Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH

Disusun oleh :

Indah Arlini 41155020170034


Fajar Nugraha 41155020170045
Gilang Ramadhan 41155020170082
Asep Taufik Hudaya 41155020160037
Muhammad Rizki Megantara 41155020180065

PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG
Jln. Karapitan No.116 Telp.022 4230601, 022 4218084, Bandung, Jawa barat
40261
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Mekanika
Tanah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu
Kami dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Kami
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Semoga hasil dari penyusunan laporan ini dapat bermanfaat. Akhir kata
melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih.

Bandung, Juni 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Pekerjaan teknik sipil tanah berfungsi sebagai pondasi dan


bahan bangunan. Oleh karena itu pemahaman mengenai sifat sifat tanah
menjadi sangat penting. Istilah tanah dalam Mekanika Tanah mencakup
semua bahan dari lempung sampai batu-batu besar, tetapi tidak mencakup
batuan tetap.
Sebelum mendirikan suatu konstuksi bangunan, terlebih dahulu harus
diteliti keadaan tanah dimana konstruksi itu akan diadakan.. Penelitian ini
dilakukan agar kita dapat mengetahui sifat-sifat tanah dilokasi
pekerjaan yang bersangkutan. Penyelidikan sifat tanah pada
umumnya dilakukan dengan cara mengambil contoh tanah dari lapangan
untuk kemudian diselidiki di Laboratorium. dan agar sifat yang diselidiki
di laboratorium mencerminkan sifat-sifat tanah tersebut dilapangan, maka
contoh tanah yang diselidiki harus berada pada kondisi aslinya dilapangan
(tidak terganggu).

1.2 Maksud dan Tujuan

 Percobaan kadar air


Untuk menentukan kadar air sampel tanah
 Berat Volume
Untuk mengetahui berat volume tanah yang diambil pada percobaan
borring
 Percobaan atterberg
- Batas Cair
Untuk menetukan kadar air tanah pada keadaan batas cair
- Batas plastis
Untuk menentukan kadar air tanah pada keadaan batas plastis
- Berat Jenis
Untuk menentukan berat jenis contoh tanah
 Grain Size Analysis
- Analisa Tapis (untuk tanah berbutir kasar)
Untuk mengetahui ukuran butir dan susunan butir tanah
(gradasi)
- Analisa Hydrometer (untuk tanah berbutir halus)

1.3 Lokasi Penelitian

 Untuk pengambilan sampel tanah kami melakukan Pengambilan Tanah


di Jl. Pilar Kencana
 Untuk lokasi penelitian sifat-sifat tanah yaitu di laboraturium Teknik
Sipil Universitas Langlangbuana Bandung.

1.4 Ruang Lingkup Praktikum

Penelitian di Laboraturium :

- Percobaan Kadar Air


- Berat Volume
- Batas Atterberg (Batas Cair dan Batas Plastis)
- Berat Jenis
- Ukuran Butir Tanah (Analisa tapis dan Analisa hydrometer)

1.5 Jadwal Pelaksanaan

 Pengambilan Sampel Tanah : 27 Juni 2020

 Penelitian Di Lab : 27 Juni 2020


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sondir

Uji penetrasi konus yang secara umum di kenal sebagai pengujian


sondir merupakan uji penetrasi satic dengan memasukan konus melalui
penekanan dengan kecepatan tertentu. Perlawanan konus adalah suatu
perlawanan tanah terhadap ujung kerucut yang dinyatakan dalam gaya
persatuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser suatu
tanah terhadap selimut bikonus yang dinyatakan dalam gaya per-satuan
panjang.

2.2 Handboring

Pemboran tanah adalah pekerjaan paling umum dan palinng akurat


dalam survey geometric lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud adalah
pembuatan lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual
maupun bor mesin, untuk tujuan berikut :
1. Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor,
yang dilakukan terhadap contoh tanah terganggu yang diambi dari
mata bora tau core barrel.
2. Untuk memasukan alat tabung pengambil contoh tanah asli di
kedalaman yang dikehendaki, untuk mengambi contih tanah asli
3. Untuk memasukan alat uji penetrasi baku (Standart Penetration
Test, SPT) dikedalaman yang dikehendaki
4. Untuk memasukan alat – alat uji lainnya di kedalaman yang
dikehendaki
Pemboran pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor
tangan. Prinsip percobaan ini adalah untuk memperoleh sampel pada suatu
kedalaman tertentu guna diteliti lebih lanjut pada percobaan di laboratorium.
2.3 Kadar Air

Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air dengan berat
butiran yang dikandung dalam tanah dan berat kering tanah yang dinyatakan
dalam persen (%). Dapat di perhitungkan dengan menggunakan rumus :

Ww
W (% ) x 100
Ws

Dimana :
W = Kadar air
Ww = Berat air
Ws = Berat butiran padat

2.4 Berat Volume

Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume
total contoh tanah, termasuk volume ruang pori yang ada
didalamnya. Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis
fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang
bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih
rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal. pertumbuhan akar akan
terhambat pada tanah-tanah yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6
g/cm3. Perkembangan akar akan terhenti pada tanah yang mempunyai berat
volume antara 1,7 hingga 1,9 g/cm3sementara itu nilai berat jenis sangat
mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar deviasi tidak lebih dari 0,15 g/cm3.
Nilai BV dari Bj yang terendah ditemui pada horizon O yang banyak
mengandung bahan organik dan tertinggi pada horizon B (Suhardi, 1997)
2.5 Batas Cair

Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan
batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan batas
cair apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah dalam
mangkok terpisah oleh alyr lebar 2mm, menutup 12.7 mm oleh 25 pukulan.
Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :

tgβ
N
¿=Wn ( )
25

Dimana :
N = Jumlah pukulan, untuk menutup celah 0.5in (12.7)
Wn = Kadar Air
Tgβ = 0.121 (tapi tgβ tidak sama dengan 0.121 untul
semua jenis tanah)

2.6 Batas Plastis

Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam
persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada
dalam keadaan plastis apabila tanah digiling menjadi batang – batang
berdiameter 3mm mulai menjadi retak – retak. Index plastisitas suatu tanah
adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih dari batas cair dan
batas plastisitasnya. Index plastisitas dapat diperhitungkan dengan
menggunakan rumus:

PI =¿−PL

2.7 Berat Jenis

Berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat butir tanah
(Ws) dengan berat air (Ww) yang mempunyai volume (V) sama pada
temperature tertentu. Berat jenis diperlukan untuk menghitung indeks
propertis tanah (misalnya: angka pori (e , berat isi tanah (γt ¿, derajat
kejenuhan (Sr) dan karakteristik pemapatan (Cc, Cr, Cv) serta sifat penting
tanah lainnya. Selain itu berat jenis tanah dapat pula di tentukan sifat tanah
secara umu misalnya : tanah organic mempunyai berat jenis yang kecil,
sedangkan adanya kandungan mineral berat lainnya (misalnya besi)
ditunjukan dari berat jenis tanah yang besar.

Tabel.2.7 Berat Jenis Tanah berdasarkan Karakteristik Tanah

Tipe of soil Gs
Sand 2.65 – 2.67
Silty sand 2.67 – 2.70
Inorganic silt 2.70 – 2.80
Soil with micas or iron 2.75 – 3.00
Organic soil <2.00
Tabel.2.7 Berat Jenis Tanah berdasarkan Karakteristik Tanah

2.8 Grain size analysis

Analisis saringan agregat adalah suatu kegiatan analisis yang


digunakan untuk menentukan presentase berat butiran agregat yang lolos
dalam suatu set saringan, yang angka persentase kumulait digambarkan
pada grafik pembagian butir. Ukuran butir yang maksimum dan agregat
ditunjukan dengan saringan terkecil dimana agregat tersebut masih bisa
lolos 100%. Ukuran nominal maksimum agregat adalah ukuran saringan
maksimum agregat adalah ukuran saringan yang terbesar dimana diatas
saringan tersebut terdapat sebagian agregat yang tertahan. Ukuran butiran
maksimum dan gradasi agregat di kontrol oleh spesifikasi susunan dari
butiran agregat sangat berpengaruh dalam perencanaan suatu perkerasan..
Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah
melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar
berada paling atas dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang
tertahan pada saringan tersebut disebut salah satu dari ukuran butir sampel
tanah. Saringan yang digunakan yaitu No saringan No.4, No 9, No 16, No
20, No 30, No 50, No 80, No100, No 200 dan pan.
Berat tanah yang tertahan ditiap saringan dihitung beratnya dan
persentase kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap saringan dihitung
beratnya. Dengan mengetahui pembagian besarnya butir dari suatu tanah,
maka kita  dapat menentukan klasifikasi terhadap suatu macam tanah
tertentu atau dengan kata lain dapat mengadakan deskripsi tanah. Besarnya
butiran tanah biasa digambarkan dalam grafik.
Analisa hydrometer adalah cara yang didasarkan atas kecepatan
pengendapan untuk menganalisa distribusi ukuran butiran tanah berbutir
halus, dengan ukuran butir 0,075 mm sampai 0,001 mm (lolos saringan
No.200).

BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 PERCOBAAN KADAR AIR

 Alat
- Cawan kedap air
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Wajan
- Spatula
- Kompor Listrik
 Prosedur percobaan

- Tirnbangan cawan yang akan dipakai berikut tutupnya.


- Masukan benda uji yang akan diperiksa kedalam cawan tersebut
lalu tutup.
- Timbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut.
- Tuangkan kedalam wajan lalu sangrai tanah basah menggunakan
spatula hingga kering agar beratnya konstan
- Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah
kering tersebut.

3.2 BERAT VOLUME

 Alat

- Ring pencetak sample


- Pisau pemotong sample
- Timbangan dengan ketelitiam 0.1 gram.
 Prosedur percobaan

- Ring dibersihkan dari tanah -yang melekat


- Ukur diameter dan tinggi ring dengan menggunakan jangka
sorong.
- Timbang ring tersebut dengan timbangan.
- Masukkan sample tanah kedalam ring langsung dari tabung
contoh tanah dengan menggunakan Extruder
- Ratakan permukaan tanah kedua dung ring dengan pisau
pemotong.
- Bersihkan bagian luar ring kemudian timbang kembali.
- Masukan ring yang berisi sample tanah tadi kedalam wajan lalu
disangrai agar tanahnya kering kemudian setelah itu di diamkan
sampai dingin lalu ditimbang kembali.

3.3 PERCOBAAN ATTERBERG

BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) = WL

 Alat

- Alat batas cair.


- Alat pembuat alur,
- Spatula.
- Plat kaca
- Air suling
 Prosedur percobaan

- Bersihkan mangkuk batas cair dari kotoran yang menempel.


- Atur tinggi jatuh mangkuk (10cm). Kendurkan kedua baut
penjepit lalu putar tuas pemutar sampai posisi mangkuk mencapai
tinggi maksimum. Putar baut belakang sehingga ujung tangkai
alat pembuat alur tepat masuk diantam dasar mangkuk dan alas.
- Ambil sample lalu letakan diatas pelat kaca penggaduk.
- Dengan mengambil spatula, aduklah contoh tanah tersebut sambil
ditambahkan air suling sedikit demi sedikit. Pengadukan harus
dilakukan dengan sempurna agar dicapai campuran yang
homogen.
- Setelah didapat campuran yang homogen, ambil sedikit sample
tanah tersebut dengan spatula lalu masukan kedalam mangkuk
batas cair" Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alas
mangkuk {mangkuk dalam posisimenyentuh alas)" Lapisan tanah
yang paling tebal adalah 1 cm.
- Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkuk
tersebut.Gunakan Grooving Tool melalui garis tengah mangkuk
tersebut dengan posisi tegak lurus permukaan mangkuk
- Putar engkol pemutar dengan kecepatan 2 putaran per detik
(dalam 1 detik mangkuk jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah
bertemu sepaniang 1,5 Cm catat jumlah pukulan yang diperlukan
- Tentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.
- Ulangi presedur 4 s/d 8 dengan kadar air yang berbeda

3.3.1 BATAS PLASTIS


 Alat

- Plat kaca,
- Spatula
- Batang pembanding.
- Air suling
 Prosedur percobaan

- Ambil sample lalu letakan di atas plat kaca pengaduk" Gunakan


spatula untuk mengaduknya. Sehingga di dapat campuran yang
homogeny
- Setelah di dapat $ampman yang homogen, buatlah bola-bola
tanah kemudian digeleng geleng di atas kaca.
- Penggelengan dilakukan terus sampai tanah tersebut membenuk
batang tanah dengan diameter 3,5 mm. (Bila sebelum mencapai
3,5 mm tanah sudah retak, maka benda uji disatukan kembali lalu
ditambahhkan sedikit air suling untuk memperbesar kadar airnya.
Bila setelah mencapai diameter 3,5 mm tanah belum retak,
campur dengan tanah kering supaya kadar airnya berkurang).
- Setelah kadar airnya dirubah, adck tersebut sampai homogen lalu
digeleng-geleng kembali. Sehingga retakan tepat pada saat
diameternya mencapai 3,5 mm
- Tentukan kadar air pada prosedur 4. Kadar air ini disebut batas
plastis.

3.4 BERAT JENIS {SPECIFIC GRAVITY}

 Alat

- Piknometer.
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
- Oven
- Air suling.
 Prosedur percobaan

- Piknometsr bersarna dengan tutupnya ditimbang dengan ketelitian


0,1 gram.
- Siapkan sample tanah yang akan dicari berat jenisnya.
- Masukan sample tanah tadi kedalam pienometer dan di timbang
besama tutupnya.
- Tambahkan air suling kedalam pienometer sehingga terisi 2/3
tinginya.
- Didihkan pienometer dengan hati-hati selama 10 menit.
- Pienometer di dinginkan sampi sama dengan temperatur ruangan.
- Sesudah suhu konstan tambahkan air suling sarnpai penuh tutup
piknometer dan keringkan air yang melekat di bagian luarnya,
kemudian timbang.
- Bila isi piknometer belum maka tentukan isinya dengan jalan:
Kosongkan piknometer dan keringkan, isi dengan air suling yang
suhunya sama degan air suling yang dipakai untuk percobaan di
atas kemudian ditimbang beratnya.
3.5 GRAIN SIZE ANALYSIS

3.5.1 ANALISA TAPIS (UNTUK TANAII BERBUTIR KASAR)

 Alat

- Mesin psngguncang saringan.


- Saringan
- Timbangan.
 Prosedur percobaan

- Bersihkan masing-masing saringan+pan yang akan digunakan.


Kemudian timbang dan susun sesuai standar yang dipakai.
- Letakan susunan saringan tsb di atas alat pengguncang.
- Keringkan benda uji dalam oven kemudian timbang"
- Masukan benda uji kedalam susunan saringan kemudian ditutup.
- Kencangkan penjepit saringan.
- Hidupkan motor penggerak rnesin pengguncang selama lebih
kwang 15 menit.
- Setelah dilakukan pengguncangan selama 15 menit, mesin
pengguncang dimatikan. Biarkan selama 5 menit untuk memberi
kesempatan debu-debu mengendap.
- Timbang berat masing-masing saringan beserta benda uji yarg
tertahan didalarnnya demikian pula halnya dengan pan.

3.5.2 ANALISA HYDROMETER (UNTUK TANAH BERBUTIR

HALUS)

 Alat

- Hydrometer
- buah gelas pengukur bekapasitas 2 liter.
- Air gelas
- Mixer.
- Tapis no.200
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Thermometer
- Stop watch
- Aquadesh
- Oven.
 Prosedur percobaan

- Tanah yang dikeringkan sesudah di oven ditumbuk sarnpai halus

dan kemudian di ayak dengan saringan no. 200 sebanyak 50 gram

- Tanah yang lalos saringan no.200 dimasukan kedalam gelas

poeselin kemudian ditambahkan 1S cc sodium sult'at dan 10 cc air

suling kemudian di diamkan selama 15 menit.

- Setelah didiamkan kemudiaa di Mixer selama 5 mentit.

- Tanah yang sudah di Mixer di masukan ke dalam gelas pengukur

dan ditambahkan air sehingga volumenya mencapai 1000 cc

- Larutan kemudian di kocok secara manual yaitu dengan tangan kiri

menutup lubang dan membolak-balikan gelas sehingga butiran

tanah akan bercampur.

- Siapkan alat pencatat waktu.

- Ukur bacaan awal hidrometer dengan cara mencelupkannya pada

gelas ukur yeng berisi aquades tujuannya untuk mengkalibrasi alat

- Tepat selesai mengkocok berarti waktu berjalan "Pembacaannya


1
adalah sscara elapse time yaitu: /4,1/2,1,2,5,15,30,60,250,1440

menit.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 KADAR AIR

 Berat kosong

- cawan 1 = 2,7 gram

- cawan 2 = 2,7 gram

- cawan 3 = 3,4 gram

 Berat cawan + tanah basah

- cawan 1 = 9,2 gram

- cawan 2 = 9,6 gram

- cawan 3 = 11,6 gram

 Berat cawan + tanah kering

- cawan 1 = 6,2 gram

- cawan 2 = 6,4 gram

- cawan 3 = 7,2 gram

PERHITUNGAN :

 Berat Air (wt Water) (Ba)

W = (berat cawan + tanah basah) – (berat cawan + tanah kering)

- Ba 1 = (berat cawan1 + tanah basah) – (berat cawan1 + tanah kering)

Ba 1 = 9,2 g – 6,2 g

Ba 1 = 3 g

- Ba 2 = (berat cawan2 + tanah basah) – (berat cawan1 + tanah kering)

Ba 2 = 9,6 g – 6,4 g
Ba 2 = 3,2 g

- Ba 3 = (berat cawan1 + tanah basah) – (berat cawan1 + tanah kering)

Ba 3 = 11,6 g – 7,2 g

Ba 3 = 4,4 g

 Berat Butiran Padat (Wt of dry soil) (Bb)

Ws = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan

- Bb 1 = (berat cawan1 + tanah kering) – berat cawan 1

Bb 1 = 6,2 g – 2,7 g

Bb 1 = 3,5 g

- Bb 2 = (berat cawan2 + tanah kering) – berat cawan 2

Bb 2 = 6,4 g – 2,7 g

Bb 2 =3,7 g

- Bb 3 = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan 3

Bb 3 = 7,2 g – 3,4 g

Bb 3 = 3,8 g

 Kadar Air (water content)

Wt water ( Ba)
water conten= x 100 %
Wt of dry soil (Bb)

3
- Kadar air 1= x 100%
3,5

kadar air=85,71 %

3,2
- Kadar air 2= x 100 %
3,7

Kadar air=86,48 %

4,4
- Kadar air 3= x 100 %
3,8
Kadar air=115,78 %
Keterangan Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Wt sample + Fave wet (w1) 9,2 9,6 11,6
Wt sample + Fve Dry (w2) 6,2 6,4 7,2
Wt Water (Ba) = (W1 – W2) 3 3,2 4,4
Wt of Dave (W3) 2,7 2,7 3,4
Wt of Dry Soil (Bb) = (W2 – 3,5 3,7 3,8
W3)
Water Content 85,71 86,48 115,78
Average Water Content 95,99 %

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Kadar Air Dari Sampel Tanah

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Kadar Air Dari Sampel Tanah

4.2 BERAT VOLUME

Hasil Percobaan

- Diameter silinder = 6 cm

- r = 2,987 cm

- tinggi silinder (t) = 4,8 cm

- berat silinder kosong (w1) = 272 gr

- berat silinder + tanah (w2) = 545 gr

PERHITUNGAN :

 V silinder = πr 2 t

V silinder = 3.14 x 2,9872 x 4,8

V = 134,47 cm3

W 2−W 1
 Berat tanah =
V silinder

545−272
Berat tanah =
134,47
Berat tanah = 2,030 gr/cm3

4.3 PERCOBAAN ATTERBERG

 Batas Cair (Liquid Limit)

Hasil Percobaan

 Berat container, W1 (g) :

- Sampel 1 = 4,2 g

- Sampel 2 = 3.4 g

- Sampel 3 = 3.5 g

- Sampel 4 = 6.6 g

- Sampel 5 = 6.8 g

 Berat tanah basah, W2 (g) :

- Sampel 1 = 5 g

- Sampel 2 = 5 g

- Sampel 3 = 5 g

- Sampel 4 = 5 g

- Sampel 5 = 5 g

 Berat tanah kering + berat container, W3 (gr) :

- Sampel 1 = 6.9 g

- Sampel 2 = 5.8 g

- Sampel 3 = 6,2 g

- Sampel 4 = 9.3 g

- Sampel 5 = 9.5 g
PERHITUNGAN :

 Berat tanah kering ( W4 )

Berat tanah kering = (Berat tanah kering + berat container) – berat

container

- Sampel 1

W4 = (Berat tanah kering + berat container 1) – berat container 1

W4 = 6,9 g – 4,2 g

W4 = 2,7 g

- Sampel 2

W4 = (Berat tanah kering + berat container 2) – berat container 2

W4 = 5,8 g – 3,4 g

W4 = 2,4 g

- Sampel 3

W4 = (Berat tanah kering + berat container 3) – berat container 3

W4 = 6,2 g – 3,5 g

W4 = 2,7 g

- Sampel 4

W4 = (Berat tanah kering + berat container 4) – berat container 4

W4 = 9,3 g – 6,6 g

W4 = 2,7 g

- Sampel 5

W4 = (Berat tanah kering + berat container 5) – berat container 5

W4 = 9,5 g – 6,8 g
W4 = 2,7 g

 Berat Air ( W5 )

Berat air = Berat tanah basah (W2) – berat tanah kering (W4)

- Sampel 1

W5 = Berat tanah basah 1 – berat tanah kering 1

W5 = 5 g – 2,7 g

W5 = 2,3 g

- Sampel 2

W5 = Berat tanah basah 2 – berat tanah kering 2

W5 = 5 g – 2,4 g

W5 = 2,6 g

- Sampel 3

W5 = Berat tanah basah 3 – berat tanah kering 3

W5 = 5 g – 2,7 g

W5 = 2,3 g

- Sampel 4

W5 = Berat tanah basah 4 – berat tanah kering 4

W5 = 5 g – 2,7 g

W5 = 2,3 g

- Sampel 5

W5 = Berat tanah basah 5 – berat tanah kering 5

W5 = 5 g – 2,7 g

W = 2,3 g
 Kadar air ( W6 )

Berat air
kadar air= x 100 %
Berat tanah kering

- Sampel 1

2,3
Kadar air 1= x 100 %
2,7

W6 = 85,18 %

- Sampel 2

2,6
Kadar air 1= x 100 %
2,4

W6 = 108,3 %

- Sampel 3

2,3
Kadar air 1= x 100 %
2,7

W6 = 85,18 %

- Sampel 4

2,3
Kadar air 1= x 100 %
2,7

W6 = 85,18 %

- Sampel 5

2,3
Kadar air 1= x 100 %
2,7

W6 = 85,18 %

 Menentukan kadar air tanah pada keadaan batas cair,Liquid Limit (

LL )
0.121
N
¿=Wn x
25 ( )

Tabel 4.3 Kadar Air tanah Pada Keadaan Batas Cair

No sampel Jumlah Ketukan Kadar air ,Wn LL (%)


(%)
1 12 85,18 77,94
2 25 108,3 108,3
3 20 85,18 82,91
4 32 85,18 87,76
5 42 85,18 90,69
LL Rata – Rata 89,52
Tabel 4.3 Kadar Air tanah Pada Keadaan Batas Cair

Grafik 4.3 Kadar Air

GRAFIK KADAR AIR


120
108.3

100
85.18 85.18 85.18 85.18
KADAR AIR (WN) %

80

60

40

20

0
10 15 20 25 30 35 40 45
JUMLAH KETUKAN
Grafik 4.3 Kadar Air

4.4 BATAS PLASTIS

Hasil Percobaan

 Berat container, W1

- Sampel 1 = 8,8

- Sampel 2 = 7,6

- Sampel 3 = 9

 Berat tanah basah + berat container, W2 (g)

- Sampel 1 = 11,8 g

- Sampel 2 = 11,7 g

- Sampel 3 = 13,2 g

 Berat tanah kering + berat container, W3 (g)

- Sampel 1 = 10,5 g

- Sampel 2 = 9,8 g

- Sampel 3 = 11 g
PERHITUNGAN :

 Berat tanah basah,W4

Berat tanah basah = ( Berat tanah basah + berat container) - Berat

container

- Sampel 1

W4 = (Berat tanah basah + berat container) - Berat container

W4 = 11,8 g – 8,8 g

W4 = 3 g

- Sampel 2

W4 = (Berat tanah basah + berat container) - Berat container

W4 = 11,7 g – 7,6 g

W4 = 4,1 g

- Sampel 3

W4 = (Berat tanah basah + berat container) - Berat container

W4 = 13,2 g – 9 g

W4 = 4,2 g

 Berat tanah Kering,W5

Berat tanah basah = (Berat tanah Kering + berat container) - Berat

container

- Sampel 1

W5 = (Berat tanah kering + berat container) - Berat container

W5 = 10,5 g – 8,8 g

W5 = 1,7 g

- Sampel 2
W5 = (Berat tanah kering + berat container) - Berat container

W5 = 9,8 g – 7,6 g

W5 = 2,2 g

- Sampel 3

W5 = (Berat tanah kering + berat container) - Berat container

W5 = 11 g – 9 g

W5 = 2 g

 Berat Air ( W6 )

Berat air = Berat tanah basah (W4) – berat tanah kering (W5)

- Sampel 1

W6 = Berat tanah basah 1 – berat tanah kering 1

W6 = 3 g – 1,7 g

W6 = 1,3 % g

- Sampel 2

W6 = Berat tanah basah 2 – berat tanah kering 2

W6 = 4,1 g – 2,2 g

W6 = 1,9 g

- Sampel 3

W6 = Berat tanah basah 3 – berat tanah kering 3

W6 = 4,2 g – 2 g

W6 = 2,2 g
 Kadar air, W

Berat air
kadar air= x 100 %
Berat tanah kering

- Sampel 1

1,3
Kadar air 1= x 100 %
1,7

W6 = 76,47 %

- Sampel 2

1,9
Kadar air 2= x 100 %
2,2

W6 = 86,36 %

- Sampel 3

2,2
Kadar air 3= x 100 %
2

W6 = 110 %

 Batas Plastis

kadar air 1+kadar air 2+ kadar air 3


batas plastis=
3

76,47+ 86,36+110
batas plastis=
3

batas plastis=90,94 %

Table 4.3 Hasil Perhitungan Batas Plastis


BATAS PLASTIS
Sampel 1 2 3
No container 1 2 3
Berat conatiner , W1 8,8 7,6 9
berat contaier + tanah Basah, W2 11,8 11,7 13,2
Berat container + tanah kering, W3 10,5 9,8 11
Berat tanah basah, W4 = W2 - W1 3 4,1 4,2
Berat tanah kering, W5 = W3 - W1 1,7 2,2 2
Berat air, W6 = W4 - W5 1,3 1,9 2,2
Kadar Air, W = (W6/W5)*100% 76,47% 86,36 % 110%
Batas Plastis 90,94 %
Table 4.3 Hasil Perhitungan Batas Plastis

 Index Plastisitas

IP = LL – PL

IP = 89,52 – 90,94

IP = 1,42%

4.5 BERAT JENIS

Hasil Percobaan

- W1 = berat Pikno + tutup = 26,9 gr

- W2 = berat pikno + tutup + tanah + 2/3 air = 138 gram (sebelum

dipanaskan)

W2 = buka tutup pikno dan di didihkan ±5 menit di kompor = 138,1

gram

- W3 = berat pikno + tutup + air (full ) = 141 g

- W4 = berat tanah = 25 gram (saringan 25)

- Untuk suhu ruangan 28° factor koreksi ( K ) = 0.993

PERHITUNGAN :
- Berat total = berat tanah + ( berat pikno + tutup + air (full))

Berat total = 25 g + 141 g

Berat total = 166 g

- Volume air = berat total – ( berat pikno + tutup + tanah + air 2/3 )

Volume air = 166 – (138)

Volume air = 28

 Berat Jenis

berat tanah
berat jenis= x 0.993
Volume

25
berat jenis= x 0,993
28

berat jenis=¿ 0,886

4.6 GRAIN SIZE ANALYSIS

4.6.1 Analisa Tapis

Hasil percobaan

No saringan :4

Diameter : 4,75 mm

Berat saringan : 302 g

Berat saringan + tanah : 802 g

Berat setelah di saring : 569 g

No saringan :8

Diameter : 2.36 mm

Berat saringan : 294 g

Berat saringan + tanah : 794 g


Berat setelah di saring : 392 g

No saringan : 16

Diameter : 1.18 mm

Berat saringan : 293 g

Berat saringan + tanah : 793 g

Berat setelah di saring : 395 g

No saringan : 20

Diameter : 0.850 mm

Berat saringan : 375 g

Berat saringan + tanah : 875 g

Berat setelah di saring : 401 g

No saringan : 30

Diameter : 600 mm

Berat saringan : 290 g

Berat saringan + tanah : 790 g

Berat setelah di saring : 289 g

No saringan : 50

Diameter : 300 mm

Berat saringan : 283 g


Berat saringan + tanah : 783 g

Berat setelah di saring : 284 g

No saringan : 80

Diameter : 0.180 mm

Berat saringan : 312 g

Berat saringan + tanah : 812 g

Berat setelah di saring : 311 g

No saringan : 100

Diameter : 0.150 mm

Berat saringan : 280 g

Berat saringan + tanah : 780 g

Berat setelah di saring : 278 g

No saringan : Pan

Diameter : 0.150

Berat saringan : 320 g

Berat saringan + tanah : 820 g

Berat setelah di saring : 318 g

PERHITUNGAN :

 Saringan No.4
- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 569 – 302

= 267 gram

- Persen tahanan = (267/480)X 100% = 55%

- Komulatif tertahan =55%

- Persen lolos = 100 – 55% = 45%

 Saringan No.8

- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 392 –294

= 98 gram

- Persen tahanan = (98/480)X 100% = 20%

- Komulatif tertahan = 20%

- Persen lolos = 100 – 20= 80 %

 Saringan No.16

- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 395 – 291

= 104 gram

- Persen tahanan = (104/480)X 100% = 21%

- Komulatif tertahan = 21%

- Persen lolos = 100 – 21% = 79%

 Saringan No.20
- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 401 – 375

= 26 gram

- Persen tahanan = (26/480)X 100% = 5%

- Komulatif tertahan = 5%

- Persen lolos = 100 – 5% = 95%

 Saringan No.30

- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 291–290

= 1 gram

- Persen tahanan = (1/480)X 100% = 0,02%

- Komulatif tertahan = 0,02%

- Persen lolos = 100 – 0,02 % = 99,8 %

 Saringan No.50

- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 284 – 283

= 1 gram

- Persen tahanan = (1/480 )X 100% = 0,02%

- Komulatif tertahan = 0,02%

- Persen lolos = 100 – 0,02% = 99,8%

 Saringan No.80
- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 313–312

= 1 gram

- Persen tahanan = (1/480)X 100% = 0,02%

- Komulatif tertahan = 99,8%

- Persen lolos = 100 – 0,02% = 99,8%

 Saringan No.100

- Berat tanah tertahan = (berat saringan + tanah tertahan) – berat

saringan

= 278–278

= 0 gram

- Persen tahanan = (0/480)X 100% = 0%

- Komulatif tertahan = 100%

- Persen lolos = 100 – 100% = 0%

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Lolos (%)

No Berat Persen Komulatif Persen


Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lolos (%)
(Gr) (%) (%)
4 207 55% 45% 79%
8 98 20% 80% 51%
16 104 21% 79% 29%
20 26 5% 95% 13%
30 1 0,02% 99.8% 6%
50 1 0,02% 99.8% 0%
80 1 0,02% 99.8% 0%
100 0 0% 100% 0%
Total  480 100%
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Lolos (%)

Grafik 4.6 Hasil Analisa Saringan

GRAFIK ANALISIS SARINGAN


90.00%
79.00%
80.00%
70.00%
PERSENTASE LOLOS (%)

60.00%
51.00%
50.00% Y-Values
40.00% Moving average (Y-Values)
29.00%
30.00%
20.00% 13.00%
10.00% 6.00%
0.00%0.00% 0.00%
0.00%
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
DIAMETER SARINGAN (mm)
Grafik 4.6 Hasil Analisa Saringan

4.7 ANALISA HIDROMETER

Pada percobaan Analisa hidrometer di selidiki sifat-sifat butiran tanah halus

dengan cara mengukur specific gravity yang berubah-rubah (table 4.1) dari

sebuah suspense tanah pada saat butiran tanah sedang mengalami proses

pengendapan . dengan dasar hukum strokes dapat ditentukan ukuran butiran

kepada kecepatan dari partikel agar persamaan strokes dapat di terapkan

pada percobaan hidrometer maka di asumsikan

a. Masing-masing butir tanah berbentuk bola

b. Tidak ada interferensi anatar partikel dan antara partikel dengan

dinding.untuk tujuan ini digunakan tanah yang relatif sedikit yaitu

50 gram/liter dan juga memakai tabung gelas 1000 cc campuran

c. Specific gravity dari partikel diketahui

d. Untuk nilai L harga kedalaman efektif berdasarkan hidrometer dan

larutan sedimentasi di dalam silinder berukuran khusus (152 H)

Table 4.1 percobaan Analisa hidrometer


Waktu Suhu Bacaan
(menit) pada
hydrometer
¼ 22 15
½ 22 16
1 22 18
2 22 19
5 22 20
15 22 22
30 22 24
Table 4.1 percobaan Analisa hidrometer

- Sampel tanah adalah tanah lempung, Gs = 2,58

- Gs hasil Lab = 0,886

- Berat tanah = 50 g

- Koreksi nol =1

- Koreksi minus = 0,5

- Persentase lolos saringan No 100 = 0%

PERHITUNGAN :

 Faktor Koreksi (a)

1.65 x Gs
a=
2.65 x ¿ ¿

1.65 x 2.58
a=
2.65 x ¿ ¿

a=1.016

 Nilai Rc (Koreksi Pembacaan Hydrometer)


Rc = Ra – C0 – Ct

T = 22℃

Ct = 0.4

C0 =1

- Untuk Ra= 15

Rc = 15 - 1 + 0.4

Rc = 14,4

- Untuk Ra= 16

Rc = 16 - 1 + 0.4

Rc = 15,4

- Untuk Ra = 18

Rc = 18 - 1 + 0.4

Rc = 17,4

- Untuk Ra = 19

Rc = 19 – 1 + 0.4

Rc = 18,4

- Untuk Ra = 20

Rc = 20 – 1 + 0.4

Rc = 19,4

- Untuk Ra = 22

Rc = 22 – 1 + 0.4

Rc = 21,4

- Untuk Ra = 24

Rc = 24 – 1 + 0.4
Rc = 23,4

Rc−a
 % Finner = x 100
Ws

a = 1.016

Ws = 50

- Untuk Rc = 14,4

1 4 , 4−1,016
% Finner = x 100 = 26,76%
50

- Untuk Rc = 15,4

15 , 4−1,016
% Finner = x 100 = 28,76%
50

- Untuk Rc = 17,4

17 , 4−1,016
% Finner = x 100 = 32,76%
50

- Untuk Rc = 18,4

18 , 4−1,016
% Finner = x 100 = 34,76%
50

- Untuk Rc = 19,4

19,4−1,016
% Finner = x 100 = 36,76%
50

- Untuk Rc = 21,4
21, 4−1,016
% Finner = x 100 = 40,76%
50

- Untuk Rc = 23,4

23 , 4−1,016
% Finner = x 100 = 44,76%
50

 Nilai R = Ra+ koreksi Minus

Koreksi Minus = 0.5

- Untuk Ra

R = 15 + 0.5 = 15,5

- Untuk Ra

R = 16 + 0.5 = 16,5

- Untuk Ra

R = 18 + 0.5 = 18,5

- Untuk Ra

R = 19 + 0.5 = 19,5

- Untuk Ra

R = 20 + 0.5 =20,5

- Untuk Ra

R = 22 + 0.5 = 22,5

- Untuk Ra

R = 24+ 0.5 = 24,5

 Mencari Nilai K dengan T =22 ℃ dan Gs = 2,85


a 2.60 0.0135 c
[ 2.58
2.55
x
0.0137 ]
a
C =dx
b

2.60−2.58
= (0.0137 – 0.0135) x
2.60−2.55

= 0.00008

X = 0.0135 + C

= 0.0135 + 0.00008

= 0.01358

Jadi nilai K = 0.01358

 Mencari nilai D ( diameter )

L
D=K x
√ t

 Untuk t = 1/4

132
D = 0.01358 x
√ 0,25
= 0.312045 mm

 Untuk t = 1/2

143
D = 0.01358 x
√ 0,5
=¿0.22966 mm

 Untuk t = 1

143
D = 0.01358 x
√ 1
=¿0.16239 mm

 Untuk t = 2
147
D = 0.01358 x
√ 2
=¿0.11462 mm

 Untuk t = 5

147
D = 0.01358 x
√ 5
=¿0.07363 mm

 Untuk t = 15

147
D = 0.01358 x
√ 15
=¿0.04251 mm

 Untuk t = 30

147
D = 0.01358 x
√ 30
=¿0.03006 mm

Koreksi L
Wakt Suh Bacaan Koreksi Miniscu (mm
u u Hidrometer Nol Ct a Ws Rc finner(%) s R ) K D (mm)
14.
0.25 22 15 4 26.76 15.5 132 0.312045
15.
0.5 22 16 4 28.76 16.5 143 0.229659
0. 17.
3 1.02 50 0.5 0.01358
1 22 18 4 4 32.76 18.5 143 0.162393
2 22 19 18.4 34.76 19.5 147 0.116424
5 22 20 20.4 36.76 20.5 147 0.073633
15 22 22 22.4 40.76 22.5 147 0.042512
30 22 24 24.4 44.76 24.5 147 0.030061
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Analisa Hidrometer

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Analisa Hidrometer

Grafik 4.7 Analisis Hidrometer


GRAFIK ANALISIS HIDROMETER
40.00%

35.00%

30.00%

25.00%
FINNER (%)

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35
DIAMETER (mm)

Grafik 4.7 Analisis Hidrometer


BAB V
KESIMPULAN & SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari Kegiatan Praktikum Mekanika Tanah Pada hari Sabtu , 27 juni
2020 yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil, kami dapat
menyusun laporan sehingga dapat membuat suatu kesimpulan dari kegiatan
praktikum tersebut diantaranya adalah ;
Berdasarkan data hasil uji dan percobaan perhitungan Kadar air yang
terkandung didalam suatu sampel tanah dengan timbangan ketelitian 0.1
gram dalam keadaan batas cair (LL) memiliki rata – rata kandungan air
sebesar 89,52 % dan memiliki batas plastis 90,94 %.
Dari sampel tanah yang sama serta hasil perhitungan yang diperoleh
bahwa berat volume tanah yaitu 2,030 gr/cm3
dengan Batas Cair (LL) rata – rata sebesar 89,52 dan batas plastisnya
sebesar 90,94.Indeks plastisitas = LL – PL = 89,52 – 90,94 = 1,42% (Nilai
Mutlak). Berdasarkan bagan plastisitas indeks Nilai IP sampel tanah berada
di antara 4 dan 7 dibawah garis A yang merupakan kasus batas antara yang
membutuhkan symbol Ganda. Berdasarkan bagan plastisitas atau bagan A
sampel tanah ini di masukan dalam kelompok Simbol OL – ML ( OL adalah
campuran lanau inorganic dan pasir sangat halus, tepung batuan, pasir halus
berlanau atau berlempung dengan sedikit plastisitas dan OL adalah lanau
inorganic dan lanau lempung organic dengan plastisitas rendah ) yang
memiliki berat jenis 0,886. pada pengujian berikutnya yaitu Analisa Tapis
dapat diklasifikasikan bahwa :
Klasifikasi unified mendefenisikan tanah sebagai :
- Tanah berbutir halus apabila lolos saringan no. 200 > 50%
- Tanah berbutir kasar apabila tertahan saringan no.200 > 50%
Tanah berbutir kasar adalah :
- Pasir yaitu apabila fraksi kasara > 50% berada antara ukuran saringan
no.4 dan no.200
- Kerikil yaitu apabila fraksi kasar>50% tertahan pada saringan no.4
Berdasarkan table hasil perhitungan ( komulatif tertahan ) sebanyak
94% tanah tertahan diantara saringan no.4 dan saringan no.200. sehingga
berdasarkan kalsifikasi unified sampel tanah ini diklsifikasikan sebagai
tanah berbutir kasar ( Pasir ).
- Tanah bergradasi baik apabila mempunyai koofisien gradasi 1<Cc<3
dengan Cu>4 untuk kerikil, Cu>6 untuk pasir dan disebut bergradasi
baik apabila Cu>15.
Berdasarkan grafik analisa saringan, diperoleh D10 = 0.21, D30 =
0.85 dan D60 = 1.7
Maka :
D60 1.75
- Cu = = =8.09
D10 0.21
D30 2 0.852
- Cc = = =2.02
D60 x D 10 1.7 x 0.21
Dari hasil perhitungan nilai Cu dan Cc dapat disimpulkan bahwa
sampel tanah yang diambil merupakan Pasir dengan gradasi baik.
Berdasarkan grafik Analisa dan studi litelatur dapat disimpulkan
bahwa didalam pengujian hydrometer tanah diklasifikasikan sebagai tanah
lempung hingga lanau

5.2 SARAN
Demi terciptanya pengembangan potensi mahasiswa di dalam disiplin ilmu
yang dipelajari , tentunya fasilitas Laboratorium yang memadai menjadi
salah satu penunjang untuk lebih mengoptimalkan potensi dari setiap
mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktikum , salah satu saran dari
kelompok kami mungkin perlu sedikit diperhatikan dan lebih di tingkatkan
kembali standarisasi dari Laboratorium Teknik sipil agar hasil pengujian
setiap material memiliki nilai (data hasil uji ) yang sesuai dengan standar
dan bentuk pengklasifikasian yang sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai