Dokumen - Tips - Patient Safety 56ab6e3880204
Dokumen - Tips - Patient Safety 56ab6e3880204
Disusun oleh:
Heri Erdiyansah G1A214048
Intan Gabriella. S G1A214059
Silviana Maya Sari GIA214060
Muthia Puspa Rini G1A214069
Ira Maya Sari GIA214070
Pembimbing:
dr. H. Armaidi Darmawan, M.Epid
Yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah tenaga kesehatan atau dokter
yang akan melakukan tindakan operasi pada pasien dengan
memperlihatkan beberapa alat, cara pemegangan pisau bedah dengan
tangan kiri dan bagian tubuh yang sudah di tandai dan di tutup dengan duk
berlubang untuk dilakukan tindakan operasi.
Contoh :
• Pasien diidentifikasi berdasarkan nama lengkap dan tanggal
lahir/No. Rekam Medik
• Identitas pasien diidentifikasi dengan mencocokkan identitas
pada gelang yang dipasang di tangan pasien
• Setiap pasien yang mendaftar akan diberikan label identitas
yang dapat ditempel pada tempat-tempat yang diperlukan
• Identitas yang dicantumkan pada label identitas berupa nama,
RM, JK, dan tanggal lahir
• Pasien diidentifikasi mulai saat pasien mendaftar, masuk ke
ruang pelayanan/unit, mendapat pelayanan, dan saat pulang
• Gelang Identitas bayi baru lahir dituliskan dengan menuliskan
nama ibu dan nomor RM ibu, dan label identitas lengkap bayi
dalam waktu 24 jam
• Warna gelang dibedakan untuk identifikasi khusus (alergi,
resiko jatuh, DNR, dll)
1. Sign In
Merupakan verifikasi pertama sesaat pasien tiba diruang terima atau
ruang persiapan. Bahkan pada check list yang disusun oleh WHO itu, tim
diwajibkan pula untuk mengkonfirmasi atau menandai lokasi (site
marking) pada tubuh yang akan dimanipulasi dengan pembedahan.
Dibagian mana, kiri atau kanan, depan atau belakang serta konfirmasi
kesiapan peralatan serta cara anestesi yang akan digunakan.
2. Time Out
Pada tahap lanjut, verifikasi dilaksanakan ketika pasien sudah siap
diatas meja operasi, sudah dalam keadaan terbius, dimana tim anestesi
dalam keadaan siaga dan tim bedah telah dalam posisi steril.
3. Sign Out
Kasus 2:
1. Masalah apa yang dapat timbul pada gambar di atas terkait dengan
pengobatan yang aman?
Karena penyusunan obat yang tidak teratur dapat menyebabkan masalah:
a. Tidak bisa membedakan obat baru dan obat lama sehingga apabila ada
obat yang sudah kadaluarsa tercampur dengan obat baru maka dapat
menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.
b. Manfaat obat bisa rusak, tidak ada atau hilang.
c. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencari obat yang ingin
diberikan kepada pasien.
d. Terjadinya salah pemberian obat karena tercampurnya berbagai jenis
obat dalam satu tempat.
2. Apa penyebab timbulnya kesalahan pengobatan dalam pemberian obat-
obatan di atas kepada pasien?
Penyebab timbulnya kesalahan pengobatan dalam pemberian obat-obatan
kepada pasien adalah:
a. Obat dengan merk dan jenis yang berbeda tercampur menjadi satu
tempat sehingga apabila ada nama obat yang hampir sama
kemungkinan bisa salah pemberian apabila tidak dicermati lagi.
b. Penyusunan obat tidak teratur. Pada gambar terlihat bahwa obat
apabila telah diambil tidak disusun kembali pada tempatnya.
2. Benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya petugas harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute,
waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan
standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat
informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Petugas mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek
samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dan sebagainya.
8. Hak klien untuk menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Petugas harus
memberikan Inform Consent dalam pemberian obat.
9. Benar pengkajian
Selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
10. Benar evaluasi
Selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
11. Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat.
Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c)
untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum
makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya indometasin.
12. Benar reaksi terhadap obat lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan
omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.