Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


Jamal (2012), yang berjudul Sistem Penunjang Keputusan Pemenang
Tender Proyek dengan Metode AHP (Analitic Hierarcy Process) Pada Dinas
Pekerjaan Umum Kab. Kolaka. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui proses pengolahan data peserta lelang Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Kolaka pada bidang Bina Marga dan untuk mempermudah bagian
pelaksana pelelangan dalam menentukan pemenang dari tender proyek.
Mulyoningtyas, dkk (2012), menerapkan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) untuk menentukan siswa berprestasi. Perancangan dan penerapan
sistem pendukung keputusan untuk menentukan siswa berprestasi yang
menggunakan metode AHP dapat membantu dalam penentuan siswa berprestasi,
sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Memudahkan dalam
pelaporan berdasarkan hasil pembobotan untuk penentuan siswa berprestasi.
Perankingan untuk penentuannya, berdasarkan nilai bobot yang paling tinggi.
Pradita dan Hidayat (2013), menggunakan metode PROMETHEE untuk
memilih guru berprestasi. Pemilihan guru berprestasi dengan menggunakan sistem
yang dibuat/dikembangkan ini, hasil perangkingan guru-guru berprestasi (dari
semua peserta) jauh lebih cepat didapat dan diharapkan lebih akurat, karena
sistem ini menggunakan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas prestasi para guru peserta pemilihan, serta mereduksi subyektifitas
dari para penilai.
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian

No Peneliti Metode Subyek


Jamal Digunakan untuk menentukan
1 AHP
(2012) pemenang tender
Pradita dan Hidayat Digunakan untuk menentukan
2 PROMETHEE
(2013) guru berprestasi
Mulyoningtyas, dkk Digunakan untuk menentukan
3 AHP
(2012) siswa berprestasi

2.2 Pengertian Sistem


Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya
satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Sutabri (2005), Sistem adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama – sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pengertian sistem adalah kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang
saling berkaitan atau berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh, sistem
komputer terdiri dari: Software, Hardware dan Brainware.
Suatu sistem memiliki beberapa syarat – syarat, antara lain:
a. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
b. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
c. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
d. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting
daripada elemen sistem.
e. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain:
1. Komponen (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli
betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau sub
sistem- sub sistem.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistemdipandang sebagai suatu kesatuan, karena dengan
batas sistem ini fungsi dan tugas darisubsistem yang satu dengan lainnya
berbeda tetapi tetap saling berinteraksi. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi dari suatu
sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan harus dipelihara dan dijaga
agar tidak hilang pengaruhnya, sedangkan lingkungan luar yang merugikan
harus dimusnahkan dikendalikan agar tidak mengganggu operasi sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Untuk membentuk satu kesatuan, sehingga sumber-sumber daya
mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya. Dengan kata
lain output dari suatu subsistem akan menjadi input dari subsistem yang
lainnya.
5. Masukan Sistem (Input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa
Masukan Perawatan (Maintenance Input) adalah energi yang dimasukkan
supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan Sinyal (Signal Input) adalah
energi yang diproses untukdidapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam
sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Meliputi: Keluaran yang
berguna, contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh komputer dan Keluaran
yang tidak berguna yang dikenal sebagai sisa pembuangan, contohnya panas
yang dikeluarkan oleh komputer.
7. Pengolahan Sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang
diinginkan. Contoh CPU pada Komputer, Bagian Produksi yang mengubah
bahan baku menjadi barang jadi, Bagian akuntansi yang mengolah data
transaksi menjadi laporan keuangan.
8. Tujuan Sistem (Goal)
Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang mempengaruhi
input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan. Dengan kata lain suatu
sistem akan dikatakan berhasil kalau pengoperasian sistem itu mengenai
sasaran atau tujuannya. Sistem yang tidak mempunyai sasaran, maka operasi
sistem tidak akan ada gunanya.

2.3 Sistem Pendukung Keputusan


Konsep Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support Sistem (DSS)
pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton
dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu
sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil
keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan
berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan
dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan
pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai
SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan
Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem
yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data
dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi
terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
2.3.1 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah:
a. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil
keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur
ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan
informasi komputerisasi.
b. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan
mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik
pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi.
c. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan/dioperasikan dengan mudah.
d. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek
fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.
Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan
berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah:
a. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /
informasi bagi pemakainya.
b. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah
terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
c. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat
diandalkan.
d. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang
dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi
pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu
menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas,
SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:
a. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak
dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
b. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
c. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada
perangkat lunak yang digunakan.
d. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia.
Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan
dalam melaksanakan tugasnya.
Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat
bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
terutama dalam proses pengambilan keputusan.

2.3.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan


Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu:
1. Subsistem pengelolaan data (database).
2. Subsistem pengelolaan model (modelbase).
3. Subsistem pengelolaan dialog (userinterface).
Hubungan antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah

Gambar 2.1 Sub sistem pengelolaan data (database)


Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna
sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan
dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut
dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).
Sub sistem pengelolaan model (model base)
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan
model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang
sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang
dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga
keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam
menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan
hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif
mengenai model yang dibuat.
Subsistem pengelolaan dialog (user interface)
Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu
mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang
dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem
diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang
dibuat. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga
komponen:
a. Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat
digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan
melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction
yang lainnya.
b. Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu
perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu.
Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya
adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.
c. Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui
oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara
interaktif.
2.4 Metode AHP (Analitic Hierarcy Process)
Kusrini (dalam Saputra, 2009), AHP (Analitic Hierarcy Process) adalah
suatu metode unggul untuk memilih aktivitas yang bersaing atau banyak
alternative berdasarkan criteria tertentu. Criteria dapat bersifat kualitatif dan
kuantitatif, dan bahkan criteria kuantitatif di tangani dengan stuktur kesukaan
pengambil keputusan daripada berdasarkan angka.
Stuktur sebuah model AHP adalah model dari sebuah pohon terbaik. Ada suatu
tujuan tunggal di puncak pohon yang mewakili tujuan dari masalh pengambil
keputusan. Seratus persen bobot keputusan ad dititik ini.tepat dibawah tujuan
adalah titik daun yang menunjukkan criteria, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Bobot tujuan harus dibagi diantara titik-titik kriteria berdasarkan rating. (Sumber :
Saaty, 1986)
Penilaian dalam membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain
adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidak
konsistensian. Saaty (1990) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi
dari matrik ber ordo n dapat diperoleh dengan rumus :
CI = (λmaks-n)/(n-1)................................................... (1)
Dimana :
CI = Indeks Konsistensi (Consistency Index)
λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n
Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom
dengan eigen vector. Batas ketidak konsistensian di ukur dengan menggunakan
rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI) dengan nilai
pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.
Rasio konsistensi dapat dirumuskan :
CR = CI/RI............................................................... (2)
Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidak konsistensian pendapat masih
dianggap dapat diterima. Tabel 2. 2 Daftar Indeks random konsistensi (RI)
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip
yang harus di pahami, di antaranya adalah:
1. Membuat hierarki
Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi elemen-
elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan
menggabungkannya.
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty (dalam Kusrini, 2007), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9
adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi
pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan
tabel analisis seperti tabel berikut:

Tabel 2.2 Analisis Skala Perbandingan


Intensitas Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih pentingdaripada elemen
3
yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen
7
lainya
9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya
Nilai-nilai antara dua nilai
2,4,6,8
pertimbangan yang berdekatan
Jika aktifitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan
Kebalikan aktifitas j, maka j memilki nilai kebalikannya
dibandingkan dengan i.
3. Menentukan prioritas (Synthesis of priority)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakaukan perbandingan
berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan relatif dari
seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah
ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas. Bobot danprioritas dihitung
dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan
matematika.
4. Konsistensi logis (Logical consistency )
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa
diklempokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.5 Perangkat Pemodelan Sistem


2.5.1 Data Flow Diagram
DFD menggambarkan penyimpanan data dan proses yang
mentransformasikan data. DFD menunjukkan hubungan antara data dan proses
pada sistem. DFD (Data Flow Diagram) adalah gambaran keseluruhan kerja
sistem secara garis besar. DFD merupakan peralatan yang berfungsi untuk
menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar dari
dan ke mana data mengalir serta penyimpanannya.
a. Data Flow Diagram Contex Level
DFD Contex Level merupakan bagan bagian dari DFD yang berfungsi
memetakan model lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkungan tunggal
yang mewakili keseluruhan sistem. DFD Contex Level ini juga biasa disebut
dengan context diagram. Context Diagram merupakan DFD pertama dalam proses
bisnis. Menunjukkan semua proses bisnis dalam 1 proses tunggal (proses 0).
Context diagram juga menunjukkan semua entitas luar yang menerima informasi
dari atau memberikan informasi ke sistem.
b. Data Flow Diagram Levelled
DFD Levelled adalah bagan bagian DFD yang menggambarkan sistem
jaringan kerja antara fungsi yang terhubung satu sama lain dengan aliran dan
penyimpanan data. Pada DFD levelled terdiri dari beberapa level yaitu:
1. Level 0 Diagrams
Menunjukkan semua proses utama yang menyusun keseluruhan sistem. Level
ini juga menunjukkan komponen internal dari proses 0 dan menunjukkan
bagaimana proses - proses utama direlasikan menggunakan data flow. Pada
level ini juga ditunjukkan bagaimana proses-proses utama terhubung dengan
entitas eksternal. Pada level ini juga dilakukan penambahan data store.
2. Level 1 Diagrams
Umumnya diagram level 1 diciptakan dari setiap proses utama dari level 0.
level ini menunjukkan proses-proses internal yang menyusun setiap proses-
proses utama dalam level 0. sekaligus menunjukkan bagaimana informasi
berpindah dari satu proses ke proses yang lainnya. Jika misalnya proses induk
dipecah, katakanlah menjadi 3 proses anak, maka 3 proses anak ini secara utuh
menyusun proses induk.
3. Level 2 Diagrams
Menunjukkan semua proses yang menyusun sebuah proses pada level 1. bisa
saja penyusunan DFD tidak mencapai level 2 ini. Atau mungkin harus
dilanjutkan ke level berikutnya (level 3, level 4 dan seterusnya). Simbol yang
digunakan dalam Data Flow Diagram sebagai berikut:

Tabel 2.3 Simbol DFD (Data Flow Diagram)

Simbol Keterangan

Menggambarkan orang atau kelompok orang yang


merupakan asal data atau tujuan.

Proses, menunjukan transformasi dari masukan


dan keluaran

Arus data, menunjukan data atau informasi data


dari satu bagian ke bagian yang lainnya.

Penyimpanan, menunjukan tempat penyimpanan

2.5.2 Entity Relationship Diagram


ERD adalah suatu diagram yang digunakan untuk memodelkan struktur
data dan hubungan antar data. ERD berfungsi untuk menggambarkan relasi dari
dua file atau dua tabel yang dapat digolongkan dalam tiga macam bentuk relasi,
yaitu satu - satu, satu - banyak dan banyak - banyak.
Sedangkan Fathansyah (2004), E-R Diagram adalah diagram yang berisi
komponen-komponen entitas dan himpunan relasi yang masing - masing
dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta yang
ditinjau. Simbol-simbol yang digunakan dalam Entity Relationship Diagram
adalah sebagai berikut:
1. Entity
Entitas (Entity) adalah objek data prinsip tentang informasi yang
dikumpulkan. Suatu obyek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan
pemakai dalam konteks sistem yang telah dibuat. Entity digunakan atau
digambarkan persegi empat.
2. Atribut
Atribut merupakan objek data yang mengidentidikasi atau menguraikan
entitas dimana mereka dihubungkan. Kejadian dari suatu atribut tertentu
adalah suatu nilai (value). Atribut digambarkan dengan simbol Ellips.
3. Hubungan (Relationship)
Hubungan ini dinamakan relationship atau relasi. Suatu relationship adalah
suatu asaosiasi antara dua tabel atau lebih. Hubungan harus dibedakan antara
hubungan bentuk dengan isi dari hubungan itu sendiri. Hubungan
digambarkan dengan simbol ketupat. Hubungan terdiri dari beberapa jenis,
diantaranya adalah:
a. Hubungan Satu ke Satu
b. Hubungan Banyak ke Satu
c. Hubungan Banyak ke Banyak
4. Garis
Digunakan untuk menghubungkan entity dengan entity maupun entity dengan
atribut.
2.5.3 Flowchart
Tugas utama dari penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan
suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapid an jelas
dengan menggunakan simbol-simbol standar. Tahap penyelesaian masalah yang
disajikan harus jelas, sederhanan, efektif dan tepat. Dalam penulisan flowchart
terkenal dua model, yaitu sistem flowchart dan program flowchart.
a. Sistem Flowchart
Sistem flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu
sistem peralatan computer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta
hubungan antar peralatan tersebut. Sistem flowchart ini tidak digunakan untuk
menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk
menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk.
Dalam menggambar flowchart biasanya digunakan simbol-simbol yang
standar, tetapi pemrogram juga dapat membuat simbol-simbol sendiri apabila
simbol-simbol yang tersedia dirasa masih kurang. Dalam kasus ini pemrogram
harus melengkapi gambar flowchart tersebut dengan kamus simbol untuk
menjelaskan arti dari masing-masing simbol yang digunakan agar pemrogram lain
dapat mengetahui maksud dari simbol-simbol tersebut.
b. Program Flowchart
Program flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan urutan
logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Untuk menggambarkan program
flowchart telah tersedia simbol-simbol standar, namun demikian seperti halnya
pada sistem flowchart, pemrogram dapat menambah khasanah simbol-simbol
tersebut asalkan pemrogram melengkapinyan dengan penggambaran program
flowchart dengan kamus simbol.

2.6 Keluarga Miskin


Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil yang umumnya terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Fungsi keluarga ialah merawat, memelihara dan
melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu
mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Pada hakekatnya keluarga merupakan
hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan
perkawinan bersama, searah dengan keturunannya yang merupakan suatu satuan
yang khusus.
Tingkat kesejahteraan keluarga dibagi dalam 5 tahapan yaitu tahap
prasejahtera, tahap sejahtera I, tahap sejahtera II, tahap sejahtera III, dan tahap
IV (Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN Tahun 1996).

1. Tahap Prasejahtera
Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti sandang, pangan, papan,
kesehatan dan pendidikan.
2. Tahap Sejahtera I
Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
fisik minimum secara minimal namun belum dapat memenuhi kebutuhan
sosial dan psikologis seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang
menjamin kehidupan yang layak.
3. Tahap Sejahtera II
Keluarga sejahtera II adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan dasar kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh informasi).
4. Tahap Sejahtera III
Keluarga sejahtera III adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan pada tahapan keluarga I dan II namun belum dapat memberikan
sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara
aktif dalam masyarakat.
5. Tahap Sejahtera IV
Keluarga sejahtera IV adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi
semua kebutuhan keluarga pada tahapan I sampai dengan III. Bila keluarga
sudah mampu melaksanakan seluruh tahapan maka keluarga disebut keluarga
sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai