Anda di halaman 1dari 38

 Sumber Informasi Terpercaya


home  hikmah

Baca Doa Ini Agar Dikabulkan


Buku Laris Doa dan Dzikir Lengkap, Adab Doa Anda Agar Segera
Segera Dikabulkan. Bayar COD

bukudoadzikir.xyz BUKA

Kisah Sahabat Nabi

Benarkah Sayyidina Ali Menolak Kepemimpinan


Khalifah Abu Bakar?
Miftah H. Yusufpati

Selasa, 14 Juli 2020 - 13:23 WIB

Iklan Bikin Mobil 5X Lebih Kinclong


Automaxx Premium Buka

Ilustrasi Khalifah Abu Bakar. Fito/Ilustrasi/Ist
Sumber Informasi Terpercaya

Parfum Wewangian
Syurgawi
ParfumRoyaleKasturi.com

Sebaik-Baiknya Wewangian Adalah Minyak


Kasturi”. (HR. Muslim)

SELENGKAPNYA

33
Shares

SEPENINGGAL Rasulullah shalallahu alaihi wa salam (SAW),


kaum Muslimin berpikir tentang kekhalifahan itu menurut
pandangan Arab murni. Kebetulan pula Rasulullah
Sallallahu 'alaihi wasallam tidak mewasiatkan kekhalifahan
itu kepada siapa pun. (Baca juga: Murtad dan Penolakan
Membayar Zakat Pascawafatnya Rasulullah)

Kaum Ansar dengan Muhajirin berselisih mengenai siapa


pelanjut Rasulullah. Bahkan ada yang menyebut di dalam
tubuh kaum Muhajirin sendiri juga terjadi perpecahan
dengan Banu Hasyim.
 Sumber Informasi Terpercaya

Muhammad Husain Haikal dalam As-Siddiq Abu Bakr
menggambarkan sesudah baiat umum terhadap Abu Bakar,
tak ada alasan untuk meragukan, bahwa sebenarnya
penduduk Madinah sudah cukup bersungguh-sungguh
dalam memikirkan pemilihan Khalifah pertama itu, dan
dasarnya memang tak terdapat, baik dalam Qur'an maupun
dalam Sunah.

“Maka mereka waktu itu memilih penduduk yang tinggal di


Madinah yang di kalangan Muslimin dipandang lebih tepat
untuk memegang pimpinan. Andaikata masalah ini sampai
melampaui batas ke luar Madinah, sampai kepada suku-
suku Arab di luar kota Madinah tentu soalnya akan jadi
lain,” tutur Haekal.

Baca Juga:

Gubernur yang Masuk Daftar Penduduk Miskin

Dia Abdul Ka'bah yang Mengurus Masalah Penebusan Darah


 Sumber Informasi Terpercaya

Parfum Wewangian Syurgawi

Sebaik-Baiknya Wewangian Adalah Minyak


Kasturi”. (HR. Muslim)

Pengukuhan Abu Bakar itu adalah suatu hal tiba-tiba yang


menguntungkan — memakai kata-kata Umar bin Khattab.
Tradisi yang dipakai dalam memilih Abu Bakar bukan itu
pula yang dipakai dalam memilih kedua Khalifah sesudah
itu — Umar dan Usman bin Affan.

Sebelum meninggal, Abu Bakar sudah berwasiat agar


memilih Umar bin Khattab. Kemudian pengganti berikutnya
oleh Umar diserahkan kepada enam orang yang nama-
namanya disebutkan, agar memilih seorang di antara
sesama mereka.

Setelah Usman terbunuh serta timbul perselisihan sesudah


p

 
itu antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah, pihak Banu
Sumber Informasi Terpercaya

Umayyah melanjutkan kekuasaan itu secara turun-temurun


dengan warisan yang diterima anak dari bapak.

Menurut Haekal, kalau demikian sumber peristiwa itu tak


ada alasan untuk mengatakan, bahwa dalam menjalankan
kekuasaan, dalam Islam sudah ada suatu sistem yang
baku. Tetapi yang ada ialah ijtihad yang didasarkan kepada
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat Islam
yang berubah-ubah dan didasarkan pada aneka macam
bentuk sesuai dengan perubahan situasi.

Sedangkan sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Abu


Bakar dalam hal ini menurut pola Arab yang murni.
Hubungannya dengan masa Nabi yang masih dekat, serta
hubungan Abu Bakar sendiri secara pribadi dengan
Rasulullah dan pengaruhnya dalam dirinya, memberi bekas
padanya yang kemudian mengalami perubahan karena
situasi dan meluasnya kawasan Islam.

Perubahan dalam sistem pemerintahan ini berlangsung


mengikuti perkembangan lingkungan yang ada, sehingga
dengan demikian, sedikit pun tak terdapat persamaan
antara masa kekuasaan Abbasi dalam puncak kejayaannya
 Sumber Informasi Terpercaya

dengan masa Khalifah pertama Abu Bakar, juga antara
masa Abu Bakar dengan masa-masa Umar, Usman dan Ali.

Bebas Kolesterol & Asam Urat

Hanya Dengan Mengonsumsi Ini

Banyak Orang yang Tidak Tahu Cara Ini Sudah


Terbukti Ampuh Atasi Kolesterol dan Asam Urat
kolesterolminggat.com

BUKA

Haekal berpendapat masa Abu Bakar dapat dikatakan


masa yang sungguh unik. Masa itu adalah masa transisi
yang wajar saja dengan masa Rasulullah, baik dalam politik
agama maupun dalam politik sekuler. “Memang benar,
ketika itu agama sudah sempurna, dan tak ada lagi orang
dapat mengubah-ubah atau menukar-nukar apa yang
sudah ada dalam agama itu. Tetapi begitu Nabi wafat,
orang-orang Arab pinggiran mulai berpikir-pikir mau jadi
murtad, atau memang sudah banyak kabilah yang murtad,”
tuturnya.
y

 Sumber Informasi Terpercaya



Maka tak ada jalan Abu Bakar harus bertindak menentukan
langkah demi mengatasi keadaan yang sangat genting itu.
Langkah itu sudah dimulai oleh Nabi sendiri ketika
mengadakan hubungan dengan negara-negara tetangga
dalam menjalankan politik dakwahnya itu. Jadi tak ada
jalan lain buat Abu Bakar daripada harus meneruskan
langkah itu.

Pelantikan Abu Bakar


Tak lama setelah selesai pelantikan, Abu Bakar dan mereka
yang hadir di Saqifah kembali ke mesjid. Waktu itu sudah
sore. Kaum Muslimin sedang mengikuti berita-berita dari
rumah Aisyah mengenai penyelenggaraan pemakaman
Rasulullah.

Ketika itu orang ramai pun sama-sama memberikan ikrar


sebagai Baiat Umum sesudah Baiat Khusus di Saqifah.
Selesai baiat, Abu Bakar berdiri. Di hadapan mereka ia
mengucapkan sebuah pidato yang merupakan pernyataan
pertama setelah ia memangku jabatan sebagai Khalifah. Di
samping itu pidato ini adalah teladan yang sungguh
bijaksana dan sangat menentukan. Setelah mengucapkan
puji syukur kepada Allah Abu Bakar radiallahu 'anhu berkata:
 Sumber Informasi Terpercaya

"Kemudian, Saudara-saudara. Saya sudah terpilih untuk


memimpin kamu sekalian, dan saya bukanlah orang yang
terbaik di antara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik,
bantulah saya. Kebenaran adalah suatu kepercayaan, dan
dusta adalah pengkhianatan.”

“Orang yang lemah di kalangan kamu adalah kuat di mata


saya, sesudah haknya saya berikan kepadanya — insya
Allah, dan orang yang kuat buat saya adalah lemah
sesudah haknya nanti saya ambil — insya Allah.”

“Apabila ada golongan yang meninggalkan perjuangan di


jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada
mereka. Apabila kejahatan itu sudah meluas pada suatu
golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada
mereka. Taatilah saya selama saya taat kepada (perintah)
Allah dan Rasul-Nya. Tetapi apabila saya melanggar
(perintah) Allah dan Rasulullah maka gugurlah
kesetiaanmu kepada saya. Laksanakanlah salat kamu,
Allah akan merahmati kamu sekalian."
Isu Penolakan Ali
 Sumber Informasi Terpercaya

Masih adakah yang belum memberikan ikrar dari
Muhajirin? Adakah ikrar umum ini sudah merupakan
konsensus semua Muslimin, tak ada lagi yang tertinggal
seperti Sa'd bin Ubadah dalam Ikrar Khusus di Saqifah?
Haekal menyebutkan yang sudah menjadi kesepakatan
umum, bahwa ada segolongan Muhajirin terkemuka yang
tidak turut, dan bahwa Ali bin Abi Thalib dan Abbas bin
Abdul Muthalib dari Banu Hasyim termasuk yang tidak ikut.

Menurut al-Ya'qubi, "Mereka yang tidak ikut membaiat Abu


Bakar dari kalangan Muhajirin dan Ansar dan ikut Ali bin
Abi Thalib di antaranya ialah Abbas bin Abdul Muthalib,
Fadl bin al-Abbas, Zubair bin alAwwam bin al-As, Khalid bin
Sa'id, Miqdad bin Amr, Salman alFarisi, Abu Zar al-Gifari,
Ammar bin Yasir, Bara' bin Azib dan Ubai bin Ka'b, dan
bahwa dalam hal ini Abu Bakar meminta pendapat Umar
bin Khattab, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Mugirah bin
Syu'ba.

Saran ketiga tokoh itu ialah agar menemui Abbas bin Abdul
Muthalib dan agar dia juga dilibatkan dan berperan dalam
masalah ini, baik untuk kepentingannya sendiri maupun
penerusnya kemudian.
 Sumber Informasi Terpercaya

Mengenai ini terjadi perbedaan pendapat antara dia dengan


sepupunya, Ali bin Abi Thalib. Dengan demikian Abu Bakar
dan sahabat-sahabatnya punya argumen dalam
menghadapi Ali. Apa yang sudah disarankan mereka tadi
oleh Abu Bakar dilaksanakan.

Baca juga: Kisah Aswad al-Ansi, Nabi Palsu yang Sempat


Menguasai Yaman)

Dalam suatu percakapan panjang ia berkata kepada Abbas:


"Kami telah datang kepadamu dan yang kami inginkan
engkau dapat berperan juga dalam hal ini, baik untukmu
sendiri maupun untuk penerusmu kemudian, mengingat
engkau adalah paman Rasulullah."

Abbas menjawab tawaran itu setelah terjadi dialog seperti


dilukiskan oleh Ya'qubi; "Kalaupun ini yang akan menjadi
hak kami, kami tidak mau sebagian-sebagian."

Dalam sebuah sumber yang disebutkan oleh Ya'qubi, juga


penulis-penulis sejarah yang lain menyebutkan, dan masih
cukup terkenal, bahwa ada kelompok Muhajirin dan Ansar
 Sumber Informasi Terpercaya

yang mengadakan pertemuan dengan Ali bin Abi Thalib di
rumah Fatimah putri Rasulullah dengan maksud hendak
membaiat Ali.

Di antara mereka itu Khalid bin Sa'id yang mengatakan:


"Sungguh, tak ada orang yang lebih patut menempati
kedudukan Muhammad selain engkau."

Pertemuan di rumah Fatimah itu sampai juga beritanya


kepada Abu Bakar dan Umar, dan kedua orang ini bersama-
sama dengan yang lain datang dan menyerbu rumah itu.
Ketika Ali keluar membawa pedang, yang disambut oleh
Umar, maka terjadi pertarungan. Pedang Ali dipatahkan dan
mereka menyerbu masuk ke dalam rumah.

Baca juga: Kisah Persembunyian di Gua Tsur dan Bukti


Cinta Abu Bakar

Saat itu Fatimah keluar dengan mengatakan: "Keluarlah


kalau tidak rambutku akan kuperlihatkan dan aku akan
berseru kepada Allah."
Mereka keluar, juga orang-orang yang berada dalam rumah
 Sumber Informasi Terpercaya

itu. Keadaan demikian berjalan selama beberapa hari.
Kemudian satu demi satu mereka memberikan ikrar —
kecuali Ali yang baru membaiat setelah Fatimah wafat,
yakni sesudah enam bulan.

Menurut Haekal, sumber lain menyebutkan bahwa ia


membaiat sesudah empat puluh hari. Disebutkan lagi
bahwa Umar bin Khattab telah menimbun kayu di sekeliling
rumah Fatimah dengan maksud hendak membakar rumah
itu atau Ali harus membaiat Abu Bakar.

Tetapi sumber-sumber yang terkenal dan lebih umum


mengenai tidak hadirnya atau terlambatnya Ali dan Banu
Hasyim itu ialah seperti yang diuraikan oleh Ibn Qutaibah
dalam al-Imamah was-Siyasah dan sumber-sumber serupa,
baik yang sezaman atau yang datang kemudian, yakni
selesai memberikan ikrar kepada Abu Bakar Umar dan
rombongan berangkat menemui Banu Hasyim.

Baca juga: Beda Haluan Politik antara Umar bin Khattab


dan Abu Bakar
Mereka diminta agar juga datang memberikan ikrar seperti
 Sumber Informasi Terpercaya

yang lain. Ketika itu Banu Hasyim di rumah Ali. Baik Ali
maupun yang lain menolak ajakan Umar itu. Malah Zubair
bin al-Awwam dan sahabat-sahabatnya keluar menemui
Umar dengan membawa pedang. Kepada sahabat-
sahabatnya Umar berkata, "Awas orang itu dan ambil
pedangnya!"

Mereka merampas pedang itu dari tangannya. Kemudian ia


pun pergi dan membaiat. Ketika kepada Ali bin Abi Thalib
dikatakan: “Baiatlah Abu Bakar”, Ali menjawab: "Aku tidak
akan membaiat, karena dalam hal ini aku lebih berhak
daripada kalian. Kamulah yang lebih pantas membaiat aku.
Kamu telah mengambil kekuasaan itu dari Ansar dengan
alasan kalian kerabat Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam dan
kalian mengambil dari kami ahlulbait secara paksa.
Bukankah kalian mengatakan kepada Ansar bahwa kalian
lebih berhak daripada mereka dalam hal ini karena
Muhammad dari kalian, lalu pimpinan dan kekuasaan
diserahkan kepada kalian! Sekarang aku akan menuntut
kepada kalian sebagaimana kalian menuntut kepada Ansar.
Kami lebih berhak terhadap Rasulullah selama masih hidup
dan sesudah mati. Jika kamu beriman berlaku adillah
terhadap kami, kalau tidak berarti dengan sengaja kamu
 Sumber Informasi Terpercaya

berlaku zalim."

"Kau tak akan dibiarkan sebelum membaiat," kata Umar.

Baca juga: Akhlak Umar bin Khattab dan Kesedihannya


Ketika Nabi Wafat

"Dalam bertindak orang harus berlaku adil. Umar, sungguh


aku tidak dapat menerima kata-katamu itu dan aku tidak
akan membaiat," kata Ali bersemangat dan dengan nada
keras.

Dikhawatirkan dialog itu akan jadi semakin panas, maka


Abu Bakar segera campur tangan dengan katanya: "Kalau
engkau memang tidak mau membaiat, aku tidak akan
memaksamu."

Abu Ubaidah segera mendekati Ali seraya katanya dengan


nada lembut: "Sepupuku, engkau masih muda, dan mereka
itu orang tua-tua kita. Tentu dalam bidang ini engkau tidak
punya pengalaman dan pengetahuan seperti mereka.
Menurut hematku Abu Bakar lebih mampu dari engkau dan
lebih dapat mengatasi segala persoalan. Serahkanlah
 Sumber Informasi Terpercaya

pimpinan itu kepada Abu Bakar. Jika engkau masih akan
panjang umur, maka engkaulah kelak yang pantas
memegang pimpinan ini semua, mengingat jasamu,
ketaatanmu dalam agama, amalmu, pengetahuanmu,
kedinianmu dalam Islam, nasabmu serta hubunganmu
sebagai menantu."

Baca juga: Kasus Khalid bin Walid, Cara Pandang Umar dan
Abu Bakar

Di sini Ali berontak seraya berkata: "Hebat sekali kalian ini


Muhajirin! Janganlah kalian mencoba mengeluarkan
kekuasaan Muhammad atas orang-orang Arab itu dari
keluarganya dan dari dalam rumahnya ke keluarga dan ke
dalam rumah kalian lalu mengenyahkan kedudukan dan
hak keluarganya dari rakyat. Demi Allah, Saudara-saudara
Muhajirin, kamilah yang lebih berhak dari semua orang,
karena kami adalah keluarganya, kami ahlulbait. Dalam
pimpinan ini kami lebih berhak dari kalian. Dari kalangan
kamilah yang membaca Qur'an, yang mengetahui hukum-
hukum agama, mengenal benar sunah Rasulullah,
mengikuti perkembangan rakyat serta melindungi mereka
dari hal-hal yang tidak baik. Kami yang mengadakan
 Sumber Informasi Terpercaya

pemerataan dengan mereka. Dia adalah dari kami.
Janganlah kamu memperturutkan hawa nafsu, kalian akan
sesat dari jalan Allah dan akan lebih jauh menyimpang dari
kebenaran."

Menurut beberapa sumber, ketika itu Basyir bin Sa'd juga


hadir. Mendengar kata-kata itu ia berkata: "Ali, kalau kata-
katamu itu didengar oleh Ansar sebelum pengukuhan
terhadap Abu Bakar, aku pun tak akan berbeda pendapat
dengan kau."

Dengan marah Ali keluar. Ia pergi menemui Fatimah dan


keluar rumah bersama-sama. Dengan dinaikkan di atas
binatang beban malam itu Fatimah berkeliling menemui
kelompok-kelompok Ansar meminta dukungan.

Baca juga: Dia Abdul Ka'bah yang Mengurus Masalah


Penebusan Darah

Mereka itu berkata: "Putri Rasulullah, baiat kami atas orang


itu sudah selesai. Sekiranya suamimu dan sepupumu itu
yang lebih dulu menemui kami sebelum Abu Bakar, tentu
kami tak akan menyamakannya."
 Sumber Informasi Terpercaya

Jawaban ini menambah kemarahan Ali dan ia berkata lagi:


"Apa aku akan meninggalkan Rasulullah di rumah tanpa
dimakamkan dan keluar memperebutkan kekuasaan?"

"Apa yang dilakukan Abu al-Hasan," sela Fatimah, "memang


yang sudah semestinya dilakukan. Tetapi apa yang mereka
lakukan, biarlah Allah nanti yang membuat perhitungan dan
yang menentukan."

Demikian inilah kesan yang masyhur (yang sudah umum)


mengenai sikap Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabatnya
sehubungan dengan baiat Abu Bakar itu. Beberapa
sejarawan dengan tegas sekali membantah kesan yang
sudah umum mengenai tertinggalnya Banu Hasyim dan
beberapa kalangan Muhajirin itu.

Baca juga: Biografi Abu Bakar, Sahabat Paling Terdepan


Membela Rasulullah SAW

Mereka menyebutkan bahwa sesudah Saqifah, Abu Bakar


dibaiat secara aklamasi tanpa ada yang ketinggalan. Tabari
menyebutkan sebuah sumber lengkap dengan isnadnya,
 Sumber Informasi Terpercaya

bahwa Sa'd bin Zaid ketika ditanya: Engkau menyaksikan
kematian Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam?”

“Ya,” jawabnya.

Ditanya lagi: “Kapan Abu Bakar dibaiat?”

Dijawab: “Ketika Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam


wafat; mereka tidak mau ada yang lowong sehari pun tanpa
berada dalam satu jamaah.”

“Apa ada yang menentang?”

“Tidak,” katanya, “tak ada, kecuali mereka yang murtad atau


orang-orang Ansar yang nyaris murtad kalau tidak segera
mendapat pertolongan Allah.”

Ketika ditanya lagi: “Apa ada dari Muhajirin yang tidak


ikut?”

“Tidak,” katanya. “Kaum Muhajirin secara berturut-turut


memberikan baiat tanpa diminta.”
 Sumber Informasi Terpercaya

Baca juga: Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi
Selamatkan Tauhid Umat

Menurut Haekal lagi, dalam sebuah sumber disebutkan,


bahwa ketika itu Ali bin Abi Thalib sedang duduk-duduk di
rumahnya tatkala ada orang datang memberitahukan
bahwa Abu Bakar sudah siap hendak diikrarkan. Karena
khawatir akan terlambat Ali keluar cepat-cepat hanya
mengenakan baju kemeja tanpa mantel dan jubah.
Kemudian ia pun membaiat.

Sesudah itu ia duduk dan menyuruh orang mengambilkan


pakaiannya itu lalu dipakainya, dan ia tetap duduk.

Jalan Tengah
Menurut Haekal, ada pula beberapa sumber mengenai Ali
dan ikrarnya itu yang mengambil jalan tengah dari apa
yang sudah dikemukakan di atas. Di antaranya seperti
dituturkan, bahwa setelah selesai pengukuhan itu Abu
Bakar naik ke mimbar dan ketika melihat di antara hadirin
Zubair tidak tampak, dipanggilnya.
Baca juga: Ka'bah: Kisah Paganisme Pasca-Nabi Ismail dan
 Sumber Informasi Terpercaya

Pra-Islam

Ketika Zubair datang ia berkata: "Oh sepupu Rasulullah


SAW dan pembantu dekatnya, engkau mau menimbulkan
perpecahan di kalangan Muslimin?"

"Tak ada cacat apa-apa ya, Khalifah Rasulullah," katanya,


lalu ia bangun dan membaiat Abu Bakar.

Kemudian Abu Bakar melihat kepada hadirin. Ia tidak


melihat Ali. Bila Ali datang setelah dipanggil ia bertanya:
"Sepupu Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam dan
menantunya, engkau mau menimbulkan perpecahan di
kalangan Muslimin?"

"Tak ada cela apa-apa ya Khalifah Rasulullah," katanya, lalu


ia pun bangun dan membaiat Abu Bakar.

Ada juga beberapa sumber yang mengatakan, bahwa Banu


Umayyahlah yang memang ingin menimbulkan ketegangan
antara Banu Hasyim dengan Abu Bakar. Setelah orang
datang berkumpul hendak mengikrarkan Abu Bakar, konon
datang pula Abu Sufyan mengatakan: “Sungguh, hanya
 Sumber Informasi Terpercaya

darah yang akan dapat memadamkan sampah ini. Hai
Keluarga Abdu Manaf mengapa mesti Abu Bakar yang
memerintah kamu? Mana kedua orang yang dihina itu, yang
diperlemah, Ali dan Abbas!”

Baca juga: Umar bin Khattab: Si Kidal Penggembala Unta


dengan Ayah yang Pemarah

Tetapi sumber-sumber yang menyebutkan peristiwa yang


dihubungkan kepada Abu Sufyan ini hampir semua
sepakat, bahwa Ali menolak ajakannya itu. Malah ia berkata
kepadanya: "Engkau memang mau membuat fitnah dengan
cara itu. Selalu kau mau membawa Islam ke dalam
bencana."

Atau katanya juga: "Abu Sufyan, engkau selalu mau


memusuhi Islam dan pemeluknya. Tetapi engkau tak akan
berhasil. Aku berpendapat, Abu Bakar memang pantas
untuk itu."

Warisan
Orang-orang yang menafikkan terlambatnya Ali
memberikan baiat berpendapat bahwa cerita-cerita tentang
 Sumber Informasi Terpercaya

keterlambatan itu dibuat orang kemudian. Bahkan mereka
menekankan bahwa cerita-cerita itu dibuat pada masa
kekuasaan Banu Abbas untuk maksud-maksud politik, dan
lebih jauh mereka mengatakan bahwa cerita itu dikaitkan
dengan suatu peristiwa yang sebenarnya memang sudah
sama-sama disepakati, namun sama sekali tak ada
hubungannya dengan peristiwa baiat itu.

Baca juga: Beberapa Kali Umar Berselisih Pendapat dengan


Rasulullah

Peristiwa itu ialah bahwa Sayyidah Fatimah putri


Rasulullah dan Abbas pamannya menemui Abu Bakar
setelah ia menjadi Khalifah. Mereka menuntut warisan
tanah Rasulullah yang di Fadak dan bagian Abbas di
Khaibar. Kepada mereka itu Abu Bakar berkata: "Aku
mendengar Rasulullah berkata: 'Kami, para nabi, tidak
mewariskan; apa yang kami tinggalkan buat sedekah.'
Tetapi keluarga Muhammad boleh makan dari harta itu.
Demi Allah, setiap sesuatu yang dikerjakan oleh Rasulullah
pasti akan kukerjakan."
Fatimah marah karenanya. Ia menjauhi Abu Bakar dan
 Sumber Informasi Terpercaya

tidak mengajaknya bicara sampai ia wafat. Oleh Ali ia
dikebumikan malam hari dan Abu Bakar tidak diberi tahu.
Fatimah masih hidup enam bulan lagi setelah ayahanda
wafat. Karena kemarahan Fatimah itu Ali juga marah
kepada Abu Bakar.

Sesudah Fatimah wafat ia cenderung berbaik kembali dan


Abu Bakar pun menerimanya. Demikianlah cerita mengenai
Fatimah dan Ali serta pemboikotannya terhadap Abu Bakar
setelah pengukuhannya itu.

Baca juga: Preman Pasar Ukaz yang Jago Gulat dan


Pacuan Kuda Itu Bernama Umar

Sebaliknya apa yang ditambahkan orang dalam cerita ini,


bahwa Ali menolak dan baru membaiat setelah Fatimah
wafat dan bahwa Abu Bakar menemui Ali di rumahnya dan
dijumpainya ia di rumah Banu Hasyim, dan bahwa ketika
berdiri seraya berkata: Kami tidak berkeberatan
mengukuhkan engkau, hanya saja dalam hal ini kami
berpendapat bahwa kamilah yang berhak tetapi kalian
memperkosa hak-hak kami, dan bahwa Abu Bakar
menyebutkan dalam jawabannya: "Demi Allah, aku
 Sumber Informasi Terpercaya

menahan harta ini hanya untuk kebaikan kita bersama."

Haekal mengatakan semua tambahan ini membantah


tertundanya memberikan baiat karena peristiwa itu tak ada
hubungannya dengan soal harta peninggalan, dan bahwa
Fatimah dan Abbas tidak pula menuntut kepada Abu Bakar
sebelum semua kaum Muslimin memberikan ikrar
kepadanya, sebab sebelum itu ia pun tidak memberikan
pendapat mengenai hal itu.

Sebagian besar mereka yang menolak cerita tertundanya


pemberian ikrar itu menegaskan bahwa cerita-cerita
demikian dibuat-buat orang pada masa kekuasaan Abbasi
untuk maksud politik. Yang lain menegaskan bahwa cerita
itu sudah dibuat orang sebelumnya, yaitu setelah timbul
pertentangan antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah
selama pecah perang antara Ali dengan Muawiyah.

Baca juga: Sebelum Kenabian, Sepupu Umar bin Khattab


Sudah Berakidah Tauhid

Mereka mengatakan bahwa terjadinya perluasan Islam ke


Irak dan Persia menyebabkan sekelompok orang-orang
 Sumber Informasi Terpercaya

Persia mengarang-ngarang cerita semacam itu. Setelah
pihak Banu Umayyah mendapat kemenangan perhatian
kelompok itu dicurahkan untuk memberi kesempatan
kepada Abu Muslim al-Khurasani bersiap-siap, dan orang
inilah yang telah berhasil membuat sejarah lahirnya dinasti
Banu Abbas.

Sebaliknya mereka yang mengatakan bahwa tertundanya


Ali dan Banu Hasyim memberikan ikrar sampai empat
puluh hari atau sampai enam bulan — dan pendapat ini
yang masyhur sebagaimana sudah dikemukakan — mereka
berpegang pada sumber-sumber di atas, dan disebutkan
bahwa Ali dan orang-orang yang tak hadir itu tidak ikut
dalam pasukan Usamah; padahal Ali dalam pertempuran di
berbagai peperangan bersama-sama dengan Nabi,
keberanian dan ketangkasannya sudah cukup terkenal.

Baca juga: Ijtihad Umar bin Khattab dari Soal Khamar


Sampai Urusan Jilbab

Juga kedua sikap demikian ini dalam segala perjuangan


hidupnya sesudah itu, cukup pula terkenal. Mereka ini
menolak pendapat orang yang tidak mengakui
 Sumber Informasi Terpercaya

keterlambatan dalam baiat itu karena alasan kaum
Muhajirin kepada Ansar mengenai kekuasaan bahwa
pertalian mereka lebih dekat kepada Nabi, bahwa orang-
orang Arab itu hanya mengenai Quraisy karena mereka
adalah penjaga-penjaga Ka'bah dan bahwa perhatian orang
semua di Semenanjung itu pun hanya ditujukan kepada
mereka.

Inilah alasan satu-satunya yang menjadi pegangan Banu


Hasyim untuk tampil ke depan sebagai pengganti
Rasulullah. Tidak heran bilamana ini yang menjadi
pegangan mereka dan membuat mereka tidak hadir waktu
pengukuhan (baiat) Abu Bakar itu. Itulah yang telah
dilakukan oleh Ali dan itu pula alasannya dan alasan
sahabat-sahabatnya.

Kalaupun mereka kemudian mau juga membaiat, hanya


karena mereka tidak menginginkan timbulnya fitnah yang
akibatnya akan merusak persatuan kaum Muslimin.
Terutama setelah kemudian timbul gejala-gejala
kemurtadan di kalangan orang-orang Arab pinggiran, dan
setelah mereka membangkang terhadap kekuasaan
Madinah dengan akibat hampir-hampir mengancam
 Sumber Informasi Terpercaya

penyebaran Islam yang dibawa Muhammad sebagai wahyu
Allah itu.

Baca juga: Ayat-Ayat Khamr: Di Zaman Pra-Islam Sudah


Ada yang Haramkan Miras

Lepas dari soal perbedaan pendapat di kalangan para ahli


sejarah itu, menurut Haekal, mengenai baiat serta ikut
sertanya Keluarga Hasyim dan pihak Muhajirin yang lain
atau tidak ikut sertanya sebagian mereka, yang sudah
disepakati tanpa ada perbedaan pendapat ialah, bahwa
sepeninggal Rasululiah, sejak hari pertama yang harus
memegang pimpinan adalah Abu Bakar.

Dari mereka yang tertunda memberikan baiat itu tak ada


yang mengatakan bahwa dari kalangan Banu Hasyim atau
yang lain mencoba mengadakan perlawanan senjata atau
berusaha menggugat gugat Khalifah yang pertama itu.
Adakah itu karena kedudukan Abu Bakar di mata
Rasululiah, yang sampai mengatakan: 'Kalau ada dari
hamba Allah yang akan kuambil sebagai khalil, maka Abu
Bakar-lah khalil-ku.' Atau karena dia diminta menemani
Rasululiah dalam hijrah serta jasa-jasanya yang begitu
 Sumber Informasi Terpercaya

besar di samping kesiapannya selalu membela Rasulullah
dalam pelbagai kesempatan? Ataukah juga karena
Rasulullah memintanya mewakilinya dalam salat selama
dalam sakitnya yang terakhir?

Baca juga: Istri-Istri Nabi Cemburu Berat dengan Maria,


Umar Ikut Sibuk

Haekal menyatakan, apa pun alasan yang menyebabkan


kaum Muslimin memberikan ikrar kepada Abu Bakar
sebagai Khalifah setelah Rasululiah berpulang, yang jelas
tak seorang pun ada yang menentangnya, juga tak ada
yang bergabung kepada mereka yang belum ikut
membaiat. Ini merupakan suatu bukti, bahwa pandangan
Muslimin yang mula-mula itu tentang kekhalifahan tidak
sama dengan pandangan mereka yang datang kemudian,
yakni sejak masa kedaulatan dinasti Umayyah.

Pandangan mereka lebih dekat dengan nilai-nilai orang


Arab asli di sekitar mereka, dan yang memang sudah cukup
dikenal di seluruh Semenanjung itu sejak sebelum
kerasulan Nabi.
 Sumber Informasi Terpercaya

Sesudah kawasan Islam bertambah luas dan masyarakat
Arab bergaul dengan bangsa-bangsa lain yang mereka
datangi, gambaran masyarakat Muslimin tentang konsep
kekhalifahan itu juga ikut berubah, sesuai dengan pengaruh
pergaulan dan luasnya kawasan pemerintahan Islam. (Baca
juga: Kekayaan Abu Bakar 40.000 Dirham, Setelah Masuk
Islam Tinggal 5.000 Dirham)

(mhy)

33
Shares

0 0 0 0 0 0

‫ﺐ‬ ‫ﺤ‬ِ ‫ﻳ‬ ‫ﻻ‬َ ٰ ‫ﺖو‬


‫اﷲ‬ ؕ ِ
ٰ ‫اﷲ اﻟﺮ ٰﺑﻮا وﻳ ۡﺮ اﻟﺼﺪ‬
‫ﻗ‬ ٰ ‫ﻳ ۡﻤﺤﻖ‬
ُّ ُ ُ ّ َ َ َّ ِ ُ َ ِّ ُ ّ ُ َ َ
َ َّ ‫ﻛ‬َ َ ّ ُ‫ﻛ‬
ۡ
 ٍ ‫ﺎر اَ ِﺛ‬
ٍ ‫ﻛ ّﻔ‬
َ ‫ ﻛُ ّﻞ‬
Sumber Informasi Terpercaya
Allah menghapuskan keberkahan riba dan menyuburkan
keberkahan sedekah. Allah tidak menyukai orang-orang yang
tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.

(QS. Al-Baqarah:276)

Topik Terkait :

 khalifah abu bakar  kisah abu bakar ashshiddiq

 umar bin khattab  ali bin abi thalib

 kisah sahabat nabi

Dapatkan update berita SINDOnews.


Klik Subscribe!
(Tekan Tombol Ijinkan Notifikasi saat muncul popup)

subscribe

Artikel Terkait

Ini Tokoh yang Makamnya Dimuliakan Sultan Muhammad Al-


Fatih

Orang Pertama Bergelar Amirul Mukminin Ini Kena Marah


Orang Pertama Bergelar Amirul Mukminin Ini Kena Marah


Rasulullah
Sumber Informasi Terpercaya

Murtad dan Penolakan Membayar Zakat Pascawafatnya
Rasulullah

Kisah Ayah dan Anak yang Sahid dalam Memerangi Nabi Palsu

Kisah Aswad al-Ansi, Nabi Palsu yang Sempat Menguasai


Yaman

Kisah Persembunyian di Gua Tsur dan Bukti Cinta Abu Bakar

Kekayaan Abu Bakar 40.000 Dirham, Setelah Masuk Islam


Tinggal 5.000 Dirham

Salat Idul Fitri Saat Pandemi - Ustaz H Muchlis LC

Hadits of The Day


Hadits of The Day
 Sumber Informasi Terpercaya

Dari Abdullah, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalain akan dimintai


pertanggungjawabannya.

Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai


pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah
suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan seorang
budak juga pemimpin atas atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai
pertanggungjawabannya. 

Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya."

(HR. Bukhari No. 4789)

Artikel Lainnya

Ahli Virus Ahli Virus itu Guru Spiritual Sultan Muhammad


itu Guru Al-Fatih
Spiritual
Sultan
Muhammad
Al-Fatih

Inilah Inilah Syarat dan Cara Salat Berjamaah Bagi


Syarat dan Wanita
Cara Salat
Berjamaah
Berjamaah

Bagi Wanita
Sumber Informasi Terpercaya

Hagia Hagia Sophia Saksi Tingginya Akhlak Sultan
Sophia Muhammad Al-Fatih
Saksi
Tingginya
Akhlak
Sultan
Muhammad
Al-Fatih

Kisah Kisah Bijak Para Sufi: Para Pelayan dan Rumah


Bijak Para
Sufi: Para
Pelayan dan
Rumah

Sudahkah Sudahkah Para Ibu Bertekad Punyai Anak yang


Para Ibu Hafiz Qur'an?
Bertekad
Punyai Anak
yang Hafiz
Quran?

Ini Tokoh Ini Tokoh yang Makamnya Dimuliakan Sultan


yang Muhammad Al-Fatih
Makamnya
Dimuliakan
Sultan
Muhammad

Al-Fatih
Sumber Informasi Terpercaya

Fadhillah Fadhillah Surah Al-Kahfi, Diterangi Cahaya


Surah Al- Hingga Dilindungi dari Dajjal
Kahfi,
Diterangi
Cahaya
Hingga
Dilindungi
dari Dajjal

Astaghfirullah, Dosa Riba Paling Ringan Seperti


Astaghfirullah, Menzinai Ibu Sendiri
Dosa Riba
Paling Ringan
Seperti
Menzinai Ibu
Sendiri

Perang Perang Covid-19, Haedar Nashir: Apa yang


Covid-19, Terjadi dengan Umat Kita?
Haedar
Nashir: Apa
yang Terjadi
dengan
Umat Kita?

Cara Mendeteksi Gangguan Jin di Dalam Tubuh dari Ustaz


Miftah el-Banjary
 Sumber Informasi Terpercaya

Cara
Mendeteksi
Gangguan
Jin di Dalam
Tubuh dari
Ustaz
Miftah el-
Banjary

more

Terpopuler

Sang Penakluk Konstantinopel yang Mewujudkan Janji


Rasulullah

Cara Mendeteksi Gangguan Jin di Dalam Tubuh dari Ustaz


Miftah el-Banjary

Guru Spiritual di Balik Sukses Penaklukan Konstantinopel

Kenali Ciri Wanita Nusyuz yang Diancam Masuk Neraka

Kisah Sufi: Orang yang Hanya Melihat Hal yang Kelihatan


Al-Quran Digital 30 Juz
 Sumber Informasi Terpercaya

Read Again!

Jalan Panjang Konstantinopel, Hagia Shophia, dan Muhammad


Al-Fatih

Hagia Sophia dan Kehebatan Sultan Muhammad Al-Fatih

Hagia Sophia dan Masjid-Masjid yang Menjadi Gereja

Bolehkah Mewarnai Rambut? Ini Penjelasan Habib Munzir Al-


Musawa

Pelakor, Dosa Besar yang Sering Diremehkan Wanita

Rekomendasi
Ulama dan Asatiz se-Jakarta Pusat Bahas Paham Liberalisme
 Sumber Informasi Terpercaya

Sunnah-sunnah Wudhu dan Dalilnya

Puasa Ramadhan Itu Pintu Ampunan

Astaghfirullah, Inilah Orang Pertama yang Diadili di Hari


Kiamat

Peringatan Bagi yang Suka Menunda-nunda Waktu Salat

Sejarah Masuknya Liberalisme di Mesir dan Dunia Arab

Habib Jindan: Ramadhan Bulan Terbaik untuk Muhasabah

Follow us:

Back to Top

Home International Gen SINDO

Nasional Sports Infografis

Metronews Autotekno Photo

Daerah Lifestyle Video

Ekbis Kalam
Tentang Kami | Privacy Policy | Term Of Service | Kontak Kami
 Sumber Informasi Terpercaya

Copyright © 2020 SINDOnews.com, All Rights Reserved


read/ rendering in 0.0895 seconds (13#19)

Anda mungkin juga menyukai