Anda di halaman 1dari 28

 Sumber Informasi Terpercaya


home  hikmah

Kisah Abdullah bin Jahsy Al-Asady

Orang Pertama Bergelar Amirul Mukminin Ini


Kena Marah Rasulullah
Miftah H. Yusufpati

Selasa, 14 Juli 2020 - 17:04 WIB

Iklan Cepat Atasi Gula Darah Tinggi


turunguladarahku.com Buka
 
Allah memuliakannya sebagai syahid, berbarengan dengan pamannya, Hamzah bin
Abdul Muthalib. Foto/Ilustrasi/Ist
Sumber Informasi Terpercaya

Parfum Wewangian Syurgawi

Sebaik-Baiknya Wewangian Adalah Minyak


Kasturi”. (HR. Muslim)

Abdullah bin Jahsy Al-Asady bukan orang lain bagi


Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam (SAW). Beliau adalah
saudara sepupu, putra Arwa binti Abdul Muthalib. Dia juga
ipar Rasulullah. Zainab binti Jahsy, isteri Nabi, adalah
adiknya.

Baca juga: Benarkah Sayyidina Ali Menolak Kepemimpinan


Khalifah Abu Bakar?

Abdullah masuk barisan orang pertama yang memeluk


Islam (As Sabiqunal Awwalun). Beliau masuk Islam sebelum
Rasulullah masuk ke rumah Al-Arqam. Rumah itu menjadi
 Sumber Informasi Terpercaya

terkenal, karena menjadi tempat berkumpul kaum muslimin
yang kala itu masih sedikit jumlahnya.

Tatkala Rasulullah mengizinkan para sahabat hijrah ke


Madinah, Abdullah bin Jahsy tercatat sebagai orang kedua
yang hijrah, yaitu sesusah Abu Salamah.

Baca Juga:

Renovasi Ka'bah dan Cara Nabi Mempersatukan Tokoh-Tokoh


Quraisy

Saat Abu Thalib Melamar Pekerjaan untuk Keponakannya kepada


Khadijah

Parfum Wewangian Syurgawi

Sebaik-Baiknya Wewangian Adalah Minyak


Kasturi”. (HR. Muslim)

Mereka hijrah menyelamatkan agama
Sumber Informasi

dan diri mereka dari
Terpercaya

tekanan dan penganiayaan kaum, kafir Quraisy. Mereka


hijrah ke pada Allah dan kerana Allah. Untuk itu
ditinggalkannya famili, karib kerabat, harta kekayaan dan
kampung halaman yang dicintainya, kerana mereka lebih
mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Baca juga: Kisah Persembunyian di Gua Tsur dan Bukti


Cinta Abu Bakar

Bagi ‘Abdullah bin Jahsy, hijrah ke Madinah bukanlah


merupakan pengalaman baru. Kerana sebelum itu dia telah
pernah hijrah ke Habsyah beserta sebagian keluarganya
Kali ini dia hijrah lebih lengkap dan menyeluruh. Dia hijrah
ke Madinah beserta isteri, anak-anak, saudara saudaranya
sebapak, laki-laki dan perempuan, tua muda, dan anak-
anak.

Rumah tangganya adalah rumah tangga Islam dan


kabilahnya kabilah Islam.
Setelah mereka keluar dan Makkah, kampung halaman
mereka yang ditinggal kelihatan sedih dan memilukan.
Sunyi dan hampa bagaikan tak pernah didiami. Tidak
terdengar lagi di sana suara anak-anak dan orang bercakap
 Sumber Informasi Terpercaya

-cakap.

Belum begitu jauh mereka meninggalkan Makkah, para


pembesar Quraisy patroli keliling kota memeriksa keadaan
dan siapa di antara kaum muslimin yang hijrah. Para
pembesar yang turut memeriksa itu antara lain Abu Jahal
dan ‘Utbah bin Rabi’ah.

Baca juga: Beda Haluan Politik antara Umar bin Khattab


dan Abu Bakar

Ampuh Turunkan Kolesterol


Tanpa Takut Kumat Lagi

Ribuan orang sudah berhasil sembuh dari


kolesterol hanya dengan cara sederhana ini.
kolesterolminggat.com

BUKA

‘Utbah menengok perkampungan Banu Jahsy. Dia melihat


pintu-pintu rumah bagaikan meratap menghempas-
p p g p g p


hempaskan diri ditiup angin. Angin pun turut menangis
Sumber Informasi Terpercaya

menyanyikan lagu sunyi ditinggalkan penduduk yang biasa
ceria dalam kedamaian.
“Perkampungan Bani Jahsy meratap sunyi ditinggalkan
penduduknya,” kata ‘Utbah kepada Abu Jahal.

“Mari kita periksa!” kata Abu Jahal masuk ke rumah


Abdullah bin Jahsy.

Rumahnya terhitung paling bagus dan dia terbilang


penduduk terkaya. Melihat harta yang banyak ditinggal
begitu saja oleh ‘Abdullah bin Jahsy, timbul tamak Abu
Jahal. Diambilnya harta itu semua, dirampasnya menjadi
miliknya. Tak ketinggalan pula harta keluarga yang lain-lain,
saudara-saudara ‘Abdullah bin Jahsy.

Baca juga: Akhlak Umar bin Khattab dan Kesedihannya


Ketika Nabi Wafat

Ketika Abdullah mendengar kabar tentang kelakuan Abu


Jahal yang terkutuk itu, dia mengadu kepada Rasulullah.

“Tidak relakah engkau, hai ‘Abdullah? Allah menggantinya


dengan rumah yang lebih baik di surga?” jawab Rasulullah
 Sumber Informasi Terpercaya

begitu mendengar pengaduan Abdullah.

Baca juga: Kisah Aswad al-Ansi, Nabi Palsu yang Sempat


Menguasai Yaman)

“Tentu saja rela, ya Rasulullah!” kata Abdullah.

“Nah.. itulah untukmu!” kata Rasulullah meyakinkan.

Maka sejuklah hati ‘Abdullah. Ya, Abdullah bin Jahsy


merasa tenteram tinggal di Madinah, setelah ditempa
dengan berbagai penderitaan selama hijrah ke Habsyah.
Dia merasa damai bersama saudara-saudara seagama,
kaum Anshar, setelah mengalami tekanan dan
penganiayaan di tengah-tengah bangsanya sendiri, kaum
Quraisy.

Baca juga: Kasus Khalid bin Walid, Cara Pandang Umar dan
Abu Bakar

Walaupun harus bekerja keras untuk mempertahankan


hidup beserta keluarga besarnya, namun dia selalu gembira
dan bersemangat. Tetapi sayang hal itu tidak lama
 Sumber Informasi Terpercaya

dinikmatinya.

Amirul Mukminin
Rasulullah SAW memilih delapan orang yang dipandang
cakap untuk membentuk lascar atau pasukan tentara. Ini
sebagai cikal bakal pembangunan tentara Islam. Di antara
mereka terpilih ‘Abdullah bin Jahsy dan Sa’ad bin Abi
Waqqash.

“Angkatlah orang yang paling sabar menderita haus dan


lapar di antara kalian untuk menjadi “Amir” (komandan)!”
ujar Rasulullah saat memberikan pengarahan.

Baca juga: Dia Abdul Ka'bah yang Mengurus Masalah


Penebusan Darah

Mereka sepakat mengangkat Abdullah bin Jahsy menjadi


Amir. Sebuah bendera diikatkan Rasulullah dengan tangan
beliau pada tangkainya, kemudian secara resmi diserahkan
kepada Abdullah bin Jahsy. Itulah bendera pertama dalam
Islam.
Abdullah bin Jahsy tercatat menjadi orang pertama yang
 Sumber Informasi Terpercaya

dipercaya membawa bendera itu. Sesuai dengan jabatan
dan tugasnya mengelola pertahanan, keamanan dan
ketertiban kaum muslimin, maka dia bergelar “Amir”.
Karena itu dia pulalah orang pertama bergelar “Amirul
Mukminin”.

Pada suatu hari setelah dia dilantik menjadi Amir,


Rasulullah menugaskan Abdullah dan pasukannya dengan
sebuah Surat Perintah melakukan pengintaian. Beliau
menyerahkan surat tapi melarang membuka Surat Perintah
tersebut, kecuali sesudah dua hari perjalanan.

Baca juga: Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi


Selamatkan Tauhid Umat

Setelah waktunya tiba, Abdullah membuka Surat Perintah


dan membacanya. “Bila engkau membaca surat ini, terus
berjalan ke arah Makkah, antara Thaif dan Makkah. Amati
dengan seksama gerak-gerik kaum Quraisy, dan segera
melapor kepada kami!”

“Saya dengar dan saya patuh, hai Nabi!” kata Abdullah


selesai membaca surat tersebut.
 Sumber Informasi Terpercaya

Maka dikumpulkannya anggota pasukannya seraya


berkata, “Rasulullah memerintahkan melakukan
pengintaian terhadap kuam Quraisy. Mengamat-amati
gerak-gerik mereka dengan seksama, dan senantiasa
melapor kepada beliau. Beliau melarang saya memaksa
kalian. Karena itu siapa ingin syahid, silakan terus
menyertai saya dalam tugas ini, dan siapa takut, pulanglah
sekarang! Kalian tidak akan dihukum atau disakiti.”

Baca juga: Murtad dan Penolakan Membayar Zakat


Pascawafatnya Rasulullah

“Segala perintah kami dengar dan kami patuhi, ya


Rasulullah! Kami terus menyertai Anda sesuai dengan
perintah Rasulullah!” jawab mereka serentak dan
bersemangat.

Tiba di Nakhlah mereka langsung memeriksa medan dan


menyiapkan pos pengintaian. Kemudian Abdullah
membagi-bagi tugas untuk mengintai dan mengamat amati
kegiatan kaum Quraisy.
 Sumber Informasi Terpercaya

Baca juga: Ka'bah: Kisah Paganisme Pasca-Nabi Ismail dan
Pra-Islam

Sementara mereka bersiap-siap demikian, tiba-tiba terlihat


di kejauhan sebuah kafilah Quraisy terdiri tempat orang.
Mereka terdiri Amr bin Hadhramy, Hakam bin Kaysan,
Utsman bin Abdullah, dan saudaranya Al-Mughirah.

Mereka membawa barang dagangannya seperti kulit,


anggur, dan sebagainya. Barang-barang itu biasa
diperdagangkan kaum Qiraisy.

Abdullah bin Jahsy bermusyawarah dengan pasukannya,


apakah kafilah itu akan diserang atau tidak. Soalnya, hari
itu adalah hari terakhir bulan Haram. Bulan Haram ialah
bulan Dzul Qaidah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab.
Dalam bulan-bulan tersebut orang Arab dilarang (haram)
berperang.

Jika kafilah itu diserang, berarti mereka menyerang dalam


bulan Haram, maka berarti pula melanggar kehormatan
bulan Haram, dan mengundang kemarahan seluruh bangsa
Arab. Jika mereka dibiarkan lewat, mereka masuk ke Tanah
 Sumber Informasi Terpercaya

Haram (Makkah); berarti membiarkan mereka masuk ke
tempat aman, karena di sana dilarang berperang.

Baca juga: Umar bin Khattab: Si Kidal Penggembala Unta


dengan Ayah yang Pemarah

Akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang dan


merampas harta mereka. Mereka berhasil menewaskan
seorang anggota rombongan Quraisy. Dua orang tertawan
dan seorang lagi meloloskan diri.

Selanjutnya, Abdullah bin Jahsy dan pasukannya


membawa tawanan dan harta rampasan ke Madinah.

Setelah mereka tiba di hadapan Rasulullah, ternyata beliau


tidak membenarkan tindakan mereka. Beliau marah karena
mereka bertindak di luar perintah (tidak disiplin).

“Demi Allah! Saya tidak memerintahkan kalian menyerang,


merampas, menawan, apalagi membunuh. Saya
memerintahkan mencari berita mengenai orang-orang
Quraisy, mengamat-amati gerak-gerik mereka, kemudian
melaporkannya kepada saya,” kata Rasulullah marah.
 Sumber Informasi Terpercaya

Baca juga: Beberapa Kali Umar Berselisih Pendapat dengan


Rasulullah

Rasulullah menangguhkan putusan mengenai kedua


tawanan dan harta rampasan. Beliau tidak mengusiknya
sementara menunggu putusan dan Allah, Abdullah bin
Jahsy dan pasukan diberhentikan. Mereka dianggap
bersalah karena tidak disiplin, dan bertindak di luar perintah
Rasulullah.

Hukuman itu menyebabkan mereka serba sulit. Kaum


muslimin mencela mereka, sehingga mereka merasa
dikuncilkan.

Kedamaian yang dinikmati Abdullah sejak hijrah ke


Madinah, kini bertukar dengan kegelisahan, kesedihan,
penyesalan dan rasa tertekan. Bila berpapasan dengan
kaum muslimin, mereka berkata mencemooh, “Inikah dia
yang melanggar perintah Rasullullah?“

Kesedihan dan penyesalan semakin mencekam ketika


mereka ketahui kaum Quraisy mengambil kesempatan dari
 Sumber Informasi Terpercaya

kasus tersebut.

Baca juga: Preman Pasar Ukaz yang Jago Gulat dan


Pacuan Kuda Itu Bernama Umar

Orang-orang Quraisy meningkatkan tekanan mereka


terhadap Rasulullah. Mereka menggembar-gemborkan di
kalangan kabilah-kabilah Arab: “Muhammad menghalalkan
bulan Haram.. Muhammad menumpahkan darah dalam
bulan Haram. Muhammad merampas dan menawan...”

Abdullah menyadari, karena kecerobohannya dia telah


memberikan senjata yang ampuh kepada kaum Quraisy
untuk merangkul kabilah-kabilah Arab bersimpati kepada
mereka untuk memusuhi Rasulullah dan kaum muslimin.
Bahkan dapat mengundang agresi mereka secara fisik.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana beratnya beban moril


yang ditanggung Abdullah bin Jahsy dan kawan kawan. Dia
terjepit antara kawan dan lawan. Allah menguji imannya
kembali dengan ujian yang tidak ringan, sampai ujian itu
mencapai titik tertentu yang ditetapkan Allah. Namun
begitu imannya tidak goyang.
 Sumber Informasi Terpercaya

Baca juga: Sebelum Kenabian, Sepupu Umar bin Khattab


Sudah Berakidah Tauhid

Dia selalu tobat dan istighfar kepada Allah Ta’ala. Setelah


ujian itu sampai di puncaknya, padahal mereka senantiasa
tobat dan istighfar, maka Allah memberi kabar gembira
melalui Nabi-Nya.

Allah mengampuni tindakan mereka dengan menurunkan


wahyu kepada Rasulullah:

‫ﺻ ﱞﺪ ﻋَ ﻦ‬ َ َ‫ﺎل ﻓِ ﻴﻪِ َﻛ ِﺒﻴﺮٌ ۖ و‬ ٌ ‫ﻞ ﻗِ َﺘ‬ ْ ‫َام ﻗِ َﺘﺎل ﻓِ ﻴﻪِ ۖ ُﻗ‬ ِ ‫ٱﻟ َﺤﺮ‬ْ ‫ٱﻟﺸ ْﻬﺮ‬
ِ ‫ﻚ ﻋَ ِﻦ ﱠ‬ َ ‫َﺴـ ُﻠﻮ َﻧ‬ ْ ‫ﻳ‬
ٍ
‫َاج َأ ْﻫﻠِﻪِ ۦ ﻣِ ْﻨ ُﻪ َأ ْﻛ َﺒﺮُ ﻋِ ﻨ َﺪ‬ ُ ‫َام وَ ِإ ْﺧﺮ‬ ِ ‫ٱﻟ َﺤﺮ‬ْ ِ‫ﺠﺪ‬ ْ َ‫ٱﻟﻠﻪِ وَ ُﻛ ْﻔ ۢﺮٌ ﺑﻪِ ۦ و‬
ِ ‫ٱﻟﻤَ ْﺴ‬ ِ ‫َﺳ ِﺒﻴﻞ ﱠ‬
ِ
ُ ‫ﻮن ُﻳ ٰ َﻘﺘ ُِﻠﻮ َﻧ ُﻜ ْﻢ َﺣ ﱠﺘﻰ ﻳَﺮُ ﱡد‬ ْ َُ
‫وﻛ ْﻢ ﻋَ ﻦ‬ ٰ َ ‫ﻞ ۗ وَ َﻻ َﻳ َﺰ ُاﻟ‬ َْ ْ
ِ ‫ٱﻟﻠﻪِ ۚ وَ ٱﻟﻔِ ْﺘﻨَﺔ أﻛ َﺒﺮُ ﻣِ َﻦ ٱﻟﻘ ْﺘ‬
‫ﱠ‬

ٌ‫ﺖ وَ ُﻫﻮَ َﻛﺎﻓِ ﺮ‬ ْ ُ‫ﻨﻜ ْﻢ ﻋَ ﻦ دِ ﻳﻨِﻪِ ۦ َﻓ َﻴﻤ‬ ُ ِ‫ﻮا ۚ وَ ﻣَ ﻦ ﻳَﺮْ َﺗﺪِ ْد ﻣ‬۟ ‫ٱﺳ َﺘ ٰ َﻄ ُﻌ‬ ْ ‫ِﻜ ْﻢ ِإ ِن‬ ُ ‫دِ ﻳﻨ‬
ٓ ُ ٓ ُ
ۖ ‫ﺐ ٱﻟ ﱠﻨﺎ ِر‬ ُ ‫ﺻ ٰ َﺤ‬ ْ ‫ِﻚ َأ‬َ ‫ٱل َءاﺧِ ﺮَةِ ۖ وَ أ ۟و ٰ َﻟﺌ‬ ْ َ‫ﺖ َأﻋْ ٰ َﻤ ُﻠ ُﻬ ْﻢ ﻓِ ﻰ ٱﻟ ﱡﺪ ْﻧ َﻴﺎ و‬ ْ ‫ِﻚ َﺣ ِﺒ َﻄ‬ َ ‫َﻓﺄ ۟و ٰ َﻟﺌ‬
َ ‫ﻴﻬﺎ ٰ َﺧ ِﻠ ُﺪ‬
‫ون‬ َ ِ‫ُﻫ ْﻢ ﻓ‬

“Mereka bertanya kepadamu perihal berperang pada bulan


Haram. Katakanlah: Berperang dalam bulan Haram adalah
dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir
kepada Allah, menghalangi masuk Masjidil Haram dan
 Sumber Informasi Terpercaya

mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar dosanya di sisi
Allah. Dan membuat fitnah lebih besar dosanya daripada
membunuh. Mereka tidak akan henti-hentinya memerangi
kamu sampai mereka berhasil mengembalikan kamu kepada
kekafiran, seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang
murtad di antara kamu dan agamanya, lalu dia mati dalam
kekafiran. maka mereka itulah orang yang sia-sia amalannya di
dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.“ (Al-Baqarah: 217).

Baca juga: Ijtihad Umar bin Khattab dari Soal Khamar


Sampai Urusan Jilbab

Sesudah ayat yang mulia itu turun, tenanglah hati


Rasulullah. Harta rampasan disita untuk Baitul Mal. Kedua
tawanan diminta uang tebusan. Beliau menyatakan setuju
dengan tindakan Abdullah bin Jahsy dan kawan-kawan,
sesuai dengan ketentuan Allah. Karena kasus mereka
merupakan kasus besar dalam kehidupan kaum Muslimin,
maka rampasan tercatat dalam sejarah Islam sebagai
rampasan pertama.
Musuh yang mereka tewaskan, kaum musyrik pertama
 Sumber Informasi Terpercaya

yang tertumpah darahnya di tangan kaum muslimin.
Tawanan mereka adalah tawanan pertama yang jatuh ke
tangan kaum muslimin.

Baca juga: Ayat-Ayat Khamr: Di Zaman Pra-Islam Sudah


Ada yang Haramkan Miras

Syahid di Uhud
Tidak berapa lama kemudian terjadi perang Badar. Ujian
bagi Abdullah bin Jahsy agaknya belum selesai. Dia cidera
dalam perang tersebut. Sesudah itu menyusul pula perang
Uhud.

Abdullah menemui sahabatnya Sa’ad bin Abi Waqqash.


“Tidak berdo’akah engkau?” tanyanya menjelang perang
Uhud.

“Tentu...!“ jawab Sa’ad.

Mereka berdua berada di tempat terpencil pada saat itu.


“Ya, Rabbi! Jika saya bersua musuh, persuakanlah saya
dengan orang yang sangat jahat dan buas. Saya akan
bertempur melawannya. Berilah saya kemenangan,
 Sumber Informasi Terpercaya

sehingga dia tewas di tangan saya dan kurampas
perlengkapannya,” begitu Sa’ad berdoa.

Baca juga: Istri-Istri Nabi Cemburu Berat dengan Maria,


Umar Ikut Sibuk

Abdulllah bin Jahsy mengaminkan do’a tersebut. Kemudian


dia berdo’a pula; ‘Wahai Allah! Berilah saya rezki seorang
musuh yang sangat jahat dan buas. Saya akan
melawannya demi Engkau, tetapi kemudian dia kembali
menewaskan saya. Kemudian dipotongnya hidung dan
telinga saya. Bila esok saya menemui Engkau, Engkau
bertanya kepada saya, ‘Mengapa hidung dan telingamu
buntung, hai Abdullah?’ Saya menjawab, ‘Karena membela
Agama dan Rasul Engkau!’ Lalu Engkau berkata,
“Shadaqta... (engkau benar).”
Sa’ad mengatakan, “Do’a Abdullah bin Jahsy lebih bagus
daripada do’a saya. Saya temui dia petang hari, kudapati
dia telah tewas sesuai dengan do’anya. Hidung dan
telinganya buntung dan digantungkan orang pada sebatang
pohon dengan seutas tali.”
Allah Ta’ala memperkenankan do’a ‘Abdullah bin Jahsy.
 Sumber Informasi Terpercaya

Allah memuliakannya sebagai syahid, berbarengan dengan
pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib.

Rasulullah menguburkan mereka berdua dalam satu


kuburan. Air mata Rasulullah yang suci mengalir menyirami
kubur mereka, menambah harumnya darah syahid yang
tertumpah melumuri jasad. (Baca juga: Kekayaan Abu
Bakar 40.000 Dirham, Setelah Masuk Islam Tinggal 5.000
Dirham)

(mhy)

0 0 0 0 1 0

ۡ ۡ ‫ﺴﺎ ِا ّ َﻻ و‬ ۡ ٰ
‫ﻛﺴﺒﺖ‬ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬ َ ‫ﺎ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺳ‬ ً ‫ﻔ‬ ‫اﷲ َﻧ‬ ‫ﻻ ﻳﻜﻠﻒ‬
َ َ َ َ َ ُ ّ ُ ِّ َ ُ َ
ؕ َ َ ُ
ۤ ۤ ۡ ۡ
‫َﺎ ّ َ َﺎ‬ ُ ‫ﺎﻻ‬ َ َ َ َ‫َ ﺎ ﺎﻛ‬
ۡ
‫ﺬﻧﺎ ِا ۡن ِﺴ ۡﻴﻨَﺎ‬ ‫اﺧ‬ ِ ‫ﺆ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬ ‫ﺑ‬ ‫ر‬ ‫ﺖ‬
ؕ ‫ﺒ‬ ‫ﺴ‬ ‫اﻛ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬ ۡ ‫وﻋﻠ‬
 َ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ 
ۤ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
Sumber Informasi Terpercaya

‫ﻛﻤﺎ‬ ۡ
‫او اﺧﻄﺎﻧﺎ ۚ رﺑﻨﺎ وﻻ ﺗﺤﻤﻞ ﻋﻠﻴﻨﺎ اﺻﺮا‬
َ َ ً ِ َ َ َ ِ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ
ۡ ۡ ‫ۡﻠﺘﻪٗ ﻋ ا ّ َ ِ ۡﻳﻦ ﻣ‬
‫ﻦ َﻗ ۡﺒ ِﻠﻨَﺎ ۚر ّ َﺑﻨَﺎ و َﻻ ﺗُﺤ ِّﻤﻠﻨَﺎ ﻣﺎ‬ ِ َ َ َ ََ
َ َ َ َ َ
ۡ ‫اﻏﻔ ۡﺮ ﻟﻨﺎ و‬ ۡ ۡ
ۚ ‫ار َ ۡﻨَﺎ‬ َ ِ ‫و‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻒ‬ ‫اﻋ‬ ‫ﺎﻗ َﺔ ﻟَﻨَﺎ ِﺑﻪٖ ۚ و‬
َ ‫ﻃ‬ َ ‫َﻻ‬
َ َ َ َّ َ ُ َ
ۡ ۡ ۡ ۡ
‫اَﻧﺖ ﻣ ۡﻮ ٰﻟ ﻨَﺎ ﻓَﺎﻧﺼ ۡﺮ َﻧﺎ ﻋ َ اﻟ َﻘ ۡﻮ ِم اﻟ ٰ ِﻔ ِﺮ ۡﻳﻦ‬
َ َ ُ َ َ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan)
yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan)
yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak
sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah
kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka
tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

(QS. Al-Baqarah:286)

Topik Terkait :

 abdullah bin jahsy alasady  kisah sahabat nabi

 sahabat nabi  perang uhud  kisah rasulullah saw


 Sumber Informasi Terpercaya

Dapatkan update berita SINDOnews.


Klik Subscribe!
(Tekan Tombol Ijinkan Notifikasi saat muncul popup)

subscribe

Artikel Terkait

Ini Tokoh yang Makamnya Dimuliakan Sultan Muhammad Al-


Fatih

Benarkah Sayyidina Ali Menolak Kepemimpinan Khalifah Abu


Bakar?

Murtad dan Penolakan Membayar Zakat Pascawafatnya


Rasulullah

Kisah Ayah dan Anak yang Sahid dalam Memerangi Nabi Palsu

Kisah Aswad al-Ansi, Nabi Palsu yang Sempat Menguasai


Yaman

Kisah Bau Harum Tukang Sisir Putri Fir'aun Saat Rasulullah


Mi'raj

Kisah Persembunyian di Gua Tsur dan Bukti Cinta Abu Bakar


 Sumber Informasi Terpercaya

Menebarkan Kebajikan Melalui Berbagi dan Berempati (2) - Dra


Hj Ida Fauziyah MSi

Hadits of The Day

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dahulu Rasulullah


shallallahu 'alaihi wasallam apabila Berbuka Puasa, beliau mengucapkan: 

"DZAHABAZH ZHAMAA'U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATIL AJRU IN


SYAA-ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan
telah tetap pahala insya Allah)."

(HR. Sunan Abu Dawud No. 2010)

Artikel Lainnya

Ahli Virus itu Guru Spiritual Sultan Muhammad Al-Fatih


 Sumber Informasi Terpercaya

Ahli Virus
itu Guru
Spiritual
Sultan
Muhammad
Al-Fatih

Inilah Inilah Syarat dan Cara Salat Berjamaah Bagi


Syarat dan Wanita
Cara Salat
Berjamaah
Bagi Wanita

Hagia Hagia Sophia Saksi Tingginya Akhlak Sultan


Sophia Muhammad Al-Fatih
Saksi
Tingginya
Akhlak
Sultan
Muhammad
Al-Fatih

Kisah Kisah Bijak Para Sufi: Para Pelayan dan Rumah


Bijak Para
Sufi: Para
Pelayan dan
Rumah

Sudahkah Para Ibu Bertekad Punyai Anak yang Hafiz Qur'an?
Sumber Informasi Terpercaya

Sudahkah
Para Ibu
Bertekad
Punyai Anak
yang Hafiz
Quran?

Ini Tokoh Ini Tokoh yang Makamnya Dimuliakan Sultan


yang Muhammad Al-Fatih
Makamnya
Dimuliakan
Sultan
Muhammad
Al-Fatih

Fadhillah Fadhillah Surah Al-Kahfi, Diterangi Cahaya


Surah Al- Hingga Dilindungi dari Dajjal
Kahfi,
Diterangi
Cahaya
Hingga
Dilindungi
dari Dajjal

Astaghfirullah, Dosa Riba Paling Ringan Seperti Menzinai Ibu


Sendiri
 Sumber Informasi Terpercaya

Astaghfirullah,
Dosa Riba
Paling Ringan
Seperti
Menzinai Ibu
Sendiri

Perang Perang Covid-19, Haedar Nashir: Apa yang


Covid-19, Terjadi dengan Umat Kita?
Haedar
Nashir: Apa
yang Terjadi
dengan
Umat Kita?

Cara Cara Mendeteksi Gangguan Jin di Dalam Tubuh


Mendeteksi dari Ustaz Miftah el-Banjary
Gangguan
Jin di Dalam
Tubuh dari
Ustaz
Miftah el-
Banjary

more

Terpopuler Sumber Informasi Terpercaya

Sang Penakluk Konstantinopel yang Mewujudkan Janji


Rasulullah

Cara Mendeteksi Gangguan Jin di Dalam Tubuh dari Ustaz


Miftah el-Banjary

Guru Spiritual di Balik Sukses Penaklukan Konstantinopel

Kenali Ciri Wanita Nusyuz yang Diancam Masuk Neraka

Kisah Sufi: Orang yang Hanya Melihat Hal yang Kelihatan

Al-Quran Digital 30 Juz

Read Again!

Ingin Kaya dan Rezeki Berlimpah? Amalkan 4 Ayat Ini
Sumber Informasi Terpercaya

Misi Hadis Penaklukan Konstantinopel, Bukan Sekadar Hagia


Shopia

Ujian Kekayaan: Dari Tiga Orang, Hanya Lulus Satu Orang

Keutamaan Berkurban Saat Idul Adha, Pahalanya Tak


Terhitung

Menyikapi Hagia Sofia dengan Bijak (2)

Rekomendasi

Ulama dan Asatiz se-Jakarta Pusat Bahas Paham Liberalisme

Sunnah-sunnah Wudhu dan Dalilnya

Puasa Ramadhan Itu Pintu Ampunan

Astaghfirullah, Inilah Orang Pertama yang Diadili di Hari


Kiamat

Peringatan Bagi yang Suka Menunda-nunda Waktu Salat

Sejarah Masuknya Liberalisme di Mesir dan Dunia Arab

Habib Jindan: Ramadhan Bulan Terbaik untuk Muhasabah


 Follow us:
Sumber Informasi Terpercaya

Back to Top

Home International Gen SINDO

Nasional Sports Infografis

Metronews Autotekno Photo

Daerah Lifestyle Video

Ekbis Kalam

Tentang Kami | Privacy Policy | Term Of Service | Kontak Kami

Copyright © 2020 SINDOnews.com, All Rights Reserved


read/ rendering in 0.0746 seconds (12#59)

Anda mungkin juga menyukai