PENDAHULUAN
kesehatan merupakan salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh
dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah. Tanpa mengurangi arti serta
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yaitu umur panjang dan sehat, berpengetahuan dan memiliki kehidupan yang layak.
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan
Minimal guna meningkatkan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
tahun 2019 diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 yang
Kebutuhan data dan informasi kesehatan dari hari ke hari semakin meningkat.
Profil ini disajikan sebagai sarana penyedia data dan informasi resmi tentang
mandiri” yang diharapkan mampu memberikan umpan balik atau dasar pengambilan
1.2 TUJUAN
sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan pembuatan Profil
Kesehatan Puskesmas Raya Kecamatan Singkep Barat tahun 2019 dan sistematika
dari penyajiannya.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab
ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-
lingkungan.
Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan
tahun 2019 yang mencakup angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan
dilaksanakan oleh Puskesmas Raya dibidang kesehatan sampai tahun 2019 dalam
tahun 2019. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Raya tahun 2019. Selain
mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dan didukung lingkungan dan
GAMBARAN UMUM
2.1. GEOGRAFIS
Kelurahan Raya Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga, yang berdiri sejak
tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 05 Februari 2003, dengan wilayah
Pada tahun 2001 Kecamatan Singkep Barat dimekarkan dari kecamatan induk
Riau Nomor 22 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan Singkep Barat dan
Selatan.
Bakong, Desa Tinjul, Desa Langkap, Desa Tanjung Irat, Desa Kuala Raya, Desa
Marok Tua, Desa Sungai Buluh, Desa Sungai Raya, Desa Sungai Harapan, Desa
2.2. KEPENDUDUKAN
dikehendaki agar memiliki kehidupan yang sehat dan produktif dalam keserasian
dengan alam”. Salah satu cara untuk mencapai sasaran itu adalah melalui kebijakan
kependudukan.
eksplisit dan langsung berhubungan dengan upaya menekan tingkat kematian dan
morbiditas (tingkat ketersakitan). Hal itu secara tidak langsung berhubungan pula
tingkat dinamikanya digunakan penanda atau indikator yang terukur yang bisa
kelahiran, kematian, angka kematian bayi, usia harapan hidup, angka kematian ibu
peningkatan. Pada tahun 2019, jumlah penduduk Kecamatan Singkep Barat sebanyak
14.089 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk di kecamatan Singkep Barat pada
tahun 2019.
RAT
A- KEPAD
LUAS JUMLAH JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
RAT ATAN
A
NO Desa/Kelurahan JIWA
WILAYA PEND
RUMAH /RU
H UDUK
DUSUN RT RW MAH
TAN
(km2) LK PR TOTAL TANGGA per km2
GGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu. Data ini berguna untuk
dan merata.
Di Kecamatan Singkep Barat tahun 2019 Rasio Jenis Kelamin sebesar 107,7
perempuan.
antara lain:
2. Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah
4. Sumber air.
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
2260
1649 1692
1432
1119 1029 1102
988 958
710 683
467
Dari gambar diatas dapat dilihat dari jumlah penduduk Kecamatan Singkep
Barat pada tahun 2019 yaitu sebanyak 14.089 jiwa yang tersebar di 11 Desa dan 1
kelurahan, dimana jumlah penduduk paling terbesar terdapat di Desa Marok Tua
yaitu sebesar 2.260 jiwa. Hal ini disebabkan daya serap lapangan pekerjaan dan
geliat para pelaku ekonomi lebih tinggi di desa tersebut dibandingkan dengan desa
lain. Ditambah lagi jika dilihat dari faktor-faktor diatas, faktor perhubungan dan
Singkep Barat.
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu,
atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
sebagai nelayan. Hal ini didukung oleh kondisi geografis Kecamatan Singkep Barat
bisa berpengaruh terhadap prilaku kesehatan seseorang. Pengetahuan yang dimiliki oleh
Di Kecamatan Singkep Barat umur 10 tahun ke atas yang melek huruf atau sekitar
11.131 jiwa dari total seluruh penduduk yang ada di Kecamatan Singkrp Baratr.
Persentase pendidikan yang paling banyak ditamatkan yaitu SD/ MI sebanyak 1.456
BAB III
tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan
lainnya.
3.1. MORTALITAS
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu aspek
negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Angka kematian bayi adalah banyaknya
bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan
pencapaian target program karena mewakili komponen penting pada kematian balita.
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui
survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di
Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk,
Gambar 3.1
Jumlah Kasus Kematian Bayi Di Puskesmas Raya
Tahun 2019
KEMATIAN BAYI
185 182
Dari gambar 3.1 diatas dan dari nilai AKB di data profil dapat dilihat bahwa
dari tahun 2019 terjadi kasus kematian bayi di kecamatan singkep barat sebanyak 3
bayi.
sebelum mencapai usia 5 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita ini
kerja Puskesmas Raya pada tahun 2019 terjadi kasus Kematian Balita.
Gambar 3.2
Jumlah Kasus Kematian Balita Di Puskesmas Raya
Tahun 2019
KEMATIAN BALITA
1380
BALITA MATI
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) per
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu
dalam tujuan pembangunan berkelanjutan 2030, yaitu tujuan ke tiga untuk menjamin
kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
Dari hasil survei yang dilakukan, jumlah AKI telah menunjukkan penurunan dari
Gambar 3.3
Jumlah Kasus Kematian Ibu Maternal
Di Puskesmas Raya Tahun 2019
KEMATIAN IBU
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
Axis Title
0.3
0.2
0.1
0
Gambar 3.3 menunjukkan bahwa di tahun 2019 terdapat jumlah kasus AKI di
Umur harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh
seorang bayi saat lahir sampai pada tahun tertentu saat ia meninggal. Data angka
harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus di ikuti dengan program
mencakup gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Oleh karena
itu, angka harapan hidup merupakan salah satu indikator derajat kesehatan yang
pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari
mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang
lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang
tenaga kesehatan dan bertambahnya fasilitas kesehatan baik itu rumah sakit,
3.2. MORBIDITAS
penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas Juga
mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan
populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok
yang beresiko.
jalan pada tahun 2019 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Gambar 3.4
Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rawat Jalan
Di Puskesmas Raya Tahun 2019
1800 1603
1600
1400
1200 1062
1000
800 641
600 409 388 353
400 238 189 173
90
200
0
jumlah kasusnya menurun ditahun 2018, namun ISPA Akut masih menjadi urutan
lingkungan tempat tinggal yang tidak layak), status gizi (malnutrisi), ataupun
benar pada saat penemuan dini. Adapun hal yang terpenting lagi adalah perlunya
3.2.2.1. Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang dikenal
dengan Plasmodium yang menginfeksi sel-sel darah merah. Malaria ini ditandai
dengan siklus menggigil, demam, sakit, dan berkeringat. Malaria merupakan salah
satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan
manusia di seluruh dunia. Malaria merupakan salah satu penyakit yang tidak pernah
beberapa negara.
Peningkatan penularan malaria sangat terkait dengan iklim baik musim hujan
maupun musim kemarau dan pengaruhnya bersifat lokal spesifik. Pergantian musim
akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap vektor pembawa
penyakit. Pergantian global iklim yang terdiri dari temperatur, kelembaban, curah
hujan, cahaya dan pola tiupan angin mempunyai dampak langsung pada reproduksi
penularan malaria atau endemis malaria pada satuan wilayah terkecil seperti
desa/dusun dalam kurun waktu satu tahun. Annual Parasite Incidence atau API (o/oo)
adalah jumlah penderita positif malaria per seribu penduduk. Angka kesakitan dan
Tabel 3.1
Persentase Malaria Berdasarkan Kunjungan
Di Puskesmas Raya Tahun 2019
PENDERITA
NO Desa MENINGGAL CFR
DIPERIKSA POSITIF POSITIF %
1 Kel. Raya 0 0 0 0 0
0 0
2 M. Tua 0 0 0
0 0 0
3 S. Raya 0 0
0 0 0
4 S. Harapan 0 0
0 0 0
5 Bukit Belah 0 0
0 0 0
6 Kuala Raya 0 0
0 0 0
7 Tinjul 0 0
0 0 0
8 Sungai Buluh 0 0
0 0 0
9 Langkap 0 0
0 0 0
10 Bakong 0 0
0 0 0
11 Jagoh 0 0
0 0 0
12 T. Irat 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0
Pada tabel 3.2 dapat dilihat bahwa kasus malaria klinis di Kecamatan Singkep
satu penyakit yang menjadi target untuk dihentikan dan diakhiri epideminya.
kasus, Desa Marok Tua sebanyak 7 ksus, Desa Sungai Raya sebanyak 1 Kasus, Desa
Sungai Raya Sebanyak 1 kasus, Desa Sungai Harapan Sebanyak 12 Kasus, Desa
Kuala Raya sebanyak 10 Kasus, Desa Sungai Buluh Sebanyak 17 Kasus, Desa
Langkap sebanyak 6 kasus, Desa Bakong 6 kasus, Desa Tanjung Irat 3 Kausu dan
Desa Jagoh sebanyak 8 Kasus. Berikut gambaran jumlah kasus suspek TB Paru di
Gambar 3.6
Jumlah Kasus Suspek TB Paru
Di Puskesmas Raya Tahun 2019
TB
TB
3 3
1 1
0 0 0 0 0 0 0
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan
air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun
oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tubuh tersebut.
jumlah penderita yang dilaporkan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penderita
dalam masyarakat dimana penyakit ini merupakan penyakit aib bagi mereka.
perlu di pertahankan lagi, baik dari upaya promotif, preventif dan edukatif mengenai
penyakit HIV/AIDS.
3.2.2.4 ISPA
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang
disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun riketsia tanpa atau disertai
radang parenkim paru. ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang
terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang
disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun riketsia tanpa atau disertai
kematian pada anak. Peneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan
paru (alveoli).
jumlah penyakit terbanyak dari 10 jenis penyakit yang ada yaitu sebanyak 92 kasus.
3.2.2.5 KUSTA
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh
kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan
tubuh lainnya. Strategi global WHO menetapkan indikator Eliminasi Kusta adalah
1/10.000 penduduk).
Penyakit kusta dibagi menjadi dua jenis penyakit yaitu Paucibacillary (PB)
dan Multibacillary (MB). Ciri-ciri tipe Paucibacillary adalah lesi kulit (macula datar,
papula yang ,meninggi, nodus) dengan jumlah satu sampai lima lesi,
kerusakan syaraf hanya satu cabang dan memerlukan waktu pengobatan 6 bulan.
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang dapat dicegah namun dapat berakibat
fatal, yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kuman Clostridium tetani gram
positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang sistem syaraf
pusat.
di wilayah kerja Puskesmas Raya tidak ada dijumpai adanya laporan mengenai kasus
Tetanus Neonatorum.
3.2.3.2. Campak
Campak (Morbili) adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan
koplik.Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi.
terjadi komplikasi yang serius. Hampir semua anak di bawah 5 tahun di negara
menyerang anak usia remaja atau dewasa muda yang tidak terlindung oleh imunisasi.
Puskesmas Raya, pada tahun 2019 tidak terdapat kasus campak di Kecamatan
Singkep Barat.
3.2.3.3. Difteri
Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan. Lebih sering
menyerang anak-anak. penyakit ini akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari
mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang
Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan
menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar
getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan (membran) tebal terbentuk
Untuk kasus difteri dari laporan beberapa tahun ini di Puskesmas Raya tidak
3.2.3.4. Polio/AFP
Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Ini
menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan
mendadak dan pada pemeriksaan tinja ditemukan virus polio. Individu tersebut bisa
carier dimana virus hidup di ususnya dalam waktu cukup lama untuk menularkan
pada individu lain. Sekitar 4 sampai 8 persen infeksi poliovirus tidak menimbulkan
gejala semn rius, hanya gejala minor seperti sakit tenggorokan, demam,
melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak
balita. Polio dapat dicegah secara efektif dengan vaksin polio oral. Vaksin ini aman
bahkan untuk anak yang sedang sakit sekalipun. Anak yang menerima dosis vaksin
punngung atau kaki. Sedikitnya 2 % dari semua korban infeksi polio akan menjadi
lumpuh. Polio tidak dapat diobati, penyakit ini hanya bisa dicegah melalui imunisasi.
Vaksin polio diberikan berkali-kali, untuk melindungi seorang anak dalam hidupnya.
Eradikasi polio adalah salah satu cara untuk menghentikan transmisi virus polio ke
manusia. Strategi Eradikasi Polio diantaranya imunisasi rutin yang tinggi pada
dengan melemahnya, lumpuhnya atau hilangnya kekuatan otot tanpa penyebab yang
jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit atau trauma yang mempengaruhi syaraf
yang berhubungan otot. AFP ini sering juga dijelaskan sebagai tanda cepat
kasus AFP.
disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui
gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat
dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap.
tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah
demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala
yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri
pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit.
Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau
empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan
hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi
jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD.
darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami
penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan
mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan
cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis.
Di wilayah kerja Puskesmas Raya dijumpai kasus DBD yaitu di desa bukit
3.2.4.2. Diare
Diare adalah penyakit yang dapat terjadi akibat kebersihan lingkungan yang
kurang. Diare dapat menyebabkan sindrom iritasi usus atau penyakit kronis lainnya
dari usus besar. Pengertian Diare yaitu adalah buang air besar encer lebih dari 3 x
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
Diare terbagi 2 macam, yaitu : Diare Akut (diare yang terjadi secara
mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat) dan Diare Kronik (diare yang
diserap dan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Akibat dari diare adalah
kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan
Gambaran kasus diare di Puskesmas Raya dapat dilihat pada gambar 3.7
Secara keseluruhan, pada tahun 2019 terjadi penurunan kasus diare,. Hal ini
bersama bahwa prilaku masyarakat dan lingkungan sangat berperan penting sebagai
3.2.5. Filariasis
Filariasis atau yang sering kita sebut dengan Penyakit Kaki Gajah adalah
penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan
ditularkan oleh nyamuk. penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki, lengan, kantung buah zakar, payudara dan kelamin wanita.
Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan
mengurangi penderitanya.
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan, perang,
kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan
makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi
memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Dalam konteks itu masalah
gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan,
didominasi oleh masalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Balita,
Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat
Kelahiran bayi prematur BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan utama
dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama kematian neonatal serta gangguan
imunologi akhir-akhir ini telah mengatakan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi
faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR. Mekanismenya mencakup
perpindahan patogen periodontal ke jaringan plasenta serta aksi dari lipopolisakarida dan
mediator inflamasi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, status gizi ibu dan lain-lain.
Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin
Gambar 3.8 dibawah ini menunjukan jumlah Bayi berat lahir rendah pada
Gambar 3.8
Jumlah BBLR Di Puskesmas Raya Tahun 2019
Gambar 3.8 diatas menunjukan bahwa di Puskesmas Raya tidak terjadi kasus
BBLR dimana pada tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Raya tidak terdapat
kasus BBLR.
Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran
antropometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat
Badan per Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan per Umur (TB/U).
Dalam penilaian status gizi harus ada ukuran baku. Baku antropometri yang
digunakan antara lain baku rujukan WHO-NCHS yang dipublikasikan oleh WHO
sebagai pembanding dan penilaian status gizi. Untuk klasifikasi status gizi
berdasarkan baku antropometri perlu adanya batasan-batasan tertentu. Salah satu cara
hasil status gizi yang diluar batas masih dapat dideteksi, hasil perhitungan telah
Timbulnya masalah balita gizi buruk disebabkan oleh berbagai macam faktor
maupun tidak langsung. Faktor yang langsung mempengaruhi antara lain penyakit
dan asupan gizi, yang keduanya dipengaruhi oleh pola asuh, kondisi ekonomi dan
lingkungan.
Gambar 3.9
Dari gambar 3.9 diatas dapat dilihat bahwa jumlah balita Gizi buruk di
Puskesmas Raya pada tahun 2019 terdapat 6 orang. Dalam menangani masalah gizi
konseling peningkatan pengetahuan gizi ibu balita serta dilakukan perawatan pada
kasus gizi buruk tersebut baik melalui rawat jalan maupun rawat inap.
BAB IV
Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
kesehatan perorangan.
telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua
adalah kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan
kesehatan, maka pengertian ini sesuai dengan salah satu substansi SKN 2009 yang
menyatakan bahwa, Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana
bencana dan pelayanan gawat darurat. Pelaku PHC adalah Pemerintah dan/atau
Sedangkan di kalangan swasta, PHC dilaksanakan oleh dokter praktik, bidan praktik,
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Banyak
faktor yang mempengaruhinya baik faktor didalam maupun diluar kesehatan. Dari
segi medis sebenarnya sudah diketahui usaha-usaha preventif dan pengobatan yang
mampu menolong wanita hamil, bersalin, bayi dan balita sehingga dapat terhindar
dari bahaya kematian. Hanya saja sistem pelayanan terhadap hal ini terasa masih
geografi yang sulit, komunikasi antar lokasi pemukiman yang sulit terjangkau,
oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, pelayanan terhadap ibu hamil
kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa
kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik
berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai
standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga.
Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada
ibu hamil.
Bahwa pada tahun 2019 persentase Cakupan K1 dan Cakupan K4, cakupan K1
sudah mendekati target sedangkan cakupan untuk K4 belum mencapai target yang
yang perlu dilakukann dan perlu ditingkatkan salah satu diantaranya adalah system
induk dan dalam hal ini perbandingan antara besarnya angka sasaran ibu hamil dan
jumlah real ibu hamil yang ada di desa dapat berpengaruh dalam angka pencapaian
cakupan.
Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
(profesional).
Puskesmas Raya pada tahun 2017 mencapai 20%. Sedangkan pada tahun 2019,
jumlah cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun menjadi 20%. Gambaran
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ini menurun persentasenya dan belum
memenuhi target yang telah ditetapkan. Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan tahun 2019 dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini :
Gambar 4.1
Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Di Puskesmas Raya Tahun 2019
20.4
20.4
KOMPLIKASI KEBIDANAN
2017 2018
Gambar 4.2
Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan per Desa
Di Puskesmas Raya Tahun 2019
29
23
22
18
16
15
14
12
11
9
7
6
Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan di Desa Tanjung Irat yang mencapai target 100 %. Bagi desa – desa yang
lain hal ini perlu mendapat perhatian dari petugas kesehatan tentang bagaimana
membina rasa percaya dan kerja sama antara masyarakat dengan petugas kesehatan
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6
jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini
komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas
1).Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari;
3). Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan.
respirasi dan suhu; 2). Pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3). Pemeriksaan lokhia dan
pervaginam lainnya; 4). Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, 5).
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2x (2x24 jam), dan 6). Pelayanan
KB pasca persalinan.
sebesar 74,7%. Jumlah tersebut menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang
mencapai target 100%. Persentase cakupan persalinan ibu nifas di Puskesmas Raya
Gambar 4.3
76%
76%
75% 2017
2018
75%
74%
74%
73%
IBU NIFAS
belum tercapai. Hal ini perlu mendapat perhatian tentang system pencatatan dan
pelaporan dari tingkat dasar (pustu/polindes) maupun puskesmas induk dan dalam
hal ini perbandingan antara besarnya angka sasaran ibu bersalin/ ibu nifas dan jumlah
real ibu bersalin yang ada di desa dapat berpengaruh dalam angka pencapaian
cakupan.
Gambar 4.4
Ibu Nifas
Kel. Raya M. Tua S. raya S. Harapan B. Belah
K. Raya Tinjul S. Buluh Langkap Bakong
100%
85% 88%
80%
76% 73%
72% 70%
68%
60%
Series 1
risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28 hari) minimal
dua kali, satu kali pada umur 0 – 7 hari dan satu kali pada umur 8 – 28 hari. Dalam
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Gambar 4.5
100.0%
78.0% 100.0%
77.0%
80.0% 100.0%
70.0%
60.0% 72.0% 91.0%
79.0%
50.0% 92.0%
40.0%
68.0% 70.0%
20.0%
0.0%
neonatus lengkap secara keseluruhan sudah mencapai 77% dan telah memenuhi
sudah mencapai 87,3%. Gambaran persentase kunjungan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.6
Chart Title
Kel. Raya M. Tua S. Raya S. Harapan B. Blah K. Raya
Tinjul S. Buluh Langkap Bakong Jagoh T.Irat
138%
123%
106%
100% 100% 100% 96%
90% 87% 90% 90%
82% 83% 84%
77% 73%
69% 66% 72% 70%
64% 64% 62%
52%
2017 2018
pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra
anak remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga
terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil.
sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta
Gambar 4.7
Tahun 2019
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
2018
Pada gambar 4.7 di atas, terlihat bahwa Cakupan Peserta KB Aktif tahun
proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
(PD3I). Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah
administrasi desa/kelurahan.
UCI Desa merupakan indikator penting dalam program imunisasi. Target UCI
tahun 2019 adalah >80 %, artinya target UCI tercapai bila minimal 91,7 %
imunisasi rutin terakhir. Cakupan UCI wilayah kerja Puskesmas Raya tahun 2019
adalah 12 Desa. Itu berarti cakupan UCI diwilayah kerja Puskesmas Raya pada tahun
Gambar 4.9
2019
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2017 2018
Berdasarkan data tahun 2017 persentase jumlah balita yang ditimbang sebesar
45,1%. Sedangkan pada tahun 2019 terjadi Persamaan persentase yaitu sebesar
45,1%. Hal ini perlu mendapat perhatian dari kader dan petugas posyandu yang ada
45.10% 45.10%
50.00%
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
2017 2018
Balita Ditimbang
kesehatan mata. Selain itu, Vitamin A juga dibutuhkan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapatkan vitamin A tidak mudah terkena
Berikut ini gambaran persentase pemberian vitamin A pada bayi, balita dan
Gambar 4.10
Chart Title
100%
90%
80%
70%
60%
50%
Axis Title 40%
30%
20%
10%
0%
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa cakupan pemberian vitamin A pada
Bayi dan Balita belum mencapai 100%. Sedangkan pemberian Vitamin A pada ibu
nifas belum mencapai 100%. Hal ini perlu dipertahankan dan tetap memperhatikan
pemberian vitamin A pada bayi balita serta ibu nifas agar mendapatkan vitamin A.
layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa
sebab, diantaranya karena anemia. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan
penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain.
Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia
gizi besi.
Puskesmas Raya pada tahun 2019 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.11
100.0%
100.0% 100.0%
100.0% 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
87.0%
87.0%86.0% 89.0%87.0%
86.0% 84.0% 85.0% 85.0%
90.0% 83.0% 80.0% 78.0%
83.0%
76.0%
80.0% 70.0%
70.0% 61.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
(MP-ASI)
pada keluarga miskin, maka program pemberian MP-ASI berbahan baku lokal
merupakan alternatif terbaik. Walaupun saat ini makanan bayi komersial banyak
dijual di pasar, namun bagi keluarga miskin, produk ini bisa menjadi barang mewah
yang sulit dijangkau untuk jangka waktu yang relatif lama. Dengan bahan pangan
lokal diperoleh harga yang murah, mudah didapat dan lebih bervariasi. Syarat MP-
ASI yang perlu dipenuhi agar kebutuhan zat gizi bayi atau anak dapat terpenuhi
harus mengandung cukup energi baik mutu maupun jumlahnya bagi setiap kelompok
umur, memiliki nilai suplementasi yang baik, mangandung vitamin dan mineral
dengan jumlah yang cukup dan diterima dengan baik oleh bayi.
status gizi kurang dan gizi buruk.Hal ini karena mempertimbangkan jumlah distribusi
bantuan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga tidak mencukupi
bila diberikan ke semua bayi balita dari keluarga miskin. Dengan harapan bayi balita
dengan status gizi kurang maupun gizi buruk bisa berubah ke status gizi baik.
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain.
Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012. Tentang Pemberian Air Susu Ibu
Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 129, ayat 1
lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah”.
Berdasarkan data Puskesmas Raya Tahun 2017, persentase cakupan bayi yang
mendapat ASI eksklusif hanya sebesar 20,5%. Sedangkan pada tahun 2019,
persentase cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif menurun menjadi 20,5%. Hal
ini perlu ditingkatkan lagi dengan melakukan penyuluhan tentang ASI Ekslusif
secara intensif melalui kegiatan-kegiatan seperti kegiatan kelas ibu hamil dan kelas
ibu balita agar persentase cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif meningkatkan
bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat
inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang
miskin mencapai 6375 orang, sedangkan cakupan untuk pelayanan kasus rujukan
hamil yang ada dan yang mendapat penanganan dari tenaga kesehatan sebanyak 79
orang (> 100%). Sedangkan pada tahun 2019, dari 314 ibu hamil diestimasikan ada
63 orang ibu hamil risti. Namun pada kenyataannya terdapat 34 orang ibu hamil risti
Gambar 4.12
40
35
30
25
20
15
10
risiko tinggi pada ibu hamil di 11 desa dan 1 Kelurahan pelayanannya harus
diperhatikan lagi. Hal ini perlu jadi perhatian agar tidak terjadi kasus kematian ibu/
maternal.
Pada tahun 2019 jumlah estimasi neonatus resti sebanyak 52 orang dari 260
ibu hamil yang ada dan jumlah real yang mendapat penanganan dari tenaga
Persentase neonatus yang ditangani tahun 2019 dapat dilihat pada gambar
4.14 berikut:
Gambar 4.13
Neonatus Resti/Komplikasi
30
25
20
15
10
kemampuan dalam pelayanan rawat jalan. Pelayanan tersebut diberikan 6 jam 30 menit
diberikan tersebut maka dibutuhkan sarana dan prasaran penunjang serta tenaga
kesehatan yang memadai agar pelayanan yang diberikan dapat optimal dan maksimal.
upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di
balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha kesehatan
gigi tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi
sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi
Pada tahun 2019, Puskesmas Raya dalam hal ini tidak terdapat kendala bearti
karena sarana, prasarana alat kedokteran gigi dan dokter gigi sudah ada di puskesmas
Raya.
mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu
agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok Pra Usia
Lanjut dan Usia Lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami
Barat pada tahun 2019 terdapat 1176 orang lansia ( > 60 tahun ) dan yang mendapat
pelayanan kesehatan hanya 677 orang atau sekitar 57 % dari jumlah total lansia yang
ada di Kecamatan Singkep Barat. Hal ini dimungkinkan masih kurang maksimalnya
Gambar 4.14
160
140
120
100
80
60
40
20
bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat
inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang
mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Unit rawat jalan Puskesmas
Raya terdiri dari UGD serta beberapa poli seperti Poli Umum, Poli KIA, Poli
tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut
generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat. Ketersediaan obat sesuai
melayani rawat jalan serta gudang obat untuk penyimpanan obat-obatan. Untuk
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang di
seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
mempraktikkan PHBS.
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
Gambar 4.15
500
450
400
350
300
250
DIPANTAU
200
BER PHBS
150
100
50
0
Dari gambar 4.15 diatas dapat dilihat bahwa masih belum maksimal dalam
karena letak geografis kepulauan. Selain itu, rendahnya rumah tangga yang ber-
PHBS dapat menjadi salah satu penyebab tingginya kasus ISPA di Puskesmas Raya.
datang.
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
dan menurunkan angka kematian ibu dan anak, di wilayah kerja Puskesmas Raya
Gambar 4.16
2.5
1.5
POSYANDU
AKTIF
1
0.5
Dari gambar 4.16 diatas dapat dilihat bahwa semua posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Raya sudah aktif. Untuk meningkatkan kinerja di setiap posyandu perlu
dilakukan berbagai hal diantaranya mengikuti pelatihan kader yang bertujuan untuk
kepercayaan diri untuk dapat melaksanakan tugas sebagai kader dalam melayani
masyarakat di posyandu. Selain itu juga perlu memperkuat dukungan pendamping dan
dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan
lain-lain.
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah
setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai
tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat
dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang
sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat
adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga
optimal.
sehat pun masih rendah, dari data yang ada kecenderungan masih kurangnya teliti
dalam pengolahan data. Gambaran persentase rumah sehat di Puskesmas Raya dapat
Gambar 4.17
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat
Pada bab ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya puskesmas, pustu
5.1.1. Puskesmas
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan
berjumlah 1 (satu) yaitu Puskesmas Raya dan merupakan puskesmas rawat Inap yang
Kondisi geografis Kecamatan Singkep Barat yang tidak merata dan dikelilingi
Raya sedikit terganggu. Oleh karena itu, dari 11 desa dan 1 kelurahan yang ada di
Kecamatan Singkep Barat terdapat 5 buah Pustu dan 9 buah Polindes sehingga
Gambar 5.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Raya terletak di Kelurahan Raya. Sedangkan Pustu, Polindes dan Poskesdes terletak
Kesehatan adalah impian semua penduduk di muka bumi ini, tak terkecuali
Indonesia. Indonesia bahkan telah dua kali mencanangkan program Indonesia Sehat.
Yang pertama pada 2010, dimana indikator untuk menuju kearah Indonesia sehat
masih belum terpenuhi dan kemudian diperbaharui menjadi Indonesia Sehat 2015.
Ada lima puluh indikator yang terangkum dalam beberapa garis besar
status gizi, perbaikan sanitasi dasar, perilaku hidup bersih dan sehat, penyebaran
Desa siaga adalah kondisi dimana suatu desa dianggap mampu dan mau
unit terkecil dalam pemerintahan dapat berdaya dan mandiri secara kesehatan
otomatis bagian yang lebih besar dari unit tersebutpun akan mandiri dan berdaya.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah desa bekerjasama dengan lintas sektor dan lintas
program yang ada di wilayah kecamatan tersebut. Unit Pelayanan Terpadu tersebut
pemerintahan desa.
bidang kesehatan. Tentulah ini tidak mudah. Membangun kesadaran masyarakat dan
lalu membuat mereka berdaya dan akhirnya mandiri tentunya butuh proses yang
tidak sebentar dan dana yang tidak sedikit. Sudah beberapa tahun ini melalui Dinas
Kesehatan telah menganggarkan dana bantuan untuk stimulus pelaksanaan desa siaga
di Kabupaten Lingga.
Permasalahan yang sering timbul adalah ketika kesadaran tersebut belum atau
tidak terbangun. Sebagian pemerintah desa atau kecamatan masih menganggap Desa
Siaga adalah program tambahan. Mereka merasa cukup sampai dengan terbentuknya
bahwa anda memasuki Desa Siaga X. Namun secara teknis pelaksanaannya mati suri.
Pada tahun 2019 seluruh desa yang ada di Kecamatan Singkep Barat sudah
dibentuk menjadi desa siaga. Namun, dari 11 desa dan 1 Kelurahan siaga yang ada di
Puskesmas Raya hanya 1 desa atau 25% yang aktif yaitu desa siaga Desa Sungai
Buluh. Untuk itu sangat perlu dilakukan evaluasi terhadap kelemahan system yang
telah berjalan.
Posyandu merupakan salah satu bentuk lain dari kegiatan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang telah berjalan sejak lama. Perkembangan dan
berikut ini:
Gambar 5.2
2.5
1.5
0.5
0
Pratama Madya Purnama Mandiri
Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan dari seorang
kelompok, yaitu tenaga medis, perawat & Bidan, Farmasi, Gizi, Teknisi Medis,
umum ada 2 orang sedangkan untuk dokter gigi ada 1 orang. Pada tahun 2019, 1
yang terdiri dari tenaga perawat sebanyak 19 orang dan bidan sebanyak 22 orang.
sebanyak 1 Orang. Tenaga ahli gizi tidak ada sama sekali. Tenaga kesehatan
lingkungan hanya 2 orang dengan rasio terhadap 100.000 penduduk. Ini berarti
2009 pasal 171 ayat 1, bahwa Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna
Kab/ Kota dan APBN berupa Dana Tugas Pembantuan Kab/ Kota (BOK).
PENUTUP
Situasi Derajat Kesehatan Puskesmas Penuba pada tahun 2019 dapat dilihat
dari beberapa indikator yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB), Umur Harapan Hidup serta Status Gizi dan Angka Kesakitan.
1) Pada tahun 2019 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
2) Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 tidak terjadi kasus.
3) Status Gizi Masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu BBLR,
Status Gizi Balita. Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus BBLR. Sedangkan
untuk kasus gizi balita ditemukan enam kasus balita gizi buruk.
kompetensi kebidanan tahun 2019 hanya mencapai 74% dan belum mencapai
6) Cakupan pelayanan nifas Puskesmas Raya pada tahun 2019 adalah 76%,
8) Cakupan Desa/Kelurahan UCI Puskesmas Raya pada tahun 2019 adalah 91%.
9) Cakupan pemberian MP ASI pada bayi balita gizi kurang dan gizi buruk
mencapai 100%.
10) Cakupan Peserta KB Aktif tahun 2019 di Puskesmas Raya yaitu 64%.
12) Penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan rawat jalan adalah ISPA (1603
kasus ).
13) Penderita DBD tidak terjadi kasus di Puskesmas Raya pada tahun 2019.
14) Untuk kasus malaria, terdapat 10 kasus malaria klinis dan ditemukan 1 orang
15) Cakupan desa siaga aktif di wilayah kerja Puskesmas Raya pada tahun 2019
hanya mencapai 6,67%, hanya 1 Desa yang aktif dari 11 Desa siaga yang ada
posyandu (100%).
16) Sarana Kesehatan yang dimiliki Puskesmas Raya adalah 1 puskesmas dengan
17) Kasus HIV pada tahun 2019 tidak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas
Raya.
6.2. SARAN
kesehatan yang dapat dilihat dari pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal
dilapangan.