Anda di halaman 1dari 22

Pandemi Koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19 adalah

peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease


2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan
oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.[1] Wabah COVID-19
pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember
2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
11 Maret 2020.[2] Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah
dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755
orang meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh.[3][4]
Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan
pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk.[5][6][7][8] Percikan ini juga dapat
dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat
menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah
seseorang.[7] Penyakit COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki
gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul.[9] Periode
waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi
dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari.[8][10] Gejala umum di antaranya demam,
batuk, dan sesak napas.[8][10] Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit
pernapasan akut berat. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk
penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif.
Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di antaranya mencuci tangan,
menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi
diri untuk orang yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi.[7][8][11]
Upaya untuk mencegah penyebaran virus termasuk pembatasan perjalanan, karantina,
pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan acara, serta penutupan fasilitas.
Upaya ini termasuk karantina Hubei, karantina nasional di Italia dan di tempat lain di
Eropa, serta pemberlakuan jam malam di Tiongkok dan Korea Selatan,[12][13] [14] berbagai
penutupan perbatasan negara atau pembatasan penumpang yang masuk,[15]
[16]
 penapisan di bandara dan stasiun kereta,[17] serta informasi perjalanan mengenai
daerah dengan transmisi lokal.[18][19][20] [21][22] Sekolah dan universitas telah ditutup baik
secara nasional atau lokal di lebih dari 124 negara dan memengaruhi lebih dari 1,2
miliar siswa.[23]
Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global,[24] penundaan atau
pembatalan acara olahraga dan budaya,[25] dan kekhawatiran luas tentang kekurangan
persediaan barang yang mendorong pembelian panik.[26][27] Misinformasi dan teori
konspirasi tentang virus telah menyebar secara daring,[28][29] dan telah terjadi
insiden xenophobia dan rasisme terhadap orang Tiongkok dan orang-orang Asia
Timur atau Asia Tenggara lainnya.[30]

Daftar isi

 1Epidemiologi
o 1.1Kematian
 2Penyebab
o 2.1Filogenetik dan taksonomi
o 2.2Penyebaran
 3Karakteristik penyakit
o 3.1Gejala pada presentasi klinis
o 3.2Uji diagnostik
o 3.3Kekhawatiran akan kurangnya laporan
 4Pencegahan dan pengendalian
o 4.1Karantina
o 4.2Evakuasi diplomat dan warga negara asing dari Wuhan
o 4.3Rumah Sakit khusus
 5Latar belakang
 6Reaksi
o 6.1Organisasi Kesehatan Dunia
o 6.2Respons Pemerintah Indonesia
 6.2.1Evakuasi WNI
o 6.3Respons Internasional
 7Dampak
o 7.1Tiongkok
o 7.2Taiwan
o 7.3Jepang
o 7.4Asia Tenggara
o 7.5Asia Selatan
 8"Pasien Nol"
 9Catatan
 10Lihat juga
 11Referensi
 12Bacaan lebih lanjut
 13Pranala luar

Epidemiologi
Untuk melihat kronologi dari pandemi COVID-19 secara detail, lihat Kronologi pandemi
koronavirus 2019–2020.
lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
Amerika Serikat 3.054.091 133.435 920.704 [33]

Brasil 1.674.929 66.887 1.117.922 [34][35]

Rusia 700.792 10.667 472.511 [36]


lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
India 906.752 23.727 571.459 [37]

Britania Raya 286.979 44.517 – [38][39]

Peru 309.278 10.952 200.938 [40][41]

Spanyol[e] 252.130 28.392 150.376 [43]

Chili 303.083 6.573 271.703 [44]

Italia 241.956 34.899 192.815 [45][46]

Iran 248.379 12.084 209.463 [47]

Jerman 198.591 9.104 183.094 [48][49]

Turki 207.897 5.260 185.292 [50]

Meksiko 268.008 32.014 163.646 [51][52]

Pakistan 237.489 4.922 140.965 [53]

Prancis 168.810 29.933 77.655 [54]

Arab Saudi 220.144 2.059 158.050 [55]

Bangladesh 172.134 2.197 80.838 [56]

Kanada 106.284 8.720 70.085 [57]

Afrika Selatan 215.855 3.502 102.299 [58]

Qatar 101.553 138 96.107 [59]

Tiongkok Daratan 83.572 4.634 78.548 [60]

Kolombia 124.494 4.359 51.861 [61]

Belgia 62.123 9.776 17.138 [62]

Belarus 64.224 443 52.854 [63]

Swedia 73.858 5.482 – [64]

Mesir 77.279 3.489 21.718 [65]

Ekuador 63.245 4.873 5.900 [66][67]

Belanda 50.746 6.135 – [68]

Indonesia 76,981 3,656 36,689 [69]

Uni Emirat Arab 53.045 327 402.282 [70]

Argentina 83.413 1.644 30.082 [71][72]


lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
Singapura 45.298 26 41.002 [73][74]

Kuwait 52.007 379 42.108 [75]

Portugal 44.859 1.631 29.714 [76]

Ukraina 50.414 1.306 23.119 [77]

Polandia 36.689 1.542 24.878 [78][79]

Swiss 32.498 1.686 29.400 [80][81]

Irak 67.442 2.779 37.879 [82]

Filipina 50.359 1.314 12.588 [83][84]

Oman 50.207 233 32.005 [85]

Afganistan 33.594 936 20.305 [86]

Republik Dominika 39.588 829 20.056 [87]

Korea Selatan 13.244 285 11.970 [88]

Austria 18.513 706 16.721 [89]

Norwegia 8.936 251 8.138 [90]

Denmark 12.900 609 12.001 [91]

Malaysia 8.674 121 8.481 [92]

Jepang 20.174 980 17.331 [93]

Australia 8.886 106 7.420 [94]

Republik Ceko 12.775 351 8.005 [95]

Israel 32.714 343 18.267 [96]

Irlandia 25.538 1.742 23.349 [97]

Yunani 3.562 192 1.374 [98]

Luksemburg 4.542 110 4.016 [99]

Finlandia 7.257 329 6.700 [100]

Islandia 1.866 10 1.840 [101]

Slovenia 1.716 111 1.384 [102][103]

Thailand 3.197 58 3.074 [104]

Rumania 30.175 1.817 20.799 [105]


lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
Bahrain 30.321 98 25.570 [106]

Estonia 1.994 69 1.875 [107]

Hong Kong 1.286 7 1.157 [108]

Panama 40.291 799 18.726 [109][110]

Lebanon 1.885 36 1.311 [111]

San Marino 698 42 656 [112]

Slowakia 1.765 28 1.466 [113]

Armenia 29.820 521 17.427 [114]

Republik Tiongkok 449 7 438 [115]

Serbia 17.076 341 13.064 [116]

Kroasia 3.220 113 2.210 [117]

Bulgaria 5.740 246 2.915 [118]

Latvia 1.127 30 1.000 [78][119]

Uruguay 960 29 858 [120]

Vietnam 369 0 341 [121]

Aljazair 17.348 978 12.329 [122][123]

Bosnia dan Herzegovina 5.458 199 2.598 [124]

Kosta Rika 5.241 23 1.776 [125]

Hongaria 4.210 589 2.885 [126]

Yordania 1.167 10 957 [127]

Brunei Darussalam 141 3 138 [128][129]

Maroko 14.730 240 10.848 [130]

Makedonia Utara 7.406 359 3.554 [131][132]

Andorra 855 52 800 [133]

Siprus 1.004 19 839 [134]

Albania 2.964 79 1.702 [135]

Sri Lanka 2.078 11 1.955 [136]

Malta 672 9 652 [137]


lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
Tunisia 1.199 50 1.049 [138]

Selandia Baru 1.184 22 1.140 [139]

Kazakhstan 51.059 264 16.928 [140]

Kamboja 141 0 131 [141]

Moldova 18.471 614 11.549 [142]

Lituania 1.841 79 1.547 [143]

Palestina 4.341 17 491 [144]

Azerbaijan 21.916 274 13.100 [145]

Venezuela 7.411 68 2.100 [146]

Burkina Faso 1.000 53 858 [147][148]

Senegal 7.478 60 4.909 [149]

Republik Turki Siprus Utara 113 4 104 [150]

Uzbekistan 10.982 42 6.888 [151]

Liechtenstein 84 1 81 [152][153]

Georgia 953 15 830 [154]

Honduras 25.428 677 2.637 [155][156]

Kosovo 3.508 75 1.902 [157]

Kamerun 14.916 359 11.525 [158][159]

Republik Demokratik Kongo 7.432 182 3.226 [160]

Makau 46 0 45 [161]

Bolivia 41.545 1.530 12.398 [162]

Kuba 2.380 86 2.234 [163]

Ghana 21.968 129 17.156 [164]

Jamaika 732 10 584 [165][166]

Maladewa 2.491 12 2.113 [167]

Montenegro 841 14 315 [168]

Paraguay 2.456 20 1.180 [169]

Guatemala 24.787 1.004 3.575 [170]


lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
Jersey 325 15 303 [171]

Mauritius 342 10 330 [172]

Nigeria 29.789 669 12.108 [173]

Monako 108 4 95 [174]

Rwanda 1.113 3 575 [175][176]

Etiopia 5.846 103 2.430 [177]

Pantai Gading 10.966 75 5.384 [178]

Togo 680 15 450 [179]

Trinidad dan Tobago 131 8 115 [180]

Kenya 8.525 169 2.593 [181]

Guinea Khatulistiwa 3.071 51 842 [182]

Kirgizstan 7.691 92 2.843 [183]

Mongolia 220 0 175 [184]

Seychelles 81 0 11 [185]

Tanzania – – – [186][187]

Barbados 98 7 90 [188]

Guyana 284 16 125 [189]

Suriname 634 16 408 [190][191]

Bahama 104 11 89 [192]

Republik Kongo 1.557 44 501 [193][194]

Gabon 5.743 46 2.574 [195]

Madagaskar 3.250 33 1.135 [196]

Namibia 593 0 25 [197][198]

Benin 1.199 21 333 [199]

Bhutan 80 0 55 [200]

Afrika Tengah 4.033 52 970 [201]

Guernsey 252 13 238 [202]

Haiti 6.371 113 1.824 [203]


lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
Liberia 891 39 377 [204]

Mauritania 4.948 133 1.896 [205]

Saint Lucia 22 0 19 [206][207]

Puerto Riko 1.846 155 840 [208][209]

Sudan 9.894 616 4.899 [210]

Zambia 1.632 30 1.348 [211][212]

Antigua dan Barbuda 70 3 23 [213]

Tanjung Verde 1.463 17 722 [214]

Chad 872 74 787 [215]

Djibouti 4.822 55 4.610 [216]

El Salvador 8.027 223 4.730 [217]

Eswatini 1.011 13 564 [218]

Fiji 21 0 18 [219]

Gambia 61 3 27 [220]

Guinea 5.610 34 4.522 [221]

Pulau Man 336 24 312 [222]

Nepal 16.423 35 7.752 [223][224]

Niger 1.093 68 968 [225]

Nikaragua 2.182 83 1.750 [78][226]

Papua Nugini 11 0 8 [227]

Saint Vincent dan Grenadine 29 0 29 [228][229]

Somalia 3.006 92 763 [230]

Mali 2.331 119 1.547 [231]

Yaman 1.290 345 572 [232]

Vatikan 12 0 12 [233]

Zimbabwe 734 9 197 [234][235]

Laos 19 0 19 [236]

Komoro 311 7 266 [237]


lihat semua
l
b
s
Pandemi koronavirus 2019–2020
Negara dan teritori[a] Kasus[b] Kematian[c] Sembuh[d] Ref.

4.333.39
8.753.853 463.225 [32]

1
Seluruh dunia
Pada 12 Juli 2020 (UTC)
Catatan

1. ^ Negara dan teritori, serta kendaraan internasional tempat kasus


didiagnosis. Kewarganegaraan dan lokasi infeksi asli mungkin bervariasi. Di
beberapa negara, kasus meliputi beberapa teritori, dengan catatan yang sesuai.
2. ^ Kasus terkonfirmasi yang dilaporkan. Jumlah kasus aktual mungkin
lebih tinggi, tetapi tidak mungkin untuk dipastikan.[31]
3. ^ Total kematian belum tentu bertambah karena frekuensi pembaruan
nilai untuk setiap lokasi individu.
4. ^ tanda "–" menunjukkan bahwa tidak ada data yang dapat
diandalkan yang tersedia untuk wilayah tersebut saat ini, bukan berarti nilainya
nol.
5. ^ Spanyol
1. Termasuk kota otonom dari Ceuta dan Melilla.
2. Pengujian telah dibatasi untuk orang yang berisiko
menunjukkan gejala.[42]

Perkembangan kasus di Tiongkok


Jumlah kasus di Tiongkok Raya (Tiongkok Daratan, Hong Kong, Makau, dan Taiwan)
  Terkonfirmasi 1–9
  Terkonfirmasi 10–99
  Terkonfirmasi 100–499
  Terkonfirmasi 500–999
  Terkonfirmasi 1000–9999
  Terkonfirmasi ≥10000

Plot skala logaritma dari kasus dan kematian yang terkonfirmasi menunjukkan epidemi berada dalam fase
eksponensial.

Dugaan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019.[238] Gejala awal


mulai bermunculan tiga pekan sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019.[239] Pasar
ditutup tanggal 1 Januari 2020 dan orang-orang yang mengalami gejala serupa
dikarantina.[238] Kurang lebih 700 orang yang terlibat kontak dengan terduga pengidap,
termasuk +400 pekerja rumah sakit, menjalani karantina.[240] Seiring
berkembangnya pengujian PCR khusus untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di Wuhan
diketahui mengidap virus korona SARS-CoV-2,[241][242] dua orang di antaranya suami-istri,
salah satunya belum pernah ke pasar, dan tiga orang merupakan anggota satu
keluarga yang bekerja di toko ikan.[243][244] Korban jiwa mulai berjatuhan pada 9
Januari [245] dan 16 Januari 2020.[246][247][248]
Kasus yang dikonfirmasi di luar daratan Tiongkok termasuk 3 wanita dan 1 pria di
Thailand, dua pria di Hong Kong, dua pria di Vietnam, satu pria di Jepang, satu wanita
di Korea Selatan, satu pria di Singapura, satu wanita di Taiwan dan satu pria di Amerika
Serikat.[249][250][251] Angka-angka ini didukung oleh para ahli seperti Michael Osterholm.[252]
Pada 17 Januari, sebuah kelompok Imperial College London di Inggris menerbitkan
perkiraan bahwa terdapat 1.723 kasus (interval kepercayaan 95%, 427–4.471) dengan
timbulnya gejala virus tersebut pada 12 Januari 2020. Perkiraan ini didapat berdasarkan
pola penyebaran awal dari virus 2019-nCoV ke Thailand dan Jepang. Mereka juga
menyimpulkan bahwa "penularan dari manusia ke manusia yang berkelanjutan tidak
harus dikesampingkan"..[253][254] Ketika kasus-kasus selanjutnya terungkap, mereka
kemudian menghitung ulang bahwa "terjadi 4.000 kasus 2019-nCoV di Kota Wuhan …
mulai timbul gejala pada 18 Januari 2020".[255][256]
Pada 20 Januari, Tiongkok melaporkan peningkatan tajam dalam kasus ini dengan
hampir 140 pasien baru, termasuk dua orang di Beijing dan satu di Shenzhen.[257] Per 3
Maret, jumlah kasus yang dikonfirmasi laboratorium mencapai 93.000 kasus, yang
terdiri dari lebih dari 80.000 kasus di daratan Tiongkok, dan sisanya di beberapa negara
lainnya.[258][259][260][261][262][263]
Kematian
Per 21 Juni 2020, terjadi 463.225 kasus kematian yang dikaitkan dengan COVID-19.
Menurut NHC Tiongkok, sebagian besar dari mereka yang meninggal adalah pasien
yang lebih tua - sekitar 80% kematian yang tercatat berasal dari mereka yang berusia di
atas 60 tahun, dan 75% memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada termasuk penyakit
kardiovaskular dan diabetes.[264] Kasus kematian pertama yang dilaporkan adalah
seorang pria berusia 61 tahun pada 9 Januari 2020 yang pertama kali dirawat di rumah
sakit Wuhan pada 27 Desember 2019.[265] Kasus kematian pertama di luar Tiongkok
terjadi di Filipina,[266] dimana seorang pria warga negara Tiongkok berusia 44 tahun
menderita pneumonia parah dan meninggal pada 1 Februari.[267] Pada 8 Februari 2020,
diumumkan bahwa seorang warga Jepang dan seorang warga Amerika Serikat
meninggal akibat virus di Wuhan. Mereka adalah orang asing pertama yang meninggal
akibat virus korona.[268] Kasus kematian pertama di luar Asia terjadi di Paris, Prancis
pada 15 Februari 2020, ketika seorang turis Tiongkok berusia 80 tahun dari Hubei
meninggal setelah dirawat di rumah sakit sejak 25 Januari.

Penyebab
Artikel utama: SARS-CoV-2
Filogenetik dan taksonomi
Virus korona baru awalnya disimbolkan 2019-nCoV oleh WHO, dengan huruf n yang
berarti novel atau baru, dan CoV yang berarti coronavirus atau virus korona.[269] Virus ini
tergolong dalam ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan
genus Betacoronavirus (Beta-CoV). Genus betacoronavirus terdiri atas empat garis
keturunan (subgenus), di mana 2019-nCoV bersama dengan SARS-CoV digolongkan
dalam garis keturunan B (subgenus Sarbecovirus).[241][270][271] Virus 2019-nCoV merupakan
spesies ketujuh dalam keluarga Coronaviridae yang mampu menginfeksi manusia,
selain 229E, NL63, OC43, HKU1, MERS-CoV, dan SARS-CoV. Pada 11 Februari
2020, Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) memberi nama virus ini koronavirus
sindrom pernapasan akut berat 2 (Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2,
disingkat SARS-CoV-2) yang merupakan galur dalam spesies SARS-CoV.[1][272]
Genom SARS-CoV-2 telah berhasil diisolasi. Virus ini memiliki RNA dengan panjang
sekitar 30 ribu pasangan basa. Urutan genom menunjukkan bahwa SARS-CoV-2
memiliki tingkat kesamaan dengan SARS-CoV sebesar 79,5% dan dengan virus korona
kelelawar sebesar 96%.[273] Sejumlah genom SARS-CoV-2 telah diisolasi dan dilaporkan
termasuk BetaCoV/Wuhan/IVDC-HB-01/2019, BetaCoV/Wuhan/IVDC-HB-04/2020,
BetaCoV/Wuhan/IVDC-HB-05/2019, BetaCoV/Wuhan/WIV04/2019, dan
BetaCoV/Wuhan/IPBCAMS-WH-01/2019 dari Institut Nasional untuk Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Virus, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Tiongkok (CDC Tiongkok), Institut Biologi Patogen, dan Rumah Sakit Jinyintan Wuhan.
[274][275]

Penyebaran
Angka reproduksi dasar untuk penularan virus dari manusia ke manusia diperkirakan
antara 2 dan 4. Jumlah tersebut menggambarkan berapa banyak makhluk hidup yang
baru terinfeksi yang kemungkinan menularkan virus dalam populasi manusia. Virus
korona baru telah dilaporkan mampu mengirimkan rantai hingga empat orang sejauh
ini.[276]
Pada 22 Januari 2020, para ilmuwan dari Universitas Peking, Universitas Kedokteran
Tradisional Tiongkok Guangxi, Universitas Ningbo dan Sekolah Tinggi Teknik Biologi
Wuhan menerbitkan sebuah artikel setelah melihat "manusia,
kelelawar, ayam, landak, trenggiling, dan dua spesies ular",[277] yang menyimpulkan
bahwa "2019-nCoV tampaknya merupakan virus rekombinan antara koronavirus
kelelawar dan koronavirus yang asalnya tidak diketahui"... dan ..."ular adalah reservoir
hewan satwa liar yang paling mungkin untuk virus 2019-nCoV" yang kemudian
menyebar ke manusia.[278][277][279] Beberapa ilmuwan lain berpendapat bahwa 2019-nCoV
dikembangkan sebagai hasil dari "virus gabungan antara kelelawar dan ular.[278][277][280]
Artikel pracetak yang dipublikasikan pada tanggal 23 Januari 2020 di
jurnal bioRxiv yang ditulis oleh peneliti dari Institut Virologi Wuhan, Rumah Sakit
Jinyintan Wuhan, Universitas Akademi Sains Tiongkok dan Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa virus korona ini kemungkinan berasal dari
kelelawar, karena analisis mereka menunjukkan bahwa 2019-nCoV 96% identik di
tingkat genom secara keseluruhan dengan koronavirus kelelawar.[281]
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa virus 2019-nCoV masuk ke tubuh manusia
melalui Reseptor ACE 2, sama seperti virus SARS.[282][283]

Karakteristik penyakit
Gejala pada presentasi klinis
Gejala yang dilaporkan termasuk demam pada 90% kasus,[241] kelelahan dan batuk
kering pada 80% kasus,[241][284] dan sesak napas 20%, dengan gangguan pernapasan
15%.[285][286][284] Sinar-X pada dada menunjukkan tanda-tanda di kedua paru-paru.[285]
[286]
 Tanda-tanda vital umumnya stabil pada saat masuknya mereka yang dirawat di
rumah sakit.[284] Tes darah biasanya menunjukkan jumlah sel darah putih yang rendah
(leukopenia dan limfositopenia).[241]
Uji diagnostik
Pada 15 Januari 2020, WHO menerbitkan protokol pengujian diagnostik untuk 2019-
nCoV, yang dikembangkan oleh tim virologi dari Rumah Sakit Charité di Jerman.[246]
Kekhawatiran akan kurangnya laporan
Karena kurangnya tenaga medis dan peralatan medis di daerah yang terkena wabah,
banyak rumah sakit gagal mengidentifikasi kasus virus korona sementara banyak
pasien dengan gejala mirip virus korona diberi label sebagai "pneumonia berat".[287]
[288]
 Kebetulan, banyak dari mereka yang mengalami gejala virus 2019-
nCoV memutuskan untuk tinggal di rumah daripada pergi ke rumah sakit karena waktu
tunggu yang lama dan kondisi yang sempit.[289] Oleh karena itu, peneliti dari Northeastern
University dan Imperial College London memperkirakan bahwa jumlah kasus ini
mungkin lima atau 10 kali lebih besar dari yang dilaporkan.[290][291]
Kekhawatiran tambahan terjadi karena penanganan Tiongkok pada peristiwa
merebaknya SARS pada tahun 2003, di mana pemerintah Tiongkok menyembunyikan
pasien yang terinfeksi dari inspektur WHO dan melaporkan jumlah kasus SARS yang
tidak dilaporkan.[292]

Pencegahan dan pengendalian

Pemeriksaan kesehatan di Bandara Internasional Pudong

2019-nCoV saat ini tidak memiliki pengobatan yang efektif atau vaksin, meskipun upaya


untuk mengembangkan beberapa obat sedang dilakukan.[293][294] Gejala-gejalanya antara
lain demam, kesulitan bernapas dan batuk,[295] yang digambarkan sebagai gejala
"Influenza".[296] Untuk mencegah infeksi, WHO merekomendasikan "mencuci tangan
secara teratur, menutupi mulut dan hidung ketika batuk dan bersin … [dan] hindari
kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan (seperti
batuk dan bersin)."[297] Meskipun tidak ada perawatan khusus untuk virus korona
manusia pada umumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS
menyarankan bahwa warga yang terinfeksi virus ini dapat meredakan gejalanya dengan
minum obat flu biasa, minum cairan, dan istirahat.[298] Beberapa negara mengharuskan
warganya untuk melaporkan gejala mirip flu ke dokter mereka, terutama jika mereka
pernah mengunjungi daratan Tiongkok.[299]
Situasi di Wuhan sedang dipantau sehubungan dengan akan digelarnya putaran
ketiga Turnamen Kualifikasi Olimpiade Wanita AFC 2020, beberapa di antaranya
digelar di kota ini dari tanggal 3 hingga 9 Februari 2020.[300] Pada 22 Januari 2020, AFC
mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan pertandingan Grup A yang
sebelumnya dijadwalkan untuk dimainkan di Wuhan—yang termasuk timnas masing-
masing dari Australia, Tiongkok, Taiwan dan Thailand—ke Nanjing karena wabah virus
korona.[301] beberapa hari kemudian, AFC mengumumkan bahwa bersama
dengan Federasi Sepak Bola Australia mereka akan memindahkan pertandingan
tersebut ke Sydney.[302] Kualifikasi tinju Olimpiade 2020 wilayah Asia-Pasifik, yang
semula dijadwalkan akan diadakan di Wuhan pada tanggal 3-14 Februari, juga
dibatalkan dan dipindahkan ke Amman, Yordania yang akan diselenggarakan antara
tanggal 3-11 Maret 2020.[303][304]
Karantina
Tiongkok
Karantina yang efektif untuk perjalanan keluar-masuk Wuhan diberlakukan mulai 23
Januari 2020, pukul 10.00 waktu setempat dan seterusnya. Penerbangan dan kereta
api dari dan menuju Wuhan, bus umum, sistem metro, dan lain-lain ditunda hingga
pemberitahuan lebih lanjut. Langkah ini merupakan upaya untuk menghentikan
penyebaran virus dari Wuhan dan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan
warganya, menurut Kantor Berita Xinhua. Pertemuan skala besar dan tur kelompok
juga ditunda.[305] Berbagai masalah logistik telah terjadi setelah karantina, termasuk
kenaikan harga pangan [306] dan kesulitan bagi staf medis yang pergi ke rumah sakit.[307]
Pemerintah Tiongkok mengumumkan pukul 23.00 (UTC+8) pada tanggal 23 Januari
untuk menutup Kota Chibi efektif pukul 00.00 pada 24 Januari, didahului oleh kota-kota
setingkat prefektur seperti Huanggang, Ezhou, dan Wuhan.[308]
Karena kota Wuhan telah diisolasi, warga berebut ke toko-toko terdekat untuk
menimbun barang-barang penting. Ada banyak laporan tentang antrean panjang di
supermarket, apotek, dan pompa bensin — warga berbondong-bondong ke pompa
bensin karena desas-desus palsu tentang kehabisan bahan bakar. Setelah karantina,
harga barang meningkat secara signifikan di Wuhan.[309][310]
Seorang ahli epidemiologi dan ahli virus SARS dengan tim yang terdiri dari spesialis
medis yang baru saja terbang kembali ke Hong Kong setelah inspeksi satu hari mereka
di Wuhan mengatakan bahwa Wabah Wuhan setidaknya 10 kali lebih besar daripada
SARS dan meminta warga untuk menjauh dari Wuhan sesegera mungkin. [311][312][313][314]
Beberapa postingan di Weibo menunjukkan bahwa rumah sakit di Wuhan telah
kelebihan beban dengan ribuan orang yang demam dan sangat kritis terhadap
keandalan angka-angka statistik yang diumumkan oleh pemerintah Tiongkok meskipun
postingan tersebut sekarang dihapus karena alasan yang tidak diketahui.[315]
Internasional
Di luar Daratan Tiongkok, beberapa kapal pesiar dikarantina setelah penumpang
mengalami gejala atau dinyatakan positif SARS-nCoV-2. Costa Smeralda dikarantina
pada 30 Januari di dekat Civitavecchia, Italia, setelah penumpang mengalami gejala
mirip flu - karantina berakhir ketika tes untuk virus diputuskan negatif.[316] Dua kapal
selanjutnya dikarantina pada 5 Februari yaitu Diamond Princess di Pelabuhan
Yokohama, Jepang dan World Dream, yang kembali ke Hong Kong setelah ditolak
masuk ke Kaohsiung, Taiwan. Dalam kedua kasus, penumpang dan kru dinyatakan
positif.[317][318][319][320] Pada tanggal 10 Februari penumpang diizinkan untuk turun dari World
Dream "tanpa perlu karantina sendiri setelah pergi."[321] Selain itu, meskipun tidak
dikarantina kapal MS Westerdam ditolak masuk oleh beberapa pelabuhan setelah
meninggalkan Hong Kong pada 1 Februari.
Evakuasi diplomat dan warga negara asing dari Wuhan
Pemerintah Belgia, Filipina, Thailand dan Amerika Serikat merencanakan penerbangan
evakuasi untuk warga negaranya dari Tiongkok.[322][323][324][325] Brasil, Republik
Ceko, Prancis, Pakistan, India, Jepang, Korea Selatan dan Rusia juga
mempertimbangkan tindakan serupa.[326][327][328][329][330][331]
Sri Lanka dan Panama mulai memulangkan mahasiswa mereka dari Tiongkok.[332]
[333]
 Myanmar mulai memulangkan lima puluh mahasiswa mereka dari sekitar Wuhan.[334]
Vietnam mengizinkan empat penerbangan luar biasa untuk membawa pulang
penumpang warganya dari Wuhan dari tanggal 24 hingga 27 Januari,[335] dan mengatur
penerbangan untuk mengevakuasi warga dan diplomat negara mereka.[336]
Pada tanggal 29 Januari, Australia dan Selandia Baru mengumumkan bahwa mereka
akan bekerja sama untuk mengevakuasi warganya dari Wuhan ke Pulau Natal. Ada
antara 50-82 warga Selandia Baru di Wuhan dan 600 warga Australia di provinsi Hubei
termasuk 140 anak-anak asal Australia di Wuhan.[337][338]
Pada tanggal 29 Januari, Korea Selatan membuat persiapan menit terakhir untuk
mengangkut sekitar 700 warga Korea Selatan dari Wuhan, termasuk menyelesaikan
rincian logistik dengan Pemerintah Tiongkok. Para pejabat Korea Selatan menyiapkan
dua pesawat dengan dua set tim medis yang terdiri dari sekitar 20 dokter, perawat, dan
pejabat.[339]
Pada 1 Februari, sebuah pesawat carteran berangkat dari Thailand ke Wuhan untuk
mengevakuasi 64 warga negara Thailand yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan
Masyarakat Anutin Charnvirakul. Pesawat itu termasuk tim medis yang berspesialisasi
dalam infeksi saluran pernapasan dan obat darurat.[340]
Pada tanggal 2 Februari 2020, tim perwira dari Kedutaan Besar Malaysia di Beijing
bergegas ke Wuhan melalui jalur darat untuk menyelamatkan dan mengevakuasi 120
warganya dari Wuhan dan sekitarnya. Perintah evakuasi dilakukan setelah
keputusan Kabinet pada tanggal 29 Januari 2020.[341]
Rumah Sakit khusus
Tempat konstruksi Rumah Sakit Huoshenshan seperti yang terlihat pada 24 Januari.

Sebuah rumah sakit khusus bernama Rumah Sakit Huoshenshan telah dibangun


sebagai upaya penanggulangan terhadap wabah virus korona dan untuk mengkarantina
pasien dengan lebih baik. Dilaporkan, pemerintah Kota Wuhan telah meminta
sebuah badan usaha milik negara (China Construction Third Bureau Group) untuk
membangun kembali tempat akomodasi di Wuhan menjadi Pusat Terapi Virus dengan
kecepatan tercepat dibandingkan dengan saat wabah SARS pada tahun 2003.[342] Pada
24 Januari, pihak otoritas Wuhan merinci perencanaannya, mengatakan mereka
berencana membangun Rumah Sakit Huoshenshan dalam waktu enam hari sejak
pengumuman dan mulai beroperasi pada 3 Februari 2020. Rumah sakit khusus
tersebut akan memiliki 813 tempat tidur[343] dan itu akan memakan lahan sebesar 25.000
meter persegi. Rumah sakit itu dibuat berdasarkan pada Rumah Sakit Xiaotangshan,
yang dibuat akibat wabah SARS tahun 2003, itu sendiri dibangun hanya dalam waktu
seminggu.[344][345] Media pemerintah melaporkan bahwa terdapat 1.500 pekerja dan
hampir 300 unit mesin konstruksi di lokasi pada puncaknya, dan tim cadangan lain dari
2.000 pekerja telah berkumpul.[346]
Otoritas setempat mengumumkan rencana untuk membangun rumah sakit khusus
kedua pada 25 Januari yang akan dinamai Rumah Sakit Leishenshan, dengan
kapasitas 1.600 tempat tidur; [347] Rumah sakit tersebut mulai beroperasi pada 6
Februari.[348][349] Beberapa orang menyuarakan keprihatinan mereka melalui media sosial,
mengatakan keputusan pihak berwenang untuk membangun rumah sakit lain dalam
waktu yang sangat singkat menunjukkan tingkat keparahan wabah ini bisa jauh lebih
buruk dari yang diperkirakan.[350]
Pada 24 Januari 2020, pihak berwenang mengumumkan bahwa mereka akan
mengubah bangunan kosong di Distrik Huangzhou, Huanggang menjadi rumah sakit
berkapasitas 1.000 tempat tidur bernama Pusat Medis Regional Gunung Dabie.
Konstruksi dimulai pada hari berikutnya oleh 500 personel dan gedung tersebut mulai
menerima pasien pada 28 Januari 2020 pukul 22.30 waktu setempat[351]

Latar belakang
Wuhan adalah kota terbesar ketujuh di Tiongkok, dengan populasi lebih dari 11 juta
orang. Kota ini merupakan pusat transportasi utama di Tiongkok bagian tengah, yang
terletak sekitar 700 mil (1100 km) di sebelah selatan Beijing,[352] 500 mil (800 km) di
sebelah barat Shanghai, dan 600 mil (970 km) di sebelah utara Hong Kong.[353] Bandar
udara Wuhan memiliki penerbangan langsung ke berbagai kota besar di Eropa: enam
kali penerbangan mingguan ke Paris, tiga kali ke London, dan lima kali ke Roma.[354]
Dua puluh penerbangan terbanyak dari Wuhan sebelum terjadinya wabah.

Pada bulan Desember 2019, terjadi sekelompok kasus "radang paru-paru (pneumonia)


yang tidak diketahui penyebabnya" yang dihubungkan dengan pasar grosir makanan
laut Huanan. Pasar ini memiliki ribuan kios yang menjual berbagai hewan, seperti ikan,
ayam, burung pegar, kelelawar, marmut, ular berbisa, rusa bintik, dan binatang liar
lainnya. Setelah virus korona diketahui sebagai penyebab penyakit ini, kecurigaan pun
muncul bahwa virus korona baru ini bersumber dari hewan.[355][286][356]
Sebagian besar virus korona bersirkulasi di antara hewan, tetapi enam spesies di
antaranya berevolusi dan mampu menginfeksi manusia, seperti yang terlihat
pada sindrom pernapasan akut berat (SARS), sindrom pernapasan Timur
Tengah (MERS), dan empat virus korona lain yang menyebabkan gejala pernapasan
ringan seperti pilek. Keenamnya dapat menular dari manusia ke manusia.[357][358]
Pada tahun 2002, dengan musang sebagai sumber virus, wabah SARS dimulai di
daratan Tiongkok dan menjalar hingga ke Kanada dan Amerika Serikat dengan bantuan
beberapa penular super dan adanya penerbangan internasional. Akibatnya, lebih dari
700 orang meninggal di seluruh dunia.[359] Kasus SARS terakhir dilaporkan pada tahun
2004.[357][360][361] Pada saat itu, pemerintah Tiongkok dikritik oleh WHO karena bersikap
lamban dalam menangani virus tersebut.[362] Sepuluh tahun setelah SARS, penyakit virus
korona terkait unta arab, yaitu MERS, mengakibatkan lebih dari 850 orang meninggal di
27 negara.[363] Wabah virus korona dari Wuhan dikaitkan dengan pasar yang menjual
hewan untuk dikonsumsi, sehingga penyakit tersebut diduga berasal dari hewan.[358] Hal
ini menimbulkan kekhawatiran bahwa wabah virus korona baru akan mirip dengan
wabah SARS.[360][364] Kekhawatiran tersebut diperburuk oleh adanya perkiraan bahwa
sejumlah besar wisatawan akan berlibur pada Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 25
Januari 2020.[365]

Reaksi
Organisasi Kesehatan Dunia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memuji upaya pihak berwenang Tiongkok
dalam mengelola dan mengatasi virus korona tersebut dengan Direktur Jenderal Tedros
Adhanom Ghebreyesus yang menyatakan "kepercayaan terhadap pendekatan
Tiongkok untuk mengendalikan epidemi" dan menyerukan agar masyarakat "tetap
tenang".[366]
WHO mencatat perbedaan antara wabah SARS 2003, di mana pihak berwenang
Tiongkok dituduh kerahasiaan yang menghalangi upaya pencegahan dan penahanan,
dan kasus wabah virus saat ini di mana pemerintah pusat "telah memberikan
pembaruan informasi secara rutin untuk menghindari kepanikan menjelang liburan
Tahun Baru Imlek."[367] Sebagai reaksi terhadap keputusan pemerintah pusat untuk
menerapkan larangan transportasi di Wuhan, perwakilan WHO Gauden Galea
mengatakan bahwa sementara itu "tentu saja bukan rekomendasi yang telah dibuat
WHO", itu juga "indikasi yang sangat penting dari komitmen untuk menahan virus
epidemi di tempat yang paling terkonsentrasi "dan menyebutnya" belum pernah terjadi
sebelumnya dalam sejarah kesehatan masyarakat ".[367]
Pada 30 Januari 2020, WHO mendeklarasikan status wabah 2019-
nCoV sebagai Darurat Kesehatan Global untuk keenam kalinya sejak Wabah flu babi
2009. Ini diakibatkan karena risiko penyebaran global, terutama ke negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah tanpa sistem kesehatan yang kuat yang mampu
melakukan pengawasan setelah kemungkinan penularan dari manusia ke manusia
terkonfirmasi.[368]
Respons Pemerintah Indonesia

Daftar 132 rumah sakit rujukan yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.[369]

Sebagai antisipasi atas merebaknya koronavirus yang bisa menjalar ke Indonesia,


Pemerintah Indonesia melakukan berbagai cara untuk mencegah virus tersebut ke
Indonesia. Salah satunya adalah dengan membentuk 132 rumah sakit rujukan[369] yang
langsung berada di bawah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) (sebelumnya hanya 100
rumah sakit).[370] Beberapa rumah sakit di berbagai daerah juga menjadi rujukan,
seperti RSPI Sulianti Saroso,[371] RSUD Tarakan,[371] dan Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Soebroto.[372]
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan penghentian sementara kebijakan
bebas visa bagi warga Tiongkok, menghentikan sementara penerbitan visa-on-
arrival untuk Daratan Tiongkok, dan melarang pengunjung yang berada di Tiongkok
selama 14 hari untuk memasuki atau transit di Indonesia. Selain itu, penerbangan dari
dan ke Daratan Tiongkok ditunda per 5 Februari.[373][374]
Evakuasi WNI
Pada tanggal 29 Januari, TNI Angkatan Udara (TNI-AU) menyiapkan tiga pesawat
termasuk dua Boeing 737 dan satu pesawat C-130 Hercules dengan batalion pakar
kesehatan untuk membantu mengevakuasi warga negara Indonesia dan warga lain dari
Wuhan. Sebelumnya, TNI-AU menunggu instruksi dari Kementerian Luar Negeri dan
siap siaga selama 24 jam jika perintah diberikan.[375][376]
Pada tanggal 1 Februari, evakuasi terhadap 245 WNI dari Provinsi Hubei (termasuk
Wuhan) dimulai. Mereka akan dikarantina di Kabupaten Natuna selama 14 hari.
[377]
 Sebuah tim evakuasi yang beranggotakan 42 orang berangkat dari Bandara
Internasional Soekarno–Hatta mulai pukul 13.00 WIB.[377] Proses evakuasi direncanakan
memakan waktu sekitar 9 jam. Untuk keperluan ini, Pemerintah menyewa
pesawat Batik Air jenis Airbus A330-300.[378] Mereka tiba di Bandara Hang
Nadim Batam pada 2 Februari pukul 08.45 WIB yang kemudian langsung dibawa ke
Pangkalan Udara Raden Sadjad, Kepulauan Natuna.[379][380] Dari 245 WNI yang akan
dievakuasi, hanya 238 saja yang tiba di Indonesia.[379]
Respons Internasional
Respon Tiongkok terhadap virus telah dipuji oleh beberapa pemimpin luar negeri.
[381]
 Presiden AS Donald Trump mengucapkan terima kasih kepada Presiden Tiongkok Xi
Jinping "atas nama Rakyat Amerika" pada 24 Januari 2020 di Twitter, menyatakan
bahwa "Tiongkok telah bekerja sangat keras untuk mengendalikan virus korona.
Amerika Serikat sangat menghargai upaya dan transparansi mereka" dan menyatakan
bahwa "Semuanya akan bekerja dengan baik."[382] Menteri Kesehatan Jerman Jens
Spahn, dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television, mengatakan dengan
perbandingan dengan respon Tiongkok terhadap SARS pada tahun 2003: "Ada
perbedaan besar dengan SARS. Kami memiliki Tiongkok yang jauh lebih transparan.
Tindakan Tiongkok jauh lebih efektif di hari-hari pertama." Dia juga memuji kerja sama
dan komunikasi internasional dalam menangani virus ini.[383]
Pada misa hari Minggu di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan pada tanggal 26
Januari 2020, Paus Fransiskus memuji "komitmen besar oleh komunitas Tionghoa yang
telah diberlakukan untuk menanggulangi virus korona" dan memulai doa penutup untuk
"orang-orang yang sakit karena virus yang telah menyebar ke Tiongkok".[384]

Dampak
Tiongkok
Pariwisata di Tiongkok telah dilanda oleh pembatasan perjalanan dan ketakutan akan
penularan virus korona, termasuk larangan terhadap grup wisata domestik dan
internasional.[385] Banyak maskapai membatalkan atau mengurangi banyak penerbangan
ke Tiongkok dan beberapa penasihat perjalanan (travel advisories) memperingatkan
warganya untuk tidak bepergian ke Tiongkok. Banyak negara, termasuk Prancis,
Inggris, Amerika Serikat dan Jepang, telah mengevakuasi warga negara mereka dari
Wuhan dan provinsi Hubei.[386]
Mayoritas sekolah dan universitas telah memperpanjang liburan tahunan mereka
hingga pertengahan Februari.[387] Mahasiswa luar negeri yang terdaftar di universitas-
universitas Tiongkok telah pulang ke negara asalnya karena takut terinfeksi kasus-
kasus pertama yang dilaporkan oleh Nepal dan Kerala, keduanya adalah mahasiswa
yang telah kembali ke negaranya.[388][389]
Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan akan sepenuhnya mensubsidi biaya
medis pribadi yang dikeluarkan oleh pasien.[390]
Taiwan

Masker bedah yang digunakan oleh masyarakat di Taiwan

Masker bedah dan peralatan medis lainnya terjual habis di Taiwan

Pada 6 Januari 2020, Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan menerapkan pemeriksaan


suhu untuk setiap penerbangan langsung dari Wuhan ke Taiwan.[391] Setelah Taiwan
melaporkan kasus pertama virus korona di Taiwan pada 21 Januari, Taiwan telah
meningkatkan status peringatan perjalanan di Wuhan menjadi level 3,
merekomendasikan untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting ke Wuhan.
[392]

Pada 24 Januari, pemerintah Taiwan mengumumkan untuk sementara waktu melarang


ekspor masker wajah selama sebulan untuk memasok masker bagi warganya.[393]
[394]
 Pada 2 Februari 2020, Pusat Komando Epidemi memutuskan untuk menunda
pembukaan sekolah dasar dan menengah hingga 25 Februari dan berakhirnya sekolah
dasar dan menengah hingga 14 Juli.[395][396]
Jepang
Rak-rak pada apotek di Jepang terjual habis pada 3 Februari 2020

Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan bahwa "virus korona baru memiliki dampak


besar pada pariwisata, ekonomi dan masyarakat kita secara keseluruhan".[397][398] Ada
laporan bahwa masker wajah telah terjual habis di seluruh negara dan ada tekanan
pada sistem perawatan kesehatan karena permintaan untuk pemeriksaan
kesehatan meningkat.[399] Toko-toko mengatakan bahwa stok masker wajah mereka
habis dalam satu hari.[400] Orang Tionghoa, atau orang yang dianggap etnis Tionghoa,
melaporkan terjadinya diskriminasi di Jepang karena orang Jepang takut akan
kemungkinan penularan virus.[401] Menteri Kesehatan telah menunjukkan bahwa situasi
belum mencapai titik di mana perkumpulan massa harus dibatalkan.[402]
Virus ini diperkirakan memiliki dampak negatif terhadap perekonomian Jepang. analis
dari Mitsubishi UFJ Morgan Stanley meramalkan bahwa dampak ekonomi dari wabah
tersebut akan lebih buruk daripada SARS karena pariwisata memainkan peran yang
lebih besar dalam ekonomi Jepang saat ini.[403] Menteri ekonomi Yasutoshi
Nishimura juga memperingatkan bahwa wabah virus dapat berdampak kuat pada
ekonomi Jepang karena gangguan logistik dan operasi pabrik.[404] Maskapai
penerbangan Jepang sudah mulai menangguhkan penerbangan ke Tiongkok[405] dan
JTB, agen perjalanan terbesar di negara itu, telah membatalkan semua tur ke Tiongkok.
[406]
 Banyak perusahaan, termasuk Toyota, telah menghentikan semua lini produksi
mereka di Daratan Tiongkok[407] dan Honda telah mengevakuasi semua stafnya dari
Wuhan.[408]
S&P Global mencatat bahwa perusahaan yang paling terpukul adalah perusahaan yang
mencakup sektor perjalanan, kosmetik dan ritel yang paling terekspos oleh pariwisata
Tiongkok.[409] Tercatat bahwa peningkatan penjualan masker wajah dan alat pelindung
tidak mungkin untuk mengimbangi penurunan ekonomi.[410]
Wabah itu sendiri telah menjadi perhatian bagi Olimpiade Musim Panas 2020 yang
dijadwalkan berlangsung di Tokyo mulai akhir Juli. Pemerintah Jepang telah mengambil
tindakan pencegahan ekstra untuk membantu meminimalisir dampak dari wabah virus
tersebut.[411][412] Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo dan Komite Olimpiade
Internasional telah memantau dampak wabah tersebut di Jepang.[411]
Asia Tenggara
Di antara negara anggota ASEAN, Singapura diperkirakan menjadi salah satu negara
yang paling terdampak menurut Maybank.[413] Para ekonom memperingatkan bahwa
wabah virus akan berdampak pada ekonomi negara tersebut, tetapi terlalu dini untuk
memberikan jawaban tertentu. Sektor pariwisata dianggap sebagai "perhatian
langsung" selain dampak pada jalur produksi karena gangguan pada pabrik dan logistik
di daratan Tiongkok.[414] Singapura mengalami kepanikan membeli bahan kebutuhan
pokok [415], dan masker, termometer, serta berbagai produk sanitasi meskipun diminta
agar tidak dilakukan oleh pemerintah.[416][417]
Ekonom Maybank menilai Thailand sebagai negara yang paling berisiko, dimana
ancaman dampak penyebaran virus korona terhadap pariwisata menyebabkan nilai
tukar Baht jatuh ke level terendah dalam tujuh bulan.[418]
Di Malaysia, para ekonom memperkirakan bahwa wabah itu akan mempengaruhi PDB
negara tersebut, arus perdagangan dan investasi, harga komoditas, dan kedatangan
wisatawan.[419] Awalnya, perlombaan balap sepeda Le Tour de Langkawi dikabarkan
dibatalkan, tetapi penyelenggara menyatakan bahwa perlombaan itu akan terus
diadakan seperti biasa. Meskipun demikian, dua tim bersepeda, Tim Bersepeda
Hengxiang dan Tim Bersepeda Giant, keduanya dari Tiongkok, ditarik dari
keikutsertaan dalam perlombaan ini karena takut akan wabah virus korona.[420] Karena
situasi wabah yang semakin memburuk, beberapa konser yang akan diadakan di Kuala
Lumpur, seperti Kenny G, Jay Chou, The Wynners, Super Junior, Rockaway Festival
dan Miriam Yeung ditunda, dan konser boyband asal Korsel Seventeen dibatalkan.[421]
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen melakukan kunjungan khusus ke Tiongkok dengan
tujuan untuk menunjukkan dukungan Kamboja kepada Tiongkok dalam memerangi
wabah virus korona..[422]
Asia Selatan
Di India, para ekonom memperkirakan dampak jangka pendek dari wabah virus korona
akan terbatas pada rantai pasokan konglomerat utama, terutama obat-obatan, pupuk,
mobil, tekstil dan elektronik. Dampak terparah pada logistik perdagangan global juga
diperkirakan karena gangguan logistik di Tiongkok Daratan, akan tetapi karena risiko
gabungan dengan ketegangan geopolitik regional, perang perdagangan yang lebih luas,
dan Brexit.[423]
Di Sri Lanka, pengamat memperkirakan dampak ekonomi yang terbatas dalam jangka
pendek pada sektor pariwisata dan transportasi.[424]

"Pasien Nol"
Pasien nol yang diduga merupakan dalang pandemi ini adalah seorang wanita
penjual udang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, Wuhan berumur 57 tahun
bernama Wei Guixian. Awalnya, pada 10 Desember 2019, dia merasa demam dan tidak
enak badan. Dia memeriksakan diri ke klinik terdekat. Namun, setelah memeriksakan
diri, dia kembali berjualan. Saat itulah, SARS-CoV-2 menyebar. Setelah itu, beberapa
orang mengalami gejala yang sama dan pada tanggal 31 Desember 2019, ada
pemberitahuan mendesak di Wuhan tentang pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya telah menyebar ke 25 orang.[425]

Catatan

Anda mungkin juga menyukai