BAB VI
hebatnya kurikulum yang tertulis jika berada ditangan guru yang tidak kompeten
maka kurikulum itu tidak akan bermakna. Peranan guru sangat menentukan untuk
tercapainya kurikulum dan kualitas pendidikan. Keadaan guru yang ada di sekolah
tempat penelitian ditelusuri melalui dokumen, kuisioner dan wawancara. Hasil yang
Latar belakang pendidikan guru kimia di lokasi penelitian yang ada dewasa ini
bidang administrasi pendidikan dan pendidikan sain. Masa kerja cukup bervariasi
dengan rincian 2 orang dengan masa kerja 6-7 tahun, 4 orang dengan masa kerja 14-
178
19 tahun dan 4 orang dengan masa kerja 20-24 tahun. Penilaian oleh kepala sekolah,
pengawas dan guru melalui kuisioner tentang pendidik dan tenaga kependidikan
diperoleh skor rata-rata 4,2 yang berarti kualitasnya dalam katagori baik. Pendalaman
Pertama dari segi guru, kita sudah memiliki tenaga guru yang sesuai dengan
persyaratan, kompetensi, semua guru kan sudah S1, dan ada tiga orang yang
sudah S2, dan tenaga laboran yang sudah S2 (GS1).
Menurut saya sudah mendukung pak, sesuai dengan bidang yang harus
diajarkan (GS2).
Saya sebenarnya salut dengan teman guru disini, dengan keadaan pas-pasan
seperti ini, kita cukup bangga, kita bersaing di propinsi, makanya kita sering
berseloroh, kalau kita punya dana seperti SMA 4 Denpasar, SMA 1 Denpasar,
saya yakin Singaraja bisa lebih unggul daripada mereka. Dengan kondisi
seperti ini masih bisa bersaing. Komitmen guru masih tetap bagus, memang
ada usulan-usulan dan menuntut, itu kan wajar, menurut saya wajar, kalau
tidak mampu memenuhi maksimal, teman-teman disini bisa menerima, artinya
bisa menerima kondisi seperti ini (GS3).
Status RSBI memberikan tantangan yang lebih tinggi, saya bersama tim di
kimia, menyikapi dengan cara, menyesuaikan dengan apa yang dituntut di
RSBI, misalnya salah satu penekanan dulu pakai bilingual, disini guru-guru
kursus bahasa bilingual dan teman di kimia mencari literatur berbahasa
inggris, kebetulan waktu itu ada teman ke australia, kita minta agar dibawakan
buku buku, termasuk juga ada alumni yang di singapura kita minta buku-buku
yang berbahasa inggris. Walaupun tidak bisa aslinya kan kita fotocopy disini
(GG2).
…yang saya rasakan pertama dari segi kualitas, guru-gurunya semua sudah
profesional mulai dari penggunaan teknologi pakai media pembelajaran,
kemudian fasilitas lab, fasilitas yang lainnya (SS1).
Kalau guru disini semua ramah, kalau kita tidak mengerti boleh kita langsung
ke lab kimia gitu, misalnya bu saya mau tanya materi ini kurang mengerti ya
kalau kita lihat ibunya tidak sibuk. Kita pun boleh datang ke rumahnya
langsung nanya materi yang belum mengerti (SS3).
Berdasarkan data tersebut di atas, ternyata bahwa tenaga pendidik dalam hal
ini guru kimia, memiliki kualifikasi akademik yang sudah sesuai dengan persyaratan
menjadi guru kimia, dan sudah ada yang memiliki kualifikasi akademik S2. Mengacu
pada standar pendidik dalam standar nasional pendidikan bahwa, pendidik harus
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki: a)
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D.IV) atau sarjana (S1),
180
b) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan, dan c) sertifikat profesi guru untuk SMA/MA (PP
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan
profesional, akrab, bersifat mendidik dan sudah mampu menggunakan ICT dengan
baik. Pernyataan siswa yang demikian sebagai penanda bahwa guru melakukan
kegiatan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang diharapkan dewasa ini adalah
yang inovatif, yang menyenangkan dan siswa tidak merasakan tertekan secara
bentuk maupun cara, seperti yang diungkapkan oleh Gagne dalam Wena (2011: 10)
bahwa pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan
guru harus memiliki kiat maupun seni untuk memadukan antara bentuk pembelajaran
181
dan media yang digunakan sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang
harmonis.
bahwa kompetensi guru kimia sudah baik, sehingga mampu melakukan tugas
dan senantiasa sebagai indikasi baik buruknya citra sekolah di masyarakat. Prestasi
siswa dalam akademik, olah raga, seni atau prestasi yang lain memberikan dampak
yang positif terhadap sekolah, demikian juga sebaliknya, kenakalan seperti tawuran
wawancara keadaan siswa SMA RSBI di provinsi Bali dinyatakan oleh beberapa
Bagaimana keadaan siswa di sekolah ini, dilihat dari intelektual, motivasi dan
ekonomi? (P).
Siswa sangat siap sekali, dari sisi bahasa, ICT, belajar sangat siap. 90% siswa
sangat siap dengan fasilitas yang harus digunakan di sekolah (GS1).
Siswa berasal seluruh propinsi Bali, ada juga dari luar Bali, tapi presentasenya
kecil, penerimaannya ada dari jalur prestasi dan dengan tes potensi akademik
(TPA) (GS2).
internet, e. Book kan ada, kebanyakan anak-anak begitu. Jadi mereka motivasi
belajarnya tinggi (GS3).
Pada saat unjuk sain ketika anak bisa mencari sumber energi dari kulit jeruk,
kita bangga pak, karena disana kan memakai konsep-konsep kimia pak. Jeruk
kan asam, jadi baterei yang sudah mati diganti arang di dalamnya dengan kulit
jeruk baterai dapat dipakai lagi. Kadang anak lebih mampu mengaplikasikan
apa yang disampaikan di kelas, sementara kita tidak terbayang (GS2).
Anak-anak pintar menghubungkan konsep yang satu dengan yang lain, dan
juga dengan konsep mata pelajaran lain. Bangga jadinya kita. Jangka
pendeknya kan kelihatan pak. Apalagi karya ilmiah itu banyak tentang kimia
kan, anak-anak ke lab. sendiri, praktik sendiri (GS3).
Kalau dari keadaan input siswanya bagus-bagus, kita diburu dari sekolah-
sekolah SMP pavorit, SMP 1, termasuk juga SMP yang di luar kota, SMP
Tegal lalang, SMP dari Ubud gitu, SMP Sukawati juga. Sebenarnya kalau
dilihat dia itu lebih dekat ke Denpasar, tapi dia sekolah disini (GG1).
Kalau dilihat dari sisi ekonomi keluarganya sangat bervariasi, dari ekonomi
rendah sampai tinggi, rata-rata medium, kalau disuruh menyediakan fasilitas
mampu dia (GG2).
Bagaimana pendapat adik setelah berada di sekolah ini yang berstatus RSBI?
(P).
Ada rasa kebanggaan tertentu diri saya bisa sekolah disini, karena tidak semua
sekolah bisa dapat label RSBI, smansa termasuk sekolah yang terpandang,
walaupun saya berasal dari keluarga biasa-biasa saja (SS1).
Saya sangat cinta dengan smansa, saya sudah tiga tahun disini, bagaimana
perjuangan sekolah ini untuk menjadi RSBI, kita berusah dari nol, ada SOP,
dari jakarta langsung cek kebersihan, seperti yang dibilang pak darta kepala
sekolah dulu, bagaimana sekolah ini anggap sebagai rumah sendiri, kita jaga,
nama baik smansa di luar, sekarang kita sudah dewasa, beda dengan smp
sudah bisa berpikir mana sih yang baik untuk ke depan untuk sekolah kita,
mana yang kurang baik jangan dibawa keluar (SS2).
Dibandingkan saat SMP, sangat berbeda, disini persaingannya itu ketat sekali,
kita berlomba-lomba untuk memperoleh nilai-nilai yang terbaik, dan ada
pikiran saya harus bisa seperti mereka, saya tidak boleh kalah, paling tidak
saya harus bisa menyamai mereka (SG2).
masuk ke SMA RSBI, tergolong siswa cerdas dan memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Hal ini boleh dikatakan bahwa kompetensi siswa sangat baik dan memiliki
siswa di sekolah lain. Siswa senantiasa belajar dari inisiatif sendiri, atau siswa
memiliki budaya belajar yang baik. Hilgard dalam Pasaribu (1980: 18) menyatakan
bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam individu yang menyebabkan seseorang
motivasi di dalam pendidikan dan pengajaran akan dapat diharapkan hasil-hasil yang
siswa yang tinggi, kiranya sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang
Penerimaan siswa di SMA RSBI melalui jalur prestasi dan melalui tes potensi
akademik (TPA). Jalur prestasi maksudnya adalah bagi siswa yang memiliki prestasi
pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dapat diterima tanpa melalui testing.
Pada umumnya lulusan SMP yang akan melanjutkan ke jenjang SMA mengikuti TPA
di SMA RSBI yang dilakukan lebih awal dibandingkan pelaksanaan TPA di SMA
yang lain. Para calon siswa SMA cendrung mengikuti TPA di beberapa SMA. Situasi
penerimaan siswa tersebut cendrung SMA RSBI menjaring siswa yang memiliki
184
kecerdasan tinggi, artinya siswa-siswa yang cerdas dan kompeten cendrung diterima
di SMA RSBI. Jadi, dengan demikian bahwa kompetensi siswa di SMA RSBI cukup
baik
Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang cukup besar secara fisik dan
mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
pikiran, perasaan, sikap dan perilaku orang lain agar melakukan kegiatan/pekerjaan
atas menekankan bahwa pemimpin perlu memiliki kemampuan dan kecerdasan yang
185
pelaksanaan suatu kegiatan sangat tergantung pada pikiran, perasaan dan sikap
seseorang terhadap pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, kegiatan kepemimpinan harus
dilakukan sebagai suatu usaha untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan
perilaku orang lain agar menjadi positif dan bersedia melaksanakan tugas yang
menjadi tanggungjawabnya.
dilakukan kepada guru, siswa dan kepala sekolah. Informasi mengenai manajemen
Apa yang berbeda, dan apa yang berubah yang dirasakan sebelum dan
sesudah RSBI (P).
Setelah diberlakukan manajemen ISO semua program jalan, kita aja kalau
pinjam sarana prasarana harus melalui prosedur yang ada, pada unit-unit
kerja dengan surat resmi. Misalnya kita sebagai petugas upacara jika tidak
siap harus bersurat, alasannya apa. Tidak ada istilah dibawah tangan, semua
tersurat terkendali, lebih tertib pak, tidak sembarangan menggunakan sesuatu
(GS2).
Pengadministrasian yang teratur, kalau dulu kita kan jarang nulis, kalau
sekarang apa yang kita kerjakan ditulis dilaporkan setiap kegiatan itu. Tertib
administrasi, itu yang khas (GG3).
Pak man darta (kasek) yang mampu memberikan motivasi kepada guru-guru,
di awal beliau yang memberikan contoh seperti itu. Contohnya yang begitu
dari pak darta, sehingga kami malu begitu,
Keteladanannya bagus dari beliau, nasehat-nasehatnya juga bagus (GS1,
GS2).
Karena bapak bisa memberikan teladan yang baik, teladannya itu, contoh
masuk jam 7, on time, full time, memang dia duluan datang dari pada kita, dia
dari seririt, saya dari banyuning, dia lebih dulu di sekolah. Misalnya dia
mengajak kita pembersihan, dia mau mencabut rumput, kita masak ndak, kan
malu, dulu waktu lapangan masih banyak kerikil, dia mungut kerikil
ngumpulkan, nah itu. Jadinya terbiasa seperti itu, kalau lembur bekerja, dia
sebelum semua siswa dan guru pulang dia belum pulang, kita baru teet.. sudah
dah ha ha (GS1,GS3).
Saya selalu melakukan observasi, dari hasil observasi itu saya berharap
mendapatkan profesionalisme, ketika saya menugaskan seseorang dasar saya
adalah profesionalisme, tidak berdasarkan konsep senior maupun yunior
(KSS).
Jadi begini, sesungguhnya saya ingin sekolah ini menjadi sekolah masyarakat
belajar. Kemudian yang kedua dari konsep profesionalisme ini kita ingin
bekerja secara efisien dan efektif, sesungguhnya sekolah ini fungsinya kan
sebagai pelayan, sebagai ciri kita bisa melayani pelanggan dengan baik
apabila pelanggan itu puas (KSS).
Pertama saya memakai pola keteladanan, jadi saya punya konsep keteladanan
lebih baik dari pada kedinasan, yang kedua saya memakai konsep bahwa
setiap insan di sekolah ini, baik guru maupun murid, tidak ada istilah yang tua
menjadi guru, yang muda menjadi pengikut. Jika yang muda lebih maka yang
muda menjadi guru. Yang selanjutnya sering saya katakan adalah kerjakan
187
apa yang seharusnya anda kerjakan. Sebagai murid belajar yang baik, kalau
guru bagaimana memfasilitasi murid agar anak mau belajar (KSS).
Untuk pengelolaan kita disini untuk program RSBI yang digulirkan dari pusat,
saya menggunakan manajemen ISO, semua kita berangkat dari situ, semua hal
yang kita lakukan ada SOP nya. Sehingga teman-teman yang bekerja
berpegangan pada SOP yang kita sepakati. Nah itu saya lakukan dengan
teman-teman, setiap kegiatan yang kita lakukan masuk dulu ke teman-teman
SOP nya seperti apa baru kita lanjutkan dengan pekerjaan, itu yang terkait
secara umum. Detailnya, setiap teman-teman yang saya tugaskan dia harus
berangkat dari tupoksinya, tupoksi itu terkait langsung dengan program,
program kerja masing-masing. Implementasinya, otomatis pelaku pelakunya
yang terkait kalau tata usaha, tata usaha yang jalan, kalau ke guru, guru yang
jalan. Goal dari RSBI kan meningkatkan kualitas, indikatornya berangkat dari
delapan standar, itu sebagai pijakan kita untuk peningkatan kualitas, apapun
yang kita lakukan ujung-ujungnya meningkatkan ke delapan standar itu
(KSG).
Bagaimana penggalian uang komite dari orang tua siswa itu? (P).
Penggalian dana itu melalui proposal, dari RKKS, kita berangkat dari analisis
kebutuhan, oh ini yang kita butuhkan kita buat programnya, kita lakukan
diskusi, evaluasi dengan pengurus komitenya, kita sepakati, yang layak kita
sampaikan ke publik semua kepada anggota itu itu lewat pertemuan dengan
orang tua siswa, disitu kita sepakati berapa (KSG).
Pak darta (kasek), nasehatnya lebih baik keteladanan daripada seribu nasehat.
Misalnya didepan siswa bapaknya mungut sampah, dia tidak menyuruh anak-
anak mungut sampah. Secara tidak langsung kita ikut mungut sampah.
Bapaknya itu ngasi kita keteladanan. Bapaknya itu berprestasi juga, sampai ke
jakarta, bapaknya itu selain pintar di materi fisika beliau juga pintar memanej
dan mengorganisir semua, bapakanya disegani oleh guru-guru, dari
penampilan, bapaknya datang pagi, jadi gini lho sosok kepala sekolah kita
(SS1).
188
Kita meniru yang baik dari bapaknya gitu. Sikap kepemimpinannya beliau
bagaimana, kita bisa tiru dari sana, lalu kita praktikkan ke diri kita, beliau
sebelum memimpin orang lain pasti memanej dirinya sendiri dulu. Beliau juga
menjalin kerjasama dengan singapura, kebetulan waktu ini saya ikut
pertukaran pelajar ke singapura, kita bertukar budaya, bapaknya juga ngajarin
kita hal yang baik kita bawa pulang, hal yang buruk kita buang (SS2).
Program sekolah yaitu program belajar akselerasi itu sangat saya rasakan
belajar sangat maksimal, di dalam program akselerasi sangat membantu kita
dalam pendalaman materi, kalau pelajaran di kelas ketika tidak mengerti kan
di akselerasi ada guru yang lain, kita boleh berinteraksi menanyakan apa yang
belum dimengerti, lebih pada pendalaman materi (SG1).
pengawasan berjalan dengan baik. Proses yang berjalan ini dirasakan manfaatnya
oleh guru dan siswa dalam upaya mendukung proses pembelajaran. Model
Upaya menghasilkan produk yang berkualitas tinggi yang harus dilandasi dengan
kualitas proses yang baik pula. Masyarakat modern di dalam abad ke-21 merupakan
terbuka dan efisien. Dalam keterbukaan ini melahirkan konsumen yang semakin
disempurnakan.
menjadi beberapa hal yang prinsip yaitu: keteraturan, keterbukaan dan keteladanan.
Keteraturan dalam hal ini bahwa setiap kegiatan, perencanaan program selalu
ditetapkan melalui SOP. Keterbukaan dalam hal keuangan dan program kerja
membuat guru merasa lebih bergairah dalam melaksanakan tugasnya, dibarengi lagi
oleh pimpinan menjadikan guru, pegawai dan siswa termotivasi untuk berbuat dan
merasa malu jika tidak mampu mengikuti apa yang dilakukan oleh pimpinan. Jadi,
Keadaan sarana dan prasarana yang ada pada SMA RSBI di provinsi Bali
dilihat secara umum lebih lengkap dan lebih bagus dibandingkan dengan SMA
lainnya di Bali. Data keberadaan serta pemanfaatan sarana dan prasarana diperoleh
melalui kuisioner, melalui dokumen, observasi dan wawancara. Hasil yang diperoleh
sebagai berikut.
190
Luas lahan sekolah berkisar 11000 m2-14000 m2 dengan status hak milik
yang terdiri atas beberapa gedung dengan ruangan antara lain: ruang kelas, ruang
beberapa ruang untuk pengelolaan dan fasilitas lain yaitu: ruang pimpinan, ruang
guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang
produksi, ruang arsip, kantin, tempat parkir, ruang keterampilan, rumah penjaga
sebagai berikut.
Tahun 2000 kan publikasi website, publikasi pakai ICT jadi lebih dikenal
(GS2).
Buku ada dan cukup, media pembelajaran ada, kalau saya jika materi tidak
terlalu menekankan konsep sifatnya menghafal, kasi tugas kelompok anak itu
mengumpul power poinkah kita pakai itu (GG2).
Bahan juga terbatas walaupun sudah cukup tapi belum sesuai, karena mahal
(GG1).
Menurut saya alat disini sudah termasuk lengkap untuk di Buleleng, tetapi ada
beberapa alat yang rusak mempengaruhi kinerja salah astu kelompok, jadi
kalau ada alat yang harus dipakai bergantian harus menunggu kelompok lain,
jadi perlu waktu (SS3).
Kalau internet disini kan bebas pak kita cuma mendaftar minta ID, free 24 jam
(SS2).
Setahu saya sarana dan prasarana menurut saya sudah cukup terutama dalam
hal TI sudah memadai (SG2, SG3).
lainnya, kemudian dilengkapi dengan peralatan ICT yang sudah sesuai dengan
192
kebutuhan maka, sarana dan prasarana yang ada pada SMA RSBI di provinsi Bali
yang sudah memadai ini juga dinyatakan oleh guru maupun siswa, karena dengan
sarana dan prasarana tersebut setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan
Keterbatasan alat dan bahan praktikum kimia disebabkan oleh kemampuan sekolah
membeli alat-alat dan bahan kimia terbatas karena harganya mahal. Alat-alat
laboratorium kimia yang ada sebagian besar adalah bantuan dari pemerintah pusat
(dropping dari pusat). Sementara ini dropping alat alat lab dan bahan dari pemerintah
pusat selama tujuh tahun terakhir tidak ada. Kemampuan sekolah untuk menjatahkan
dana untuk keperluan laboratorium kimia sangat terbatas. Sekolah hanya mampu
Sarana dan prasarana sangat terkait dengan dana. Keberadaan dana atau
pendidikan. Jika hubungannya dengan dana SMA RSBI memperoleh bantuan dana
yang memadai, mendapatkan dana yang cukup dengan peruntukan yang sudah
ditentukan oleh pemberi dana dan memprioritaskan pengadaan alat dan barang pada
kebutuhan utama dan menyesuaikan dengan yang sedang populer di masyarakat atau
Praktikum kimia tampak tidak begitu populer dimata guru, siswa, sekolah
maupun pemerintah. Guru, siswa dan pihak sekolah berpendapat bahwa indikator
keberhasilan sekolah adalah apabila siswa berhasil dalam ujian nasional, berhasil di
Indikator yang paling utama sebagai keberhasilan sekolah dan penentu citra sekolah
adalah ujian nasional. Soal-soal ujian nasional lebih banyak menekankan pada teori
dan soal-soal hitungan, sementara soal yang terkait praktikum hampir tidak ada. Hal
Dari sisi praktikum apa sudah sesuai antara silabus dengan praktikum yang
dilakukan? (P).
Guru itu harus pintar-pintar apakah program itu bisa dilaksanakan atau tidak,
sesuaikan dengan waktu, apalagi kelas tiga, januari ini sudah habis waktu
sudah mulai untuk mengejar, untuk kegiatan pemantapan, yaa kita masih
prioritasnya ke tes pak/ ke ujian secara umum, karena tuntutan, yang mengetes
orang lain bukan praktikumnya yang di tes, yang dites itu adalah teori dan
latihan soal, kalau memang bagus praktikumnya tapi di bidang teori kurang
karena juga ada hafalan, itu bisa tidak lulus, begitulah situasi jadi saya
maklumi (PWS).
Menurut guru disini, ujian nasional merupakan target utama, guru disini
menargetkan semua siswa lulus 100%, dengan nilai memuaskan, dan itu
menjadi tanggung jawab besar untuk kita, dengan keadaan yang sekarang
dengan akselerasi, latihan soal, sudah sangat mendukung untuk kami, artinya
untuk persiapan itu sangat mendalam (SG3).
Sistem yang dibangun oleh pemerintah pusat seperti kebijakan ujian nasional
prasarana. Hal ini tidak sesuai dengan kebijakan diberlakukannya kurikulum berbasis
terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan
berbagai pihak, bahkan dalam batas batas tertentu dapat dipolitisir untuk kepentingan
kekuasaan. Seharusnya, setiap kebijakan diikuti dengan sub-sub kebijakan lain yang
Jadi, secara umum sarana dan prasarana yang ada di SMA RSBI di Provinsi
Bali sudah memadai untuk kepentingan kegiatan pendidikan, namun demikian belum
dibandingkan dengan SMA yang lain. Pemberian perhatian ini mulai dari pemerintah
pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten. Hal ini dilakukan karena
195
amanat UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, pasal 50 ayat (3) menyatakan
…termasuk melanjutkan program program yang dulu didanai dari pusat, yang
terakhir dapat RP.100.000.000,- dulu malah sempat dapat bantuan Rp.
500.000.000,- dari pusat, itu dipakai untuk pengadaan fasilitas (GG1).
Saya merasakan sekarang sudah agak lama tidak ada pendroppingan alat dari
pusat, kalau dulu ada (GG2).
.
Di awal kita mendapat bantuan dari pusat Rp. 500.000.000,- kemudian
Rp.300.000.000,- setiap tahun selama empat tahun, dari propinsi juga ada
bantuan gedung, dari kabupaten ada bantuan laptop dan ATK (KSS).
Kemarin juga sempat dapat bantuan bangunan, lab, ruang kelas dari propinsi.
Bantuan rehab dari pemerintah daerah kabupaten gianyar kita dapat, sekarang
dari APBD juga kita dapat, dari APBNP juga kita dapat. Bantuan sarana
prasarana juga kita dapat (KSG).
blockgrant, dari block grant e-learning juga kita dapat, dan dari komite,
pendukung utama adalah dari komite, untuk kegiatan kita minta bantuan orang
tua siswa melalui komite (KSS/KSG).
Untuk sarana prasarana, memang selain kita sedang membangun ruang kelas
yang reperesentatiflah untuk standar RSBI, karena bangunan lama itu sudah
agak tua, ada resiko, nah itupun bantuan dari daerah dan pusat dan juga dana
pendamping dari komite (KSG).
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah sangat bervariasi mulai dari ATK,
laptop, bantuan gedung, bantuan uang untuk kegiatan dan pembinaan. Bantuan
pemerintah berupa dana dan fasilitas sangat dirasakan manfaatnya bagi sekolah dalam
dapat dilihat dari segi keamanan, kenyamanan, ketenangan yang dirasakan oleh
sivitas yang ada di sekolah. Demikian pula dukungan orang tua siswa yang
Biaya oleh sekolah, melalui uang komite, siswa bayar uang komite (GS1).
Biaya oleh sekolah, melalui uang komite, siswa bayar uang komite.
Pembayaran antara RP. 250.000 sampai RP.500.000,- dalam bentuk subsidi
silang dia (GS1).
197
Sangat mendukung pak, misalnya anaknya ikut lomba, orang tua siswa
sanggup membayar uang transport, pendaftaran, kadang yang tidak didanai
oleh sekolah dia bilang ya udah saya biaya sendiri. Jadi semangat orang
tuanya tinggi kalau anaknya ikut lomba (GS2).
Termasuk melanjutkan program program yang dulu didanai dari pusat, yang
terakhir dapat 100 juta, dulu malah sempat dapat 500 juta dari pusat, itu
dipakai untuk pengadaan fasilitas (GG2).
Ketika dana dari pusat diputus dengan memanfaatkan dana komite, apa
program dan insentif tetap jalan?(P).
Kalau dilihat dari sisi masyarakat, termasuk bagus terutama dari segi
sosialnya, tapi kalau dari finansial sih belum terlihat, artinya masyarakat ikut
menjaga lingkungan disini. Kalau masyarakat gianyar sendiri barangkali
mungkin bangga dengan sekolah ditunjuk sebagai RSBI, statusnya meningkat
(GG1).
Masyarakat senang dengan statusnya meningkat, apa sih RSBI. Sempat nanya,
masyarakat semula mengira sekolah SMA 1 sudah sekolah internasional,
anggapan awal seperti itu, sehingga harapan terhadap sekolah tinggi sekali
(GG2).
198
Yaa ada sumbangan sukarela setiap orang tua diwajibkan membayar minimal
1.800.000, ada yang lebih ada yang sampai 5.000.000. Kalau saya bayar SPP
Rp. 250.000, sistem disini bagus memakai sistem subsidi silang kalau ada
yang mampu bayar lebih untuk membantu yang tidak mampu (SS1).
Pak darta bilang orang tua yang tak mampu jangan sampai anaknya yang
pintar batal masuk di SMA 1. Orang tua yang lebih mapan boleh bayar spp
lebih (SS2)
Penggalian itu melalui proposal, dari RKKS, kita berangkat dari analisis
kebutuhan, oh ini yang kita butuhkan kita buat programnya, kita lakukan
diskusi, evaluasi dengan pengurus komite, kita sepakati, yang layak kita
sampaikan ke publik semua kepada anggota lewat pertemuan dengan orang
tua siswa, disitu kita sepakati (KSG, KSS).
Pendukung utama adalah dari komite, untuk kegiatan yang kita lakukan kita
minta bantuan orang tua siswa melalui komite (KSG, KSS).
mendukung dan ada rasa bangga memiliki sekolah yang unggul, sehingga secara
Partisipasi yang paling utama yang sangat dirasakan oleh pihak sekolah adalah
bantuan dana dari orang tua siswa melalui komite sekolah. Dana dari komite sekolah
pendamping.
Dari beberapa faktor yang diuraikan di atas dapat dikelompokkan menjadi dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor guru,
siswa, manajemen sekolah dan kepemimpinan serta sarana dan prasarana. Faktor
199
eksternal yaitu faktor pemerintah dan masyarakat. Jika mencermati faktor internal dan
provinsi Bali dapat dirangkum menjadi beberapa komponen utama yaitu: kompetensi,
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2002).
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sehingga dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan baik.
Jika mencermati kembali sumber daya manusia yang ada di SMA RSBI ternyata
persaingan dalam lomba atau kejuaraan. Kecendrungan berpikir yang kompetitif ini
agar menjadi yang lebih baik, yang lebih unggul merupakan hal positif dalam rangka
meningkatkan kualitas lembaga tempat dia beraktivitas. Hal ini terjadi pada SMA
RSBI yaitu, siswanya cendrung bersaing, karena kepala sekolah selalu mengarahkan
kepada guru dan siswa agar menjadi yang terbaik, dan demikian pula guru cendrung
Keteraturan adalah keadaan atau hal yang teratur, arti yang lebih luas bahwa
peraturan yang telah dibuat ditaati dengan teratur. Dalam implementasi keteraturan di
SMA RSBI yaitu dengan adanya SOP dalam setiap aktivitas, yang menjadikan semua
kegiatan tertata dan teratur. Keteraturan menjadikan orang disiplin, membuat orang
konteks ini keterbukaan bermakna membolehkan orang lain tahu tentang sesuatu
yang diketahui. Dalam sebuah lembaga keterbukaan lebih menekankan pada masalah
keuangan lembaga, jika masalah yang terkait dengan keuangan sifatnya terbuka,
semangat kerja, ada rasa memiliki dan menjadikan setiap orang berbuat dengan tulus
sesuai kewajibannya. Hal ini terjadi pada SMA RSBI sehingga guru dan pegawai
Keteladanan yaitu hal yang dapat ditiru atau dicontoh yang bermakna bahwa
kelakuan, sifat, perbuatan baik yang patut ditiru. Sifat dan perilaku yang baik yang
ditampilkan oleh pimpinan kepada bawahan membuat orang menjadi sungkan untuk
berbuat tidak baik. Pimpinan SMA RSBI melakukan hal tersebut yang menjadikan
guru dan siswa mengikuti apa yang dilakukan pimpinannya. Perilaku yang diteladani
atau yang lainnya. Biaya yang diperoleh SMA RSBI untuk keperluan
keperluan kegiatan, untuk insentif dan yang lainnya sudah memadai, sehingga
aktifitas dapat berjalan dengan lancar dan baik. Dana tersebut diperoleh dari
keterbukaan, keteladanan dan dana (k5d), sebagai faktor utama yang menyebabkan
umum baik. Kondisi ini sejalan dengan teori praktik sosial yang dikemukakan oleh
Bordieu. Bordieu menyatakan rumus yang menerangkan praktik sosial yaitu: (Habitus
sosial. Individu menggunakan habitus dalam berurusan dengan realitas sosial. Habitus
dengan individu yang lain dalam jaringan struktur objektif yang ada dalam ruang
konseptual dari benda-benda dalam realitas sosial. Dalam tingkah laku seseorang,
sebab itu, tempat dan habitus seseorang membentuk basis persahabatan, cinta dan
hubungan pribadi lainnya, dan juga mengubah kelas-kelas teoritis menjadi kelompok-
kelompok real. Menjadi jelas bahwa habitus dapat dipandang bekerja pada tingkat
bawah sadar.
202
beroperasi di dalam ranah. Setiap ranah menuntut individu untuk memiliki modal-
modal khusus agar dapat hidup secara baik dan bertahan di dalamnya. Menurut
Bordieu definisi modal sangat luas dan mencakup hal-hal material (yang dapat
memiliki nilai simbolik) dan berbagai atribiut yang tak tersentuh namun, memiliki
signifikansi secara kultural, misalnya prestise, status dan otoritas yang dirujuk
sebagai modal simbolik, serta modal budaya (yang didefinisikan sebagai selera
bernilai budaya dan pola pola konsumsi. Modal budaya dapat mencakup rentangan
luas seperti seni, pendidikan dan bentuk-bentuk bahasa. Modal mesti ada di dalam
sebuah ranah, agar ranah tersebut dapat memiliki arti (Harker, 2009).
Ranah diartikan sebagai jaringan relasi antar posisi-posisi objektif dalam suatu
tatanan sosial yang hadir terpisah dari kesadaran dan kehendak individual. Konsepsi
ranah yang digunakan Bordieu tidak dipandang sebagai ranah yang berpagar di
kekuatan yang secara parsial bersifat otonom dan juga merupakan suatu ranah yang di
khusus untuk para aktor yang berlokasi di dalam ranah tersebut. Ketika posisi-posisi
berbeda yang memiliki suatu efek tersendiri pada ekonomi ‘pengambilan posisi’ di
Praktik merupakan suatu produk dari relasi antara habitus sebagai produk
sejarah dan ranah yang juga merupakan produk sejarah. Pada saat bersamaan, habitus
dan ranah juga merupakan produk dari medan daya-daya yang ada di masyarakat.
Dalam suatu ranah ada pertaruhan kekuatan- kekuatan orang yang memiliki banyak
modal dan orang yang tidak memiliki modal. Modal merupakan sebuah konsentrasi
kekuatan, suatu kekuatan spesifik yang beroperasi di dalam ranah. Setiap ranah
menuntut individu untuk memiliki modal-modal khusus agar dapat hidup secara baik
dan bertahan di dalamnya. Di dalam ranah pertarungan sosial selalu terjadi. Mereka
yang memiliki modal dan habitus yang sama dengan kebanyakan individu akan lebih
dengan mereka yang tidak memiliki modal. Bordieu menggunakan atribiut utama
tentang praktik yaitu konsep-konsep tentang otonomi relatif, trajektori personal dan
kelas, dan terutama sifat dasar strategi dan perjuangan posisi-posisi di dalam ranah.
faktor utama yang mempengaruhi kualitas pembelajaran kimia pada SMA RSBI di
provinsi Bali adalah merupakan modal-modal yang sudah dimiliki oleh sekolah.
keterbukaan dan keteladanan sebagai modal sosial dan budaya serta dana sebagai
modal ekonomi sehingga dapat dikatakan “k5d” sebagai modal. Habitus yang dimiliki
dalam ranah (sekolah) sehingga praktik sosial dalam hal ini perjuangan posisi atau
204
perjuangan kelas berupa kualitas dapat diraih. Jadi kualitas yang dicapai karena