Anda di halaman 1dari 9

MDVI Vol. 38. No.

2 Tahun 2011: 96-103

Tinjauan Pustaka

PENGGUNAAN LASER PADA LESI HIPERPIGMENTASI

Rita Agustine, Satya Wydya Yenny

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


FK Universitas Andalas / RS dr. M. Djamil, Padang

ABSTRAK

Hiperpigmentasi berhubungan dengan akumulasi melanin baik di epidermis, dermis, maupun keduanya.
Salah satu modalitas terapi yang banyak direkomendasikan saat ini untuk lesi hiperpigmentasi adalah dengan
laser. Karena menggunakan prinsip fototermolisis selektif, laser sering menjadi pilihan terbaik untuk lesi
hiperpigmentasi karena dapat mengurangi risiko terjadinya parut dan hipopigmentasi setelah pengobatan.
Sejumlah laser yang spesifik terhadap pigmen dapat mengobati lesi hiperpigmentasi di epidermis dan dermis
secara efektif tanpa komplikasi dengan menggunakan prinsip dasar fototermolisis selektif. Laser dengan
panjang gelombang yang lebih pendek (Q-switched Nd:YAG 532 nm, pulsed dye 510 nm) lebih efektif untuk
lesi hiperpigmentasi superfisial / epidermis, dan panjang gelombang yang lebih panjang (QSR 694 nm, Q-
switched Nd:YAG 1064 nm, Q-switched Alexandrite 755 nm) lebih efektif untuk pigmen di dermis. Indikasi
primer adalah lentigo, makula café-au lait, nevus Ota atau Ito (ABNOM/nevus Hori). Indikasi sekunder adalah
nevus spilus, nevus Becker, dan nevus melanositik. Laser untuk pengobatan lesi hiperpigmentasi merupakan
prosedur yang dianggap aman dan efektif, namun tetap memiliki komplikasi dan tidak semua lesi
hiperpigmentasi dapat diobati dengan laser. Diperlukan pengetahuan mengenai indikasi, kontraindikasi, efek
samping serta komplikasi pengobatan laser sebelum menganjurkan laser sebagai terapi pilihan. (MDVI 2011;
38/2:96-103)

Kata kunci: laser, lesi hiperpigmentasi

ABSTRACT

Hyperpigmentations associated with accumulation of melanin in epidermis, dermis, or both. One of


recommended therapy for hyperpigmented lesions is laser. Since it uses selective phototermolysis principal,
laser became the best choice for hyperpigmented lesions because of its selectivity that reduce the risk of scar
and hypopigmented after treatment. Some pigment specific lasers treats hyperpigmented lesions in the
epidermis and dermis effectively without complication by using selective photothermolysis principal. Lasers
with shorter wavelength (Q-switched Nd:YAG 532 nm, pulsed dye 510 nm) are more effective for superficisl
hyperpigmented lesions in the epidermis while longer wavelength (QSR 694 nm, Q-switched Nd:YAG 1064
nm, Q-switched Alexandrite 755 nm) are more effective for pigment in the dermis. Primary indications for
these lasers are lentigo, café-au lait macula, nevus Ota or Ito (ABNOM/nevus Hori). Secondary indications
are nevus spillus, nevus Becker, and nevus melanocytic. Laser for hyperpigmented lesions is a save and
effective procedure but still has complication and not all hyperpigmented lesions could be treated by laser.
Knowledges about indications, contra indications, side effects, and complications are needed before suggesting
laser as the treatment of choice for the patients. (MDVI 2011; 38/2:96-103)

Key words: laser, hyperpigmented lesions

Key words: Contact dermatitis , elderly, irritans, allergens


Korespondensi :
Jl. Perintis Kemerdekaan, Padang
Telp. 0751-32373
rtagustine77@yahoo.co.id

96
R Agustine, SW Yenny Laser pada lesi hiperpigmentasi

PENDAHULUAN sinar akan diabsorbsi di epidermis), dihamburkan, dan


diteruskan.10,12
Hiperpigmentasi merupakan masalah yang sering terjadi
pada banyak individu. Penyebab hiperpigmentasi pada kulit
bervariasi, dapat disebabkan oleh pajanan sinar matahari,
gangguan keseimbangan hormonal, penyakit tertentu, dan
respons terhadap terapi laser.1 Hiperpigmentasi disebabkan
oleh akumulasi melanin baik di epidermis, dermis, maupun
keduanya.1-3
Terdapat berbagai modalitas terapi untuk lesi hiper-
pigmentasi, di antaranya kuretase, elektrodesikasi, peeling
kimia, krioterapi, eksisi, dermabrasi, nitrogen cair, es CO2
padat.4,5 Salah satu modalitas terapi yang banyak direkomen-
dasikan saat ini untuk lesi hiperpigmentasi adalah dengan light
amplification by stimulated emission of radiation (laser).1,6,7
Karena prinsip kerja fototermolisis selektif, laser menjadi
pilihan terbaik untuk lesi hiperpigmentasi di epidermis dan
dermis karena selektifitasnya dapat mengurangi risiko Gambar 1. Interaksi laser dengan jaringan10
terjadinya parut dan hipopigmentasi setelah pengobatan1-4,6
Laser untuk pengobatan lesi hiperpigmentasi meru- Anderson dan Parrish mengemukakan prinsip foto-
pakan prosedur yang dianggap aman dan efektif, namun tetap termolisis, yang menyatakan bahwa kerusakan termal yang
memiliki komplikasi dan tidak semua lesi hiperpigmentasi selektif terhadap lesi target dapat diperoleh dengan menggu-
dapat diobati dengan laser.6,8 Diperlukan pengetahuan menge- nakan parameter laser yang sesuai.2,4,12 Fototermolisis selektif
nai indikasi, kontraindikasi, efek samping serta komplikasi memerlukan panjang gelombang yang diabsorpsi dengan baik
pengobatan laser sebelum menganjurkan laser sebagai oleh target, durasi pulse yang lebih pendek daripada waktu
pilihan terapi kepada pasien. relaksasi termal target (Tr = waktu yang diperlukan target untuk
menjadi dingin hingga 50%, dinyatakan dengan satuan µs), dan
energi (fluence) yang cukup tinggi untuk memperoleh efek
INTERAKSI LASER DAN JARINGAN jaringan yang diharapkan.2,4 Dengan adanya konsep
PADA KULIT BERPIGMEN fototermolisis selektif, sinar dapat melewati kulit tanpa
menimbulkan efek hingga sinar tersebut diserap, dan
Sinar adalah bagian dari spektrum radiasi elektro- membentuk panas hanya pada target kromofor tertentu.4,12
magnetik, dengan energi yang disebut foton, sedangkan Terdapat 3 kromofor utama pada kulit yaitu melanin,
molekul yang menyerap sinar disebut kromofor.9-11 Bila sinar hemoglobin, dan air.8 Melanin memiliki spektrum absorpsi
diserap oleh kromofor, energi ditransfer dari foton yang yang luas pada sinar ultraviolet, cahaya tampak, dan infra
masuk ke kromofor di kulit. Setelah energi ini diserap, sinar merah, namun absorpsinya menurun dengan peningkatan
dapat memulai reaksi fotokimia, dapat memanaskan panjang gelombang. Panjang gelombang yang diabsorpsi
jaringan hingga keadaan koagulasi ataupun penguapan, dan terutama antara 600-1100 nm, yang disebut optical win-
dapat menghancurkan atau meledakkan struktur jaringan dow, cahaya tersebut menembus dalam ke lapisan dermis. 2,14
melalui pemanasan lokal yang sangat cepat.4,10,12 Target laser pada lesi hiperpigmentasi dapat berupa melanosom
Laser adalah suatu peralatan yang menghasilkan (yang mengandung melanin) yang terdapat di keratinosit,
berkas sinar dengan panjang gelombang tertentu atau melanosom yang terdapat di melanosit, dan melanosit.8
warna yang bersifat sangat sejajar dan koheren.12 Panjang Melanosom memiliki Tr 0,5–1μs,14 sehingga ambang
gelombang cahaya tersebut diabsorpsi secara maksimal termal akan muncul pada panjang gelombang dengan pulse
oleh komponen kulit yang akan diobati. Bila karakteristik laser kecil dari 1μs. Penghantaran pulse laser dengan energi
absorpsi jaringan target bertemu secara tepat dengan panjang yang sangat tinggi dalam jangka waktu ini akan menyebabkan
gelombang yang paling ideal, spesifisitas maksimal interaksi melanin mengabsorbsi dan melokalisir sinar laser dengan
laser-jaringan akan muncul.9,12,13 intensitas yang tinggi, sehingga menyebabkan perubahan
Bila sinar laser mengenai kulit (gambar 1), sinar temperatur yang tajam antara melanosom dan struktur lain
tersebut dapat dipantulkan (4 – 6%), diserap (kira-kira 90% di sekitarnya. Perubahan ini menyebabkan pembentukan

97
MDVI Vol. 38. No.2 Tahun 2011: 96-103

gelombang akustik, yang secara mekanik akan merusak sel nm dengan durasi pulse 10 nanodetik.2,14 Melanin tidak
yang mengandung melanosom.2,14 Kerusakan sel tersebut mengabsorpsi dengan baik panjang gelombang 1064 nm,
mengakibatkan vakuolisasi pada sel yang mengandung pig- sehingga tidak ideal untuk pengobatan lesi hiper-
men pada lapisan basal, keratinosit, dan melanosit mem- pigmentasi jinak. Namun, karena mampu menembus lebih
perlihatkan kondensasi pigmen dan material inti pada bagian dalam ke kulit (hingga 4-6 mm), laser ini bermanfaat
perifer sel yang disinari, dan vesikulasi subepidermal pada untuk pengobatan lesi pada individu dengan kulit lebih
tingkat lamina lusida. Hal ini menyebabkan munculnya gam- gelap.14
baran sel cincin. Nekrosis dan regenerasi epidermis pada epi- Saat ini sebagian besar ahli telah meneliti dan mela-
dermis yang mengandung pigmen terjadi 7 hari berikutnya.2,14 porkan efek yang bagus pada laser Q-switched.8,14 Quality-
Penyembuhan jaringan setelah kerusakan melanosom switched (q-switched = QS) berarti kemampuan untuk
akibat laser memperlihatkan depigmentasi kulit sementara membentuk pulse yang sangat pendek (5-100 nanodetik)
yang diikuti oleh repigmentasi pada minggu berikutnya. dengan daya puncak yang sangat tinggi.2,6,9,12 Laser QS
Sel-sel pigmen yang nekrosis mengelupas dalam bentuk menghasilkan efek fotoakustik, yang berasal dari pem-
skuama halus atau krusta selama beberapa minggu, diikuti bentukan gelombang cepat setelah penyinaran laser yang
oleh hipopigmentasi sementara dan berangsur-angsur repig- mengakibatkan kerusakan terhadap struktur selular dan ruptur
mentasi tanpa perubahan tekstur.14 Repigmentasi berasal membran, yang akhirnya merusak melanosom, dengan
dari migrasi melanosit residual di dalam struktur adneksa kerusakan minimal terhadap struktur selular disekitarnya.6,14
atau dari kulit di dekatnya yang tidak terpapar.2 Ada beberapa jenis laser QS yang banyak digunakan
saat ini (tabel 1), yaitu:
PENGGUNAAN LASER PADA LESI 1. Laser Q-switched ruby (QSRL), memiliki panjang
HIPERPIGMENTASI gelombang 694 nm, fluence 4–10 J/cm2, ukuran spot 5-7
mm, dan durasi pulse 28-40 nanodetik. Karena hanya
Laser yang dapat digunakan untuk pengobatan lesi menembus kurang dari 1 mm ke dalam kulit QSRL
hiperpigmentasi digunakan untuk lesi superfisial.6,9,11,12,14-16 Karena
afinitasnya yang tinggi terhadap melanin dan kemung-
Laser untuk lesi hiperpigmentasi dapat dikategorikan kinan risiko hipopigmentasi, QSRL tidak direkomen-
ke dalam laser nonselektif, misalnya CO2 (10.600 nm) dan dasikan untuk pasien dengan tipe kulit gelap.6
erbium:YAG (2940 nm);2 laser cukup selektif, misalnya laser 2. Laser Q-switched alexandrite (QSA), memiliki panjang
argon, laser krypton (520-530 nm) dan copper (511 nm);14 gelombang 755 nm, durasi pulse 50-100 nanodetik,
dan sangat selektif. Laser yang sangat selektif terhadap diameter spot 3 mm, dan fluence 4,5-8 J/cm2.2,6,8,12,14-18
pigmen dibagi menjadi: Menembus lebih dalam dibandingkan dengan QSRL
1. Laser sinar hijau, terdiri atas sistem pulsed dan nonpulsed. karena memiliki panjang gelombang yang lebih besar
Tidak menembus dalam ke kulit karena panjang gelom- sehingga dapat digunakan untuk lesi di epidermis dan
bangnya lebih pendek, sehingga hanya efektif untuk dermis.6 Karena memiliki durasi pulse dan panjang
pengobatan lesi hiperpigmentasi di epidermis.14 Laser gelombang yang yang besar, kecil kemungkinan terja-
pulsed dye dengan panjang gelombang 504 nm dan dinya pembentukan jaringan parut, percikan jaringan,
durasi pulse 300 nanodetik dapat mengangkat berbagai purpura, hipopigmentasi, dan hiperpigmentasi. Efikasi dan
lesi hiperpigmentasi jinak epidermis dengan sempurna, keamanan laser QSA sangat mirip dengan laser QSR
dengan mengembalikan warna dan tekstur kulit normal.1 kecuali hipopigmentasi sementara lebih jarang setelah
2. Laser sinar merah, terdiri atas sistem shortpulsed (Q- pengobatan dengan laser QSA.15
switched) dan long-pulsed (normal-mode). Contoh laser 3. Laser Q-switched Nd:YAG, memancarkan sinar infrared
shortpulsed untuk lesi hiperpigmentasi adalah laser Q- pada panjang gelombang 1064 nm, dapat menembus
switched ruby dan Q-switched alexandrite. Panjang hingga 2 - 3 mm ke dalam dermis sehingga cocok untuk
gelombang yang lebih besar pada laser ini memungkinkan pigmentasi yang lebih dalam di dermis. Dengan menem-
penetrasi yang lebih dalam ke dermis.2,12,14 patkan kristal KTP (potassium–titanyl–phosphate), panjang
3. Laser sinar near-infrared. Laser Q-switched Nd:YAG gelombang dapat dijadikan setengah menjadi 532 nm (sinar
menghasilkan sinar dengan panjang gelombang 1064 hijau), dan diperoleh durasi pulse 5-10 nanodetik..6,8,15

98
R Agustine, SW Yenny Laser pada lesi hiperpigmentasi

Tabel 1. Parameter pengobatan standar untuk lesi hiperpigmentasi2

Lesion Laser Spot size Fluence Retreatment interval


(mm) (J/cm2)
Lentigines QS ruby 6.5 2.0 – 4.0 4 – 8 weeks
QA Nd: YAG (532 nm) 3 0.7 – 1.0
QS alexandrite 3 4.0 – 6.0
Pulsed dye (510 nm) 3 2.5
Café-au-lait macules QS ruby 6.5 3.0 – 4.5 4 – 8 weeks
QS Nd: YAG (532 nm) 3 1.0 – 1.5
QS alexandrite 3 2.5 – 3.5
Pulsed dye (510 nm) 5 2.0 – 3.5
Becker’s nevus QS ruby 6.5 3.0 – 4.5 4 – 8 weeks
QS Nd: YAG (532 nm) 3 1.5 – 1.8
QS Nd: YAG (1064 nm) 3 4.0 – 5.0
QS alexandrite 3 5.0 – 6.0
Nevus spilus QS ruby 6.5 3.0 – 4.5 4 – 8 weeks
QS Nd: YAG (532 nm) 3 1.5 – 2.0
QS Nd: YAG (1064 nm) 3 4.0 – 4.4
QS alexandrite 3 4.0 – 6.0
Nevus of Ota QS ruby 6.5 5.0 – 6.0 6 – 12 weeks
QS Nd: YAG (1064 nm) 3 4.0 – 5.0
QS alexandrite 3 5.5 – 6.5

Note: QS, Q-switched


multipel yang berhubungan dengan suatu sindrom,
Indikasi laser pada lesi hiperpigmentasi misalnya neurofibromatosis dan sindrom Albright.2,23
Efikasi laser dalam mengangkat makula café-au
1. Kelainan pigmen di epidermis lait bervariasi, dan hasilnya sering tidak dapat dipre-
Sejumlah penelitian klinis telah melaporkan efikasi dan diksi.6,15 Telah dilaporkan penyembuhan sempurna
keamanan laser Q-switched dan laser pulsed dye 510 nm makula café-au lait setelah 8 sesi pengobatan dengan
pada pengobatan berbagai lesi hiperpigmentasi di laser pulsed dye 510 nm dan setelah 3-6 sesi pengo-
epidermis, contohnya efelid, lentigo, makula café-au lait, batan dengan laser Q-switched Nd:YAG 532 nm.2,14
keratosis seboroik, nevus spilus, dan nevus Becker.
Pigmen pada lesi di epidermis terletak superfisial, sehing- c. Lesi hiperpigmentasi di epidermis lainnya
ga panjang gelombang yang lebih pendek dapat digunakan Efelid (freckles) adalah makula hiperpigmentasi
secara efektif.2 Lesi di epidermis membutuhkan 1-6 sesi kecil yang terdapat pada lokasi pajanan matahari.2,24
pengobatan untuk sembuh. Lesi tersebut mudah menga- Lesi memberikan respons yang baik terhadap 1
lami kekambuhan dan dianjurkan penggunaan tabir surya hingga 2 sesi pengobatan laser QS dan pulsed dye
yang adekuat untuk pemeliharaan.6 510 nm.25 Wang dkk. (Taiwan, 2006) melaporkan
a. Lentigo keberhasilan pengobatan efelid dengan laser QSA
Lentigo merupakan makula hiperpigmentasi yang dengan risiko hiperpigmentasi pascainflamasi yang
sangat sering dijumpai, sebagian besar disebabkan rendah.26
oleh pajanan matahari yang kronik. 2,4,8 Keratosis seboroik yang datar juga memberikan
Ketiga laser Q-switched dan laser pulsed dye respons yang baik terhadap pengobatan laser,
sangat efektif untuk pengobatan lentigo.8,19-21 Setelah namun lesi yang lebih tebal resisten dan harus
satu kali pengobatan diharapkan diperoleh penyem- diobati dengan cryosurgery.2 Kauvar dkk. (New
buhan 50%, dan pengobatan tambahan mungkin York, 2006) melaporkan keberhasilan pengobatan
diperlukan untuk mengangkat sisa pigmen.2,14,19,22 efelid dan keratosis seboroik dengan pengobatan
modifikasi laser pulsed dye yang menggunakan
b. Makula café-au lait panjang gelombang 595 nm.7
Makula café-au lait adalah makula berwarna Nevus spilus dan nevus Becker, yang dapat
coklat terang berbatas tegas yang dapat timbul sebagai mempunyai kombinasi komponen epidermis dan
lesi terisolasi pada populasi umum atau sebagai lesi

99
MDVI Vol. 38. No.2 Tahun 2011: 96-103

dermis memiliki respons yang bervariasi terhadap • Tipe epidermal: terdapat peningkatan melanin di epidermis.
pengobatan laser.15 • Tipe dermal: melanofag ditemukan di dermis superfisial
dan mid dermis.
2. Kelainan pigmen di dermis • Kombinasi tipe dermal dan epidermal.
Pengobatannya relatif tidak efektif dan hampir selalu
menyebabkan terbentuknya jaringan parut atau Laser QS tidak efektif untuk pengobatan melasma dan
perubahan pigmentasi.2 hiperpigmentasi pascainflamasi, bahkan meningkatkan
melanofag dermis dan memperparah hiperpigmentasi.2,32
Laser CO2 atau erbium:YAG resurfacing merupakan
Nevus Ota
modalitas alternatif untuk melasma, namun hiperpigmentasi
pascainflamasi hampir selalu timbul setelah operasi. 2
Nevus Ota berupa bercak berwarna kebiruan atau coklat
Fractional skin resurfacing (Fraxel SR)® merupakan
abu-abu yang biasanya terletak unilateral pada distribusi
suatu perkembangan baru yang menggunakan laser dengan
cabang pertama dan kedua nervus trigeminus.2,15,27 Laser
panjang gelombang 1540 nm yang menciptakan bercak
QS efektif untuk mengobati kondisi ini, derajat pence-
mikroskopik trauma termal yang dikelilingi oleh jaringan
rahan kulit sebanding dengan jumlah pengobatan yang
kulit sehat. Karena daerah trauma termal sangat kecil,
dilakukan.2,8 Pencerahan kulit hingga 70% telah dila-
migrasi lateral keratinosit terjadi sangat cepat, yang
porkan pada pasien yang diobati 4 hingga 5 kali dengan
menyebabkan reepitelisasi komplit epidermis dalam 24
QSRL.2,28 Laser QSA dan Nd:YAG tampaknya sama
jam.32,33 Saat ini, fractional resurfacing telah dilaporkan
efektif, dimana penyembuhan sempurna diperoleh setelah
sebagai pengobatan yang efektif untuk melasma berdasarkan
3 hingga 8 kali pengobatan.29 Laser QSA ditoleransi
prinsip kerjanya tersebut, juga karena kerusakan sementara
lebih baik, sehingga baik untuk pengobatan pada anak-
pada fungsi sawar epidermis menyebabkan absorpsi yang
anak.15,18,29
lebih baik untuk obat bleaching topikal.32
Nevus melanositik Kontraindikasi laser pada lesi hiperpigmentasi 6
Pengobatan laser untuk lesi nevomelanositik masih Absolut
kontroversial dan belum jelas apakah penyinaran laser a. Penyakit kulit yang diperberat oleh sinar dan
berpotensi merangsang keganasan pada sel-sel nevo- penyakit sistemik, misalnya SLE
melanositik, meskipun transformasi keganasan yang b. Pengobatan pada daerah dengan infeksi kulit yang
terjadi setelah tindakan laser belum pernah dilaporkan.2,5 aktif, misalnya herpes labialis, infeksi stafilokokus, dll
Nevus melanositik kongenital (CMN) ukuran sedang c. Vitiligo dan psoriasis. Koebnerisasi sering terjadi
hingga raksasa (giant CMN) sulit diobati. Efikasi pengo- pada pasien vitiligo dan psoriasis, sehingga lesi
batan QSRL tidak cukup untuk mengobati CMN karena dapat muncul pada daerah trauma akibat panas yang
sarang-sarang pigmen terletak lebih dalam dibandingkan dihasilkan oleh sinar laser.
dengan yang dapat dijangkau oleh sinar laser. Sarang
nevus cenderung untuk berada superfisial pada pasien Relatif
giant CMN muda, sehingga pengobatan dengan QSRL a. Keloid dan kecenderungan terjadinya keloid.
sesegera mungkin setelah lahir akan lebih efektif.30 b. Pasien dalam pengobatan dengan isotretinoin.
c. Riwayat herpes simpleks atau herpes dengan risiko
Kelainan pigmen di dermis lainnya reaktivasi yang tinggi.
d. Pasien yang tidak kooperatif atau memiliki peng-
Melasma merupakan hipermelanosis wajah didapat yang harapan yang tidak realistis.
paling sering muncul di pipi, dahi, atas bibir, hidung, dan
dagu, dengan warna bervariasi dari coklat hingga biru abu- Prosedur laser, perawatan sebelum dan pasca tindakan
abu. Hiperpigmentasi pascainflamasi merupakan suatu bentuk laser
lain dari hipermelanosis didapat yang dapat timbul setelah Perawatan sebelum dan pasca tindakan merupakan
trauma atau proses inflamasi pada kulit.31 Secara histologi, 3 kunci keberhasilan pengobatan laser pada lesi pigmentasi.34
tipe pigmentasi muncul pada kedua keadaan ini:2 Tahap pengobatan:

100
R Agustine, SW Yenny Laser pada lesi hiperpigmentasi

1. Menentukan tipe kulit mengobati seluruh lesi, karena tipe dan warna kulit
2. Membuat diagnosis yang tepat dan melakukan biopsi tidak selalu dapat memprediksikan dengan sempurna
bila dicurigai keganasan. respons terhadap pengobatan. Lakukan evaluasi
3. Memulai proses skin conditioning pasien 4-8 minggu setelah test spots.
Skin conditioning bertujuan mengatur fungsi sel kulit
dan perbaikan sirkulasi dan hidrasi, meningkatkan Teknik operasi
kualitas dan penampilan kulit, serta mempecepat fase Pengobatan laser dilakukan dengan cara alat
penyembuhan setelah prosedur.34 dipegang tegak lurus terhadap lesi. Laser QS akan
menghasilkan pemutihan segera pada lesi. Titik
Prosedur laser perdarahan dapat muncul bila menggunakan fluence
1. Persiapan operator yang sangat tinggi. Bunyi letusan akan terdengar
Pelindung mata khusus (laser safety goggles) perlu pada setiap tembakan laser ketika sel-sel yang
digunakan, termasuk oleh seluruh orang dalam ruangan mengandung melanin meledak. Jaga agar daerah
selama tindakan laser dan pemakaian pelindung, sarung tetap dingin dengan kantong es/pendingin udara
tangan dan masker. sebelum dan sesudah pulse laser untuk menghindari
2. Persiapan ruangan penyebaran panas.6
Laser harus digunakan pada daerah yang aman dari Lesi di epidermis rata-rata memerlukan 1 hingga
kemungkinan gangguan. Penerangan harus secukup 2 kali pengobatan, lesi di dermis memerlukan 4
mungkin dan meja/kursi operasi harus senyaman mungkin. hingga 6 atau lebih sesi pengobatan. Pengobatan harus
Ruangan tidak boleh memiliki cermin dan bahan metalik dilakukan dengan interval 6 hingga 8 minggu. Interval
yang dapat memantulkan sinar laser. Sistem pendingin pengobatan dapat diperpanjang untuk pengobatan
harus tersedia untuk setiap mesin dan tombol emergensi nevus Ota (interval dapat hingga 6 bulan). Penyem-
harus tersedia untuk mematikan seluruh sistem jika buhan lesi disebabkan oleh pengangkatan pigmen
terjadi kecelakaan atau masuknya orang yang tidak oleh makrofag dan limfatik yang terjadi di antara
berkepentingan. 6
pengobatan.
3. Persiapan pasien
Harus dicatat riwayat kesehatan, pengobatan terakhir, 4. Perawatan pasca pengobatan yang harus dilakukan
riwayat alergi, tindakan bedah sebelumnya, kecen- adalah:6,34
derungan mengalami perdarahan dan bagaimana penyem- a. Segera setelah tindakan laser kompres dingin dengan
buhan luka (sembuh dengan hiperpigmentasi atau hipo- batu es
pigmentasi). Pasien harus dijelaskan mengenai semua hal b. Pemberian salap antibiotik dan perban plastik anti
tentang prosedur laser. Diharuskan membuat foto lesi dan lengket hingga proses reepitelisasi selesai. Antibiotik
memperlihatkan kepada pasien foto lesi yang sama sebe- oral dapat diberikan bila dianggap perlu, namun tidak
lum dan setelah pengobatan serta hasil akhir. Beberapa wajib. Anti inflamasi mungkin dibutuhkan pada lesi
persiapan preoperatif yang perlu diperhatikan adalah: yang luas.
a. Tanning: harus dipastikan pasien tidak melakukan c. Tabir surya berspektrum luas yang melindungi terha-
tanning, karena melanin yang dihasilkan oleh pajanan dap UVA/UVB digunakan sebelum dan selama perio-
sinar UV yang mengganggu pengobatan laser dan de pengobatan. Pasien harus menghindari pajanan
meningkatkan risiko pembentukan jaringan parut, cahaya matahari dan pemakaian kosmetik pada
hipopigmentasi, atau hiperpigmentasi. Pasien dengan daerah yang diobati.
tipe kulit gelap dan mengalami tanning dianjurkan d. Obat-obat pemutih dapat digunakan setelah krusta
untuk mengoleskan hidrokuinon (2-4%) sebelum berkurang
operasi untuk mengurangi risiko hiperpigmentasi e. Follow up pada hari ke-7
pascainflamasi.
b. Retinoid sistemik: pasien yang meminum retinoid
oral tidak boleh menjalani pengobatan laser untuk lesi KOMPLIKASI LASER
hiperpigmentasi selama 6-12 bulan setelah penghen-
tian obat karena memiliki risiko pembentukan keloid
dan jaringan parut yang lebih tinggi. Energi yang diabsorpsi bertanggung jawab pada efek
c. Test spots: dianjurkan terutama bagi pemula untuk klinis karena diubah menjadi energi termal akibat absorpsi
melakukan laser test spots pada semua pasien sebelum panas oleh kromofor. Komplikasi disebabkan oleh kerusakan

101
MDVI Vol. 38. No.2 Tahun 2011: 96-103

kolateral yang terjadi bila energi untuk kromofor target secara PENUTUP
tidak selektif berdifusi ke/dan diabsorpsi oleh jaringan di
sekitarnya. Misalnya hiperpigmentasi dan hipopigmentasi Sejumlah laser yang spesifik terhadap pigmen dapat
setelah pengobatan dengan laser berhubungan dengan mengobati lesi hiperpigmentasi di epidermis dan dermis
kerusakan melanosit yang menguap bersama keratinosit dan secara efektif tanpa komplikasi dengan menggunakan
fibroblas yang ditargetkan di epidermis dan dermis. Sebagian prinsip dasar fototermolisis selektif. Laser dengan panjang
besar laser yang digunakan saat ini memanfaatkan prinsip gelombang yang lebih pendek (Q-switched Nd:YAG 532 nm,
fototermolisis selektif yang meminimalisir kerusakan kola- pulsed dye 510 nm) lebih efektif untuk lesi hiperpigmentasi
teral tersebut dan berusaha untuk membatasi durasi kontak superfisial/epidermis, dan panjang gelombang yang lebih
sinar laser dengan jaringan.32 panjang (QSR 694 nm, Q-switched Nd:YAG 1064 nm, Q-
Walaupun laser QS sejauh ini lebih aman diban- switched alexandrite 755 nm) lebih efektif untuk pigmen di
dingkan dengan modalitas pengobatan laser yang tidak selek- dermis. Indikasi primer adalah lentigo, makula café-au lait,
tif pigmen maupun bedah, pengobatan dengan laser tetap nevus Ota atau Ito (ABNOM/nevus Hori). Indikasi sekunder
memiliki risiko. Secara umum, karena pengobatan lesi dermal adalah nevus spilus, nevus Becker, dan nevus melanositik.
lebih agresif, risiko efek sampingnya lebih tinggi diban- Pengobatan laser untuk lesi hiperpigmentasi merupakan
dingkan dengan lesi di epidermis.2 prosedur yang cukup aman dan efektif. Pengetahuan menge-
Komplikasi tersering adalah perubahan pigmen. Hiper- nai parameter yang digunakan dan interaksi laser-jaringan
pigmentasi sering ditemukan pada pasien dengan tipe kulit penting sebelum melakukan pengobatan laser. Pemilihan
gelap, namun hampir selalu sembuh sejalan dengan waktu.32,35 pasien, nasehat, dan pemilihan panjang gelombang yang
Pasien yang baru saja melakukan tanning juga berisiko lebih tepat memungkinkan pengobatan laser yang aman dengan
tinggi.32 Penggunaan krim hidrokuinon topikal dapat hasil yang memuaskan.
membantu mempercepat penyembuhan. Pasien dengan risiko
tinggi hiperpigmentasi harus menghindari pajanan matahari
dan menggunakan tabir surya UVA/UVB SPF 30 atau lebih DAFTAR PUSTAKA
selama beberapa bulan setelah pengobatan.2,32
Hipopigmentasi sementara juga sering terjadi namun 1. Tan OT, Morelli JG, Kurban AK. Pulsed dye laser treatment of
benign cutaneous pigmented lesions. Lasers in Surgery and Medicine.
depigmentasi sangat jarang. Biasanya hipopigmentasi terjadi 1992; 12:538-42.
setelah pengobatan multipel dan lebih sering pada pasien 2. Dover JS, Arndt KA, Ort RJ. Lasers in the treatment of pigmented
tipe kulit gelap.32 Risiko hipopigmentasi bergantung pada lesion. Dalam: Kaminer MS, Arndt KA, Dover JS, editor. Principles
panjang gelombang, peralatan dengan panjang gelombang and practices in cutaneous laser surgery. Edisi pertama. Philadelphia:
Harcourt Saunders; 2002. h. 489-503.
lebih pendek seperti QSRL memiliki risiko lebih tinggi 3. Chapas AM, Geronimus RG. Cosmetic applications of non-ablative
sehubungan dengan trauma yang lebih besar terhadap lasers and other light devices. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz
melanosit epidermis.2 Pada fractional skin resurfacing juga SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
dapat timbul hipopigmentasi persisten bila terjadi trauma dermatology in general medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-
Hill; 2008. h. 2372-7.
termal yang berlebihan pada saat pengobatan.33 Hipo- 4. Sakamoto FH, Wall T, Avram MM. Anderson RR. Lasers and
pigmentasi pascainflamasi dapat bertahan beberapa minggu flashlamps in dermatology. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,
hingga beberapa bulan dan sulit untuk untuk diobati. Foto- Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s dermatology
terapi dapat digunakan untuk mengobati hipopigmentasi ini.6 in general medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-Hill; 2008. h.
2263-79.
Risiko pembentukan jaringan parut dengan laser yang 5. Duke DD, Byers R, Sober AJ, Anderson RR, Grevelink JM. Treatment of
spesifik terhadap pigmen sangat jarang terjadi. Bila menggu- benign and atypical nevi with the normal-mode ruby laser and the Q–
nakan parameter yang tepat, risiko pembentukan jaringan switched ruby laser. Arch Dermatol. 1999;135: 290-6.
parut pada pengobatan lesi epidermis dapat dihindari.2 6. Aurangabadkar S, Mysore V. Standard guidelines of care: Lasers for
tattoos and pigmented lesions. 2009; 75 (Suppl 2): 111-26.
Pembentukan jaringan parut terjadi bila menggunakan fluence 7. Ngan V. Lasers in dermatology. Diakses dari: www.dermnetznz.org.
yang sangat tinggi yang mengakibatkan luka bakar, yang Disitasi pada tanggal 14 Juni 2008.
apabila mengalami infeksi akan berisiko tinggi untuk 8. Drijono AL. Laser treatment of pigmented lesions: Clinical indications.
terbentuknya jaringan parut.6 Foto preoperatif merupakan Seminar laser in pigmented lesions. Semarang 1 Agustus 2009
9. Wheeland RG. Clinical uses of lasers in dermatology. Lasers in
dokumentasi yang penting.2 Surgery and Medicine. 1995; 16: 2-23.
Untuk menghindari komplikasi infeksi, salap anti- 10. Nelson JS. An introduction to lasers and laser–tissue interactions in
biotik dan perban anti lengket harus digunakan, dan pasien dermatology. Dalam: Kaminer MS, Arndt KA, Dover JS, editor.
harus dijelaskan mengenai perawatan luka yang tepat.6 Principles and practices in cutaneous laser surgery. Edisi pertama.
Philadelphia: Harcourt Saunders; 2002. h. 59-77.

102
R Agustine, SW Yenny Laser pada lesi hiperpigmentasi

11. Arimuko A. Fisika dasar laser. Seminar basic laser dermatology dan 25. Kauvar ANB, Rosen N, Khrom T. A newly modified 595-nm pulsed
comprehensive CO2 laser. Jakarta 21 Februari 2009. dye laser with compression handpiece for the treatment of
12. Sudharmono A. Laser tissue interaction. Seminar basic laser dermatology photodamaged skin. Laser in Surgery and Medicine. 2006; 38: 808-13.
dan comprehensive CO2 laser. Jakarta 21 Februari 2009. 26. Wang CC, Sue YM, Yang CH, Chen CK. A comparison of Q-switched
13. Brauner GJ. Cutaneous laser surgery: Historical perspectives. Dalam: alexandrite laser and intense pulsed light for the treatment of freckles and
Kaminer MS, Arndt KA, Dover JS, editor. Principles and practices in lentigenes in Asia persons: a randomized, physician-blinded, split-face
cutaneous laser surgery. Edisi pertama. Philadelphia; Harcourt comparative trial. J Am Acad Dermatol. 2006; 54: 804-10.
Saunders; 2002. h. 3-57. 27. Lapeere H, Boone B, Schepper SD, Verhaeghe E, Ongenae, Geel NV,
14. Scheinfeld NS, Goldberg D. Laser treatment of benign pigmented dkk. Hypomelanoses and hypermelanoses. Dalam: Wolff K, Goldsmith
lesions. Diakses dari: www.emedicine.com. Disitasi pada tanggal 14 LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
Maret 2008. dermatology in general medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-Hill;
15. Jones CE, Nouri K. Laser treatment for pigmented lesions: a review. 2008. h. 622-40.
J Cos Dermatol. 2006; 5: 9–13 28. Kono T, Nozaki M, Chan HH, Mikashima Y. A retrospective study looking
16. Kono T, Manstein D, Chan HH, Nozaki M, Anderson RR. Q- at the long-term complications of Q-switched Ruby laser in the treatment of
Switched ruby versus long-pulsed dye laser delivered with nevus of Ota. Lasers in Surgery and Medicine. 2001; 29:156-9
compression for treatment of facial lentigines in Asians. Lasers in 29. Chan HHL, King WWK, Chan ESY, Mok CO, Ho WS, Krevel
Surgery and Medicine. 2006; 38: 94–7. CV,dkk. In vivo trial comparing patients tolerance of Q-switched
17. Goldberg DJ. Laser treatment of pigmented lesions. Dermatol Clinic. alexandrite (QS Alex) and Q-switched neodymium:Yttrium-
1997; 15: 397-407. Aluminum-Garnet (QS Nd:YAG) lasers in the treatment of nevus of
18. Zhong L, Lihua F, Sheng J, Wen H, Junpang C, Xiasheng W. Ota. Lasers in Surgery and Medicine. 1999; 24: 24–8
Treatment of 522 patients with nevus of Ota with Q-switched 30. Kishi K, Okabe K, Ninomiya R, Konno E, Hattori N, Katsube K, dkk.
alexandrite laser. Chinese Med J. 2003; 116 (2): 226-30. Early serial Q-switched ruby laser therapy for medium-sized to giant
19. Todd MM, Rallis TM, Gerwels JW, Hata TR. A comparison of 3 congenital melanocytic naevi. Br J Dermatol. 2009; 1: 1-7
lasers and liquid nitrogen in the treatment of solar lentigenes. Arch 31. Macedo FS, Kaminsky SK, Bagatin E, Hassun KM, Talarico S.
Dermatol. 2000; 136: 841-6. Melasma: a comparative study of the combination of glycolic acid
20. Kaufmann R, Beier C. Lasers. Dalam: Gilchrest BA, Krutmann J, and hydroquinone in association with glycolic acid peelings. Med
editor. Skin aging. Edisi pertama. New York: Springer-Verlag Berlin Cutan Iber Lat Am. 2006; 34(1): 11-6
Heildelberg; 2006. h. 185-94. 32. Chan HLL. Effective and safe use of lasers, light sources, and
21. Taylor SC. Photoaging and pigmentary changes of the skin. Dalam: radiofrequency devices in the clinical management of Asian patients with
Burgess CM, editor. Cosmetic dermatology; edisi pertama. New selected dermatoses. Lasers in Surgery and Medicine. 2005; 37: 179–85.
York: Springer-Verlag Berlin Heildelberg; 2005. h. 29-51 33. Willey A, Anderson RR, Azpiazu JL, Bakus AD, RJ Barlow, Dover
22. Li Y, Yang K. Comparison of the frequency-doubled Q-switched JS, dkk. Complications of laser dermatologic surgery. Lasers in
Nd:YAG laser and 35% trichloroacetic acid for the treatment of face Surgery and Medicine. 2006; 38:1–15
lentigines. Dermatol Surg. 1999; 25: 202–4 34. Sudharmono A. Pre and post care, the key of pigmented laser
23. Sánchez RL, Raimer SS. Pigmentary disturbances and melanocytic treatments success. Seminar laser in pigmented lesions. Semarang 1
tumors. Dalam: Sánchez RL, Raimer SS, editor. Dermatopathology. Agustus 2009.
Edisi pertama. Texas: Landes Bioscience; 2001. h. 271-92. 35. Sadighha A, Saatee S, Muhaghegh-Zahed G. Efficacy and adverse
24. Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV. Disorders of pigmentation. effects of Q-switched ruby laser on solar lentigines: A prospective
Dalam: Stuart T, editor. Clinical dermatology, edisi ke-3. Minnesota: study of 91 patients with Fitzpatrick skin type II, III, and IV.
Blackwell Science; 2003. h. 242-52. Dermatol Surg. 2008; 34: 1465–8.

103
MDVI Vol. 38. No.2 Tahun 2011: 96-103

104

Anda mungkin juga menyukai