Riset Alfina
Riset Alfina
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
ALFINA TSARA NAFISAH
NIM. 34403518003
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita Muliasari dan Iin
Indrawati pada tahun 2018, membuktikan bahwa pursed lips Breathing
mampu meningkatkan status oksigenasi pada anak dengan pneumonia.
Kemudian Rizky Amalia, dkk pun melakukan penelitian pada tahun 2017 di
RSUD Lawang, mengemukakan hasil bahwa dengan diberikan latihan pursed
lips breathing selama 10 menit sebanyak 2 kali sehari memberikan perubahan
pada RR di atas normal menjadi menurun. Selanjutnya, menurut hasil
penelitian Titin Hidayatin tahun 2019 menyatakan bahwa terjadi perbedaan
bersihan jalan nafas sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada anak
dengan pneumonia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pasien
Terapi ini sangat bermanfaat bagi pasien atau keluaga untuk
melancarkan pengeluaran sekret guna untuk mengembalikan jalan
nafas yang efektif dan dilakukan sendiri atau dibantu oleh keluarga
tanpa ada efek samping yang dapat memperburuk keadaan pasien
setelah dilakukan tindakan.
b. Bagi perawat
Terapi ini sangat bermanfaat bagi perawat sebagai referensi untuk
mempercepat proses pengefektifan jalan nafas dan distress pernafasan
pada klien pneumonia dalam pelayanan asuhan keperawatan di rumah
sakit maupun di rumah pasien.
c. Bagi Institusi pendidikan
Terapi ini diharapkan bermanfaat bagi institusi pendidikan untuk
bahan masukan ketika proses kegiatan belajar mengajar dan untuk
menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan aplikasi Pursed
Lips Breathing Exercise terhadap ketidakefektifan jalan Nafas pada
Pneumonia.
d. Bagi instansi kesehatan
Terapi ini diharapkan dapat memberikan referensi atau tambahan
ilmu pengetahuan dan dapat dikembangkan lagi untuk masalah
penanganan ketidakefektifan jalan nafas pada pneumonia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pneumonia
1. Pengertian pnemunonia
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru-paru yang menular
dan umumnya menyebabkan penurunan oksigenasi, sesak napas, dan
kematian (Izadnegahdar, Cohen, Klugman, & Qazi, 2013). World Health
Organization (WHO, 2013) menyebutkan bahwa pneumonia adalah salah
satu penyakit yang menyebabkan kematian paling banyak pada anak
berusia di bawah 5 tahun (balita).
Menurut Somantri (2012), Pneumonia merupakan suatu proses
peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian
rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada
daerah yang mengalami konsolidasi, begitupun dengan aliran darah di
sekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal.
Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru
yang sakit. Pneumonia merupakan proses inflamatori parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agens infeksius. Pneumonia adalah penyakit
infeksius yang sering menyebabkan kematian di Amerika Serikat(Smeltzer
& Bare, 2013).
Pneumonia adalah penyakit batuk pilek yang disertai dengan napas
yang sesak atau napas cepat. Penyakit ini banyak terjadi pada anak balita,
namun juga dapat terjadi pada orang dewasa, dan pada orang usia lanjut
(Misnadiarly, 2008). Menurut Muchtar (2013), Pneumonia adalah infeksi
akut pada jaringan paru – paru (alveoli), umumnya penyakit pneumonia
terjadi 2 atau 3 hari setelah infeksi saluran pernapasan atas.
Pneumonia atau dikenal juga dengan sebutan radang paru-paru,
merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut bagian
bawah yang banyak menyerang anak usia balita dan menjadi faktor
penyebab kematian pada balita (Ardinasari, 2016). Menurut Maryunani
(2010), pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru – paru
yang ditandai dengan batuk dan kesukaran bernapas. Pneumonia lebih
rentan terjadi pada bayi dan balita karena respon imunitas mereka masih
belum berkembang dengan baik (Manurun dalam Andriyani dan octa,
2017).
Menurut Rianawati dan Sudijanto (2014), pneumonia adalah salah
satu infeksi saluran pernapasan akut pada daerah saluran pernapasan
bagian bawah yang secara spesifik merupakan peradangan parenkim paru
yang lebih sering terjadi pada bayi dan awal masa kanak – kanak.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas,
dapat disimpulkan bahwa pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru-
paru yang disebabkan oleh agens infeksius yang ditandai dengan batuk
pilek dan disertai oleh nafas sesak atau nafas cepat.
2. Klasifikasi Pneumonia
3. Etiologi
Pneumonia disebabkan oleh bakteri: Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, Mycoplasma pneumonia dan Staphylococcus
aureus, virus : Respiratory syntical virus, Influenza A or B virus, Human
rhinovirus, Human merapneumovirus, Adenovirus, dan parainfluenza
virus, fungi (mycoplasma), dan aspirasi substansi asing (Leung dkk.,
dalam Seyawati dan Marwiati 2018).
Menurut Kemenkes RI (2010), pneumonia dapat disebabkan karena
infeksi berbagai bakteria, virus dan jamur. Namun, penyakit pneumonia
yang disebabkan karena jamur sangatlah jarang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 70% penyakit pneumonia disebabkan oleh bakteria.
Bakteri penyebab pneumonia tersering adalah Streptococcus pneumoniae
(50%) dan Haemophilus influenzae (20%).
Penyebab pneumonia adalah berbagai macam virus, bakteri atau
jamur. Bakteri penyebab pneumonia yang tersering adalah pneumokokus
(Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus influenza type b) dan
stafilokokus (Staphylococcus aureus). Virus penyebab pneumonia sangat
banyak, misalnya rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), virus
influenza (IDAI, 2016).
Menurut Nurarif & Kusuma(2015) penyebaran infeksi terjadi melalui
droplet dan sering disebabkan olehStreptococcus pneumonie, melalui
selang infusoleh staphylococcusureus, sedangkan pada pemakaian
ventilator disebabkan oleh pseuodomonas aeruginosa dan enterobacter.
Pada masa kini biasanya terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti
kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan
antibiotik, yang tidak tepat. Setelah masuk ke paru organisme
bermultifikasi dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan
paru, terjadilah pneumonia.
4. Patofisiologi
a. Identitas
b. Keeluhan Utama
Catat pada pertama kali anak dan pada umur berapa diberikan
makanan tambahan. Selain ASI, baik berupa jenis, porsi dan
frekuensi yang diberikan dan tanyakan makanan apa yang lebih
disukai oleh anak (Berna, 2015).
b. Riwayat Perkembangan
g. Pola Aktivitas
a. Nutrisi
b. Eliminasi
d. Istirahat Tidur
2) Kesadaran
3) Tanda - Tanda Vital
a) Suhu : Terjadi peningkatan suhu
b) Nadi :Terjadi penurunan frekuensi nadi (bradikardi)
c) Respirasi :Biasanya di temukan rata-rata terjadi
peningkatan ernapasan (Takipnea) dan nafas cepat
d) Darah :Terjadi penurunan tekanan darah (Hipotensi) (Berna,
2015).
4) Persistem
a) Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun
(akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit
meningkat, kemerahan
b) Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi,
batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan
otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut
meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor,
ronchii pada lapang paru,
c) Sistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh
darah vasokontriksi, kualitas darah menurun
d) Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal,
letargi
e) Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri
otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris
pernafasan
f) Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,
g) Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare.
i. Data Psikososial
j. Data Penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED
2) LED
3) kultur sputum
2. Diagnosa
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipertermi
d. Resiko kekurangan volume cairan
e. Intoleransi Aktivitas
3. Perencanaan
a. Ketidakefektifan pola nafas
6. Penggunaan otot napas bantuan dari sangat berat (1) menjadi ringan (2)
Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil : tidak ada suara nafas tambahan, klien dapat batuk efektif,
frekuensi pernafasan dalam batas normal, sputum dapat dikeluarkan melalui
jalan nafas
Intervensi Keperawatan :
TD : 80-120/60-80 mmhg
N : 80-100x/i
S : 36,5-370 C
R : 24-32x/mnit
Intervensi Keperawatan :
Kriteria Hasil : Klien tidak diare, Nafsu makan baik. Klien tidak mual
dan muntah.
Intervensi Keperawatan :
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine
3) Berikan cairan sedikit demi sedikit tapi sering.
e. Intoleransi Aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam masalah pasien dapat
teratasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi Keperawatan :
4. Implementasi
5. Evaluasi
A. Desain Penelitian
Menurut Moleong (2014, p. 71) desain penelitian adalah pedoman atau
prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang bertujuan untuk
membangun strategi yang berguna untuk menghasilkan model penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan Desain Penelitian Deskriptif kualitatif.
Mengungkapkan bahwa penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan
pada analisis dan konstruksi yang dilakukan dengan sistematis, metodologis dan
konsisten dan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi
dari suatu keinginan manusia untuk dapat mengetahui apa yang di hadapi.
Desain penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian menghasilkan data
deskriptif yang berupa atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati.
Penelitian kaulitatif juga merupakan suatu pendekatan atau penelusuran untuk
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala dentral dengan mewawancarai
Responden dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas, kemudian
dikumpulkan dan dianalisis (Semiawan & Conny R, 2010, p. 7). Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan
rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara
intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi
(Nursalam, 2013, p. 161).
Metode yang akan dipilih oleh peneliti adalah studi kasus untuk
mengaplikasikan Tindakan Pursed Lips Breathing pada Anak dengan Pneumonia.
B. Subjek Penelitian / Responden
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai
dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data diperoleh (Baharudin, 2012, p. 44). Subjek
penelitian yang akan diteliti adalah Anak (usia 6-12 tahun) dengan pneumonia.
Pengumpulan data, jumlah partisipan yang akan digunakan berjumlah 2
orang dengan :
1. Kriteria Inkulsi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi. (Nursalam, 2016 p.172).
kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Anak yang di rawat di Ruang Samolo 3 Rumah Sakit Umum Daerah
Sayang Cianjur
2. Kriteria Eklusi
D. Seting Penelitian
Seting penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang
ingin diketahui apa yang terjadi didalamnya. Pada seting penelitian ini, peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat
tertentu (Nursalam, 2015, p. 399).
Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang Samolo 3 Rumah Sakit Umum
Daerah Cianjur.
H. Etik Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010, p. 53) macam – macam etik penelitian
yaitu:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
Responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian diberikan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi Responden. Tujuannya agar subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan dampaknya. Jika subjek bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien.
Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan lembar persetujuan
kepada Responden yang akan diteliti, peneliti akan menjelaskan maksud dari
penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah
pengumpulan data. Jika Responden bersedia, maka mereka harus
menandatangani surat persetujuan penelitian, jika Responden menolak untuk
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2. Anonimity
Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan
atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
Pada penelitian ini, peneliti tidak akan mencantumkan nama dan lembar
pengumpulan data dan cukup dengan menggunakan inisial dan telah
disepakati oleh klien tujuannya untuk menjaga kerahasiaan identitas klien.
3. Confidentiality
Masalah ini merupakan masalah etik dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh
peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
Pada penelitian ini kerahasiaan informasi yang akan diperoleh dari klien
telah dijamin oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan
disajikan dan dilaporkan sebagai hasil peneliti.
1 2 3
Rizky Amalia Ulul Azizah , Tri Nataliswati , Ririn Anantasari
1,2,3
Fakultas Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang
Sejarah Artikel: Pneumonia adalah penyakit yang bisa terjadi pada segala
Diterima, usia. Salah satu gejala pneumonia adalah meningkatnya RR
08/10/2018 yang disebabkan oleh inflamasi alveoli penuh cairan yang
Disetujui, membuat tubuh sulit mendapatkan oksigen. Tin- dakan oleh
20/12/2018 perawat untuk merawat pasien dengan peningkatan RR
Di Publikasi, 26/12/2018 pneumo- nia adalah terapi farmakologi menurut instruki
dokter, dan tindakan non far- makologi untuk menaikkan RR
Kata kunci: dengan melakukan latihan Pursed Lips Breath-ing. Tujuan
Pursed Lips Breathing dari pembelajaran ini adalah untuk mengetahui efek latihan
Exercise, Respiratory Pursed Lips Breathing pada perubahan RR pada pasien
Rate, Pneumonia pneumonia di ruang flamboyan RSUD Lawang. Metode
penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental. Dengn
tipe metode Non equivalent Control Group. Jumlah sampel
didapat dari 30 responden, mengambil sampel menggunakan
metode non probability sampling dengan accidental
sampling. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jam analog di grup intervensi dan grup kontrol.
Analisis data dalam pembelajaran ini menggunakan T-Test
Pasangan dan T-Test Individu dengan software SPSS untuk
Windows 23.0 dengan level signifikan = 0,05. Hasil
menunjukkan bahwa ada efek dari latihan Pursed Lips
Breathing dalam perubahan RR di pasien dengan pneumonia
(nilai 0.02
Correspondence Address:
Poltekkes Kemenkes Malang- East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-
052X
Email: trinataliswati16@gmail.com E-ISSN : 2548-
3811
188
Azizah, Nataliswati, Anantasari, Pengaruh Latihan Pursed Lips Breathing........189
The effect of Pursed Lips Breathing Exercise to the Respiratory Rate Change of
Pneumonia Patients in Flamboyan Room of RSUD Lawang
Data Khusus
Variabel N Mean SD Min Max Meadian
Pengaruh latihan Pursed Lips Breathing
Umur 30 44 14,4 20 65 49 terha- dap perubahan RR pada pasien
Pneumonia
Tabel 3 Hasil Uji Paired T- Test perubahan RR Sebelum Dan Sesudah Intervensi
Pada Kelompok Intervensi Serta Sebelum Dan Sesudah Kelompok Kontrol
di RSUD Lawang Mei-Juni 2017
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, LW. (2014). Pengaruh Pursed Lips
Breathing Terhadap Pola Pernapasan
November 2016.
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC Hafiizh, ME. (2013). Pengaruh Pursed Lips Breathing
Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak Balita,
Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pustaka Obor Populer, Jakarta.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan Riset Keperawatan, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Sidabutar, TA. (2013). Analisis Praktik Klinik Kepera- watan Anak Kesehatan
Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Pneumonia di Rsup Fatmawati, Depok,
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/ documents/4828.pdf, diakses 6 Januari
2017.