ekspansi
usaha, dividen, dan mengurangi hutang.

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 23


Grafik
Grafik 2.5 2.5. Free Cash Flow Emiten Multisektor Konsumsi pemerintah 2017 mencatatkan pertumbuhan
positif sebesar 2,14%, setelah mengalami kontraksi
Miliar Rupiah Persen, yoy sebesar 0,14% pada 2016. Selain melalui peningkatan
25 120 belanja barang dan jasa, stimulus ke perekonomian juga
100
20 diberikan melalui belanja pegawai dengan penyaluran
80
15 gaji ke-14 seperti halnya pada 2016. Stimulus fiskal
60
10 40
juga diberikan melalui peningkatan program bantuan
5 20 sosial (Bansos) serta perluasan program keluarga
0 harapan (PKH) terutama pada paruh kedua 2017.
0
-20
-5
Sampel: 212 emiten
-40
Percepatan pemulihan ekonomi 2017 menjadi belum
-10 -60
I II III IV I II III IV I II III optimal karena konsumsi rumah tangga masih tumbuh
2015 2016 2017
FCF Primer FCF Sekunder FCF Tersier Capex Primer (skala kanan)
terbatas. Konsumsi rumah tangga yang memiliki
Sumber: Bloomberg, diolah
pangsa terbesar yakni sekitar 54% terhadap PDB
Keterangan: Primer: Pertanian, Pertambangan; Sekunder: Industri Dasar, tumbuh sebesar 4,95%, sedikit melambat dibandingkan
Industri Barang Konsumen, Industri Lainnya; Tersier: Properti, Infrastruktur, Perdagangan
dengan pertumbuhan 2016 yang tercatat 5,01%.
Konsumsi rumah tangga yang masih terbatas tersebut
belanja modal yang cukup signifikan. Sementara itu, menyebabkan perlambatan konsumsi swasta secara
belanja modal emiten di sektor sekunder dan tersier juga keseluruhan. Meskipun demikian, pertumbuhan konsumsi
membaik dan kembali tumbuh positif, setelah mengalami rumah tangga pada 2017 masih lebih baik daripada
kontraksi dalam periode sebelumnya. 2015 di saat perekonomian berada di titik terendah
pascaboom komoditas. Fenomena pelemahan konsumsi
Peningkatan investasi korporasi juga didukung rumah tangga ini juga dialami sejumlah negara
oleh perbaikan keyakinan seiring dengan stabilitas pengekspor SDA setelah berakhirnya boom komoditas
makroekonomi yang terjaga dan iklim usaha yang SDA. Tertahannya efek trickle down dari penerimaan
lebih kondusif. Konsistensi kebijakan dalam mengawal ekspor komoditas ke perekonomian terutama terlihat
stabilitas makroekonomi mendukung kenaikan peringkat pada struktur perekonomian yang belum terdiversifikasi.4
utang menjadi layak investasi dari Standard & Poor’s
pada Mei 2017, melengkapi predikat layak investasi Beberapa faktor memengaruhi belum optimalnya peran
yang telah diberikan oleh Moody’s dan Fitch. Selain itu, konsumsi rumah tangga dalam mempercepat pemulihan
iklim usaha yang membaik juga terlihat dari perbaikan ekonomi 2017. Satu faktor yang memengaruhi belum
peringkat daya saing dari World Economic Forum kuatnya konsumsi rumah tangga ialah dampak dari
(WEF) serta survei kemudahan usaha dari Bank Dunia.3 kebijakan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) pada 2017.
Capaian ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan Kebijakan ini ditempuh sebagai kelanjutan reformasi
reformasi struktural pemerintah, termasuk melalui subsidi energi oleh Pemerintah dalam mendukung strategi
deregulasi yang diterbitkan dalam Paket Kebijakan belanja yang lebih berkualitas dan sekaligus menjaga
Ekonomi (PKE) I-XVI. Perkembangan positif tersebut prospek kesinambungan fiskal. Namun demikian,
mendukung pembiayaan investasi melalui masuknya perkembangan 2017 menunjukkan kebijakan ini dalam
aliran dana modal asing. jangka pendek memengaruhi konsumsi rumah tangga
terutama pada kelompok pendapatan bawah.
Proses pemulihan ekonomi yang terus berlanjut pada
2017 didukung oleh masih besarnya peran stimulus Konsumsi rumah tangga yang belum kuat juga
pemerintah. Hal ini tergambar pada belanja pemerintah dipengaruhi oleh penyesuaian perilaku konsumsi
yang lebih kuat pada paruh kedua 2017 pasca masyarakat terhadap dinamika pendapatan (Lihat
pengesahan APBNP 2017. Selain stimulus melalui Boks 2.1. Konsumsi Rumah Tangga dan Dinamika
investasi berbagai proyek infrastruktur, pemerintah juga Pendapatan). Dinamika pendapatan masyarakat
memberikan stimulus ke perekonomian melalui konsumsi. kelompok menengah bawah menunjukkan perkembangan

3 Peringkat kemudahan berusaha di Indonesia pada survei Ease of Doing Business Bank 4 Lag dampak dari peningkatan ekspor ke perekonomian domestik cenderung lebih
Dunia membaik ke peringkat 72 dari 91. Sementara peringkat Indonesia pada survei panjang pada fase pemulihan dibandingkan fase ekspansi, terkait dengan konsolidasi
Global Competitiveness Index meningkat ke posisi 36 dari 41. yang masih dilakukan korporasi pada awal fase pemulihan ekonomi.

24 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


Grafik
Grafik 2.8 2.6. Upah Riil Buruh Tani dan Bangunan Grafik
Grafik 2.9 2.7. Indeks Keyakinan Konsumen

Persen, yoy Indeks Indeks


2 103,5 130

103,0
1 125
102,5

102,0
0 120
101,5
-1 101,0 115

100,5
-2 110
100,0

99,5
-3 105
99,0
-4 98,5 100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2014 2015 2016 2017 2016 2017
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) IKK Pengeluaran RT Rp 1-2Jt (CMA)
Upah Riil Buruh Tani Upah Riil Buruh Bangunan
IKK Pengeluaran RT > Rp 2-5Jt (CMA) IKK Pengeluaran RT > Rp 5Jt (CMA)
Nilai Tukar Petani (skala kanan)
CMA = Center Moving Average

Sumber: BPS, diolah Sumber: Bank Indonesia


Keterangan: Angka 100 adalah ambang batas level optimis konsumen.

upah riil buruh bangunan dan upah riil buruh tani yang atas Rp2 miliar.5 Perkembangan ini pada gilirannya
belum menunjukkan perbaikan yang kuat (Grafik 2.6). berkontribusi menahan kenaikan konsumsi rumah tangga.
Upah riil buruh tani tumbuh terkontraksi hingga paruh
pertama 2017, sebelum kemudian membaik pada Konsumsi rumah tangga juga menjadi tidak optimal
semester II 2017. Sementara itu, pertumbuhan upah riil karena saat bersamaan terindikasi terjadi perubahan
buruh bangunan masih terkontraksi pada 2017. Hal perilaku dan preferensi konsumen yang kemudian
ini turut dipengaruhi meningkatnya mekanisasi pada memengaruhi pola konsumsi. Perubahan perilaku
sebagian proyek konstruksi. Upah buruh di beberapa konsumen ditandai dengan konsumsi yang lebih rasional
sektor informal lainnya juga belum menunjukkan dan selektif serta pergeseran preferensi konsumsi ke
perbaikan signifikan. Selain itu, tenaga kerja dengan arah leisure dan lifestyle. Pergeseran pola konsumsi
pendapatan yang berfluktuasi cenderung meningkat, tersebut terindikasi telah berlangsung dalam tiga tahun
sehingga memberikan dampak pada kerentanan terakhir, didorong oleh perkembangan akses teknologi
konsumsi rumah tangga. Perkembangan ini pada serta peningkatan daya beli terhadap jenis belanja yang
gilirannya memengaruhi daya beli masyarakat kelompok bersifat leisure dan lifestyle (Grafik 2.8).6 Perkembangan
menengah bawah dan menahan kenaikan konsumsi ini antara lain dipengaruhi transisi demografi Indonesia
rumah tangga. yang semakin didominasi generasi produktif usia muda
serta perkembangan kelas menengah di era ekonomi
Penyesuaian konsumsi terhadap dinamika pendapatan digital.
terlihat berbeda pada kelompok menengah atas. Hal ini
terkait dengan tingkat keyakinan rumah tangga kelompok Perubahan pola konsumsi kelas menengah atas tercermin
menengah sehingga berpengaruh terhadap konsumsi. dari tren jenis barang dan jasa yang dikonsumsi. Dalam
Secara umum, keyakinan konsumen pada 2017 lebih tiga tahun terakhir, tren pembelian pakaian dan makanan
baik dengan adanya optimisme terhadap prospek minuman selain restoran terus melambat, meskipun secara
perbaikan ekonomi pada awal tahun (Grafik 2.7). riil masih tumbuh masing-masing sebesar 2,9% dan 5,2%
Namun demikian, keyakinan konsumen khususnya (Grafik 2.9). Di sisi lain, belanja terkait dengan lifestyle
konsumen dengan pengeluaran lebih dari Rp5 juta per dan leisure seperti restoran, hotel, serta transportasi dan
bulan cenderung melemah pada paruh kedua 2017.
Perkembangan tersebut pada gilirannya membuat
konsumsi pada kelompok tersebut berubah, yakni dengan 5 Pada semester I 2017, total simpanan rumah tangga meningkat 10,8%, sementara

lebih menunda konsumsi dan mengalihkan pendapatan simpanan rumah tangga di atas Rp2 miliar tumbuh 14,1% dibandingkan periode yang
sama pada 2016.
pada simpanan di perbankan. Hal ini terindikasi
6 Konsumsi bersifat leisure mengalami perlambatan sangat dalam pascaboom komoditas
dari data simpanan rumah tangga yang meningkat,
dan baru pulih seiring dengan terlewatinya titik terendah (trough) perekonomian pada
khususnya untuk rumah tangga dengan simpanan di 2015. Pertumbuhan konsumsi bersifat leisure yang signifikan turut didukung oleh
peningkatan konektivitas dan perkembangan sektor pariwisata.

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 25


Grafik 2.8.
Grafik 2.8. xxxKonsumsi Leisure vs Nonleisure 7 Grafik
Grafik 2.6 2.10. Impor Riil Berdasarkan Jenis

Indeks survei Persen, yoy Persen, yoy


130 5,6 30

125 5,4 20
120
5,2
10
115
5,0
110 0
4,8
105 -10
4,6
100
-20
95 4,4

-30
90 4,2 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Semester I Semester II Semester I Semester II Semester I Semester II
2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
Survei Konsumen Kelas Atas Survei Konsumen Kelas Menengah
SubKonsumsi Leisure PDB (skala kanan) Total Barang Konsumsi Bahan Baku Barang Modal
SubKonsumsi Nonleisure PDB (skala kanan)

Sumber: BPS dan Survei Konsumen Nielsen Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia

komunikasi dalam tren meningkat hingga masing-masing peningkatan impor. Keseluruhan impor pada 2017
tumbuh sebesar 5,6% dan 5,2% pada 2017. tumbuh 8,06%, meningkat dari tahun sebelumnya
yang terkontraksi 2,45%. Sejalan dengan ekspor yang
Di tengah masih tertahannya konsumsi rumah tangga, meningkat, pertumbuhan impor bahan baku juga naik
konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga signifikan. Impor riil bahan baku tumbuh 5,5% pada
(LNPRT) tumbuh lebih baik. LNPRT, yang mempunyai porsi 2017, lebih tinggi dari kondisi tahun sebelumnya yang
2% terhadap konsumsi swasta, tercatat tumbuh mencapai terkontraksi sebesar 5,1% (Grafik 2.10). Selain impor
6,91%. Pertumbuhan LNPRT tercatat cukup tinggi pada bahan baku untuk mendukung proses produksi, impor
paruh pertama 2017 terkait dengan peningkatan aktivitas barang modal juga meningkat hingga 4,0%, dibandingkan
penyelenggaraan pilkada serentak di 101 wilayah. dengan realisasi pada 2016 yang terkontraksi 10,8%.
Peningkatan tersebut terutama dipicu oleh kenaikan
Peningkatan ekspor dan permintaan domestik untuk investasi, terutama mesin dan perlengkapan serta
investasi dan konsumsi pada gilirannya memicu kendaraan sebagaimana tercermin pada peningkatan
impor suku cadang dan alat angkut (Grafik 2.11). Impor
barang konsumsi juga terlihat meningkat terutama pada
Grafik
Grafik 2.112.9. Jenis Konsumsi Rumah Tangga
semester II 2017.

Persen, yoy Persen, yoy


7 8

6 Grafik
Grafik 2.7 2.11. Impor Suku Cadang dan Alat Angkut
7
5

6 Persen, yoy
4
120
3 100
5

2 80

4 60
1
40
0 3
20
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
0
Makanan & Minuman selain Restoran Pakaian -20
Transportasi & Komunikasi (skala kanan) Restoran & Hotel (skala kanan) -40

Sumber: BPS, diolah -60


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017

Suku Cadang Barang Modal Suku Cadang Alat Angkut


7 Konsumsi leisure mencakup konsumsi untuk transportasi dan komunikasi serta hotel dan Barang Modal Non Alat Angkut Alat Angkut
restoran. Konsumsi nonleisure meliputi konsumsi makanan dan minuman nonrestoran
Sumber: BPS, diolah
seperti pendidikan dan kesehatan, perumahan, peralatan rumah tangga, dan lainnya.

26 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


2.2. PDB Sisi Lapangan Usaha Lebih rinci, LU pertanian, kehutanan, dan perikanan
tumbuh meningkat didorong kuatnya produksi di subLU
Perbaikan di sisi lapangan usaha memperlihatkan perkebunan dan perikanan. Kontribusi pertumbuhan
besarnya peran ekspor berbasis SDA, pembangunan dari kedua subLU mencapai hampir dari setengah
infrastruktur, dan pergeseran preferensi konsumsi rumah kontribusi pertumbuhan LU pertanian, kehutanan, dan
tangga. Perbaikan ekonomi terlihat pada LU pertanian, perikanan. Pertumbuhan subLU perkebunan tercatat
kehutanan dan perikanan serta sebagian subLU 4,46% pada 2017, lebih tinggi daripada pertumbuhan
pertambangan dan penggalian, khususnya terkait batu tahun sebelumnya sebesar 3,47%. Sementara itu, subLU
bara, sejalan dengan meningkatnya kinerja ekspor. Selain perikanan tumbuh 5,95% naik dibandingkan dengan
itu, perbaikan kinerja juga terjadi di LU konstruksi sejalan pertumbuhan sebesar 5,15% pada 2016.
dengan akselerasi proyek infrastruktur. Perbaikan ekonomi
juga ditopang oleh LU penyediaan akomodasi dan Salah satu faktor yang mendukung peningkatan produksi
makanan minuman, LU transportasi dan pergudangan, perkebunan maupun hasil perikanan ialah cuaca yang
serta LU informasi dan komunikasi seiring dengan lebih baik pascagangguan iklim La Nina yang terjadi
pergeseran preferensi konsumsi rumah tangga ke arah pada 2016. Insiden kebakaran lahan perkebunan juga
lifestyle dan leisure. Sementara itu, LU jasa keuangan, lebih minimal pada 2017 karena didukung pengawasan
jasa perusahaan, dan jasa-jasa lainnya tumbuh melambat yang lebih baik. Meskipun demikian, perluasan lahan
(Tabel 2.2). perkebunan terbatas dengan adanya perpanjangan
moratorium ijin baru lahan sawit di kawasan hutan primer
dan gambut. Kenaikan ekspor dan harga komoditas

Tabel 2.2. PDB Sisi Lapangan Usaha

Persen, yoy

2017
Komponen PDB 2013 2014 2015 2016
I II III IV Total
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,20 4,24 3,75 3,36 7,15 3,23 2,77 2,24 3,81

Pertambangan dan Penggalian 2,53 0,43 -3,42 0,95 -1,22 2,12 1,84 0,08 0,69

Industri Pengolahan 4,37 4,64 4,33 4,26 4,28 3,50 4,85 4,46 4,27

Pengadaan Listrik 5,23 5,90 0,90 5,39 1,60 -2,53 4,88 2,27 1,54
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
3,32 5,24 7,07 3,60 4,39 3,67 4,82 5,53 4,61
Limbah, dan Daur Ulang
Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 5,96 6,94 6,98 7,23 6,79
Perdagangan Besar dan Eceran,
4,81 5,18 2,54 4,03 4,61 3,47 5,20 4,47 4,44
Reparasi Mobil dan Motor
Penyediaan Akomodasi dan Makan
6,97 7,36 6,71 7,45 8,06 8,80 8,88 8,21 8,49
Minum
Transportasi dan Pergudagangan 6,80 5,77 4,31 5,17 5,27 5,73 5,69 5,49 5,55

Informasi dan Komunikasi 10,39 10,12 9,70 8,88 10,48 11,06 8,82 8,99 9,81

Jasa Keuangan 8,76 4,68 8,58 8,90 5,99 5,94 6,16 3,85 5,48

Real Estate 6,54 5,00 4,11 4,69 3,66 3,73 3,60 3,73 3,68

Jasa Perusahaan 7,91 9,81 7,69 7,36 6,83 8,24 9,37 9,25 8,44
Adm. Pemerintahan, Pertahanan, dan
2,56 2,38 4,63 3,19 0,23 -0,03 0,69 6,95 2,06
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7,44 5,47 7,33 3,80 4,05 0,88 3,62 5,89 3,66

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Lainnya 7,96 7,96 6,69 5,15 7,06 6,32 7,51 6,31 6,79

Jasa Lainnya 6,40 8,93 8,08 8,02 7,90 8,51 9,31 8,87 8,66

Pajak Dikurangi Subsidi Atas Produk 21,80 5,08 32,55 19,20 9,42 24,42 7,06 14,03 13,38

Produk Domestik Bruto 5,56 5,01 4,88 5,03 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07
Sumber: BPS

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 27


perkebunan khususnya CPO berdampak positif bagi Grafik
Grafik 2.132.13. Ekspor Batu Bara Menurut Negara

produsen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Tujuan


Selain itu, kontribusi subLU perikanan juga meningkat Persen

dipengaruhi kenaikan hasil seiring penambahan 100


13% 11%
18% 17% 15% 15% 16%
90
kapal nelayan yang cukup signfikan dalam beberapa
80 13% 13% 17% 19%
13%
tahun terakhir. 70
13%
8%
16%

10% 9% 9% 10%
10% 9%
60
13% 12%
14% 14% 13% 14% 12%
Kinerja LU pertambangan dan penggalian masih tumbuh 50

40 23%
positif didukung oleh perbaikan harga komoditas dan 30
17% 19% 27%
29%
23% 23%

kenaikan permintaan mitra dagang. Pertumbuhan 20


28% 28% 28% 25% 25%
lapangan usaha ini terutama ditopang oleh subLU batu 10 23%
17%
0
bara dan bijih logam (Grafik 2.12). Kinerja subLU batu 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
bara yang membaik dipengaruhi oleh kenaikan harga
batu bara dan peningkatan permintaan dari Tiongkok, Tiongkok India Jepang Korea ASEAN Lainnya

yang merupakan pasar tujuan utama ekspor batu bara


Sumber: Bank Indonesia
Indonesia, serta tujuan negara ASEAN lainnya untuk
keperluan pembangkit listrik (Grafik 2.13). Sementara itu,
peningkatan kinerja ekspor bijih logam terutama terlihat industri pengolahan yang berorientasi domestik masih
pada bijih nikel dan tembaga ke pasar tujuan Jepang belum merata, sejalan dengan terbatasnya konsumsi
dan Tiongkok. Relaksasi kuota ekspor bijih logam turut domestik. Dari 11 subLU industri pengolahan berorientasi
mendukung perbaikan kinerja subLU tersebut. Potensi domestik, hanya kinerja subLU industri makanan dan
perbaikan kinerja LU pertambangan lebih lanjut tertahan minuman yang mengalami peningkatan.8
oleh pertumbuhan subLU migas yang masih mencatat
kontraksi. Hal ini merupakan dampak dari penurunan Lebih rinci di LU industri pengolahan, permintaan
lifting minyak sebesar 3,1%, meskipun telah ditopang oleh eksternal mampu menopang kinerja industri dengan
produksi kilang minyak Cepu yang beroperasi secara orientasi ekspor, terutama di industri karet, tekstil dan
optimal pada awal 2016. pakaian jadi, logam dasar, serta mesin dan perlengkapan
listrik. Hal ini tercermin dari pergerakan pertumbuhan
Kinerja LU industri pengolahan 2017 secara umum ekspor nonmigas dan indeks produksi industri pengolahan
membaik, meskipun masih belum kuat dan kurang merata. (Grafik 2.14). Industri tekstil dan produk tekstil (TPT)
LU industri pengolahan tumbuh stabil sebesar 4,27% pada mencatatkan pertumbuhan paling signifikan didorong
2017. Perbaikan kinerja terutama terlihat pada industri
yang berorientasi ekspor. Sementara, perbaikan pada
Grafik 2.14. Indeks Produksi Industri dan Ekspor
Grafik 2.14

Nonmigas
Indeks Persen,yoy

Grafik
Grafik 2.122.12. Kontribusi Pertumbuhan PDB dari LU 52 6

Pertambangan 51 5

4
Persen, yoy 50
3
0,6 49
2
0,4 48
1
47
0,2 0
46
-1
0
45 -2
-0,2
44 -3
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
-0,4
2014 2015 2016 2017

-0,6 Indeks Produksi Industri (IPI), SKDU Pertumbuhan Ekspor Nonmigas (skala kanan)
Pertumbuhan PDB LU Industri Pengolahan (skala kanan)
-0,8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah
Keterangan: Indeks Produksi Industri di atas 50 menunjukkan ekspansi
2014 2015 2016 2017

SubLU Bijih Logam SubLU Batu bara


SubLU Migas LU Pertambangan dan Penggalian
8 Klasifikasi orientasi eskpor atau domestik berdasarkan pendekatan dengan mengacu
Sumber: BPS, diolah
tabel Input-Output (I/O) 2010.

28 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


oleh meningkatnya permintaan dari negara maju. Grafik
Grafik 2.16.
2.16. Proyek
ProyekPembangunan Fisik
Pembangunan Konstruksi
Perbaikan kinerja TPT juga didukung kebijakan yang
lebih kondusif pada industri padat karya. Sementara itu, Triliun rupiah Persen, yoy

perbaikan kinerja industri logam didorong oleh ekspor 80 25

dan akselerasi pembangunan proyek infrastruktur. 70 20

60
15
50
Berdasarkan kontribusi pertumbuhan, industri makanan 10
40
dan minuman tercatat meningkat dan memberikan 5
30
kontribusi yang paling tinggi terhadap pertumbuhan LU
0
20
industri pengolahan. Kontribusi pertumbuhan terbesar
10 -5
berikutnya pada industri kimia, alat angkut, barang dari
0 -10
logam, dan peralatan listrik termasuk elektronik dan I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
komputer, meskipun kinerja beberapa subLU tersebut Swasta termasuk BUMN Pemerintah (APBN/APBD)
mencatatkan penurunan (Grafik 2.15). Penjualan Semen (skala kanan)

Sumber: BCI, diolah


Kinerja LU konstruksi juga meningkat tinggi, terutama
didorong dampak positif akselerasi pembangunan proyek
infrastruktur. Pertumbuhan LU konstruksi tercatat 6,79%, Kinerja LU perdagangan besar dan eceran juga meningkat
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan terutama ditopang oleh perbaikan aktivitas ekspor.
tahun sebelumnya sebesar 5,22%. Sebagian besar proyek Peningkatan aktivitas ekspor mendukung intermediasi
infrastruktur merupakan proyek swasta termasuk BUMN, kegiatan perdagangan besar. Hal ini tercermin dari
baik di transportasi maupun kelistrikan (Grafik 2.16). pertumbuhan LU perdagangan besar dan eceran
Hingga triwulan III 2017, tercatat 8 proyek pembangkit yang lebih kuat khususnya pada semester II 2017.
listrik berkapasitas sekitar 500 MW diselesaikan di Bangka LU perdagangan besar dan eceran, yang memiliki
Belitung, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, pangsa terbesar kedua setelah LU industri pengolahan,
Kalimantan Barat, dan NTB. Akselerasi proyek infrastruktur tumbuh 4,44% atau meningkat dibandingkan dengan
juga terlihat dari penyelesaian pembangunan jalan tol pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 4,03%.
sepanjang kurang lebih 380 km, melampaui capaian Sementara itu, konsumsi domestik yang masih terbatas
pembangunan jalan tol pada 2016 yang hanya sekitar menyebabkan kinerja perdagangan eceran juga belum
separuhnya. Sementara itu, proyek komersial swasta kuat. Indeks penjualan eceran tercatat hanya tumbuh
secara umum terindikasi masih terbatas. Beberapa jenis 3,1%, jauh lebih lambat daripada pertumbuhan tahun
proyek konstruksi swasta yang kembali meningkat baru sebelumnya yang masih mencapai 11,0% (Grafik 2.17).
tercatat pada pembangunan proyek hunian. Tekanan penjualan terindikasi di segmen hypermarket

Grafik
Grafik 2.152.15. Kontribusi Pertumbuhan PDB dari LU Grafik
Grafik 2.172.17. Penjualan Eceran dan Penjualan

Industri Pengolahan Kendaraan Bermotor


Persen Persen, yoy
1,2 30

1,0 20

0,8 10

0,6 0

0,4 -10

0,2 -20

0 -30

-0,2 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

SubLU Makanan Minuman SubLU Alat Angkut Penjualan Eceran Penjualan Kendaraan Roda 4
SubLU Barang dari Logam dan Peralatan Listrik SubLU Kimia Farmasi Penjualan Kendaraan Roda 2
SubLU Industri Pengolahan Lain
Sumber: BPS, diolah Sumber: Bank Indonesia dan CEIC, diolah

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 29


dan department store, sementara penurunan penjualan di Grafik
Grafik 2.182.18. Tingkat Pengangguran Terbuka

minimarket lebih terbatas. Peralihan dari perdagangan


offline ke online menjadi tantangan yang harus dihadapi Persen

pelaku usaha perdagangan ritel. 8,0

7,5
7,0
Beberapa LU yang terkait dengan perubahan preferensi 6,5
konsumsi masyarakat seperti LU akomodasi dan 6,0

makanan dan minuman, LU informasi dan komunikasi, 5,5


5,0
serta LU transportasi dan pergudangan juga meningkat.
4,5
Perbaikan kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan 4,0

minum didukung oleh perkembangan sektor pariwisata 3,5

seiring perubahan preferensi konsumsi masyarakat 3,0


2014 2015 2016 2017
kelas menengah atas ke arah leisure dan lifestyle.
Tingkat Pengangguran Terbuka
Perkembangan ekonomi digital juga turut berdampak Tingkat Pengangguran Terbuka - Kota Tingkat Pengangguran Terbuka - Desa

positif terhadap kinerja LU informasi dan komunikasi Sumber: BPS, diolah


Keterangan: Data posisi Agustus pada masing-masing periode
serta LU transportasi dan pergudangan. LU informasi
dan komunikasi bahkan mencatatkan pertumbuhan
tertinggi dalam lima tahun terakhir. Pesatnya bisnis online moderat, baik dari pertumbuhan lowongan kerja maupun
mendorong penggunaan data internet. Perkembangan rata-rata penawaran kerja setiap bulannya (Grafik 2.19).9
bisnis online juga mendorong kinerja jasa periklanan serta
jasa transportasi pengiriman barang dan pengantaran Berdasarkan sektor, perbaikan serapan tenaga kerja
penumpang, serta jasa logistik dan pergudangan. terutama terjadi pada sektor nontradable (Grafik 2.20).
Peningkatan serapan tenaga kerja tertinggi terjadi di
Terakhir, kinerja LU jasa keuangan, real estate, dan jasa LU perdagangan dan LU penyediaan akomodasi dan
perusahaan menurun tajam pada 2017. Pelemahan makanan-minuman, sejalan dengan perkembangan
terutama terjadi pada subLU jasa perantara keuangan aktivitas ekspor maupun industri pariwisata. Perbaikan
khususnya jasa perbankan, sejalan dengan intermediasi penyerapan tenaga kerja terutama untuk tingkat pendidikan
perbankan yang belum optimal. Penurunan kontribusi menengah ke bawah sebagaimana tercermin dari
pertumbuhan subLU jasa perantara keuangan merupakan penurunan tingkat pengangguran pada tingkat pendidikan
yang tertinggi dari seluruh sektor jasa pada 2017. SubLU SD, SLTP, dan SMA/SMK. Di sisi lain, penciptaan lapangan
jasa real estate dan subLU jasa perusahaan juga masih kerja di LU pertanian, kehutanan, dan perikanan serta LU
turun seiring pemulihan ekonomi yang masih terbatas. pertambangan dan penggalian justru menurun.

Grafik
Grafik 2.192.19. Indikator Job Vacancy Online
2.3. Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan Persen, yoy Ribu
100 80

Pemulihan ekonomi yang terus berlangsung mendorong 80 70

perbaikan dari sisi ketenagakerjaan. Beberapa indikator 60 60

menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang membaik, 40 50

meskipun masih terbatas. Tingkat pengangguran terbuka 20 40

tercatat sebesar 5,5% pada Agustus 2017 atau sedikit 0 30

menurun dibandingkan dengan kondisi pada Agustus -20 20

2016 yang tercatat sebesar 5,6% (Grafik 2.18). -40 10

Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja juga -60 0


2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
meningkat yakni dari 66,3% menjadi 66,7% pada 2017.
Perbaikan kondisi ketenagakerjaan juga tercermin pada Pertumbuhan Job Vacancy
Rata-rata Job Vacancy per Bulan (skala kanan)
indikator job vacancy online yang meningkat secara
Sumber: Bank Indonesia

9 Indikator job vacancy online diolah dari Big Data Bank Indonesia.

30 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


Grafik
Grafik 2.202.20. Sektor dan Jenis Lapangan Pekerjaan Grafik
Grafik 2.212.21. Perkembangan Angka Kemiskinan

Persen, CMA Persen, CMA Juta Jiwa Persen


7 14 35 14

6 12
30
5 10 12

4 8 25
10
3 6
20
2 4
8
1 2 15
0 0
6
10
-1 -2

-2 -4 5 4
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Lapangan Kerja Tradable Lapangan Kerja Nontradable Penduduk Miskin Desa Penduduk Miskin Kota
Lapangan Kerja Informal (skala kanan) Lapangan Kerja Formal (skala kanan) Tingkat Kemiskinan (skala kanan) Inflasi Garis Kemiskinan (skala kanan CMA)

Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS dan World Bank, diolah

Di tengah perbaikan indikator ketenagakerjaan tersebut, terindikasi juga lebih lambat dari laju meningkatnya
beberapa hal perlu tetap mendapatkan perhatian. urbanisasi.
Penurunan tingkat pengangguran yang terbatas
dipengaruhi penciptaan lapangan kerja baru yang belum Kesejahteraan yang membaik juga tercermin pada
sepenuhnya mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan penurunan kondisi ketimpangan. Hal ini tergambar pada
kerja yang lebih tinggi pada 2017. Selain dipengaruhi angka rasio gini yang tercatat sebesar 0,391 pada
proses konsolidasi internal di sejumlah korporasi, tantangan September 2017, sedikit lebih rendah dibandingkan
penurunan penggangguran juga terkait kesenjangan dengan angka September 2016 yang sebesar 0,394
keahlian antara yang dibutuhkan dan ketersediaan tenaga (Grafik 2.22). Meski demikian, perbaikan kondisi
kerja. Tantangan ini merupakan salah satu faktor yang ketimpangan pada 2017 tersebut lebih banyak
menyebabkan naiknya pengangguran di perkotaan pada dipengaruhi oleh penurunan pengeluaran pada kelompok
2017. Penyerapan tenaga kerja di perkotaan mengalami masyarakat 20% persentil tertinggi. Berdasarkan lokasi,
pergeseran ke lapangan pekerjaan berbasis teknologi penurunan rasio gini terutama bersumber dari menurunnya
seiring dengan perkembangan ekonomi digital. ketimpangan di perkotaan, sedangkan ketimpangan di
perdesaan sedikit meningkat.
Pemulihan ekonomi juga berdampak positif terhadap
membaiknya beberapa indikator kesejahteraan. Tingkat
kemiskinan tercatat sebesar 10,1% pada 2017, atau turun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar
Grafik
Grafik 2.222.22. Rasio Gini dan Distribusi Ketimpangan
10,7% (Grafik 2.21). Penurunan tingkat kemiskinan
sangat dipengaruhi oleh terjaganya inflasi pada level Persen
yang rendah, khususnya inflasi bahan pangan. Hal ini 100 0,50

berdampak pada penurunan inflasi garis kemiskinan yang 90 0,48

80 0,46
cukup tajam dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan
70 0,44
wilayah, jumlah penduduk miskin di perkotaan masih jauh 60 0,42

lebih rendah dibandingkan dengan jumlah di perdesaan. 50 0,40

Namun demikian, terdapat sejumlah tantangan dalam 40 0,38

30 0,36
mengentaskan kemiskinan di perkotaan. Salah satu dari 20 0,34
tantangan tersebut terkait dengan tren urbanisasi yang 10 0,32

terindikasi semakin meningkat berdasarkan data sensus 0 0,30

pada 2015. Urbanisasi didorong oleh terbatasnya 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

40% Terendah 40% Menengah 20% Tertinggi


lapangan kerja dan peningkatan pendapatan di desa. Rasio Gini Kota (skala kanan) Rasio Gini Desa (skala kanan)
Di sisi lain, penciptaan lapangan pekerjaan di perkotaan
Sumber: BPS, diolah

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 31


2.4. Dinamika Perekonomian Grafik
Grafik 2.232.23. Pertumbuhan Ekspor Menurut Wilayah

Regional
Persen, yoy

Dinamika perekonomian antar wilayah di Indonesia 50

dipengaruhi perkembangan harga komoditas dunia dan 40

peran pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. 30

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama tercatat 20


di wilayah dengan perekonomian berbasis SDA
10
(Gambar 2.1). Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan yang
0
secara signifikan lebih tinggi dari tahun sebelumnya
-10
didorong membaiknya kinerja subLU perkebunan,
khususnya dari ekspor komoditas CPO, serta subLU -20

Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sulawesi Mapua


pertambangan dari ekspor batu bara. Pertumbuhan
ekonomi Sumatera juga meningkat dipengaruhi Tw I 2017 Tw II 2017 Tw III 2017 Tw IV 2017

perbaikan ekspor komoditas subLU perkebunan dan juga


Sumber: BPS, diolah
pembangunan berbagai proyek infrastruktur. Sementara
itu, pertumbuhan ekonomi di Jawa cukup stabil,
dengan dukungan dari investasi di proyek infrastruktur. Secara lebih rinci, pengaruh kenaikan harga komoditas
Pembangunan proyek infrastruktur yang cukup intensif, perkebunan dan pertambangan terhadap perekonomian
baik yang didanai Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah regional, tercermin pada kinerja perekonomian di luar
maupun swasta, mendorong kinerja LU konstruksi. Jawa. Peningkatan ekspor perkebunan khususnya CPO
Perkembangan ini berbeda dengan pertumbuhan ekonomi mendukung kinerja perekonomian Sumatera, Kalimantan,
di Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Sulawesi, serta Maluku dan Sulawesi (Grafik 2.23).11 Produksi kelapa sawit
dan Papua (Mapua) yang melambat. Perlambatan di di seluruh daerah produsen meningkat sejalan dengan
wilayah tersebut dipengaruhi oleh melemahnya kinerja kondusifnya iklim, sehingga mendukung peningkatan
subLU pertambangan migas, subLU pertambangan dan produksi CPO yang secara agregat mencapai 18% pada
pengalian lainnya, serta subLU pertanian.10 2017. Hal ini khususnya tercermin dari kinerja ekonomi
Sumatera dan Kalimantan pada paruh 2017. Dinamika

Gambar 2.1.
Gambar 2.1. / Pertumbuhan
Grafik 2.4.1 Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi Wilayah Tahun Wilayah
2017 Tahun 2017

Sumatera Kalimantan Sulawesi


8,19 7,43 6,99
3,53 4,29 4,30 4,33
ACEH 1,38 2,02
4,19 Mapua
2015 2016 2017 2015 2016 2017 KALTARA 2015 2016 2017
6,59 SULUT 6,28 7,40
SUMUT 4,89
5,12 GORONTALO 6,32
6,74
RIAU
2,71 KEP. RIAU KALTIM 2015 2016 2017
KALBAR 3,13
SUMBAR 2,01 5,17 SULTENG
5,29 7,14 MALUT
7,67 PAPBAR
JAMBI KEP. BABEL KALTENG SULBAR 4,01
4,64 6,74 6,67
4,51
KALSEL
SUMSEL 5,29
5,51 SULTRA PAPUA
BENGKULU MALUKU 4,64
SULSEL 6,81
4,99 LAMPUNG 5,81
DKI 7,23
5,17
6,22
BANTEN JABAR BALI Bali-Nusra
Jawa 5,71 5,29 JATENG JATIM 5,59 10,42
5,27 5,45
5,48 5,60 5,61
NTT 5,92
DIY 3,73
5,26 NTB 5,16
0,11
2015 2016 2017 2015 2016 2017

PDRB ≥ 7,0% 6,0 ≤ PDRB < 7,0% 5,0% ≤ PDRB < 6,0% 4,0 ≤ PDRB < 5,0% 0% ≤ PDRB < 4,0%

Sumber: BPS, diolah

11 Provinsi di Sumatera yang menjadi produsen terbesar CPO adalah Sumatera Utara,
Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Hampir seluruh provinsi di Kalimantan terkecuali
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luasan lahan kelapa sawit yang signifikan seperti
10 SubLU pertambangan dan penggalian lainnya adalah subLU pertambangan nonmigas halnya empat provinsi di Sumatera tersebut. Sementara, luasan lahan kelapa sawit di
selain batu bara dan bijih logam. Sulawesi masih di bawah Sumatera dan Kalimantan.

32 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


perekonomian daerah di Sumatera dan Kalimantan Utara. Di sisi lain, pengaruh ekspor pertambangan mulai
juga dipengaruhi oleh kinerja ekspor pertambangan melambat di Papua dan Balinusra pada paruh kedua
khususnya batu bara, yang memiliki pangsa ekspor 2017. Hal ini sebagai dampak dari gangguan produksi
besar. Namun, terdapat perbedaan dampak kenaikan pada pertambangan bijih tembaga di Provinsi Papua
harga batu bara ke perekonomian antarwilayah dan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kendala operasional
terutama karena perbedaan jenis kalori batu bara yang terkait isu tenaga kerja serta penyesuaian atas perubahan
dihasilkan. Dengan cadangan batu bara yang hampir regulasi ijin ekspor menjadi faktor yang menahan
sama besar, permintaan batu bara dengan kalori tinggi peningkatan produksi dan ekspor. Tertahannya perbaikan
yang merupakan hasil tambang di Provinsi Kalimantan kinerja produksi bijih tembaga di Provinsi Nusa Tenggara
Tengah dan Kalimantan Timur terlihat lebih kuat.12 Kondisi Barat juga terkait dengan masih berlanjutnya proses
ini memberikan dampak yang sangat positif pada konsolidasi korporasi pascamerger.
kinerja ekonomi di kedua provinsi tersebut. Ekonomi
Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh pada level tertinggi Pengaruh kenaikan harga komoditas migas belum cukup
di Kalimantan yakni sebesar 6,74%. Kenaikan harga optimal mendukung perekonomian di sejumlah daerah.
komoditas juga turut berkontribusi pada pertumbuhan Meskipun menerima dampak positif dari peningkatan
ekonomi Provinsi Kalimantan Timur, yang kembali di ekspor CPO dan batu bara, pertumbuhan ekonomi di
level positif setelah dua tahun sebelumnya mengalami Provinsi Riau dan Kalimantan Timur masih terbatas.
kontraksi. Kedua provinsi ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi
terendah di wilayahnya. Kinerja ekonomi Provinsi Riau
Kenaikan harga komoditas juga berdampak positif dan Kalimantan Timur tercatat tumbuh masing-masing
kepada wilayah yang banyak dipengaruhi komoditas sebesar 2,71% dan 3,13%. Capaian ini merupakan
pertambangan, seperti di Sulawesi, Balinusra, dan dampak dari penurunan lifting minyak yang signifikan,
Mapua. Perbaikan ekspor pertambangan mineral di di tengah harga minyak dunia yang meningkat. Sumur
ketiga wilayah tersebut terlihat lebih kuat pada paruh minyak di kedua provinsi itu merupakan satu dari
kedua 2017, meskipun kebijakan relaksasi ekspor sebagian besar sumur penghasil minyak yang menurun
konsentrat telah diimplementasikan sejak awal tahun produktivitasnya terkait dengan usia operasional.
2017 (Grafik 2.24). Relaksasi ekspor konsentrat selama
lima tahun bagi pemegang ijin usaha pertambangan Pertumbuhan ekonomi Jawa pada 2017 tetap solid.
yang sedang membangun smelter, turut menjadi salah Seluruh provinsi di Jawa mencatatkan pertumbuhan
satu faktor pendorong investasi pembangunan smelter ekonomi di atas nasional. Pertumbuhan ekonomi Provinsi
nikel di Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Maluku DKI Jakarta bahkan mencapai 6,22%, jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian pertumbuhan pada
2016 sebesar 5,88%. Selain itu, tiga dari enam provinsi
Grafik
Grafik 2.242.24. Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas
di Jawa mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi
Utama Menurut Wilayah
dari capaian 2016, dengan perbaikan ekonomi yang
Persen, yoy Persen, yoy
100 300
paling signfikan terjadi di Provinsi Banten dan Provinsi
250 DKI Jakarta. Perkembangan perekonomian Jawa yang
80
200 tetap solid pada gilirannya berkontribusi menopang
60 150
pertumbuhan ekonomi nasional karena pangsa ekonomi
100
40
50
Jawa yang mencapai 58,6% dari total perekonomian
20
0 nasional.
0 -50

-100
-20 Salah satu faktor penting yang memengaruhi kinerja
-150

-40 -200 perekonomian daerah ialah pembangunan infrastruktur.


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2016 2017 Selain berdampak ke perekonomian Jawa, proyek
CPO-Sumatera Batu bara-Kalimantan infrastruktur juga menjadi penggerak perekonomian
Bijih Tembaga-Mapua (skala kanan) Besi/Baja-Balinusra (skala kanan)
sebagian wilayah lain di luar Jawa. Percepatan
Sumber: Bank Indonesia sejumlah proyek infrastruktur di daerah, termasuk
proyek strategis nasional (PSN) untuk memperluas
12 Produksi batu bara berkalori rendah terutama di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi,
konektivitas, ketersediaan energi, dan fasilitas infrastruktur
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 33


dasar, memberikan dampak positif ke peningkatan Grafik
Grafik 2.252.26. Investasi Menurut Wilayah

investasi bangunan di Sumatera, Jawa, dan wilayah


timur Indonesia (Grafik 2.25). Sejumlah proyek fisik Persen, yoy

skala besar yang berjalan sepanjang 2017 ialah 10

pembangunan jalan tol Trans Sumatera, infrastruktur 8

pendukung pelaksanaan Asian Games 2018 di Provinsi 6

Sumatera Selatan, serta pembangkit listrik di Provinsi 4

Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat. Gencarnya 2


pembangunan light rail train (LRT) dan fasilitas olah raga
0
untuk mendukung Asian Games 2018 berpengaruh pada
-2
capaian pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Selatan
yang mencapai 5,51%, tertinggi di antara seluruh -4

Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sulawesi Mapua


provinsi di Sumatera. Sementara di Jawa, pembangunan
proyek strategis meliputi bandar udara Kertajati di 2015 2016 2017

Provinsi Jawa Barat, mass rapid transit (MRT) di Provinsi


Sumber: BPS, diolah
DKI Jakarta dan light rail train (LRT) Jabodetabek,
pembangkit listrik, dan jalan tol di Provinsi Jawa Barat,
Provinsi Banten, dan Provinsi Jawa Tengah. Keseluruhan pembelian mesin dan alat untuk industri pertambangan.
proyek di Jawa tersebut membawa pertumbuhan Perkembangan investasi nonbangunan pada industri
investasi Jawa hingga 6,53%, tertinggi dalam lima berbasis SDA di antaranya juga didorong pembangunan
tahun terakhir (Grafik 2.26). Sementara di wilayah timur smelter di wilayah timur Indonesia serta industri
Indonesia, pembangunan berskala besar difokuskan pengolahan kelapa sawit di Sumatera. Di Jawa, investasi
pada pembangunan Trans Sulawesi, Trans Papua, serta nonbangunan pada industri pengolahan sebagian
infrastruktur pendukung tol laut. besar masih berupa penggantian sejumlah suku cadang
mesin dan peralatan, meskipun terdapat investasi yang
Perkembangan positif harga komoditas dan proyek cukup dominan di industri alat angkut karena adanya
infrastruktur pemerintah selanjutnya mendorong pembangunan pabrik baru yang dilakukan investor Jepang
perkembangan investasi nonbangunan di beberapa dan Tiongkok. Proyek infrastruktur juga mendorong kinerja
wilayah. Pengaruh komoditas terhadap investasi investasi nonbangunan di Jawa maupun luar Jawa yang
nonbangunan terutama terlihat di Sulawesi dan Mapua, direalisasikan dengan pembelian alat konstruksi, mesin,
yang tercatat tumbuh tinggi masing-masing sebesar dan sejumlah peralatan listrik. Hal tersebut terkonfirmasi
6,70% dan 6,18%. Investasi nonbangunan tersebut dari penyelesaian proyek pembangkit listrik 500 MW
didorong oleh penggantian alat angkut operasional serta pada 2017, yang berlokasi di Provinsi Bangka Belitung,
Provinsi Lampung, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalimantan Barat, dan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Grafik
Grafik 2.262.25. Investasi Bangunan Menurut Wilayah

Persen, yoy
Kebijakan peningkatan kualitas belanja dan percepatan
10 penyaluran transfer ke daerah dan dana desa diarahkan
untuk memberikan stimulus bagi kinerja ekonomi daerah.
8
Selain stimulus melalui belanja modal untuk investasi,
6 stimulus fiskal daerah juga dilakukan melalui konsumsi
pemerintah. Konsumsi pemerintah tumbuh meningkat
4
di seluruh wilayah, kecuali Kalimantan (Grafik 2.27).
2
Langkah pemerintah pusat untuk memperbaiki sistem
penyaluran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD)
0 melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sulawesi Mapua
turut mendukung percepatan belanja di daerah. Alokasi
Tw I 2017 Tw II 2017 Tw III 2017 Tw IV 2017 dana desa yang jauh lebih tinggi pada 2017 yakni
Rp60 triliun, dari alokasi pada 2016 sebesar Rp47 triliun
Sumber: BPS, diolah

34 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


Grafik
Grafik 2.292.27. Kontribusi Konsumsi Pemerintah terkait dengan dampak penciptaan lapangan kerja yang
Menurut Wilayah masih terbatas. Penerimaan ekspor yang meningkat
Persen, yoy terindikasi masih digunakan korporasi untuk peremajaan
1,4 alat produksi. Turunnya jumlah pekerja di sektor primer
1,2
juga terkait dengan terbatasnya perluasan lahan
1,0
0,8 pertanian, yang kemudian menahan penciptaan lapangan
0,6 kerja. Perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga di Jawa
0,4
yang memiliki pangsa terbesar juga tertahan, antara
0,2
0,0
lain terkait dampak kenaikan upah minimum provinsi
-0,2 (UMP) yang lebih rendah pascaperubahan formulasi
-0,4 pengupahan. Selain Jawa, terbatasnya dampak kenaikan
-0,6
Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sulawesi Mapua UMP terhadap konsumsi rumah tangga juga terjadi di
Sumatera yang merupakan basis industri. Kenaikan UMP
2015 2016 2017 pada 2017 ditetapkan sebesar 8,25%, lebih rendah dari
penyesuaian UMP pada 2016 yang melebihi 10%.14
Sumber: BPS, diolah
Selain itu, menurunnya pengiriman Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) turut menjadi faktor yang menahan pendapatan dan
mampu memberikan stimulan ke aktivitas perekonomian konsumsi di sejumlah daerah khususnya di Jawa.
daerah. Realisasi TKDD 2017 mencapai Rp742 triliun
atau meningkat 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, kenaikan permintaan domestik dan
Adapun serapan realisasi belanja Kementerian/Lembaga kenaikan kebutuhan untuk mendorong ekspor berdampak
di daerah pada 2017 mencapai sekitar 91% yang juga pada dinamika impor di berbagai wilayah. Impor cukup
lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar 85,5%.13 kuat terlihat di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Mapua
(Grafik 2.29). Pembelian alat angkut untuk mendukung
Dinamika konsumsi rumah tangga antar wilayah juga operasional usaha perkebunan dan pertambangan di luar
tidak terlepas dari pengaruh kinerja produksi komoditas
sumber daya alam. Perbaikan konsumsi rumah tangga
tercatat kuat di Kalimantan dan Sulawesi dipengaruhi Grafik
Grafik 2.272.29. Pertumbuhan Impor Menurut Wilayah

oleh kenaikan harga komoditas CPO, batu bara, dan


Persen, yoy
komoditas tambang lainnya (Grafik 2.28). Namun
50
demikian, perbaikan konsumsi rumah tangga terlihat
40
belum merata di seluruh wilayah berbasis SDA. Hal ini
30

20
Grafik
Grafik 2.282.28. Konsumsi Rumah Tangga Menurut

Wilayah 10

Persen, yoy 0

7
-10

6
-20

5 Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sulawesi Mapua

4 Tw I 2017 Tw II 2017 Tw III 2017 Tw IV 2017

3
Sumber: BPS, diolah
2

1
14 Upah minimum provinsi (UMP) tahun 2017 secara nasional mengalami kenaikan di
0
atas 9,3%. SK Kementerian Tenaga Kerja menyebutkan bahwa minimum kenaikan UMP
Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sulawesi Mapua 2017 ditetapkan 8,25% (inflasi September 3,07% + PDB triwulan II 2016 5,18%).
Terdapat 6 provinsi, yaitu Riau, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
2015 2016 2017
dan Jawa Timur yang menaikkan UMP di bawah 8,25%. Pada 2016, keenam provinsi
tersebut telah memiliki persentase UMP terhadap kebutuhan hidup layak (KHL) lebih
Sumber: BPS, diolah dari 100%. Sementara terdapat 8 provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan
Papua Barat menaikkan UMP lebih dari sama dengan 8,25% dan memiliki persentase
13 Realisasi berdasarkan data Kementerian Keuangan per 15 Januari 2018. UMP terhadap KHL kurang dari 100% pada 2016.

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 35


Jawa berimplikasi pada kenaikan impor barang modal. yang menjadi faktor pendorong ekspor di kedua wilayah
Sejalan dengan itu, beberapa korporasi berbasis SDA tersebut, meningkat pada kisaran 5% - 8%. Terkait dengan
di Sumatera dan Sulawesi juga meningkatkan kapasitas pertanian tanaman pangan, peningkatan produksi terjadi
pengolahan CPO dan hasil perikanan. Sebagian dari secara merata di seluruh wilayah. Peningkatan produksi
impor terkait industri pengolahan juga meningkat di padi di Sulawesi, Mapua, serta Balinusra tercatat 6%,
Sulawesi khususnya impor biji gandum sebagai bahan tertinggi dibandingkan dengan produksi wilayah lainnya.
dasar pengolahan tepung terigu. Sementara di Mapua, Adapun di Jawa, peningkatan produksi padi hanya sebesar
peningkatan impor terkait dengan pembangunan 3% sejalan dengan terbatasnya ekspansi luas lahan.
infrastruktur terutama besi baja. Penyelesaian proyek
kelistrikan di Sumatera, Kalimantan, dan Provinsi Nusa LU industri pengolahan yang memiliki pangsa terbesar
Tenggara Barat juga mendorong peningkatan impor mesin di Jawa meningkat signifikan. Pertumbuhan LU industri
dan perlengkapan. Adapun peningkatan impor barang pengolahan di Jawa meningkat dari 4,28% pada 2016
modal di Jawa terutama pada paruh kedua 2017 terkait menjadi 5,36% pada 2017 (Grafik 2.31). Hal ini ditopang
dengan investasi di industri alat angkutan, tekstil, dan oleh meningkatnya kinerja pada industri tekstil dan pakaian
produk turunannya. jadi, kimia dasar, dan farmasi yang sebagian ditujukan
untuk pemenuhan ekspor. Sementara industri alat angkut
Pengaruh kenaikan harga komoditas dunia dan peran juga menopang kinerja manufaktur di Jawa, meskipun
pemerintah dalam proyek infrastruktur juga tercermin tumbuh lebih terbatas. Perbaikan kinerja LU industri
dari kinerja dan dinamika lapangan usaha (LU) antar pengolahan juga terjadi di Mapua terutama produksi
wilayah. Dinamika 2017 menunjukkan LU tradable industri pengolahan nikel di Provinsi Maluku Utara, seiring
menjadi penopang utama perekonomian di luar Jawa, dengan kembali diizinkannya ekspor konsentrat berkadar
khususnya Sumatera dan Kalimantan. Pangsa LU tradable rendah. Meski demikian, produksi industri pengolahan nikel
di Sumatera dan Kalimantan tercatat lebih dari setengah di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah tumbuh
dari total PDRB, bahkan pangsa di Kalimantan mencapai lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
61% dari total PDRB. Hal ini menyebabkan dampak dari Kondisi tersebut menjadi faktor yang memengaruhi
perbaikan di LU pertanian, kehutanan, dan perikanan perlambatan kinerja LU industri pengolahan di Sulawesi.
serta LU pertambangan dan penggalian sangat positif ke Kinerja industri pengolahan hasil tambang di Provinsi
perekonomian kedua wilayah tersebut. Nusa Tenggara Barat juga menurun sebagai dampak dari
berlangsungnya konsolidasi korporasi. Adapun kinerja
Lebih rinci, LU pertanian, kehutanan, dan perikanan di LU industri pengolahan di Sumatera dan Kalimantan yang
Sumatera dan Kalimantan masing-masing tumbuh sebesar memiliki pangsa cukup dominan mengalami penurunan
3,93% dan 5,30% (Grafik 2.30). Produksi kelapa sawit sejalan dengan terbatasnya produksi di industri migas.

Grafik
Grafik 2.302.30. Pertumbuhan LU Pertanian, Kehutanan, Grafik
Grafik 2.312.31. Pertumbuhan LU Industri Pengolahan

dan Perikanan
Persen, yoy Persen, yoy
9 16

8 14

7 12

10
6
8
5
6
4
4
3
2
2 0
1 -2
0 -4
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra


Sulawesi Mapua Sulawesi Mapua

Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

36 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


Pembangunan proyek infrastruktur berdampak positif perdagangan cenderung tertahan dipengaruhi terbatasnya
pada kinerja LU konstruksi di berbagai wilayah terutama perdagangan domestik. Kenaikan kinerja LU perdagangan
Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi (Grafik 2.32). Jawa di sejumlah wilayah juga dipengaruhi aktivitas pariwisata.
yang memiliki proyek infrastruktur terbanyak mencatatkan Dampak positif terlihat pada kinerja subLU penyediaan
peningkatan pertumbuhan dari 4,12% pada 2016 menjadi akomodasi dan makanan minuman yang masih cukup
6,51% pada 2017. Akselerasi pembangunan proyek tinggi di sebagian wilayah tersebut. Perekonomian
infrastruktur di Jawa tidak hanya terkait dengan jaringan di daerah yang memiliki sentra pariwisata seperti di
konektivitas antar daerah melalui darat (tol Trans Jawa), Jawa, Sulawesi, Mapua, dan Balinusra, tumbuh lebih
namun juga proyek pelabuhan udara (Kertajati di Provinsi baik dibandingkan dengan kinerja pada 2016. Kinerja
Jawa Barat dan Kulonprogo di Provinsi Yogyakarta) dan laut pariwisata di Balinusra bahkan masih mampu tumbuh lebih
(New Tanjung Priok di Provinsi DKI Jakarta). Pembangunan tinggi, di tengah erupsi Gunung Agung di Bali pada paruh
jaringan transportasi publik perkotaan juga mendukung akhir 2017.
peningkatan kinerja LU konstruksi di Jawa. Demikian pula
dengan Kalimantan dan Sulawesi dengan pembangunan Perbaikan kinerja ekspor dan perkembangan pariwisata di
dalam skala besar yang terfokus pada proyek tol darat beberapa daerah, memberikan dampak positif terhadap
dan laut serta beberapa kawasan industri turut mendorong kondisi ketenagakerjaan. Peningkatan ekspor terindikasi
pertumbuhan LU konstruksi. mampu mendukung serapan tenaga kerja di sejumlah
wilayah, khususnya di wilayah berbasis SDA. Serapan
LU konstruksi mengalami perlambatan di Sumatera, tenaga kerja yang lebih kuat terindikasi di Sumatera
Balinusra, dan Mapua, meskipun masih tumbuh tinggi dan Kalimantan, tercermin dari penurunan tingkat
di atas 6%. Adapun perlambatan yang terjadi di ketiga pengangguran terbuka yang signifikan. Penurunan tingkat
wilayah ini lebih terkait dengan pembangunan proyek pengangguran terbuka di Sumatera, khususnya di Provinsi
infrastruktur skala besar yang telah memasuki penyelesaian. Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, sementara di Kalimantan
Moderasi sejumlah harga komoditas SDA turut menahan terutama di Provinsi Kalimantan Timur (Grafik 2.33). Tingkat
minat investasi bangunan di Mapua. Sementara itu, erupsi pengangguran terbuka di Sumatera dan Kalimantan
Gunung Agung menyebabkan terhambatnya sebagian masing-masing turun menjadi 5,04% dan 4,86% pada
proyek konstruksi swasta di Provinsi Bali. 2017, dari tahun sebelumnya yang masing-masing
sebesar 5,43% dan 5,51%. Perkembangan pariwisata
Pengaruh perbaikan kinerja LU tradable kepada kinerja dan peralihan ke pola konsumsi leisure turut mendorong
LU nontradable antarwilayah terlihat beragam. Aktivitas pembukaan lapangan kerja di LU perdagangan dan LU
perdagangan di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan membaik penyediaan akomodasi dan makan minum. Hal tersebut
lebih ditopang oleh meningkatnya ekspor. Sementara di tercermin dari penurunan tingkat pengangguran terbuka
Sulawesi dan wilayah timur Indonesia, pertumbuhan subLU di Balinusra sebagai wilayah tujuan utama wisatawan

Grafik
Grafik 2.332.32. Pertumbuhan LU Konstruksi Grafik
Grafik 2.342.33. Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan Wilayah
Persen, yoy Persen
16 7

14 6

12
5
10
4
8
3
6

4 2

2 1

0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra Sulawesi Mapua

Sumatera Jawa Kalimantan Balinusra 2015 2016 2017


Sulawesi Mapua
Sumber: BPS, diolah
Sumber: BPS, diolah Keterangan: *Data posisi Agustus di masing-masing periode

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 37


mancanegara. Tingkat pengangguran terbuka di Balinusra perkotaan. Inovasi kebijakan pemerintah daerah dalam
tercatat sebesar 2,59%, terendah dibandingkan dengan menggerakkan ekonomi melalui peningkatan jaringan
tingkat pengangguran terbuka di wilayah lainnya. konektivitas juga memainkan peranan penting dalam
perbaikan kondisi ketenagakerjaan. Dibukanya jalur
Perkembangan positif ketenagakerjaan juga dipengaruhi penerbangan internasional langsung untuk mendukung
kinerja LU industri pengolahan khususnya di Jawa. sektor pariwisata di Provinsi Sulawesi Utara turut
Dukungan pada industri padat karya, seperti industri membantu terbukanya lapangan pekerjaan baru. Hal ini
elektronik, serta industri makanan dan minuman, memberikan dampak positif dalam menahan peningkatan
berdampak positif pada penambahan lapangan kerja. tingkat pengangguran di provinsi tersebut.
Perbaikan penyerapan tenaga kerja pada LU industri
pengolahan terlihat di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja di subLU
Banten. Pembangunan beberapa kawasan industri pertambangan migas dan mineral lebih rendah pada
turut menopang perbaikan penyerapan tenaga kerja 2017. Rasionalisasi jumlah tenaga kerja pada korporasi
di luar Jawa. Beberapa kawasan industri yang mulai pertambangan di Papua memberikan dampak yang
beroperasi di luar Jawa, seperti Kawasan Industri cukup signifikan pada peningkatan tingkat pengangguran
Morowali Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng terbuka. Langkah rasionalisasi tersebut diambil oleh
Sulawesi Selatan, Kawasan Industri Konawe Sulawesi korporasi dalam penyesuaian terhadap kebijakan
Tenggara, dan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika izin usaha pertambangan. yang berimbas pada
Nusa Tenggara Barat, mendukung perluasan lapangan ketidakpastian investasi maupun produksi.
kerja pada 2017. Sebagai bagian dari program
strategis pemerintah, kawasan-kawasan industri di luar Kemiskinan juga tercatat menurun di sebagian besar
Jawa tersebut tidak hanya dilengkapi dengan jaringan wilayah seiring dengan inflasi yang terkendali dan
infrastruktur fisik, namun juga terintegrasi dengan pembangunan yang lebih merata (Grafik 2.34).
pusat pendidikan vokasi. Hal ini mendukung perbaikan Penurunan tingkat kemiskinan tersebut tidak terlepas
penyerapan tenaga kerja setempat yang telah disiapkan dari kenaikan garis kemiskinan yang moderat dengan
melalui pendidikan vokasi. relatif rendahnya inflasi volatile foods. Kebijakan
pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi
Pembangunan infrastruktur juga membuka lapangan daerah yang lebih merata melalui perbaikan infrastruktur,
kerja di daerah yang memiliki proyek infrastruktur skala akses konektivitas, dan perluasan bantuan sosial mulai
besar seperti Jawa. Namun, peningkatan tenaga kerja memperlihatkan dampak positif terhadap perbaikan
konstruksi relatif moderat dengan semakin meningkatnya kesejahteraan. Persentase penduduk miskin di Mapua
mekanisasi khususnya untuk proyek transportasi publik menurun dalam dua tahun terakhir. Meskipun masih

Grafik
Grafik 2.392.34. Persentase Penduduk Miskin

Persen, yoy
30

25

20

15

10

0
Kep. Bangka

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan
Aceh

Utara

Barat
Riau

Jambi

Selatan
Bengkulu

Lampung

Belitung
Kep. Riau

DKI Jakarta

Jawa Barat

Tengah

NTT

Barat

Tengah

Selatan

Timur

Utara
Sulawesi
Utara

Gorontalo
Sulawesi
Barat
Maluku

Utara
Papua Barat

Papua
Sumatera

Sumatera

Sumatera

DI
Yogyakarta
Jawa Timur

Banten

Bali

NTB

Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
Jawa

Maluku

2015 2016 2017

Sumber: BPS, diolah


Keterangan: *Data posisi September di masing-masing periode

38 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


mencatatkan tingkat kemiskinan tertinggi dibandingkan Perbaikan kesejahteraan juga terlihat pada kondisi
dengan kondisi wilayah lainnya, distribusi bahan pangan ketimpangan pengeluaran di sebagian daerah yang
di Mapua telah didukung dengan peningkatan akses menurun secara moderat (Grafik 2.36). Komitmen
konektivitas khususnya konektivitas maritim. Persentase pemerintah untuk membangun ekonomi yang lebih
penduduk miskin di Mapua turun dari 22,0% pada merata khususnya di wilayah timur Indonesia,
2016 menjadi 21,2% pada 2017. Penurunan persentase diperkirakan turut berdampak pada penurunan rasio
penduduk miskin di Sumatera dan Kalimantan juga gini di Mapua. Rasio gini di beberapa daerah di
dipengaruhi oleh perbaikan konektivitas yang secara wilayah timur Indonesia yang berada di atas 0,40 pada
konsisten dilakukan. Sementara itu, penurunan penduduk 2015, telah turun menjadi di bawah rata-rata rasio
miskin di Jawa tak lepas dari perluasan program gini nasional. Rasio gini Provinsi Maluku dan Provinsi
bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Papua Barat masing-masing turun menjadi 0,321 dan
0,387 pada 2017. Meskipun demikian, penurunan
Kesenjangan antara pengeluaran penduduk miskin tingkat ketimpangan cenderung tidak merata. Daerah
terhadap garis kemiskinan membaik di sebagian wilayah, dengan basis perkotaan dominan seperti Provinsi DKI
sebagai pengaruh terkendalinya harga kebutuhan bahan Jakarta, Provinsi DI Yogyakarta, dan Provinsi Jawa
pangan yang terkendali. Penurunan indeks kedalaman Timur memiliki rasio gini yang tinggi di atas 0,40.
kemiskinan yang cukup dalam terjadi di sebagian daerah Tingkat ketimpangan di ketiga daerah tersebut semakin
di Sumatera dan Mapua (Grafik 2.35).15 Sementara melebar dalam tiga tahun terakhir. Ketimpangan di
indeks kedalaman kemiskinan di sebagian daerah di Jawa tertinggi dibandingkan dengan kondisi wilayah
Jawa khususnya di daerah perkotaan seperti Provinsi lain, sejalan dengan perbedaan tingkat pendapatan
DKI Jakarta mengalami peningkatan. Hal ini merupakan dan jenis lapangan pekerjaan yang signfikan. Sebagian
cerminan dari kondisi masyarakat miskin perkotaan yang besar daerah di Sulawesi mengalami pelebaran tingkat
memiliki tingkat pengeluaran jauh di bawah standar ketimpangan, yang bahkan lebih tinggi dari kondisi di
hidup layak. Faktor urbanisasi turut berperan dalam Mapua yang secara historis memiliki masalah struktural
mendorong kondisi kemiskinan di perkotaan yang masih dengan ketimpangan.
tinggi. Urbanisasi memberikan tekanan permintaan yang
mendorong kenaikan harga, serta juga memberikan
tekanan pada penyediaan lapangan kerja dengan upah
memadai.

Grafik
Grafik 2.402.35. Indeks Kedalaman Kemiskinan

Indeks
8

0
Kep. Bangka

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan
Aceh

Utara

Barat
Riau

Jambi

Selatan
Bengkulu

Lampung

Belitung
Kep. Riau

DKI Jakarta

Jawa Barat

Tengah

Bali

NTB

NTT

Barat

Tengah

Selatan

Timur

Utara
Sulawesi
Utara
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi
Barat
Maluku

Utara
Papua Barat

Papua

Indonesia
Sumatera

Sumatera

Sumatera

DI
Yogyakarta
Jawa Timur

Banten
Jawa

Maluku

2016 2017

Sumber: BPS, diolah


Keterangan: *Data posisi September di masing-masing periode

15 Indeks kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran rata-rata


kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari
garis kemiskinan.

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 39


0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
0,50
Aceh

2015
Sumatera
Grafik

Gini rasio
Utara
Sumatera

Sumber: BPS, diolah


Barat
Riau

2016
Jambi
Sumatera
Selatan
Bengkulu
Grafik 2.412.36. Rasio Gini

2017
Lampung
Kep. Bangka
Belitung

40 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017


Kep. Riau

DKI Jakarta

Keterangan: *Data posisi September di masing-masing periode


Jawa Barat
Jawa
Tengah
DI
Yogyakarta
Jawa Timur

Banten

Bali

NTB

NTT
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Utara
Sulawesi
Utara
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi
Barat
Maluku
Maluku
Utara
Papua Barat

Papua

Indonesia
Boks 2.1. konsumsi rumah tangga kembali terbatas pada 2017
meskipun PDB per kapita terus membaik (Grafik 1).
Konsumsi Konsumsi rumah tangga melemah di tengah berlanjutnya
Rumah Tangga pemulihan ekonomi yang didukung oleh perbaikan
ekspor dan investasi. Hal ini dipengaruhi oleh sejumlah
dan Dinamika faktor dari sisi domestik, di antaranya pelemahan di

Pendapatan pasar tenaga kerja dan penyesuaian konsumsi akibat


konsolidasi korporasi, perilaku menahan konsumsi, dan
penyesuaian terhadap pendapatan.

P
eran konsumsi rumah tangga terhadap PDB
Konsolidasi yang dilakukan korporasi berdampak
menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini
pada melemahnya pasar tenaga kerja. Seiring dengan
terjadi seiring dengan melambatnya perbaikan
berakhirnya boom komoditas SDA, sejumlah korporasi di
konsumsi rumah tangga pascakrisis finansial global
sektor pertambangan melakukan pemutusan hubungan
2008-2009 di tengah pemulihan PDB per kapita yang
kerja (PHK) yang kemudian berdampak pada turunnya
berlangsung relatif cepat (V-shaped recovery). Lambatnya
pendapatan rumah tangga. Hal ini khususnya terjadi di
perbaikan konsumsi rumah tangga dibandingkan
wilayah yang menjadi basis kegiatan pertambangan
perbaikan PDB per kapita disebabkan perbaikan PDB per
seperti Kalimantan dan Sumatera. Konsolidasi yang
kapita yang lebih didorong oleh perbaikan kinerja ekspor
dilakukan korporasi juga menyebabkan tertahannya
komoditas sumber daya alam. Meningkatnya kinerja
ekspansi usaha, terjadinya penyesuaian upah, dan
ekspor SDA tersebut seiring dengan tingginya permintaan
terbatasnya pembukaan lapangan kerja baru. Hal tersebut
terhadap komoditas SDA khususnya dari Tiongkok.
secara tidak langsung turut berdampak pada ekspansi
Kondisi tersebut berdampak pada relatif lebih tingginya
sektor ekonomi lain seperti manufaktur dan jasa.
pertumbuhan investasi di sektor SDA dibandingkan
investasi di sektor manufaktur yang menjadi tumpuan
Seiring konsolidasi yang dilakukan korporasi, rumah
penciptaan lapangan kerja.
tangga juga melakukan penyesuaian konsumsi dengan
membatasi konsumsi dan meningkatkan simpanan sebagai
Pada 2016, PDB per kapita kembali membaik
langkah antisipatif. Hal ini tercermin dari meningkatnya
diikuti dengan perbaikan konsumsi rumah tangga.
porsi pendapatan rumah tangga yang dialokasikan untuk
Membaiknya konsumsi rumah tangga tersebut tidak
simpanan (Grafik 2). Respons tersebut terutama diambil
terlepas dari dukungan belanja pemerintah khususnya
oleh kelompok rumah tangga dengan jumlah tabungan
untuk pembangunan infrastruktur. Namun, pertumbuhan
kecil (1-2 juta). Sementara itu, porsi simpanan pada

Grafik 1
1.Boks 2.1. Dinamika
Dinamika KonsumsiKonsumsi Rumah Tangga
Rumah Tangga Grafik 2
2.Boks 2.1. Pendapatan
Alokasi Alokasi Pendapatan Rumah Tangga
Rumah Tangga
untuk Simpanan
Persen, yoy Persen Persen
5,0 57 23

4,8
22
4,6
56 21
4,4
20
4,2

4,0 55 19

3,8
18
3,6
54 17
3,4
16
3,2

3,0 53 15
I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2015 2016 2017

RT dengan Pengeluaran Rp 1 - 2 juta RT dengan Pengeluaran > Rp 2 - 5 juta


PDB Perkapita (Basis dolar AS) Konsumsi Rumah Tangga Perkapita
RT dengan Pengeluaran di atas Rp 5 juta
Rasio Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB (skala kanan)

Sumber: BPS dan Bank Dunia, diolah Sumber: Bank Indonesia

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 2 | 41


kelompok rumah tangga dengan jumlah yang lebih besar Fenomena perlambatan konsumsi rumah tangga tidak
cenderung dipengaruhi oleh faktor sentimen sebagai terlepas dari kondisi pasar tenaga kerja domestik yang
dampak dinamika sosio-politik. Faktor sentimen tersebut cenderung lebih longgar untuk tingkat keahlian rendah
kemudian berdampak pada perilaku menahan konsumsi (unskilled). Banyaknya unskilled labor juga berisiko pada
dan memperbesar simpanan. terjadinya mismatch di pasar tenaga kerja terutama di
masa pemulihan perekonomian yang umumnya turut
Perubahan pola konsumsi rumah tangga juga terkait diwarnai dengan transformasi struktur ekonomi.
dengan penyesuaian terhadap pendapatan. Hal ini
terutama dilakukan oleh rumah tangga yang bergantung Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, dibutuhkan
pada jenis lapangan kerja bebas. Kelompok rumah strategi dan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas
tangga ini sebagian besar berada pada sektor informal pendidikan formal di tingkat menengah dan tinggi. Selain
dan memiliki pendapatan yang cenderung fluktuatif. itu, perlu dirumuskan program magang yang dapat
Pada 2017, kelompok rumah tangga tersebut bahkan mendukung kesiapan tenaga kerja dan program pelatihan
mengalami penurunan pendapatan riil (Grafik 3). Secara kewirausahaan yang dapat menciptakan lapangan kerja
teori, pola konsumsi rumah tangga didasarkan atas baru di sektor-sektor alternatif seperti industri kreatif,
pendapatan tetap (permanent income). Akibatnya, rumah teknologi, dan pariwisata.
tangga dengan pendapatan tidak tetap akan melakukan
penyesuaian konsumsinya. Dalam jangka pendek, perlu dukungan terhadap konsumsi
rumah tangga khususnya pada kelompok menengah-
Penyesuaian konsumsi juga bersumber dari kelompok bawah yang dapat dilakukan antara lain melalui program
rumah tangga dengan pendapatan setara upah bansos tepat sasaran seperti Program Keluarga Harapan
minimum. Pada 2016, Pemerintah mengeluarkan (PKH). Selain memberi dukungan langsung ke konsumsi
kebijakan reformulasi upah minimum dengan rumus rumah tangga, PKH juga terbukti bermanfaat untuk
baru perhitungan upah minimum yaitu pertumbuhan PDB meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya
ditambah inflasi tahun sebelumnya. Hal ini berdampak dalam hal pendidikan dan kesehatan. Hal ini dikonfirmasi
pada terbatasnya kenaikan upah minimum di kisaran oleh studi Bank Dunia tentang efektivitas PKH1.
9%, jauh lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya yang
berada di level dua digit (Grafik 4). Perubahan ini turut
menjadi faktor yang mendorong penyesuaian konsumsi
rumah tangga.
Grafik
Grafik 44.Boks
Upah2.1.
Minimum

Juta rupiah Persen, yoy

2,5 25
Grafik 3.2.1.Upah
Grafik 3 Boks Riil
Tren Upah Riil

2,0 20

Persen, yoy
1,5 15
25

1,0 10
20

0,5 5
15

0 0
10
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

5 Rata-rata UMP Pertumbuhan rata-rata UMP

0 Sumber: Bank Indonesia (diolah dari berbagai sumber)


2015 2016 2017

Upah Riil Pekerja Tetap Upah Riil Pekerja Bebas


1 Alatas, V. et al. (2011). Program Keluarga Harapan: Main Findings from the Impact
Evaluation of Indonesia’s Pilot Household Conditional Cash Transfer Program. World
Sumber: Sakernas, diolah
Bank Working Paper No. 72506

42 | BAB 2 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017

Anda mungkin juga menyukai