Anda di halaman 1dari 4

TEORI TENTANG KOMPRES PANAS/ HANGAT

Kompres panas/ hangat

1. Defenisi
Kompres panas adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alatyang menimbulkan hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah
juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran
getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada
klien.
Kompres panas yaitu dimana kompres panas dapat meredakan iskemia dan
melancarkan pembuluh darah sehingga meredakan nyeri dengan mengurangi
ketegangan dan meningkat perasaan sejahtera

2. Mekanisme Dalam Menurunkan Nyeri


Pemakaian kompres panas/ hangat biasanya dilakukan hanya setempat saja
pada bagian tubuh tertentu. Dengan pemberian panas , pembuluh-pembuluh darah
akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah di dalam jaringan tersebut.
Aktivitas sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit atau nyeri dan akan
menunjang proses penyembuhan luka dan proses peradangan
Menurut Potter da Perry dalam Rasdini (2012), terapi panas merupakan
salah satu modalitas terapi fisik panas secara konduksiuntuk menstimulasi kulit
sehingga dapat menurunkan persepsi nyeri seseorang. Selain itu, teknik ini juga
mudah dilakukan oleh penderita sehari-hari.
Memberikan kompres panas atau dingin dapat memberikan rasa nyaman
sesuai keinginan ibu. Salah satu terapi non farmakologi yang berguna
menurunkan intensitas nyeri yaitu stimulasi masase kuntaneus dan kompres
panas/hangat.
Pemberian kompres panas menimbulkan efek hangat serta efek stimulasi
kutaneus berupa sentuhan. Efek ini dapat menyebabkan terlepasnya endorphin,
sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Cara kerjanya adalah rangsangan
panas pada daerah lokal akan merangsang reseptor bawah kulit dan mengaktifkan
transmisi serabut sensori A beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini juga
menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta A berdiameter kecil.
Keadaan demikian menimbulkan gerbang sinap menutup transmisi implus nyeri.
Ketika panas diterima reseptor, implus akan diteruskan menuju
hipotalamus posterior akan terjadi reflek penghambatan simpatis yang akan
membuat pembuluh darah berdilatasi. Kompres panas/ hangat meningatkan sushu
kulit lokal, sirkulasi dan metabolism jaringan. Kompres hangat mengurangi
spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri. Kompres hangat juga mengurangi
respons ‘melawan atau menghindar’ seperti di buktikan dengan gemetar dan
berdiri bulu roma
Kompres hangat dianggap bermanfaat untuk sirkulasi darah. Memang tak
menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman.

3. Persiapan melakukan kompres hangat

1. Persiapan Alat dan Bahan


a. Kantung karet berisi air hangat dengan suhu 45-50,5 derajat celcius
b. Handuk goodmorning
c. Air 500 cc
d. Thermometer air

2. Pasien
- Membuka sedikit pakaian yang menutupi daerah pinggang
- Ibu berada pada posisi miring ke kiri
- Tidak sedang mendapat terapi obat-obatan seperti induksi

Bidan
Mencuci tangan dan posisi bidan di sebelah kanan ibu

3. Cara kerja
- Cuci tangan
- Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Ukur suhu air dengan menggunakan thermometer air
- Isi kantung karet dengan air hangat 500 cc dengan suhu 45-50,5
derajat celcius
- Tutup kantung karet yang telah di isi air hangat kemudian di
keringkan
- Bungkus kantung karet dengan handuk goodmorning
- Tempatkan kantung karet pada daerah punggung bagian bawah
dengan posisi ibu miring kiri.

Teknologi tepat guna kompres panas/ hangat untuk mengurangi intensitas


nyeri pada kala I persaliana dari segi evidence based adalah sebagai berikut:

Penatalaksanaan dalam mengatasi nyeri persalinan berdasarkan penelitian


di sembilan rumah sakit, di Amerika Serikat tahun 1996, sebanyak 4171 pasien,
yang persalinannya ditolong oleh perawat-bidan menggunakan beberapa tipe
penatalaksanaan nyeri untuk mengatasi nyeri. Ibu bersalin tersebut sekitar 90%
diantaranya memilih managemen nyeri denganmetode nonfarmakologis salah
satunya dengan menggunakan kompres panas/ hangat, metode tersebut adalah
pilihan yang disukai oleh ibu melahirkan sesuai dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompres panas/ hangat efektif dilakukan selama proses
persalinan dan\ merupakan tindakan umum untuk mengatasi nyeri. Penelitian
lainnya tentang pengaruh penggunaan kompres hangat dalam pengurangan nyeri
persalinan telah dilakukan di Klinik hj. Hamidah Nasution tahun 2010 di Medan,
pada kala I fase aktif, diperoleh perbedaan skala nyeri sebelum intervensi 6,27
sesudah intervensi 4,77 dengan t test dependent. Penelitian yang pernah
dilakukan tidak memisahkan subjek penelitian antara ibu primipara dengan
multipara, sementara nyeri tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman terdahulu.
Kemudian hasil penelitian lainnya

Pengaruh Faktor-Faktor Confounding Responden Terhadap Skala Nyeri


Persalinan Kala Satu Fase Aktif Di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan.

Pengaruh faktor-faktor confounding terhadap skala nyeri persalinan kala


satu fase aktif sesudah intervensi, diperoleh beberapa variabel yakni skala nyeri,
dilatasi pembukaan serviks, kelompok terapi kompres hangat dan riwayat obstetri
mempunyai pengaruh terjadap penurunan skala nyeri setelah intervensi (p<0,05.).
Dari ketiga variable tersebut faktor kelompok terapi dan skala nyeri persalinan
sebelum intervensi bermakna terhadap perubahan skala nyeri sesudah intervensi
(p=0,00). Analisis hubungan variabel dari kedua variabel tersebut menunjukkan
hubungan yang sangat erat (R=0,9). Dimana intensitas dan waktu nyeri dikaitkan
dengan terbentuknya tekanan intrauterin yang menambah dilatasi struktural
serviks Semakin meningkat dilatasi serviks maka akan mempengaruhi skala nyeri
persalinan Sehingga skala nyeri persalinan sesudah intervensi akan mempengaruhi
peningkatan skala nyeri sesudah intervensi jika tidak dikontrol. Karakteristik
lainnya seperti usia responden, tafsiran berat janin, pekerjaan, dilatasi pembukaan
serviks, dan suku budaya tidak mempunyai pengaruh yang bermakna (p >0,05)
terhadap perubahan skala nyeri sesudah periode intervensi, namun ada perbedaan
proporsi skala nyeri sebelum dan sesudah periode intervensi dari masing-masing
kelompok ibu bersalin primigravida. Persepsi seseorang terhadap nyeri
dipengaruhi banyak faktor antara lain: usia, pengalaman masa lalu, penyakit.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nyeri antara lain lingkungan.
Suasana lingkungan dikamar bersalin yang gaduh ataupun keadaan cuaca yang
terang atau panas dapat menambah intensitas nyeri yang lebih berat. Pengalaman
masa lalu terhadap nyeri juga dapat mengubah persepsi seseorang. Mekanisme
koping yang telah dipelajari menjadi efektif untuk menghadapi nyeri yang
dialami.Stressor nyeri yang sama pada beberapa orang akan menghasilkan respon
yang berbeda, dapat juga karena fungsi budaya yang dianutnya. Dukungan akan
kehadiran seseorang juga mampu megubah persepsi nyeri sehingga klien dapat
mentoleransi lebih tinggi.

Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri

Pengaruh terapi kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri. Hasil


penelitian dapat membuktikan bahwa ada pengaruh terapi kompres hangat yang
bermakna dalam mencegah dan mengurangi nilai skala nyeri pada responden ibu
bersalin primigravida.
Namun setelah dianalisis antara variabel kelompok yang mendapatkan terapi
kompres hangat, skala nyeri sebelum intervensi, dan dilatasi serviks
menunjukkan variabel kelompok terapi kompres dan nilai skala nyerisebelum
periode intervensi menunjukkan hubungan yang sangat erat (R=0,9) terhadap
perubahan nilai skala nyeri sesudah intervensi. Hal ini sesuai sebagaimana yang
dinyatakan oleh peneliti sebelumnya sumber nyeri persalinan adalah iskemia
jaringan, penipisan dan pembukaan serviks, penekanan dan penarikan pada
susunan panggul Misal: ligamen, tuba fallopi, ovarium, vesika urinaria, perineum,
distensi vagina dan perineum. Semakin besar dilatasi pembukaan serviks semakin
meningkat intensitas nyeri. Faktor-faktor tersebut diatas yang perlu dikontrol
untuk mencegah atau mengurangi nyeri persalinan.
Dengan demikian terapi kompres hangat adalah salah satu terapi
managemen nyeri persalinan selain terapi alternatif lainnya seperti pemberian
psikoedukasional, terapi biofeedback, terapi endorphin, gate kontrol dan sensory
transformation. Terapi kompres hangat juga telah banyak digunakan sebagai
terapi nyeri di bidang keilmuan lain misalnya mengurangi nyeri persendian, nyeri
postoperasi
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan signal ke
hipothalamus melalui spinal cord. Ketika reseptor yang peka terhadap panas
dihipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan signal yang memulai
berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah akan
memperlancar sirkulasi oksigenisasi mencegah, terjadinya spasme otot,
memberikan rasa hangat membuat otot tubuh lebih rileks, dan menurunkan rasa
nyeri
.

Teknologi tepat guna kompres panas/ hangat untuk mengurangi intensitas


nyeri pada kala I persaliana dari segi financial, penerimaan kultur/ etika dan
apakah ada system untuk melakukan kompres panas/ hangat adalah sebagai
berikut:

Menurunkan nyeri pada persalinan, ada 2 cara, yaitu baik secara


farmakologi maupun nonfarmakologi. Terapi panas dan dingin merupakan salah
satu metode non farmakologis untuk mengatasi nyeri Manajemen nyeri secara
farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi namun
metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang
baik. sedangakn metode non farmakologis bersifat murah, simpel, efektif, dan
tanpa efek yang merugikan, dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan dan
sangat mudah di lakukan oleh masyarakat. Metode non merupakan metode yang
paling sering digunakan untuk mengurangi nyeri, dan dapat diterima di semua
kalangan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai