Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PATIENT SAFETY

PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

Disusun oleh:
Heri Erdiyansah G1A214048
Intan Gabriella. S G1A214059
Silviana Maya Sari GIA214060
Muthia Puspa Rini G1A214069
Ira Maya Sari GIA214070

Pembimbing:
dr. H. Armaidi Darmawan, M.Epid

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
Kasus 1:

Berdasarkan gambar di atas, jawab dan diskusikan dengan kelompok Anda


mengenai pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

a. Apa yang ditunjukkan pada gambar di atas?

Yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah tenaga kesehatan atau dokter
yang akan melakukan tindakan operasi pada pasien dengan
memperlihatkan beberapa alat, cara pemegangan pisau bedah dengan
tangan kiri dan bagian tubuh yang sudah di tandai dan di tutup dengan duk
berlubang untuk dilakukan tindakan operasi.

b. Apa tujuan prosedur di atas dalam tindakan invasif?

Tujuan prosedur diatas dalam tindakan invasif adalah berfungsi untuk


mengangkat atau menghilangkan dan mempengaruhi keutuhan jaringan
tubuh yang rusak.

c. Sudah benarkah prosedur yang dilakukan pada gambar di atas? Jelaskan !


Prosedur yang dilakukan pada gambar diatas belum benar karena:
1. Marker/tanda yang dibuat membingungkan karena seharusnya marker
yang dibuat cukup satu saja agar tidak membingungkan saat
melakukan prosedur.
2. Tidak ada pemberian antiseptik pada prosedur ini, karena seharusnya
sebelum melakukan tindakan invasif harus dilakukan perlindungan
asepsis antisepsis agar terhindar dari infeksi dan resiko lainnya.
3. Posisi duk yang salah. Pada gambar ini posisi duk tidak pada
tempatnya seharusnya duk diposisikan tepat ditengah organ atau
bagian tubuh yang akan dilakukan tindakan. Karena apabila posisi duk
diletakkan sesuai gambar maka lapangan pandang saat melakukan
tindakan menjadi terbatas dan sempit.

d. Diskusikan dengan kelompok Anda, bagaimana prinsip dan langkah-


langkah yang seharusnya dilakukan dalam melakukan prosedur di atas!
Berdasarkan IPSG (International Patient Safety Goal), terdapat enam
standar yang perlu diperhatikan, yaitu :
• IPSG.1: Melakukan identifikasi pasien secara benar
Prinsip implementasi:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas, tidak
termasuk ruangan atau lokasi pasien dirawat/ditempatkan
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat-obatan, darah,
atau produk darah lainnya
c. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah atau
spesimen lainnya untuk kepentingan pemeriksaan
d. Pasien diidentifikasi sebelum dilakukan pengobatan atau
prosedur

Contoh :
• Pasien diidentifikasi berdasarkan nama lengkap dan tanggal
lahir/No. Rekam Medik
• Identitas pasien diidentifikasi dengan mencocokkan identitas
pada gelang yang dipasang di tangan pasien
• Setiap pasien yang mendaftar akan diberikan label identitas
yang dapat ditempel pada tempat-tempat yang diperlukan
• Identitas yang dicantumkan pada label identitas berupa nama,
RM, JK, dan tanggal lahir
• Pasien diidentifikasi mulai saat pasien mendaftar, masuk ke
ruang pelayanan/unit, mendapat pelayanan, dan saat pulang
• Gelang Identitas bayi baru lahir dituliskan dengan menuliskan
nama ibu dan nomor RM ibu, dan label identitas lengkap bayi
dalam waktu 24 jam
• Warna gelang dibedakan untuk identifikasi khusus (alergi,
resiko jatuh, DNR, dll)

• IPSG.2: Meningkatkan komunikasi yang efektif


a. Komunikasi efektif haruslah tepat, akurat, komplit, tidak
mengandung ambigu dan dapat dimengerti oleh resipien
b. Komunikasi terdiri dari elektronik, verbal dan tertulis
c. Kesalahan dalam komunikasi paling sering terjadi pada
komunikasi verbal, baik secara langsung maupun di telepon
Prinsip implementasi:
a. Permintaan maupun hasil pemeriksaan yang dilaporkan secara
verbal melalui lisan maupun telepon harus ditulis oleh penerima
secara lengkap
b. Informasi yang sudah ditulis kemudian dibaca kembali dan
dikonfirmasi kepada pemberi informasi
c. Pemberi informasi harus mengkonfirmasi apakah informasi
yang diulangi sudah benar
• IPSG.3: Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang
membutuhkan kewaspadaan tinggi
Prinsip implementasi:
• Prosedur dan kebijakan dikembangkan dengan meliputi
identifikasi, lokasi, pemasangan label dan penyimpanan dari
obat-obatan high alert
• Prosedur harus dapat dan mudah diimplementasikan
• Elektrolit konsentrasi tinggi tidak boleh diletakkan pada unit
perawatan pasien kecuali bila benar-benar diperlukan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian elektrolit
• Elektrolit konsentrasi tinggi yang diletakkan di tempat
perawatan harus sudah diberi label dengan jelas dan disimpan
di tempat yang aman
Prinsip pemberian obat dengan 12 benar:
1. Benar klien
2. Benar obat
3. Benar dosis obat
4. Benar waktu pemberian
5. Benar cara pemberian (rute)
6. Benar dokumentasi
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
8. Hak klien untuk menolak
9. Benar pengkajian
10. Benar evaluasi
11. Benar reaksi terhadap makanan
12. Benar reaksi terhadap obat lain
• IPSG.4: Memastikan operasi dengan lokasi yang benar, prosedur
yang benar, dan pasien yang benar.
Prinsip implementasi:
• Menggunakan tanda yang mudah dan cepat dikenali untuk
menandai tempat operasi dan melibatkan pasien dalam
pembutan tanda tersebut
• Menggunakan check list atau proses lainnya yang diisi saat pre-
operasi untuk memastikan benar lokasi, benar prosedur, benar
pasien, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan
telah siap, benar da berfungsi baik.
• Tim operasi menerapkan prosedur time-out dan
mendokumentasikannya sesaat sebelum operasi dimulai.

WHO telah melakukan inisiatif untuk upaya keselamatan pasien


(patient safety). Dunia Aliansi untuk keselamatan pasien mulai bekerja
pada Januari 2007 dan WHO mengidentifikasi tiga fase operasi yaitu
sebelum induksi anestesi ("sign in"), sebelum sayatan kulit ("time out"),
dan sebelum pasien meninggalkan ruang operasi ("sign out").

1. Sign In
Merupakan verifikasi pertama sesaat pasien tiba diruang terima atau
ruang persiapan. Bahkan pada check list yang disusun oleh WHO itu, tim
diwajibkan pula untuk mengkonfirmasi atau menandai lokasi (site
marking) pada tubuh yang akan dimanipulasi dengan pembedahan.
Dibagian mana, kiri atau kanan, depan atau belakang serta konfirmasi
kesiapan peralatan serta cara anestesi yang akan digunakan.
2. Time Out
Pada tahap lanjut, verifikasi dilaksanakan ketika pasien sudah siap
diatas meja operasi, sudah dalam keadaan terbius, dimana tim anestesi
dalam keadaan siaga dan tim bedah telah dalam posisi steril.

3. Sign Out

Sesaat setelah selesai operasi, sebelum pasien dikeluarkan dari ruang


operasi, dipastikan kembali akan beberapa hal yang menyangkut dengan
prosedur yang telah dikerjakan sebelumnya.

Ketiga tahapan tersebut di atas dikenal dengan istilah "Surgical safety


check list" sebagai alat untuk melakukan program safe surgery save lives
tahun 2005. Pengertian dari surgical safety check list itu sendiri merupakan
proses pengisian data pasien hasil dari pengkajian yang dilakukan oleh tim
bedah sebelum pasien masuk ke kamar operasi, sebelum insisi dan setelah
operasi pada form "surgical safety check list".

• IPSG.5: Mengurangi risiko infeksi akibat pelayanan kesehatan


Prinsip implementasi:
• Organisasi mengadaptasi dan menetapkan langkah-langkah cuci
tangan yang telah dipublikasi dan diresmikan secara global
• Organisasi mengimplementasikannya di rumah sakit
• Kebijakan lain harus mendukung terwujudnya pengurangan resiko
infeksi akibat pelayanan rumah sakit

• IPSG.6: Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh


Prinsip implementasi:
• Organisasi menetapkan dan mengimplementasikan penilaian awal
pada pasien dengan resiko jatuh, serta melakukan penilaian ulang
pada pasien dengan perubahan kondisi atau setelah mendapat
medikasi yang berpotensi menyabakan jatuh.
• Tindakan yang diimplementasikan dilakukan untuk mengurangi
resiko jatuh
• Hasil dari tindakan yang dilakukan harus dimonitor

Kasus 2:

Berdasarkan gambar di atas, jawab dan diskusikan dengan kelompok Anda


mengenai pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Masalah apa yang dapat timbul pada gambar di atas terkait dengan
pengobatan yang aman?
Karena penyusunan obat yang tidak teratur dapat menyebabkan masalah:
a. Tidak bisa membedakan obat baru dan obat lama sehingga apabila ada
obat yang sudah kadaluarsa tercampur dengan obat baru maka dapat
menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.
b. Manfaat obat bisa rusak, tidak ada atau hilang.
c. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencari obat yang ingin
diberikan kepada pasien.
d. Terjadinya salah pemberian obat karena tercampurnya berbagai jenis
obat dalam satu tempat.
2. Apa penyebab timbulnya kesalahan pengobatan dalam pemberian obat-
obatan di atas kepada pasien?
Penyebab timbulnya kesalahan pengobatan dalam pemberian obat-obatan
kepada pasien adalah:
a. Obat dengan merk dan jenis yang berbeda tercampur menjadi satu
tempat sehingga apabila ada nama obat yang hampir sama
kemungkinan bisa salah pemberian apabila tidak dicermati lagi.
b. Penyusunan obat tidak teratur. Pada gambar terlihat bahwa obat
apabila telah diambil tidak disusun kembali pada tempatnya.

3. Bagaimana mengatasi masalah pengobatan yang aman terkait gambar di


atas di rumah sakit tempat Anda bekerja?
Berdasarkan IPSG (International Patient Safety Goal) ada bagian yang
menerangkan beberapa prinsip yang harus dilakukan untuk keselamatan
pasien yang berkaitan dengan obat-obatan
IPSG.3: Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang
membutuhkan kewaspadaan tinggi
Prinsip implementasi:
• Prosedur dan kebijakan dikembangkan dengan meliputi
identifikasi, lokasi, pemasangan label dan penyimpanan dari
obat-obatan high alert
• Prosedur harus dapat dan mudah diimplementasikan
• Elektrolit konsentrasi tinggi tidak boleh diletakkan pada unit
perawatan pasien kecuali bila benar-benar diperlukan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian elektrolit
• Elektrolit konsentrasi tinggi yang diletakkan di tempat
perawatan harus sudah diberi label dengan jelas dan disimpan
di tempat yang aman
Prinsip pemberian obat dengan 12 urutan yang benar:
1. Benar nama pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat
dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program
pengobatan pada pasien.

 Klien berhak untuk mengetahui alasan obat


 Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
 Membedakan klien dengan dua nama yang sama

2. Benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya petugas harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat


dengan nama dagang yang asing harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan
nama generik atau kandungan obat. Jika pasien meragukan
obatnya, petugas harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu
petugas mengingat nama obat dan kerjanya.

3. Benar dosis obat


Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur,
spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-
lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada
pasien.

a. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien


b. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan
untuk obat yang bersangkutan
c. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah
dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang
diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien
(mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung
kembali dan diperiksa oleh perawat lain
d. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat
tertentu

4. Benar waktu pemberian


Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
dprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.

a. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan


b. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari.
Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari
dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat
dipertimbangkan
c. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ).
Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali
sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek
diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu
d. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau
sesudah makan atau bersama makanan
e. Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan
f. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien
telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah
puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.

5. Benar cara pemberian (rute)


Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda.
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh
keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat
kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal,
inhalasi.
a. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat
juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal)
seperti tablet ISDN.
b. Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus,
atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset /
perinfus).
c. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran
mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi
(dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar /
kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek
yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral,
namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk
supositoria.
e. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya.

6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute,
waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan
standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat
informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Petugas mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek
samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dan sebagainya.
8. Hak klien untuk menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Petugas harus
memberikan Inform Consent dalam pemberian obat.
9. Benar pengkajian
Selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
10. Benar evaluasi
Selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
11. Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat.
Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c)
untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum
makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya indometasin.
12. Benar reaksi terhadap obat lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan
omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.

Anda mungkin juga menyukai