Anda di halaman 1dari 28

 Sumber Informasi Terpercaya


home  hikmah

Baca Doa Ini Agar Dikabulkan


Buku Laris Doa dan Dzikir Lengkap, Adab Doa Anda Agar Segera
Segera Dikabulkan. Bayar COD

bukudoadzikir.xyz BUKA

Kisah Abu Ayyub Al-Anshary

Ini Tokoh yang Makamnya Dimuliakan Sultan


Muhammad Al-Fatih
Miftah H. Yusufpati

Jum'at, 17 Juli 2020 - 05:00 WIB

Iklan Parfum Wewangian Syurgawi


ParfumRoyaleKasturi.com Beli Sekarang

Makam Abu Ayyub Al-Ansary di Turki. Foto/Ilustrasi/Ist
Sumber Informasi Terpercaya

Kisahku Turunkan Gula Darah


Cukup 3 Kali Sehari

Belum banyak orang Indonesia yang tahu, cara


sederhana ini bisa normalkan gula darah.
ahlidiabetes.com

BUKA

22
Shares

BEGITU memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-


Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur
kepada Allah SWT. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia
Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid.

Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga memerintahkan


untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia
Abu Ayyub al-Anshari radhiallahuanhu, salah seorang
sahabat Nabi Muhammad shallallahualaihi wa sallam yang
wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Khalifah
Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahuanhu. (Baca juga:
Hagia Sophia dan Kehebatan Sultan Muhammad Al-Fatih)
 Sumber Informasi Terpercaya

Ya, pada tahun 48 H/ 669 M, Mu’awiyah mencoba


menaklukkan Konstantinopel. Ia mengirim pasukan besar
pimpinan Sufyan Ibnu Auf yang ditemani Yazid ibn
Mu’awiyah. Kala itu, sejumlah sahabat terkemuka dari
Muhajirin dan Anshar ikut serta. Di antara mereka ada
Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar, Abdullah ibn Zubair
dan Abu Ayyub al Anshari.

Baca juga: Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Warga Turki


Semringah

Baca Juga:

Benarkah Sayyidina Ali Menolak Kepemimpinan Khalifah Abu


Bakar?

Kisah Ayah dan Anak yang Sahid dalam Memerangi Nabi Palsu
 Sumber Informasi Terpercaya

Kisahku Turunkan Gula Darah


Cukup 3 Kali Sehari

Belum banyak orang Indonesia yang tahu, cara


sederhana ini bisa normalkan gula darah.
ahlidiabetes.com

BUKA

Derajat Mulia
Lalu, siapa sejatinya Abu Ayyub al Anshari itu, sehingga
Sultan Muhammad Al-Fatih begitu menghormatinya?

Abu Ayyub adalah tokoh dari golongan Anshar. Nama dan


derajatnya dimuliakan Allah di kalangan makhluk, baik di
Timur mahupun di Barat. Allah telah memilih rumahnya di
antara sekalian rumah kaum muslimin, untuk tempat
tinggal Rasulullah ketika beliau baru tiba di Madinah
sebagai Muhajirin.

Mari kita menengok jauh ke belakang, saat Rasulullah


hijrah. Setibanya Rasulullah di Madinah, beliau disambut
j y ,


dengan hati terbuka oleh seluruh penduduk. Beliau dielu-
Sumber Informasi Terpercaya

elukan dengan kemuliaan yang belum pernah diterima


seorang tamu atau utusan manapun.

Baca juga: Umar bin Khattab: Si Kidal Penggembala Unta


dengan Ayah yang Pemarah

Seluruh mata tertuju kepada beliau. Mereka membuka hati


lebar-lebar untuk menerima kasih sayang Rasulullah.

Mereka buka pula pintu rumah masing-masing, supaya


kekasih mulia yang dirindukan itu sudi bertempat tinggal di
rumah mereka.

Ampuh Turunkan Kolesterol


Tanpa Takut Kumat Lagi

Ribuan orang sudah berhasil sembuh dari


kolesterol hanya dengan cara sederhana ini.
kolesterolminggat.com

BUKA

Para pemimpin Yatsrib berdiri sepanjang jalan yang akan
Sumber Informasi Terpercaya

dilalui beliau untuk kedatangannya. Masing-masing berebut


meminta Rasulullah tinggal di rumahnya. Mereka
menghadang dan memegang tali unta beliau untuk
membawanya ke rumah mereka.

Baca juga: Ayat-Ayat Khamr: Di Zaman Pra-Islam Sudah


Ada yang Haramkan Miras

“Ya, Rasulullah! Sudilah Anda tinggal di rumah saya selama


Anda menghendaki. Akomodasi dan keamanan Anda
terjamin sepenuhnya,” kata mereka berharap.

Jawab Rasulullah, “Biàrkanlah unta itu berjalan ke mana


dia mau, karena dia sudah mendapat perintah.”

Unta Rasulullah terus berjalan diikuti semua mata, dan


diharap-harapkan seluruh hati. Bila untuk melewati sebuah
rumah, terdengar keluhan putus asa pemiliknya, karena apa
yang diangan-angankannya ternyata hampa.

Baca juga: Istri-Istri Nabi Cemburu Berat dengan Maria,


Umar Ikut Sibuk
 Sumber Informasi Terpercaya

Unta terus berjalan melenggang seenaknya. Orang banyak
mengiringi di belakang. Mereka ingin tahu siapa yang
beruntung rumahnya ditempati tamu dan kekasih yang
mulia ini. Sampai di sebuah lapangan, yaitu di halaman
depan rumah Abu Ayyub Al-Anshary unta itu berlutut.

Rasulullah tidak segera turun dan punggung unta. Unta itu


disuruhnya berdiri dan berjalan kembali. Tetapi setelah
berkeliling-keliling, untuk berlutut kembali di tempat
semula.

Baca juga: Kekayaan Abu Bakar 40.000 Dirham, Setelah


Masuk Islam Tinggal 5.000 Dirham

Abu Ayyub mengucapkan takbir karena sangat gembira.


Dia segera mendekati Rasulullah dan melapangkan jalan
bagi beliau. Diangkatnya barang-barang beliau dengan
kedua tangannya, bagaikan mengangkat seluruh
perbendaharaan dunia. Lalu dibawanya ke rumahnya.

Rumah Abu Ayyub bertingkat. Bagian atas dikosongkan


dan dibersihkannya untuk tempat tinggal Rasulullah. Tetapi
Rasuluulah lebih suka tinggal di bawah. Abu Ayyub
 Sumber Informasi Terpercaya

menurut saja di mana beliau senang.

Setelah malam tiba, Rasulullah masuk ke kamar tidur. Abu


Ayyub dan isterinya naik ke lantai atas. Ketika suami isteri
itu menutup pintu, Abu Ayyup sepertinya ragu. “Celaka..!
Mengapa kita sebodoh ini. Pantaskah Rasulullah bertempat
di bawah, sedangkan kita berada lebih tinggi dari beliau,”
seru Abu Ayyub kepada isterinya. “Pantaskah kita berjalan
di atas beliau? Pantaskah kita mengalingi antara Nabi dan
Wahyu? Niscaya kita celaka!” serunya lagi.

Baca juga: Benarkah Sayyidina Ali Menolak Kepemimpinan


Khalifah Abu Bakar?

Pasangan suami isteri itu bingung. Tidak tahu apa yang


harus diperbuat. Tidak berapa lama berdiam diri, akhirnya
mereka memilih kamar yang tidak setentang dengan kamar
Rasulullah. Mereka berjalan benjingkit-jingkit untuk
menghindarkan suara telapak kaki mereka.

Setelah hari subuh, Abu Ayyub berkata kepada Rasulullah.


“Mata kami tidak bisa terpejam sekejap pun malam ini.”
 Sumber Informasi Terpercaya

“Mengapa begitu?” tanya Rasulullah.

“Aku ingat, kami berada di atas sedangkan Rasulullah yang


kami muliakan berada di bawah. Apabila bergerak sedikit
saja, abu berjatuhan mengenai Rasulullah. Di samping itu
kami mengalingi Rasulullah dengan wahyu,” ujar Abu
Ayyub.

“Tenang sajalah, hai Abu Ayyub. Saya lebih suka bertempat


tinggal di bawah, karena akan banyak tamu yang datang
berkunjung,” hibur Rasulullah.

Baca juga: Kisah Persembunyian di Gua Tsur dan Bukti


Cinta Abu Bakar

Akhirnya Abu Ayyub mengikuti kemauan Rasulullah. Pada


suatu malam yang dingin, bejana pecah di tingkat atas,
sehingga airnya tumpah. Kain lap hanya ada sehelai,
terpaksalah air dikeringkan baju. “Kami sangat khawatir
kalau air mengalir ke tempat Rasulullah. Saya dan istri
bekerja keras mengeringkan air sampai habis,” tutur Abu
Ayyub berkisah.
 Sumber Informasi Terpercaya

Setelah hari subuh, ia pergi menemui Rasulullah. “Sungguh
mati, saya segan bertempat tinggal di atas, sedangkan
Rasulullah tinggal di bawah,” ujarnya kepada Rasulullah.

Kemudian Abu Ayyub menceritakan kepada beliau perihal


bejana yang pecah itu. Mendengar cerita itu, akhirnya
Rasulullah memperkenankan pasangan suami istri ini
pindah ke bawah dan beliau pindah ke atas.

Baca juga: Beda Haluan Politik antara Umar bin Khattab


dan Abu Bakar

Rasulullah tinggal di rumah Abu Ayyub kurang lebih tujuh


bulan. Setelah masjid Rasulullah selesai dibangun, beliau
pindah ke kamar-kamar yang dibuatkan untuk beliau dan
para isteri beliau di sekitar masjid.

Sejak pindah, Rasulullah menjadi tetangga dekat bagi Abu


Ayyub. Rasulullah sangat menghargai suami isteri ini
sebagai tetangga yang baik. Abu Ayyub mencintai
Rasulullah sepenuh hati. Sebaliknya beliau mencintainya
pula, sehingga mereka saling membantu setiap kesusahan
masing-masing.
 Sumber Informasi Terpercaya

Baca juga: Akhlak Umar bin Khattab dan Kesedihannya


Ketika Nabi Wafat

Rasulullah memandang rumah Abu Ayyub seperti rumah


sendiri. Pada suatu hari di tengah hari yang amat panas,
Abu Bakar pergi ke masjid, lalu bertemu dengan ‘Umar bin
Khattab. “Hai, Abu Bakar! Mengapa Anda keluar di saat
panas begini?” tanya Umar.

“Saya lapar!” jawab Abu Bakar.

“Demi Allah! Saya juga lapar,” sambut Umar pula.

Ketika mereka sedang berbincang begitu, tiba-tiba


Rasulullah muncul. “Hendak ke mana kalian di saat panas
begini?” tanya Rasulullah.

“Demi Allah! Kami mencari makanan karena lapar,” jawab


mereka.

Baca juga: Kisah Aswad al-Ansi, Nabi Palsu yang Sempat


Menguasai Yaman)
 Sumber Informasi Terpercaya

“Demi Allah yang jiwaku di tangan Nya! Saya juga lapar.


Nah! Marilah ikut saya,” ujar Rasulullah kemudian.

Mereka bertiga berjalan bersama-sama ke rumah Abu


Ayyub Al-Anshary. Biasanya Abu Ayyub selalu
menyediakan makanan setiap hari untuk Rasulullah. Bila
beliau terlambat atau tidak datang, makanan itu dihabiskan
oleh keluarga Abu Ayyub.

Setelah mereka tiba di pintu, Ibu Ayyub keluar


menyongsong mereka. “Selamat datang, ya Nabiyallah dan
kawan-kawan!” sambutnya.

Baca juga: Kasus Khalid bin Walid, Cara Pandang Umar dan
Abu Bakar

“Kemana Abu Ayyub?” tanya Rasulullah. Ketika itu Abu


Ayyub sedang bekerja di kebun kurma dekat rumah.
Mendengar suara Rasulullah, dia bergegas menemui
beliau. “Selamat datang, ya Nabiyallah dan kawan-kawan!”
kata Abu Ayyub.
 Sumber Informasi Terpercaya

Abu Ayyub langsung menyambung bicaranya, “Ya,
Nabiyallah! Tidak biasanya Anda datang pada waktu
seperti sekarang.

“Betul, hai Abu Ayyub!” jawab Rasulullah.

Abu Ayyub kembali pergi ke kebun, lalu dipotongnya


setandan kurma. Dalam setandan itu terdapat kurma yang
sudah kering, yang basah, dan yang setengah masak. Kata
Rasulullah, “Saya tidak menghendaki engkau memotong
kurma setandan begini. Alangkah baiknya jika engkau petik
saja yang sudah kering.”

Baca juga: Dia Abdul Ka'bah yang Mengurus Masalah


Penebusan Darah

“Ya, Rasulullah! Saya senang jika Anda suka mencicipi


buah kering, yang basah, dan yang setengah masak.
Sementara itu saya sembelih kambing untuk Anda bertiga,”
jawab Abu Ayyub,

“Jika engkau menyembelih, jangan disembelih kambing


yang sedang menyusui,” nasehat Rasulullah.
 Sumber Informasi Terpercaya

Abu Ayyub lalu menangkap seekor kambing, lalu


disembelihnya. Dia meminta kepada istrinya untuk
membuat adonan roti. “Engkau lebih pintar membuat roti,”
katanya.

Baca juga: Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi


Selamatkan Tauhid Umat

Abu Ayyub membagi dua sembelihannya. Separuh


digulainya dan separuh lagi dipanggangnya. Setelah
masak, maka dihidangkannya ke hadapan Rasulullah dan
sahabat beliau.

Rasulullah mengambil sepotong gulai kambing, kemudian


diletakkannya di atas sebuah roti yang belum dipotong.
Kata beliau, “Hai Abu Ayyub! Tolong antarkan ini kepada
Fatimah. Sudah beberapa hari ini dia tidak mendapat
makanan seperti ini.”

Baca juga: Murtad dan Penolakan Membayar Zakat


Pascawafatnya Rasulullah
 Sumber Informasi Terpercaya

Selesai makan, dengan air mata beliau yang mengalir ke
pipi. “Roti, daging, kurma kering, kurma basah, dan kurma
setengah masak,” ujar Rasulullah. “Demi Allah yang jiwaku
di tangan-Nya! Sesungguhnya beginilah nikmat yang kalian
minta nanti di hari kiamat. Maka apabila kalian
memperoleh yang seperti in bacalah ‘basmalah’ lebih
dahulu sebelum kalian makan. Bila sudah kenyang, baca
tahmid, ‘segala puji bagi Allah yang telah mengenyangkan
kami dan memberi kami nikmat’.”

Kemudian Rasulullah SAW bangkit hendak pulang. Beliau


berkata kepada Abu Ayyub, ‘Datanglah besok ke rumah
kami!”

Baca juga: Erdogan: Hagia Sophia Adalah Urusan Dalam


Negeri Turki!

Sudah menjadi kebiasaan bagi Rasulullah, apabila


seseorang berbuat baik kepadanya, beliau segera
membalas dengan yang lebih baik. Tetapi Abu Ayyub tidak
mendengar perkataan Rasulullah kepadanya.
Lalu Umar menjelaskan, “Rasulullah menyuruh Anda
 Sumber Informasi Terpercaya

datang besok ke rumahnya.”

“Ya, saya patuhi setiap perintah Rasulullah,” jawab Abu


Ayyub.

Baca juga: Erdogan: Jadi Masjid, Salat Pertama di Hagia


Sophia 24 Juli

Keesokan harinya Abu Ayyub datang ke rumah Rasulullah.


Beliau memberi Abu Ayyub seorang gadis kecil untuk
pembantu rumah tangga. “Perlakukanlah anak ini dengan
baik, hai Abu Ayyub! Selama dia di tangan kami, saya lihat
anak ini baik,” ujar Kata Rasulullah.

Abu Ayyub pulang ke rumahnya membawa seorang gadis


kecil. “Untuk siapa ini?” tanya istrinya.

“Untuk kita. Anak kita diberikan Rasulullah kepada kita,”


jawab Abu Ayyub.

“Hargailah pemberian Rasulullah. Perlakukan anak ini lebih


daripada sekadar suatu pemberian,“ kata sang istri.
 Sumber Informasi Terpercaya

Baca juga: Sebelum Kenabian, Sepupu Umar bin Khattab
Sudah Berakidah Tauhid

“Memang! Rasulullah berpesan supaya kita bersikap baik


terhadap anak ini,” kata Abu Ayyub.

“Bagaimana selayaknya sikap kita terhadap anak ini,


supaya pesan beliau terlaksana?” tanya istrinya.

“Demi Allah! Saya tidak melihat sikap yang lebih baik,


melainkan memerdekakannya,” jawab Abu Ayyub.

Sang istri pun memuji suaminya. “Engkau benar-benar


mendapat hidayah Allah,” ujarnya. Mereka pun merdekakan
gadis kecil itu.

Baca juga: Turki Akan Tutup Mosaik Hagia Sophia Selama


Salat

Sahid
Sepanjang hayatnya Abu Ayyub hidup dalam peperangan.
Sehingga dikatakan orang, “Abu Ayyub tidak pernah absen
dalam setiap peperangan yang dihadapi kaum muslimin
 Sumber Informasi Terpercaya

sejak masa Rasulullah sampai dia wafat di masa
pemerintahan Mu‘awiyah. Kecuali bila dia sedang bertugas
dengan suatu tugas penting yang lain.’’ (Baca juga: Hagia
Sophia dan Masjid-Masjid yang Menjadi Gereja)

Peperangan terakhir yang ikutinya, ialah ketika Mu’awiyah


mengerahkan tentara muslimin merebut kota
Konstantinopel. Abu Ayyub seorang prajurit yang patuh dan
setia.

Ketika itu dia telah berusia lebih delapan puluh tahun.


Suatu usia yang boleh dikatakan sangat tua. Tetapi usia
tidak menghalanginya untuk bergabung dengan tentara
muslimin di bawah bendera Yazid bin Mu’awiyah. (Baca
juga: Menyikapi Hagia Sofia dengan Bijak (1))

Dia tidak menolak mengarungi laut, membelah ombak


untuk berperang fi sabilillah. Tetapi belum berapa lama dia
berada di medan tempur menghadapi musuh, Abu Ayyub
jatuh sakit. Beliau terpaksa istirahat di perkemahan, tidak
dapat melanjutkan peperangan karena fisiknya sudah
lemah.
 Sumber Informasi Terpercaya

Ketika Yazid mengunjungi Abu Ayyub yang sakit, panglima
ini bertanya, “Adakah sesuatu yang Anda kehendaki, hai
Abu Ayyub?” (Baca juga: Jalan Panjang Konstantinopel,
Hagia Shophia, dan Muhammad Al-Fatih)

“Tolong sampaikan salam saya kepada seluruh tentara


muslimin. Katakan kepada mereka, Abu Ayyub berpesan
supaya kalian semuanya terus maju sampai ke jantung
daerah musuh. Bawalah saya beserta kalian. Kalau saya
mati, kuburkan saya dekat pilar kota Konstantinopel!”
ujarnya.

Tidak lama sesudah ia berkata demikian, Abu Ayyub


menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia wafat
menemui Tuhannya di tengah-tengah kancah pertempuran.
Tentara muslimin memperkenankan keinginan sahabat
Rasulullah yang mulia ini.

Baca juga: Toleransi Islam di Hagia Sophia: Simbol-Simbol


Gereja itu Tetap Utuh

Mereka berperang dengan gigih, menghalau musuh dari


satu medan ke medan tempur yang lain. Sehingga akhirnya
 Sumber Informasi Terpercaya

mereka berhasil mencapai pilar-pilar kota Konstantinopel,
sambil membawa jenazah Abu Ayyub.

Dekat sebuah pilar kota Konstantinopel mereka menggali


kuburan, lalu mereka makamkan jenazah Abu Ayyub di
sana, sesuai dengan pesan beliau. (Baca juga: Hagia
Sophia, Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah)

(mhy)

22
Shares

1 4 0 0 0 0

ۡ ٰ ۤۡ ۡ ۡ ۤۡ ۡ ۡ
‫ﱰﻛُﻮا اَن ّ َﻳ ُﻘﻮﻟُﻮا اﻣﻨَّﺎ و ُ َﻻ‬
َ ‫ﺎس اَن ّ ُﻳ‬ ‫اﺣﺴﺐ اﻟﻨ‬
َ َ ُ َّ َ ِ َ َ
ۡ
‫ﻳﻔﺘـﻨ ُ ۡﻮن‬
َ َ ُ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan

 hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka


tidak diuji? Sumber Informasi Terpercaya

(QS. Al-'Ankabut:2)

Topik Terkait :

 sahabat nabi  kisah sahabat nabi  turki

 sultan muhammad alfatih  abu ayyub alansyary

Dapatkan update berita SINDOnews.


Klik Subscribe!
(Tekan Tombol Ijinkan Notifikasi saat muncul popup)

subscribe

Artikel Terkait

Hagia Sophia Saksi Tingginya Akhlak Sultan Muhammad Al-


Fatih

Menegakkan Akidah Islam: Belajar dari Sultan Muhammad Al-


Fatih

Guru Spiritual di Balik Sukses Penaklukan Konstantinopel


Sang Penakluk Konstantinopel yang Mewujudkan Janji

Rasulullah Sumber Informasi Terpercaya

Menyikapi Hagia Sofia dengan Bijak (2)

Misi Hadis Penaklukan Konstantinopel, Bukan Sekadar Hagia


Shopia

Menyikapi Hagia Sofia dengan Bijak (1)

Disallowed Key Characters.

Salat Idul Fitri Saat Pandemi - Ustaz H Muchlis LC

Hadits of The Day

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu


'alaihi wasallam bersabda:

"Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat,
yaitu seorang yang sudah tua berzina, orang miskin namun sombong, dan
i i d "
pemimpin yang pendusta."

 Sumber Informasi Terpercaya


(HR. Nasa'i No. 2528)

Artikel Lainnya

Inilah Inilah Syarat dan Cara Salat Berjamaah Bagi


Syarat dan Wanita
Cara Salat
Berjamaah
Bagi Wanita

Hagia Hagia Sophia Saksi Tingginya Akhlak Sultan


Sophia Muhammad Al-Fatih
Saksi
Tingginya
Akhlak
Sultan
Muhammad
Al-Fatih

Kisah Kisah Bijak Para Sufi: Para Pelayan dan Rumah


Bijak Para
Sufi: Para
Pelayan dan
Rumah

Sudahkah Para Ibu Bertekad Punyai Anak yang Hafiz Qur'an?


 Sumber Informasi Terpercaya

Sudahkah
Para Ibu
Bertekad
Punyai Anak
yang Hafiz
Quran?

Fadhillah Fadhillah Surah Al-Kahfi, Diterangi Cahaya


Surah Al- Hingga Dilindungi dari Dajjal
Kahfi,
Diterangi
Cahaya
Hingga
Dilindungi
dari Dajjal

Astaghfirullah, Dosa Riba Paling Ringan Seperti


Astaghfirullah, Menzinai Ibu Sendiri
Dosa Riba
Paling Ringan
Seperti
Menzinai Ibu
Sendiri

Perang Covid-19, Haedar Nashir: Apa yang Terjadi dengan


Umat Kita?
 Sumber Informasi Terpercaya

Perang
Covid-19,
Haedar
Nashir: Apa
yang Terjadi
dengan
Umat Kita?

Cara Cara Mendeteksi Gangguan Jin di Dalam Tubuh


Mendeteksi dari Ustaz Miftah el-Banjary
Gangguan
Jin di Dalam
Tubuh dari
Ustaz
Miftah el-
Banjary

Bolehkan Bolehkan Patungan untuk Berkurban? Ini


Patungan Penjelasan Ustaz Ajib
untuk
Berkurban?
Ini
Penjelasan
Ustaz Ajib

more
 Sumber Informasi Terpercaya

Terpopuler

Sang Penakluk Konstantinopel yang Mewujudkan Janji


Rasulullah

Cara Mendeteksi Gangguan Jin di Dalam Tubuh dari Ustaz


Miftah el-Banjary

Guru Spiritual di Balik Sukses Penaklukan Konstantinopel

Kenali Ciri Wanita Nusyuz yang Diancam Masuk Neraka

Kisah Sufi: Orang yang Hanya Melihat Hal yang Kelihatan

Al-Quran Digital 30 Juz



Read Again!
Sumber Informasi Terpercaya

Ingin Kaya dan Rezeki Berlimpah? Amalkan 4 Ayat Ini

Misi Hadis Penaklukan Konstantinopel, Bukan Sekadar Hagia


Shopia

Ujian Kekayaan: Dari Tiga Orang, Hanya Lulus Satu Orang

Keutamaan Berkurban Saat Idul Adha, Pahalanya Tak


Terhitung

Menyikapi Hagia Sofia dengan Bijak (2)

Rekomendasi

Ulama dan Asatiz se-Jakarta Pusat Bahas Paham Liberalisme

Sunnah-sunnah Wudhu dan Dalilnya

Puasa Ramadhan Itu Pintu Ampunan

Astaghfirullah, Inilah Orang Pertama yang Diadili di Hari


Kiamat

Peringatan Bagi yang Suka Menunda-nunda Waktu Salat

Sejarah Masuknya Liberalisme di Mesir dan Dunia Arab


Habib Jindan: Ramadhan Bulan Terbaik untuk Muhasabah
 Sumber Informasi Terpercaya

Follow us:

Back to Top

Home International Gen SINDO

Nasional Sports Infografis

Metronews Autotekno Photo

Daerah Lifestyle Video

Ekbis Kalam

Tentang Kami | Privacy Policy | Term Of Service | Kontak Kami

Copyright © 2020 SINDOnews.com, All Rights Reserved


read/ rendering in 0.0790 seconds (11#59)

Anda mungkin juga menyukai