Anda di halaman 1dari 3

PENDEKATAN ILMIAH DALAM PENDIDIKAN

Pendidik karena kedudukannya, adalah seorang pengambil keputusan. Setiap hari pada waktu
melaksanakan proses pendidikan , pendidik dihadapkan pada tugas mngambil keputusan tentang
bagaimana merencanakan pengalaman belajar, mengajar, membimbing mahasiswa,
mengorganisasi sistem sekolah, dan banyak lagi hal – hal yang lain.

Sumber Pengetahuan

Sumber – sumber pengetahuan ini dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) :

Pengalaman.
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan orang.
Kearifan yang ditemukan dari generasi ke generasi merupakan hasil dari pengalaman, apabila kita
tidak mengambil manfaat ari pengalaman itu mungkin kemajuan akan sangat terhambat.
Kemampuan untuk belajar dari pegalaman sering dianggap sebagai ciri utama dari perilaku cerdas
manusia. Meskipun demikian, sebagi sumber kebenaran, pengalaman mempunyai keterbatasan.
Hal ini karena ada tidaknya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang akan bergantung kepada
siapa orang itu. Kelemahan lain dari pengalaman ialah bahwa sering kali seseorang perlu
mengetahui hal – hal yang tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalamannya sendiri.

Otoritas.
Otoritas atau wewenang sering dijadikan orang dalam hal – hal yang sulit atau yang tidak
mungkin diketahui melalui pengalaman pribadi. Artinya, orang mencari jawab dari pertanyaan itu
dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam hal itu, atau yang telah mempunyai
sumber keahlian lainnya. Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi, yang
kita jadikan pegangan guna menjawab pertanyaan yang ada hubungannya dengan profesi kita
maupun untuk memecahkan masalah sehari – hari.

Cara berpikir deduktif.


Cara berpikir deduktif dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpikir yang bertolak dari
pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah
logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang
terdiri atas :

Dasar pemikiran utama (premis mayor)


Dasar pemikiran kedua (premis minor)
Kesimpulan
Contoh silogisme misalnya :

Semua manusia adalah makhluk hidup (dasar pemikiran utama);


Socrates adalah seorang manusia (dasar pemikiran kedua) oleh karena itu.
Socrates adalah makhluk hidup (kesimpulan).
Cara berpikir induktif.
Kesimpulan yang berasal dari cara berpikir deduktif hanya benar apabila premis yang menjadi
dasar kesimpulan itu benar. Francis Bacon (1561-1626), berpendapat bahwa para pemikir
hendaknya tidak merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas
sebagai kebenaran mutlak. Bacon menyatakan agar para pencari kebenaran mengamati alam
secara langsung dan membersihkan pikiran dari purbasangka dan gagasan-gagasan yang telah
terbentuk sebelumnya, yang disebutnya sebagai “pujaan” (idol).

Menurut sistem Bacon, pengamatan dilakukan pada kejadian-kejadian tertentu di dalam kelas.
Kemudian, berdasarkan kejadian-kejadian yang diamati tersebut, ditarik kesimpulan-kesimpulan
tentang seluruh kelas. Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif.

Pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidikan secara induktif
bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif peneliti bergerak
dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Mereka menarik kesimpulan mengenai
kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila
implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima
dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis itu dapat
diterima atau ditolak.

Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah:

Perumusan masalah
Penyelidikan ilmiah bermula dari suatu masalah atau persoalan yang memerlukan pemecahan.
Agar dapat diselidiki secara ilmiah, suatu persoalan harus mempunyai satu ciri penting: persoalan
tersebut harus dapat dirumuskan sedemikian rupa, sehingga dapat dijawab dengan pengamatan
dan percobaan di dunia ini. Persoalan-persolan yang menyangkut pilihan atau nilai-nilai tidak
dapat dijawab atas dasar informasi faktual belaka.

Pengajuan hipotesis
Langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis yang merupakan penjelasan sementara tentang
masalah itu. Tahap ini mengharuskan penelitian membaca bacaan yang berkaitan dengan masalah
itu dan berpikir lebih mendalam lagi.

Cara berpikir induktif


Melalui proses berpikir deduktif, implikasi hipotesis yang diajukan itu, yaitu apa yang akan dapat
diamati jika hipotesis tersebut benar ditetapkan.

Pengumpulan dan analisis data


Hipotesis atau lebih tepatnya implikasi yang diperoleh melalui deduksi, diuji dengan jalan
mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang diselidiki melalui pengamatan,
tes dan eksperimentasi.

Penerimaan atau penolakan hipotesis


Setelah data dikumpulkan, maka hasilnya dianalisis untuk menetapkan apakah penyelidikan
memberikan bukti-bukti yang mendukung hipotesis atau tidak.

Contoh pendekatan ilmiah

ada dua macam logika yang dipergunakan disini, yaitu deduktif dan induktif. Kesimpulan induktif
dimulai dengan pengamatan mesin sehingga sampai pada kesimpulan umum. Misalnya, jika
sepeda motor itu melintasi gundukan tanah kemudian mesinnya mogok, melintasi gundukan tanah
lainnya kemudian mogok lagi, dan ketika melintasi gundukan tanah lainnya kemudian mogok lagi,
sedangkan ketika melintasi jalan panjang yang halus, mesin tidak mengalami kemacetan tetapi
ketika melintasi gundukan tanah yang keempat mesin itu mogok lagi, maka secara logis orang
dapat menyimpulkan bahwa mesin itu disebabkan oleh gundukan tanah. Itulah induksi : cara
berpikir berdasarkan pengalaman – pengalaman khusus menuju kebenaran umum. Sedangkan
deduktif adalah sebaliknya.

Pemecahan masalah yang terlalu rumit bagi orang awam dicapai melalui deretan panjang
kesimpulan-kesimpulan induktif dan deduktif yang menyelip diantara pengamatan mesin dan
ingatan akan urutan mesin yang terdapat di dalam buku pedoman. Proses yang benar bagi jalinan
ini dirumuskan sebagai metode ilmiah.

Pernyataan-pernyataan logis yang dimasukkan ke dalam buku catatan dibagi menjadi:

Pengungkapan masalah
Hipotesis mengenai sebab masalah tersebut
Percobaan-percobaan yang dirancang untuk menguji tiap-tiap hipotesis
Hasil-hasil percobaan yang diramalkan
Hasil-hasil percobaan yang dinikmati
Kesimpulan yang ditarik dari hasil-hasil percobaan tersebut
Tujuan metode ilmiah yang sebenarnya ialah untuk meyakinkan seseorang bahwa Alam tidak
menyesatkan, sehingga tak seorangpun merasa mengetahui sesuatu yang sebenarnya tidak
diketahuinya.

Pendekatan yang berhati-hati terhadap pertanyaan-pertanyaan awal ini menjaga agar tidak
dilakukan kesalahan pokok yang dapat mengakibatkan kerja tambahan selama berminggu-minggu
atau bahkan dapat membuat seseorang terhenti sama sekali. Karena itu, maka pertanyaan-
pertanyaan ilmiah sering tampak mengada-ada. Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dengan
maksud mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang parah di kemudian hari

Anda mungkin juga menyukai