Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)
Analisis Jurnal
Efisiensi Distribusi Pemasaran Penelitian
Produk (Suseno Ilmu Teknik
Budi Vol.8, No.2 Desember 2008 : 120-128
Prasetyo) 120
Distribusi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rantai pasok suatu produk. Peran
distribusi sangat menentukan bagi tersampaikannya sebuah produk sampai ke tangan konsumen.
Dibutuhkan suatu proses yang efisien, yang menjamin produk sampai ke tangan konsumen
secara luas dengan biaya yang minimal. Bila perusahaan memiliki sistem saluran distribusi yang
efisien, maka perusahaan itu akan dapat menguasai pasar. Penelitian ini menggunakan metode
DEA, merupakan metode pembanding yang mampu menganalisa tingkat efisiensitas dari
beberapa daerah distribusi pemasaranl, dengan menggunakan masing-masing input output yang
dimiliki. Berdasarkan hal tersebut maka akan dapat diketahui daerah distribusi mana yang
seharusnya bisa lebih ditingkatkan efisiensi pemasarannya, dan cara apa yang harus ditempuh.
Penelitian dilakukan di 5 Kota Distribusi Pemasaran di Wilayah Jawa yaitu Surabaya, Semarang,
Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi pemasaran di
kota Semarang inefisien dengan nilai efisiensi relatifnya 0,9036573. strategi perbaikan efisiensi
distribusi pemasaran adalah melakukan perbaikan: Mengurangi Jumlah Distributor 6,67% (15
distributor menjadi 14 distributor); Mengurangi Biaya Distribusi 5,41% (Rp. 600.000,- menjadi
Rp. 567.562,-); mengurangi Biaya Promosi 5,41% (Rp. 600.000,- menjadi Rp. 567.562,-);
Menambah Penjualan Dari Distributor 7,97% ( 6.300 menjadi 6.802); Menambah Penjualan
Dari Pelanggan 36,89% ( 900 menjadi 1.232); Menambah Laba Dari Distributor 3,19% ( Rp.
36.855.000,- menjadi Rp. 38.030.000,-); dan menambah Laba Dari Pelanggan 57,68% (Rp.
6.075.000,- menjadi Rp. 9.579.000).
Keywords: Metode DEA, distribusi pemasaran, efisiensi relatif
ABSTRACT
Distribution constitutes a part that don't most divorce from supply chain a product.
Distribution role really determines to most pass on it one product gets to put hand out consumer.
Needed an efficient process, one that secures product to get to consumer hand widely with
minimal cost. If firm has efficient distribution channel system, therefore that firm will get to gain
control market. This research utilize DEA'S method, constituting contrasting method that can
analysis efficiency from of some marketing distribution region, by use of each proprietary output
input. Base that thing therefore will get to know distribution region which that necessarily can
more increased by its marketing efficiency, and trick what does have to be sailed through.
Research is done at 5 Marketing distribution Cities at Territorial Javanese which is Surabaya,
Semarang, Yogyakarta, Bandung, and Jakarta. Observational result to be gotten that marketing
distribution at inefficiency Semarang city by assesses its relative efficiency 0,9036573.
efficiencies remedial strategy marketing distribution be do repair: Reduce Total distributor
6,67% (15 distributor become 14 distributors); Reducing Distribution Cost 5,41% (Rp. 600.
000,- as Rp. 567. 562,-); reducing Promotion Cost 5,41% (Rp. 600. 000,- as Rp. 567. 562,-);
Adding Sell Of distributor 7,97%( 6. 300 as 6.802); Adding Sell Of Customer 36,89%( 900 as
1.232); Adding Profit Of distributor 3,19%( Rp. 36. 855. 000,- as Rp. 38. 030. 000,-); and adds
Profit Of Customer 57,68% (Rp. 6. 075. 000,- to Rp. 9. 579. 000).
keywords: DEA'S method, marketing distribution, relative efficiency
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk (Suseno Budi Prasetyo) 121
ikut menyampaikan barang dan jasa produsen memasarkan produk baru, barang
ke konsumen melalui saluran pemasaran shopping atau barang spesial dan barang
tertentu. Menurut Soehardi Sigit (Sigit, 1995) industri jenis accessory equipment.
menyatakan bahwa saluran distribusi adalah c. Distribusi Eksklusif
perantara-perantara para pembeli dan Produsen hanya menggunakan satu
penjual, yang dilalui oleh perpindahan- pedagang besar atau pengecer di suatu
perpindahan barang fisik maupun daerah pasar tertentu. Distribusi ini
perpindahan barang milik sejak dari produsen biasanya dipakai untuk barang-barang
ke tangan konsumen. Sedangkan definisi yang membutuhkan service purna jual.
yang dikemukakan oleh The American Manfaat yang bisa diambil dari distribusi
Marketing Assosiation yang dikutip oleh ini adalah produsen dapat menekan biaya
Basu Swastha (Swastha, 1990) menyatakan penyaluran.
bahwa saluran distribusi merupakan suatu
struktur organisasi dalam perusahaan dan Pengukuran Efisiensi Relatif
luar perusahaan yang terdiri atas distributor, Pembahasan tentang pengukuran
dealer, pedagang, dan distributor perusahaan efisiensi relatif bermula dari sebuah konsep
yang mengkombinasikan antara pemindahan yang dikembangkan oleh Farrel (Bowlin)
fisik dan nama dari suatu produk untuk yang menjelaskan bahwa sebuah garis batas
menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu. produksi (production frontier) adalah sebuah
Definisi yang bersifat paling luas, hubungan teknologi yang menggambarkan
dikemukakan oleh C.Glenn Walters yang output maksimum yang dihasilkan oleh
dikutip oleh Basu Swastha (Swastha, 1990) sebuah perusahaan yang efisien dari sebuah
yang menyatakan bahwa saluran distribusi penggunaan kombinasi input dalam beberapa
adalah sekelompok pedagang atau distributor periode. Perumusan ratio efisiensi Farrel
perusahaan yang mengkombinasikan antara tersebut adalah:
pemindahan fisik dan nama dari suatu produk Efisiensi = jumlah output dengan bobot tertentu
untuk menciptakan kegunaan bagi pasar jumlah input dengan bobot tert entu
tertentu.
Dalam menentukan jumlah penyalur, Rasio efisiensi di atas lebih banyak
produsen dihadapkan dengan tiga alternatif digunakan ketika sebuah unit atau proses
seperti yang dikemukakan oleh Basu memiliki satu input atau satu output. Namun
Swastha (Swastha, 1990) sebagai berikut : dalam kenyataannya, sebuah proses atau unit
a. Distribusi Intensif organisasi memiliki berbagai input dan
Distribusi ini dapat dilakukan oleh output yang beragam (imcommensurate).
produsen yang menjual barang Untuk mengatasi hal tersebut maka
konvenien. Produsen berusaha digunakan Efficiency Relatif, yaitu efisiensi
menggunakan penyalur, terutama suatu obyek diukur relatif terhadap efisiensi
pengecer sebanyak-banyaknya untuk obyek-obyek yang sejenis.
mendekati dan mencapai konsumen. Ada dua pendekatan utama dalam mengukur
b. Distribusi Selektif efisiensi relatif, yaitu pendekatan parametrik
Produsen berusaha memilih jumlah dan non-parametrik, seperti terdapat pada
pedagang besar atau pengecer yang Tabel 1.
terbatas dalam suatu daerah geografis.
Biasanya saluran ini dipakai untuk
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk (Suseno Budi Prasetyo) 123
Dengan notasi yang digumakan sebagai metode ini tidak memerlukan fungsi produksi
berikut : dan hasil perhitungannya disebut nilai
u1 y1 j + u2 y2 j + ... efisiensi relative. Jadi dapat dikatakan bahwa
Efisiensi unit j = DEA adalah metode bukan model. Data
v1 x1 j + v2 x2 j + ... Envelopment Analysis merupakan metode
Dimana: analisa multifaktor untuk mengukur efisiensi
u1 = bobot untuk output 1 dan efektifitas dari sekelompok homogenous
v1 = bobot untuk input 1 Decision Making Unit (DMU). Efficiency
yij = nilai dari output 1 dari unit j Score untuk multiple output dan input dapat
xij = nilai dari input 1 dari unit j ditentukan sebagai berikut:
Jumlah Bobot Output
Asumsi utama dari efiseinsi Farrel adalah Efficiency Score =
Jumlah Bobot Input
pengukuran efisiensi ini membutuhkan
pembobotan yang sama untuk tiap faktor Penelitian dengan DEA dapat
yang menentukan efisiensi dari semua unit. disusun dalam berbagai cara tergantung pada
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana situasi dan permasalahan actual yang
menentukan bobot tersebut. Sebuah unit dihadapi. Produk atau organisasi yang akan
organisasi mungkin saja memberikan diukur efisensi relatifnya disebut sebagai
penekanan yang berbeda dengan unit yang DMU, yang diukur dengan membandingkan
lain dalam mengolah inputnya, sehingga sulit input dan output yang digunakan dengan
untuk menentukan bobot yangh dapat sebuah titik yang terdapat pada garis frontier
mewakili. Demikian pula pada faktor output. efisien (efficient frontier). Garis frontier
Hal ini berarti bobot untuk input dan output efisien ini mengelilingi atau menutupi
berbeda antara unit yang satu dengan unit (envelop) data dari organisasi yang
yang lain. (Farrel). bersangkutan, dari sinilah nama DEA
diambil. Garis frontier efisien ini deperoleh
dari hubungan unit yang relative efisien. Unit
Data Envelopment Analysis (DEA)
Metodologi DEA adalah sebuah yang berada pada garis ini dianggap memiliki
metode non parametric yang menggunakan efisiensi sebesar 1, sedangkan unit yang
model program linier untuk menghitung berada dibawah atau diatas garis frontier
perbandingan ratio output dan input untuk efisien memiliki efisiensi lebih kecil dari 1.
semua unit yang dibandingkan. Sebagai penyederhanaan, konsep
Diperkenalkan pertama kali oleh Charnes. tersebut dapat dilihat melalui Gambar 1
Cooper, dan Rhodes (CCR) pada tahun 1978. dibawah ini.
Analisis
124 Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk
Jurnal (SusenoIlmu
Penelitian BudiTeknik
Prasetyo) 124
Vol.8, No.2 Desember 2008 : 120-128
X2
Starting Point X2 Dea Method
Q
A B
A B
D a
D
E C
C k E
0 0
X1 X1
Gambar 1 Grafik Efisien Frontier dari 2 Input
Dibawah ini adalah beberapa istilah DMU yang efisien (bernilai 1) pada
dalam DEA yang perlu diketahui terlebih pengukuran berorientasi input juga efisien
dahulu sebelum melangkah ke pembahasan pada orientasi output, kecuali nilai efrisiensi
DEA lebih lanjut. DMU yang tidak efisien (nilai <1) akan
1. Input oriented measure (pengukuran berbeda pada kedua hasil pengukuran
berorientasi input) tersebut (berlaku untuk masing-masing
Yaitu pengidentifikasian ketidakefisienan asumsi Return to Scale terebut). (Bhat,
melalui adanya kemungkinan untuk 1998). Bardasarkan Golany dan Roll (1989),
mengurangi input tanpa merubah output. terdapat beberapa persamaan matematis
2. Output oriented measure (pengukuran untuk DEA yang menggunakan prinsip
berorientasi output) menutupi (envelopment). Vector output Yk
Yaitu pengidentifikasian ketidakefisienan untuk DMUk’ ditutupi dari atas jika model
melalui adanya kemungkinan untuk mengidentifikasikan kombinasi vector output
menambah output tanpa merubah input. lain (untuk vector input Xk yang sama) yang
3. Constant Return to Scale (CRS) memiliki nilai sama dengan atau lebih besar
Yaitu terdapatnya hubungan yang linier dari semua elemen di Yk. sedangkan vector
antara input dan output, setiap input Xk ‘ditutupi dari bawah’ jika model
penambahan sebuah input akan mengidentifikasi kombinasi dari vector input
menghasilkan pertambahan output yang lain yang memiliki nilai lebih kecil dari atau
proporsional dan konstan. Ini juga berarti sama dengan semua elemen di Xk. Jika
dalam skala berapapun unit beroperasi, pasangan (Xk, Yk) tidak dapat ditutupi secara
efisiensinya tidak akan berubah. simultan oleh kombinasi DMU lainnya, maka
4. Variable Return to Scale (VRS) DMUk adalah efisien. Umumnya, kumpulan
Merupakan kebalikan dari CRS, yaitu tidak DMU efisien yang dipilih untuk
terdapat hubungan linier antara input dan mengevaluasi sebuah DMU akan membentuk
output. Setiap penambahan input tidak sebuah permukaan dari fungsi produksi
menghasilkan output yang proporsional, empiris. Kombinasi linier dari DMU efisien
sehingga efisiensinya bisa saja naik ataupun ini membentuk titik rujukan untuk mengukur
turun. ketidakefisiensian dari DMUk. (Golany,
1989).
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk (Suseno Budi Prasetyo) 125
Metode Penelitian
Mulai
1. Penetapan latar belakang
2. Perumusan masalah
3. Penentuan tujuan
Perhitungan Target
Efisiensi Input Dan
Output
Selesai
Pelanggan***)
Laba Dari Distributor ****) 194.032 36.855 89.154 35.802 264.244,5
Laba Dari Pelanggan****) 11.097 6.075 27.135 4.050 13,770
Keterangan: *) Unit **)
Orang ***)
Eksemplar ****)
Rp. Ribu