1. Definisi
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidak mampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat /
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. Waham terdiri dari
b. Waham curiga yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
kenyataan.
2. Etiologi
Sampai saat ini belum jelas apa yang menjadi sebab utama dari pada waham
khususnya waham kebesaran tetapi dari berbagai literatur dijelaskan bahwa waham
a. Faktor genetik
keturunan.
b. Faktor Perkembangan
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
c. Faktor Psikologis
d. Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak,
Tanda dan gejala waham dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta
ungkapan pasien. Adapun tanda dan gejala pasien waham adalah sebagai
berikut:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, serta diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini direktur sebuah
b. Waham curiga
makanan saya”.
c. Waham agama
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Kalau saya mau masuk
d. Waham somatik
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya sakit
kanker.
e. Waham nihilistik
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Ini kan alam kubur ya,
a. Pikiran logis: yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
b. Persepsi akurat: yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang
atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung
tidak lama.
d. Perilaku sesuai hubungan sosial: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam
hubungan antar individu dan individu, individu dan kelompok dalam bentuk
kerjasama.
f. Proses pikir kadang terganggu (ilusi): yaitu menifestasi dari persepsi impuls
eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi gambaran sensorik pada
area tertentu di otak kemudian diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah
dialami sebelumnya.
g. Emosi berlebihan atau kurang: yaitu menifestasi perasaan atau afek keluar
h. Perilaku tidak sesuai atau biasa: yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata
dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh norma – norma sosial atau
i. Perilaku aneh atau tidak biasa: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam
j. Menarik diri: yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
berinteraksi
5. Fase waham
fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-
orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat
mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang
secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft
self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan
memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek
rendah.
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa
dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang
sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien
itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya
Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(Super Ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
e. Comforting
f. Fase improving
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan
Tanda dan gejala gangguan proses pikir : waham dapat ditemukan dengan
dimilikinya
dan keluarga (pelaku rawat). Saat melakukan pelayanan di Puskesmas dan kunjungan
rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui
pasien dan keluarga (pelaku rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk
melakukan pengkajian dan melatih cara untuk mengatasi gangguan proses pikir : waham
Jika pasien mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang dilatih
perawat adalah tentang pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah perawat selesai
melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku rawat) dan melatih
keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
mengingatkan pasien melatih kemampuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh
perawat.
Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga
(pelaku rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta
menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu
keluarga lakukan yaitu untuk membimbing pasien melatih kemampuan mengatasi
1. Tujuan :
2. Tindakan :
pasien
berhenti membicarakannya
realitas
emosional pasien
1. Tujuan :
secara optimal
2. Tindakan
di rumah.
konsultasi segera
6) Latih cara merawat
CMHN (2005).Modul basic course community mental health nursing. Jakarta :WHO-FIK UI.
Mosby.
Yosep, I., & Sutini, T. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health
Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.