Anda di halaman 1dari 2

Ashluha Tsabitan

Far’uha fis-samai

tu’tii ukulaha kulla hiin

Keindahan Bianglala

Berterbangan cakraya

Hinggap di pohon cendana

Wanginya gandasuli dihembus pawana

Dibuka cerita kebenaran

Pegangan dan pedoman

Akidah terpahat di sanubari

Ashluha Tsabitan

Mencengkam Bumi

Tidak mudah tumbang walau ditepis prahara,

Gagal itenggelami segara

Menjulang ke langit mencari kelemayar

(dahannya menjulang ke langit). Pohon yang sudah berurat berakar, akan menumbuhkan batang yang
besar, dahan dan ranting yang banyak serta berdaun lebat. Ia akan membagikan oksigen yang bersih
dan kesejukan bagi manusia. Hijau dan menyejukkan.

Inilah ibarat seorang Mukmin yang taat dalam menjalankan syariat Islam, baik dalam ibadah ritual
maupun sosial (muamalah). Akidah (iman) yang kuat harus tampak pada kepatuhan dalam menjalankan
ibadah ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.

Ketiga, tu’tii ukulaha kulla hiin (berbuah setiap waktu). Pohon yang baik tidak hanya berakar kuat dan
berdahan besar, tapi juga berbuah banyak dan enak. Bukan hanya pada musimnya, tapi di setiap musim
tiada henti. Pohon berbuah menguntungkan pemiliknya dan orang lain. Semakin bagus kualitasnya,
semakin tinggi pula harganya.

Inilah perumpamaan Mukmin yang berakhlak karimah. Akidah dan syariat yang kuat dan benar mestilah
berbuah akhlak mulia (karakter islami). “Sebaik-baik keislaman seseorang adalah yang terbaik
akhlakhnya”. (HR. At-Turmudzi).
Akhlak karimah inilah yang mulai pudar dari sebagian anak-anak, orang tua, pemimpin, politisi dan
pejabat negara kita. Pendidikan karakter hanya berhasil jika ada model. Dalam sejarah, tidak ada yang
berhasil menjadi model kecuali Nabi Muhammad SAW. (QS.33:21).

Anda mungkin juga menyukai