Anda di halaman 1dari 9

120

Analisis Jurnal
Efisiensi Distribusi Pemasaran Penelitian
Produk (Suseno Ilmu Teknik
Budi Vol.8, No.2 Desember 2008 : 120-128
Prasetyo) 120

ANALISIS EFISIENSI DISTRIBUSI PEMASARAN PRODUK DENGAN


METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Suseno Budi Prasetyo


Teknik Industri-FTI-UPN V Jatim
ABSTRAKSI

Distribusi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rantai pasok suatu produk. Peran
distribusi sangat menentukan bagi tersampaikannya sebuah produk sampai ke tangan konsumen.
Dibutuhkan suatu proses yang efisien, yang menjamin produk sampai ke tangan konsumen
secara luas dengan biaya yang minimal. Bila perusahaan memiliki sistem saluran distribusi yang
efisien, maka perusahaan itu akan dapat menguasai pasar. Penelitian ini menggunakan metode
DEA, merupakan metode pembanding yang mampu menganalisa tingkat efisiensitas dari
beberapa daerah distribusi pemasaranl, dengan menggunakan masing-masing input output yang
dimiliki. Berdasarkan hal tersebut maka akan dapat diketahui daerah distribusi mana yang
seharusnya bisa lebih ditingkatkan efisiensi pemasarannya, dan cara apa yang harus ditempuh.
Penelitian dilakukan di 5 Kota Distribusi Pemasaran di Wilayah Jawa yaitu Surabaya, Semarang,
Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi pemasaran di
kota Semarang inefisien dengan nilai efisiensi relatifnya 0,9036573. strategi perbaikan efisiensi
distribusi pemasaran adalah melakukan perbaikan: Mengurangi Jumlah Distributor 6,67% (15
distributor menjadi 14 distributor); Mengurangi Biaya Distribusi 5,41% (Rp. 600.000,- menjadi
Rp. 567.562,-); mengurangi Biaya Promosi 5,41% (Rp. 600.000,- menjadi Rp. 567.562,-);
Menambah Penjualan Dari Distributor 7,97% ( 6.300 menjadi 6.802); Menambah Penjualan
Dari Pelanggan 36,89% ( 900 menjadi 1.232); Menambah Laba Dari Distributor 3,19% ( Rp.
36.855.000,- menjadi Rp. 38.030.000,-); dan menambah Laba Dari Pelanggan 57,68% (Rp.
6.075.000,- menjadi Rp. 9.579.000).
Keywords: Metode DEA, distribusi pemasaran, efisiensi relatif

ABSTRACT

Distribution constitutes a part that don't most divorce from supply chain a product.
Distribution role really determines to most pass on it one product gets to put hand out consumer.
Needed an efficient process, one that secures product to get to consumer hand widely with
minimal cost. If firm has efficient distribution channel system, therefore that firm will get to gain
control market. This research utilize DEA'S method, constituting contrasting method that can
analysis efficiency from of some marketing distribution region, by use of each proprietary output
input. Base that thing therefore will get to know distribution region which that necessarily can
more increased by its marketing efficiency, and trick what does have to be sailed through.
Research is done at 5 Marketing distribution Cities at Territorial Javanese which is Surabaya,
Semarang, Yogyakarta, Bandung, and Jakarta. Observational result to be gotten that marketing
distribution at inefficiency Semarang city by assesses its relative efficiency 0,9036573.
efficiencies remedial strategy marketing distribution be do repair: Reduce Total distributor
6,67% (15 distributor become 14 distributors); Reducing Distribution Cost 5,41% (Rp. 600.
000,- as Rp. 567. 562,-); reducing Promotion Cost 5,41% (Rp. 600. 000,- as Rp. 567. 562,-);
Adding Sell Of distributor 7,97%( 6. 300 as 6.802); Adding Sell Of Customer 36,89%( 900 as
1.232); Adding Profit Of distributor 3,19%( Rp. 36. 855. 000,- as Rp. 38. 030. 000,-); and adds
Profit Of Customer 57,68% (Rp. 6. 075. 000,- to Rp. 9. 579. 000).
keywords: DEA'S method, marketing distribution, relative efficiency
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk (Suseno Budi Prasetyo) 121

PENDAHULUAN sehingga nantinya bisa dijadikan sebagai


acuan untuk memperbaiki saluran wilayah
Perkembangan dunia usaha dewasa distribusi yang inefisien menjadi efisien.
ini semakin pesat, baik dalam jenis usaha Untuk masalah tersebut diatas, maka
perdagangan, industri, jasa maupun media dalam penelitian ini digunakan metode Data
massa. Oleh karena itu, perusahaan dituntut Envelopmen Analysis (DEA), karena DEA
untuk mampu bersaing dengan perusahaan merupakan metode pembanding yang mampu
lain yang sejenis, dengan sumber daya menganalisa tingkat efisiensitas dari
ekonomi yang dimiliki, sehingga perlu beberapa daerah distribusi pemasaran yang
adanya manajemen yang baik agar dapat setaraf atau selevel, dengan menggunakan
bekerja secara efektif dan efisien untuk masing-masing input output yang dimiliki.
mendapatkan laba yang maksimal. Setiap Berdasarkan hal tersebut maka akan dapat
produsen menghendaki adanya peningkatan diketahui daerah distribusi mana yang
penjualan dan pendapatan. Bila mereka seharusnya bisa lebih ditingkatkan efisiensi
menghendaki penjualan hasil produknya pemasarannya, dan cara atau langkah apa
berhasil, para produsen harus aktif berperan yang harus ditempuh. Sehingga diharapkan
serta dalam proses distribusi hingga produk dengan adanya penelitian ini, perusahaan
sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu dapat mengetahui faktor input output apa saja
, produsen hendaknya dapat meningkatkan yang mempengaruhi efisiensi daerah
efisiensi dari setiap wilayah distribusi distribusi pemasaran, evaluasi tingkat
pemasarannya agar dapat mencapai target efisiensi dari daerah distribusi pemasaran
pasar yang telah ditentukan. Bila suatu selama ini, dan perencanaan strategi
perusahaan memiliki sistem saluran distribusi perbaikan guna menjadikan daerah distribusi
yang cukup potensial maka perusahaan itu yang inefisien menjadi efisien dengan
akan dapat menguasai pasar, karena hasil mengacu pada daerah distribusi yang sudah
produksi perusahaan tersebut dapat menyebar efisien.
secara luas. Tujuan dari penelitian ini adalah
Penelitian dilakukan pada salah satu untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat
perusahaan penerbitan majalah, yang efisiensi masing-masing daerah distribusi
menggunakan sistem saluran distribusi yang pemasaran., mengidentifikasi standard input-
relatif hampir sama di setiap wilayah output yang mempengaruhi naik turunnya
distribusinya. Majalah ini terbit dalam edisi efisiensi dari suatu daerah distribusi
bulanan dan membidik segmen pasar dari pemasaran, serta enentukan strategi
kalangan tertentu, yaitu umat Islam pada pemasaran bagi daerah distribusi pemasaran
khususnya, sehingga efektifitas dan efisiensi yang inefisien. Penelitian dilakukan untuk
hasil pendistribusian produknya yang membandingkan tingkat efisiensi di 5 kota
bekerjasama dengan pedagang, toko buku daerah distribusi, yaitu Surabaya, Semarang,
atau distributor merupakan hal yang sangat Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
penting untuk diperhatikan.
Perusahaan memiliki perolehan laba Saluran Distribusi Pemasaran
bervariasi dari setiap saluran distribusi yang Saluran pemasaran pada prinsipnya
dimiliki, karena setiap saluran distribusi adalah aliran barang dari produsen ke
memiliki volume penjualan yang berbeda konsumen melalui lembaga pemasaran. Peran
dengan harga jual serta biaya distribusi yang lembaga pemasaran sangat tergantung dari
berbeda pula. Hal ini menyebabkan sistem pasar yang berlaku dan karakteristik
perolehan laba dari perusahaan ini kurang barang yang dipasarkan. Fungsi saluran
optimal dan perlu adanya penentuan saluran pemasaran yaitu melihat dan
distribusi yang paling efektif yaitu yang membandingkan tingkat harga di masing-
memiliki volume penjualan paling tinggi masing lembaga pemasaran. Lembaga
dengan pencapaian laba yang optimal, pemasaran itu sendiri adalah pedagang yang
Analisis
122 Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk
Jurnal (SusenoIlmu
Penelitian BudiTeknik
Prasetyo) 122
Vol.8, No.2 Desember 2008 : 120-128

ikut menyampaikan barang dan jasa produsen memasarkan produk baru, barang
ke konsumen melalui saluran pemasaran shopping atau barang spesial dan barang
tertentu. Menurut Soehardi Sigit (Sigit, 1995) industri jenis accessory equipment.
menyatakan bahwa saluran distribusi adalah c. Distribusi Eksklusif
perantara-perantara para pembeli dan Produsen hanya menggunakan satu
penjual, yang dilalui oleh perpindahan- pedagang besar atau pengecer di suatu
perpindahan barang fisik maupun daerah pasar tertentu. Distribusi ini
perpindahan barang milik sejak dari produsen biasanya dipakai untuk barang-barang
ke tangan konsumen. Sedangkan definisi yang membutuhkan service purna jual.
yang dikemukakan oleh The American Manfaat yang bisa diambil dari distribusi
Marketing Assosiation yang dikutip oleh ini adalah produsen dapat menekan biaya
Basu Swastha (Swastha, 1990) menyatakan penyaluran.
bahwa saluran distribusi merupakan suatu
struktur organisasi dalam perusahaan dan Pengukuran Efisiensi Relatif
luar perusahaan yang terdiri atas distributor, Pembahasan tentang pengukuran
dealer, pedagang, dan distributor perusahaan efisiensi relatif bermula dari sebuah konsep
yang mengkombinasikan antara pemindahan yang dikembangkan oleh Farrel (Bowlin)
fisik dan nama dari suatu produk untuk yang menjelaskan bahwa sebuah garis batas
menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu. produksi (production frontier) adalah sebuah
Definisi yang bersifat paling luas, hubungan teknologi yang menggambarkan
dikemukakan oleh C.Glenn Walters yang output maksimum yang dihasilkan oleh
dikutip oleh Basu Swastha (Swastha, 1990) sebuah perusahaan yang efisien dari sebuah
yang menyatakan bahwa saluran distribusi penggunaan kombinasi input dalam beberapa
adalah sekelompok pedagang atau distributor periode. Perumusan ratio efisiensi Farrel
perusahaan yang mengkombinasikan antara tersebut adalah:
pemindahan fisik dan nama dari suatu produk Efisiensi = jumlah output dengan bobot tertentu
untuk menciptakan kegunaan bagi pasar jumlah input dengan bobot tert entu
tertentu.
Dalam menentukan jumlah penyalur, Rasio efisiensi di atas lebih banyak
produsen dihadapkan dengan tiga alternatif digunakan ketika sebuah unit atau proses
seperti yang dikemukakan oleh Basu memiliki satu input atau satu output. Namun
Swastha (Swastha, 1990) sebagai berikut : dalam kenyataannya, sebuah proses atau unit
a. Distribusi Intensif organisasi memiliki berbagai input dan
Distribusi ini dapat dilakukan oleh output yang beragam (imcommensurate).
produsen yang menjual barang Untuk mengatasi hal tersebut maka
konvenien. Produsen berusaha digunakan Efficiency Relatif, yaitu efisiensi
menggunakan penyalur, terutama suatu obyek diukur relatif terhadap efisiensi
pengecer sebanyak-banyaknya untuk obyek-obyek yang sejenis.
mendekati dan mencapai konsumen. Ada dua pendekatan utama dalam mengukur
b. Distribusi Selektif efisiensi relatif, yaitu pendekatan parametrik
Produsen berusaha memilih jumlah dan non-parametrik, seperti terdapat pada
pedagang besar atau pengecer yang Tabel 1.
terbatas dalam suatu daerah geografis.
Biasanya saluran ini dipakai untuk
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk (Suseno Budi Prasetyo) 123

Tabel 1 Perbedaan pendekatan parametrik dan non-parametrik


dalam pengukuran efisiensi relative
Pendekatan Parametrik Pendekatan Non-parametrik
Mengasumsikan adanya hubungan fungsional antara Mengasumsikan tidak adanya hubungan
input dan output, walaupun dalam kenyataannya fungsional antara input dan output.
tidak ada fungsi yang benar-benar pasti.
Tidak langsung membandingkan kombinasi output Membandingkan langsung kombinasi output
dengan kombinasi input. dengan kombinasi input.
Metode yang dipakai adalah Stochastic Frontier Metode yang dipakai adalah Data Envelopment
yang melibatkan ekonometrik. Analysis yang melibatkan program linier.

Dengan notasi yang digumakan sebagai metode ini tidak memerlukan fungsi produksi
berikut : dan hasil perhitungannya disebut nilai
u1 y1 j + u2 y2 j + ... efisiensi relative. Jadi dapat dikatakan bahwa
Efisiensi unit j = DEA adalah metode bukan model. Data
v1 x1 j + v2 x2 j + ... Envelopment Analysis merupakan metode
Dimana: analisa multifaktor untuk mengukur efisiensi
u1 = bobot untuk output 1 dan efektifitas dari sekelompok homogenous
v1 = bobot untuk input 1 Decision Making Unit (DMU). Efficiency
yij = nilai dari output 1 dari unit j Score untuk multiple output dan input dapat
xij = nilai dari input 1 dari unit j ditentukan sebagai berikut:
Jumlah Bobot Output
Asumsi utama dari efiseinsi Farrel adalah Efficiency Score =
Jumlah Bobot Input
pengukuran efisiensi ini membutuhkan
pembobotan yang sama untuk tiap faktor Penelitian dengan DEA dapat
yang menentukan efisiensi dari semua unit. disusun dalam berbagai cara tergantung pada
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana situasi dan permasalahan actual yang
menentukan bobot tersebut. Sebuah unit dihadapi. Produk atau organisasi yang akan
organisasi mungkin saja memberikan diukur efisensi relatifnya disebut sebagai
penekanan yang berbeda dengan unit yang DMU, yang diukur dengan membandingkan
lain dalam mengolah inputnya, sehingga sulit input dan output yang digunakan dengan
untuk menentukan bobot yangh dapat sebuah titik yang terdapat pada garis frontier
mewakili. Demikian pula pada faktor output. efisien (efficient frontier). Garis frontier
Hal ini berarti bobot untuk input dan output efisien ini mengelilingi atau menutupi
berbeda antara unit yang satu dengan unit (envelop) data dari organisasi yang
yang lain. (Farrel). bersangkutan, dari sinilah nama DEA
diambil. Garis frontier efisien ini deperoleh
dari hubungan unit yang relative efisien. Unit
Data Envelopment Analysis (DEA)
Metodologi DEA adalah sebuah yang berada pada garis ini dianggap memiliki
metode non parametric yang menggunakan efisiensi sebesar 1, sedangkan unit yang
model program linier untuk menghitung berada dibawah atau diatas garis frontier
perbandingan ratio output dan input untuk efisien memiliki efisiensi lebih kecil dari 1.
semua unit yang dibandingkan. Sebagai penyederhanaan, konsep
Diperkenalkan pertama kali oleh Charnes. tersebut dapat dilihat melalui Gambar 1
Cooper, dan Rhodes (CCR) pada tahun 1978. dibawah ini.
Analisis
124 Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk
Jurnal (SusenoIlmu
Penelitian BudiTeknik
Prasetyo) 124
Vol.8, No.2 Desember 2008 : 120-128

X2
Starting Point X2 Dea Method
Q

A B
A B

D a
D

E C
C k E

0 0
X1 X1
Gambar 1 Grafik Efisien Frontier dari 2 Input

Dibawah ini adalah beberapa istilah DMU yang efisien (bernilai 1) pada
dalam DEA yang perlu diketahui terlebih pengukuran berorientasi input juga efisien
dahulu sebelum melangkah ke pembahasan pada orientasi output, kecuali nilai efrisiensi
DEA lebih lanjut. DMU yang tidak efisien (nilai <1) akan
1. Input oriented measure (pengukuran berbeda pada kedua hasil pengukuran
berorientasi input) tersebut (berlaku untuk masing-masing
Yaitu pengidentifikasian ketidakefisienan asumsi Return to Scale terebut). (Bhat,
melalui adanya kemungkinan untuk 1998). Bardasarkan Golany dan Roll (1989),
mengurangi input tanpa merubah output. terdapat beberapa persamaan matematis
2. Output oriented measure (pengukuran untuk DEA yang menggunakan prinsip
berorientasi output) menutupi (envelopment). Vector output Yk
Yaitu pengidentifikasian ketidakefisienan untuk DMUk’ ditutupi dari atas jika model
melalui adanya kemungkinan untuk mengidentifikasikan kombinasi vector output
menambah output tanpa merubah input. lain (untuk vector input Xk yang sama) yang
3. Constant Return to Scale (CRS) memiliki nilai sama dengan atau lebih besar
Yaitu terdapatnya hubungan yang linier dari semua elemen di Yk. sedangkan vector
antara input dan output, setiap input Xk ‘ditutupi dari bawah’ jika model
penambahan sebuah input akan mengidentifikasi kombinasi dari vector input
menghasilkan pertambahan output yang lain yang memiliki nilai lebih kecil dari atau
proporsional dan konstan. Ini juga berarti sama dengan semua elemen di Xk. Jika
dalam skala berapapun unit beroperasi, pasangan (Xk, Yk) tidak dapat ditutupi secara
efisiensinya tidak akan berubah. simultan oleh kombinasi DMU lainnya, maka
4. Variable Return to Scale (VRS) DMUk adalah efisien. Umumnya, kumpulan
Merupakan kebalikan dari CRS, yaitu tidak DMU efisien yang dipilih untuk
terdapat hubungan linier antara input dan mengevaluasi sebuah DMU akan membentuk
output. Setiap penambahan input tidak sebuah permukaan dari fungsi produksi
menghasilkan output yang proporsional, empiris. Kombinasi linier dari DMU efisien
sehingga efisiensinya bisa saja naik ataupun ini membentuk titik rujukan untuk mengukur
turun. ketidakefisiensian dari DMUk. (Golany,
1989).
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk (Suseno Budi Prasetyo) 125

Metode Penelitian

Mulai
1. Penetapan latar belakang
2. Perumusan masalah
3. Penentuan tujuan

Tinjauan Pustaka Survey

Pengelompokan Input dan Output

Pembentukan Model Matematis DEA

Pengumpulan Data Input–Output

Uji Korelasi Faktor

Perhitungan Efisiensi Relatif Tiap DMU

Penentuan Peer Group

Perhitungan Target
Efisiensi Input Dan
Output

Strategi Perbaikan Dan Analisa Sensitivitas

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1 Tahapan Penelitian


Analisis
126 Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk
Jurnal (Suseno
Penelitian Budi
Ilmu Prasetyo)
Teknik 126
Vol.8, No.2 Desember 2008 : 120-128

Penelitian Analisis Efisiensi digunakan adalah variabel dari masing-


Distribusi Pemasaran Produk Dengan masing DMU yang nantinya diambil datanya
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) yaitu sebagai berikut :
dilakukan di daerah distribusi pemasaran 1. Variabel Input, terdiri dari Jumlah
yang meliputi 5 kota besar yaitu Surabaya, Distributor, Jumlah Pelanggan, Biaya
Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan Distribusi, dan Biaya Promosi.
Jakarta. dalam penyelesaian masalah, penulis 2. Variabel Output, terdiri dari Penjualan
menggunakan metode Data Envelopment Dari Distributor, Penjualan Dari
Analysis (DEA). Diharapkan dengan Pelanggan, Laba Dari Distributor, dan
penerapan perhitungan dengan model Laba Dari Pelanggan.
matematik metode DEA ini akan diketahui
tingkat efisiensi dari masing-masing DMU Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
tersebut. penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Variabel terikat yang diteliti adalah
efisiensi relatif masing-masing daerah HASIL DAN PEMBAHASAN
distribusi pemasaran. Nilai efisiensi relatif
DMU yang dicari (hk), yang merupakan Data yang telah dikumpulkan dari
efisiensi teknis yaitu kemampuan sebuah unit hasil pengamatan dan wawancara langsung
untuk menghasilkan output semaksimal dengan pihak perusahaan dan ditampilkan
mungkin dari sejumlah input yang seperti pada Tabel 2 yaitu sebagai berikut:
digunakan. Adapun variabel bebas yang

Tabel 2. Data Input Dan Output Daerah Distribusi Pemasaran Produk


Daerah Distribusi Pemasaran
Data Faktor
Surabaya Semarang Yogyakarta Bandung Jakarta
*)
Jumlah Distributor 25 15 14 17 63
Jumlah Pelanggan**) 137 75 335 50 170
****)
INPUT

Biaya Distribusi 2.400 600 600 600 3.600


**** )
Biaya Promosi 18.560 600 360 600 28.800
Penjualan Dari Distributor
***) 33.168 6.300 15.240 6.120 45.170
Penjualan Dari
1.644 900 4.020 600 2.040
OUTPUT

Pelanggan***)
Laba Dari Distributor ****) 194.032 36.855 89.154 35.802 264.244,5
Laba Dari Pelanggan****) 11.097 6.075 27.135 4.050 13,770
Keterangan: *) Unit **)
Orang ***)
Eksemplar ****)
Rp. Ribu

Selanjutnya dilakukan analisis mengukur efisien relative, Model DEA CCR


korelasi Faktor untuk mengetahui hubungan CRS dual, untuk mengetahui arahan
antara faktor, dimana suatu faktor tersebut peningkatan produktivitas yang dapat
dapat memiliki nilai yang tergantung dari dilakukan DMU ditinjau dari faktor-faktor
faktor yang lain sehingga faktor tersebut yang mempengaruhi, serta model DEA VRS,
dapat diwakilkan, serta untuk mengetahui untuk memisahkan dan mengukur efisiensi
hubungan antara input-output, dimana teknis murni dari unit yang dievaluasi. Hasil
peningkatan dalam input seharusnya juga perhitungan tersebut digunakan untuk
akan meningkatkan output. Kemudian mengukur tingkat efisiensi dari kelima DMU,
dilakukan pemodelan matematis DEA dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.
dengan model CCR CRS Primal, untuk untuk
Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk (Suseno Budi Prasetyo) 127

Tabel 3 DMU yang Efisien Dan Inefisien


Nilai Efisiensi Dan langkah terakhir adalah analisis
DMU Keterangan sensitifitas untuk merencanakan strategi
Relatif
DMU 1 1,0000000 Efisien perbaikan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi saluran distribusi.
DMU 2 0,9036573 Inefisien Pada tabel 4 dapat dilihat hasil perhitungan
DMU 3 1,0000000 Efisien analisis sensitifitas.
DMU 4 1,0000000 Efisien
DMU 5 1,0000000 Efisien

Tabel 4. Hasil Analisa Sensitivitas


Konstribusi
Peningkatan Peningkatan
Nilai terhadap
Faktor atau efisiensi
Dual Price efisiensi
Penurunan relatif
relatif
Jumlah Distributor 0,063714 1 0,063714 1,000000
Jumlah Pelanggan 0,000573 4 0,002292 0,948229
Biaya Distribusi 0,000001 32,460 0,000032 0,945969
Biaya Promosi 0,000001 32,460 0,000032 0,945969
Penjualan Dari Distributor 0,000001 502 0,000502 0,946439
Penjualan Dari Pelanggan 0,000001 332 0,000332 0,946269
Laba Dari Distributor 0,000001 1175,674 0,001176 0,947113
Laba Dari Pelanggan 0,000001 3504,060 0,003504 0,949441
Total 0,074572

KESIMPULAN menjadi sebesar 1 atau 100% maka


Distribusi Pemasaran Kota Semarang
Dari hasil penelitian didapat perlu melakukan perbaikan yaitu sebagai
kesimpulan sebagai berikut: berikut: Mengurangi Jumlah Distributor
1. Nilai efisiensi relatif (TE) dari distribusi sebesar 6,67% ( 15 distributor menjadi
pemasaran produk adalah sebagai 14 distributor); Mengurangi Biaya
berikut: distribusi pemasaran kota Distribusi sebesar 5,41% ( Rp. 600.000,-
Surabaya nilai efisiensi relatifnya adalah menjadi Rp. 567.562,-); mengurangi
1,000000; Semarang 0,9036573; Biaya Promosi sebesar 5,41% (Rp.
Yogyakarta 1,000000; Bandung 600.000,- menjadi Rp. 567.562,-);
1,000000; dan Jakarta nilai efisiensi Menambah Penjualan Dari Distributor
relatifnya adalah 1,000000. Distribusi sebesar 7,97% ( 6.300 menjadi 6.802);
Pemasaran yang tidak efisien atau Menambah Penjualan Dari Pelanggan
inefisien adalah distribusi pemasaran di sebesar 36,89% ( 900 menjadi 1.232);
kota Semarang dengan TE sebesar Menambah Laba Dari Distributor sebesar
0,9036573. 3,19% ( Rp. 36.855.000,- menjadi Rp.
2. Strategi perbaikan efisiensi bagi 38.030.000,-); dan menambah Laba Dari
distribusi pemasaran yang inefisien yaitu Pelanggan 57,68% (Rp. 6.075.000,-
Semarang adalah dengan cara manjadi Rp. 9.579.000).
menurunkan faktor input output yang 3. Solusi dari strategi perbaikan input
berpengaruh pada efisiensi relatif. Dalam output distribusi pemasaran yang
meningkatkan efisiensi relatifnya
Analisis
128 Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk
Jurnal (SusenoIlmu
Penelitian BudiTeknik
Prasetyo) 128
Vol.8, No.2 Desember 2008 : 120-128

inefisien, yaitu Semarang , dapat DAFTAR PUSTAKA


dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Usulan solusi untuk strategi Bhat, Ramesh, 2001, Hospital Efficiency
Perbaikan dengan Meminimasi and Data Envelopment
Input: Analysis (DEA), An empirical
Untuk input jumlah distributor dan analysis of district hospitals and
jumlah pelanggan dilakukan grant-in-aid hospitals in Gujarat
minimasi dalam hal ini bukan berarti state of India, Indian Institute of
memberhentikan pendistribusian Management, India
majalah terhadap distributor atau Bowlin, William F. Measuring
pelanggan tetapi dengan jalan Performance: An Introduction
mengalihkan peran mereka, to Data Envelopment Analysis
misalkan untuk distributor lebih (DEA), Department of
menguntungkan jika ia beralih Accounting, University of
menjadi pelanggan tetap saja dengan Northen lowa, Cedar Falls, Ia.
potongan harga yang diberikan 50614-0127.
hanya 15 % sedangkan distributor Farrel, M. James, Fieldhouse, M, Estimating
25%. Sedangkan untuk pelanggan Efficient Production Function
langsung dialihkan menjadi Unit Increasing Return To
pelanggan tidak langsung (melalui Scale
distributor) sehingga potongan harga Golany, B; Roll, Y, 1989, An Application
yang diberikan sudah masuk dalam Procedure For Data
distributor 25% jadi perusahaan Envelopment Analysis, Omega
tidak kehilangan 15% lagi untuk Swastha, Basu, Prof. Dr. MBA (1990),
pelanggan tetap. Saluran Pemasaran, Jilid 1,
b. Usulan solusi untuk strategi Penerbit BPFE UGM,
perbaikan dengan memaksimalkan Yogyakarta.
output yaitu penambahan penjualan Sigit, Soehardi (1995), Analisa Break Even:
dari distributor dan pelanggan, serta Ancangan Linier Secara
penambahan laba distributor dan Ringkas Dan Praktis , Penerbit
pelanggan bisa dilakukan dengan : BPFE UGM, Yogyakarta
- Meningkatkan kualitas produk
- Menambah fasilitas dan
kemudahan bagi distributor dan
pelanggan, dengan tujuan
meningkatkan kinerja distributor
dan menambah kepuasan
pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai