Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN ANAK, TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Oleh: Qusthalani

Akhir-akhir ini Nusantara masih teman dekat dari si korban bersama, orangtua, sekolah kondisi demikian? Semua kita
menangis seperti teriris-iris (Serambi Indonesia, 2016). maupun masyarakat. memiliki peran dan tanggung jawab
dagingnya, gara-gara anak negeri Aceh dikenal dengan negeri dalam melindungi generasi bangsa
makin hari makin berulah tingkah syariat, namun kelakuan mereka Hilangnya Kontrol Sosial ini menjadi lebih baik, keluarga,
laku yang mereka mainkan. Mulai masih jauh yang namanya Kita sadari maupun tidak sekolah dan masyarakat
dari tawauran yang tidak terkontrol bersyariat. Penulis disini tidak lingkungan kita sekarang ini sudah merupakan lingkungan yang sangat
lagi, merokok tanpa ada yang menyalahkan syariatnya, karena itu hilangnya kepedulian terhadap berpengaruh dalam perkembangan
melarang lagi, dan yang paling merupakan fardhu ain bagi setiap anak-anak, mulai dari orang tua, di budaya ‘asing’ yang kini menjadi
menyedihkan terjadi pemerkosaan umat muslim di seluruh dunia, sekolah dan juga dalam ‘karakter’ generasi bangsa ini.
anak dibawah umur yang saban bukan hanya di Aceh. Namun yang masyarakat. Keluarga merupakan lini
hari selalu menghiasi media kita menjadi tanda tanya besar bagi kita Pergaulan remaja tidak lagi kehidupan dan pendidikan awal
selama ini. Berita tersebut seakan- semua adalah: ada apa dengan terkontrol dengan baik oleh yang memiliki peran penting dalam
akan sudah menjadi topik utama semua ini ?. Apa yang sudah hilang orangtua mereka dan bahkan mengembangkan kondisi sosial
yang sudah sangat dari diri kita dalam mendidik Anak, sebagian orang tua melepaskan yang baik kemudian, karena
membahayakan. Sebut saja kisah sehingga semakin hari semakin dan membebaskan kehidupan manusia lahir dalam keluarga, di
Yuyun di awal April 2016, dimana bertambah kasus kekerasan anaknya sesuai dengan kehendak besarkan di keluarga dan dari
telah diperkosa oleh 14 pemuda terhadap anak dibawah umur yang si anak. “anakmu anakku, anakku keluarga inilah setiap manusia akan
desanya. Yuyun masih kelas 2 SMP juga dilakukan oleh anak dibawah anakmu” kalimat kepemilikan akan masuk dalam lingkungan sosial di
harus menyudahi hidupnya umur. Apa yang harus kita perbaiki. nilai kontrol prilaku terhadap kemudian hari. Kontrol keluarga
ditangan para penjahat yang Pemerintah Indonesia generasi muda masa lalu kini hanya menjadi wahana untuk membina
notabenenya juga masih anak-anak melalui Kementrian Sosial sudah kalimat usang dan bahkan dirubah generasi muda menjadi generasi
berumur 18 tahun (Kompas, 2016). mengeluarkan pernyataan bahwa menjadi “anakku anakku, anakmu yang berakhlak mulia.
Kisah yang memilukan juga Indonesia darurat kekerasan anakmu, aku tak urus” menjadi Sekolah yang memiliki peran
dialami Eno Saripah yang diperkosa terhadap anak. Pemerintah kalimat ‘super’ dalam menjalankan yang sangat penting setelah
sampai mati, pelakunya tidak lain bersama DPR RI juga berupaya kehidupan bermasyarakat, keluarga juga tidak memiliki kontrol
adalah seorang anak SMP yang merivisi UU perlindungan anak. sehingga prilaku generasi muda lagi selama ini. Guru-guru tidak
baru selesai mengikuti ujian Kita tidak sertamerta terlepas dari aturan norma yang berani mengambil sikap terhadap
semester (Tribunnews, 2016). menunggu saja apa yang akan berlaku di masyarakat Aceh itu penyelewangan yang dilakukan
Belum selesai kasus Yuyun dilakukan oleh pemerintah. sendiri. siswa. Para guru takut dijerat UU
dan Eno tersebut, daerah Aceh juga Pendidikan Anak bukan hanya Perbuatan dan tingkah laku perlindungan Anak yang sudah
tidak mau kalah telah terjadi juga tanggung jawab mereka, tetapi yang hari ini menjadi ‘karakter’ salah diartikan. Anak-anak
pemerkosaan terhadap anak yang pendidikan anak merupakan suatu generasi bangsa  merupakan dibiarkan begitu saja apa yang
masih duduk dibangku SMP oleh kesatuan yang komplek. Anak sebuah kekhawatiran yang perlu di mereka perbuat, sekolah hanya
empat pemuda yang diketahui merupakan tanggung jawab pikirkan bersama, siapakah yang menjadi tempat transfer ilmu bukan
bertanggung jawab terhadap
lagi tempat mendidik anak menjadi Masyarakat memang tidak kurikulum baru pendidikan Keteladanan yang
lebih bemartabat dan bermoral. bisa disalahkan sepenuhnya perihal Indonesia yang disebut dengan diperlihatkan keluarga kepada
Masyarakat Aceh sangat sikap mereka yang apatis terhadap Kurikulum 2013 atau Kurikulum anak senantiasa mengarah
dikenal dengan norma hukum dunia pendidikan. Karena Nasional. Kurikulum tersebut kepada kebajikan dan
adatnya, dari zaman dulu Aceh sesungguhnya manusia diciptakan mengatur peranan orang tua perkembangan budi pekerti yang
sangat peduli terhadap berbagai berbeda, lengkap dengan segala terhadap proses pendidikan anak di luhur sehingga terpatri pada diri
kehidupan sosial dalam kelebihan dan kekurangan, sekolah. Orang tua juga anak. Kebajikan yang demikian
masyarakatnya. Mulai kontrol kemudahan serta kesulitan masing- dijadwalkan untuk melihat sendiri tumbuh dan berkembang pada
terhadap penyimpangan- masing. bagaimana anak belajar di sekolah. anak menjadi karakter yang kuat
penyimpangan hukum adat dalam Kecenderungan untuk Pembentukan karakter dan mandiri.
masyarakat, sampai dengan kontrol menyepelekan pendidikan biasanya anak bangsa sangat dipengaruhi Salah satu peran penting
terhadap pendidikan anak. Namun terjadi pada masyarakat yang oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun
semua itu telah hilang ruhnya dan memang kurang mendapatkan masyarakat atau lingkungan karakter bangsa adalah sebagai
sudah sangat jarang kita jumpai pengajaran yang layak. Mereka (Golden Triangle), baik di dalam kontrol sosial. Masyarakat harus
kontrol terhadap pendidikan seperti yang tidak merasakan efek baik dari rumah tangga, disekolah, di terlibat aktif mengontrol
dulu. pendidikan bagi kehidupan dalam masyarakat, maupun di penyimpangan-penyimpangan
Namun, tidak semua elemen cenderung untuk lebih menganggap dalam kehidupan berbangsa dan sosial yang terjadi di
masyarakat tahu tentang peran bahwa pendidikan tidak penting. bernegara. lingkungannya.
tersebut. Meskipun tahu, kadang Padahal tanpa mereka sadari, Peran penting sekolah Beberapa peran penting
masyarakat seolah menutup mata peran masyarakat dalam dalam membangun karakter masyarakat dalam pembentukan
dan telinga atas apa yang terjadi pendidikan itu cukup besar. bangsa tidak hanya sebagai karakter bangsa adalah
dalam proses pendidikan. penyampai ilmu pengetahuan dan pengendalian mutu layanan
Jangankan mendukung, malah Peranan Gold Triangle teknologi melainkan juga sebagai pendidikan, sebagai sumber
tanpa sadar merobohkan Penulis menyadari, begitu lembaga yang menanamkan nilai- pelaksana dan pengguna hasil
pendidikan. Padahal, tanpa disadari banyak sudah yang hilang dari diri nilai estetika dan etika kepada pendidikan. memberikan kontribusi
peran masyarakat dalam kita untuk peduli terhadap peserta didik. Siswa dibentuk dana, bahan, dan tenaga,
pendidikan itu cukup besar. pendidikan. Konsep-konsep menjadi pribadi berkarakter bangsa membantu anak belajar di
Perilaku masyarakat yang pendidikan yang ditawarkan oleh yang berakhlak baik dan bermoral lingkungan masyarakat, terlibat
seperti itu nyatanya didorong para ahli lewat begitu saja tanpa tinggi (Agussyahril, 2015). dalam kegiatan ekstra kurikuler,
karena beberapa faktor. Faktor- kita gubris. Walaupun demikian, Keluarga memiliki peran berkonsultasi masalah karakter
faktor tersebut bisa datang dari penulis coba mengulang kembali yang sangat penting dalam anak, pembahasan arah
dalam diri pribadi masing-masing konsep pendidikan yang membangun karakter anak bangsa, kebijakan pendidikan, kontrol
ataupun pengaruh lingkungan. mengolaborasikan semua elemen antara lain pendidikan awal, pola sosial terhadap anak di masyarakat.
Peran masyarakat dalam untuk saling bermitra dalam asuh anak dalam keluarga, Di rumah anak tanggung
pendidikan yang besar menjadi pendidikan si Anak. Konsep memberi rasa tanggung jawab, jawab orang tua, di sekolah anak
sedikit terbengkalai dan tersebut populer dengan nama kepemimpinan, kearifan lokal, tanggung jawab guru. Di luar dari
dikesampingkan. “gold triangle”. Kemitraan dalam pembinaan/pembiasaan. dua tempat tersebut, anak tanggung
pendidikan Anak tertuang dalam jawab siapa ?
Nah kalau bukan kita yang
melakukan perubahan siapa lagi ?,
Kalau bukan dimulai dari sekarang
kapan lagi ?. Kita jua yang bisa
menjawab semua itu.

Qusthalani, M.Pd, Ketua Ikatan


Guru Indonesia (IGI) Kabupaten
Aceh Utara, Guru SMAN 1
Matangkuli

Anda mungkin juga menyukai