Anda di halaman 1dari 3

Doa Agar Mudah Melunasi Utang Sepenuh Gunung

rumaysho.com/9450-doa-melunasi-utang-sepenuh-gunung.html

Adakah doa yang dipanjatkan agar mudah melunasi utang? Bagaimana jika utang tersebut
sepenuh gunung, apa saja amalannya?

Dari ‘Ali, ada seorang budak mukatab (yang berjanji pada tuannya ingin memerdekakan diri
dengan dengan syarat melunasi pembayaran tertentu) yang mendatanginya, ia berkata,
“Aku tidak mampu melunasi untuk memerdekakan diriku.” Ali pun berkata, “Maukah
kuberitahukan padamu beberapa kalimat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
mengajarkannya padaku yaitu seandainya engkau memiliki utang sepenuh gunung, maka
Allah akan memudahkanmu untuk melunasinya. Ucapkanlah doa,

َ ِ ْ ‫َ َ ِ َ َ ْ ِِ ِ َ ْ ِ َ َ ﱠ‬
َ َ

“Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak”

[Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan
cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu]

(HR. Tirmidzi no. 3563, hasan menurut At Tirmidzi, begitu pula hasan kata Syaikh Al
Albani)

Hanya Diarahkan untuk Berdoa


Lihat saja di sini, bukannya dibantu dengan uang, malah budak mukatab dibantu dengan
diberikan tuntunan doa. Karena barangkali ‘Ali dalam hadits tersebut tidak memiliki uang
untuk membantu, maka ia berikan solusi yang sangat menolong. Sama seperti itu adalah
firman Allah Ta’ala,

‫ُﱠ‬ ً َ َ ُ َ َْ ٍ َ َ َ
ٌ ِ َ ‫َ ِﱞ‬ َ

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha
Penyantun.” (QS. Al Baqarah: 263).

Atau di sini ‘Ali memberi petunjuk pada hal yang lebih selamat yaitu meminta tolong pada
Allah lewat doa, tanpa bergantung pada selain-Nya. Makna ini dikuatkan dengan isi doa
“wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak (dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari
bergantung pada selain-Mu)”.

Makan yang Haram


Makan makanan yang haram itu tanda seseorang dianggap jelek.

Ibnul Qayyim berkata, “Tidaklah seseorang melakukan keharaman melainkan karena dua
sebab: (1) berprasangka buruk pada Allah (suuzhan) karena jika saja ia mentaati Allah,
pasti ia akan mentaatinya dengan mengonsumsi yang halal, (2) syahwat lebih

1/3
dimenangkan dari sikap sabar. Yang pertama tadi tanda lemahnya kurangnya ilmu. Yang
kedua, tanda lemahnya kesabaran. Dinukil dari Al Fawaid karya Ibnul Qayyim.

Makanan Haram Berpengaruh pada Terkabulnya Doa, Pilihlah yang Halal


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ َ
‫» أَﱡﯾَﻬﺎ اﻟﱠﻨﺎُس إِﱠن اﱠﷲ َﻃﱢﯿٌﺐ َﻻ َﯾْﻘَﺒُﻞ إِﱠﻻ َﻃﱢﯿًﺒﺎ َوإِﱠن اﱠﷲ أََﻣَﺮ اْﻟُﻤْﺆِﻣِﻨﯿَﻦ ِﺑَﻤﺎ أََﻣَﺮ ِﺑِﻪ اْﻟُﻤْﺮَﺳﻠِﯿَﻦ َﻓَﻘﺎَل ) َﯾﺎ أَﱡﯾَﻬﺎ اﻟﱡﺮُﺳُﻞ ُﻛُﻠﻮا ِﻣَﻦ اﻟﱠﻄﱢﯿَﺒﺎِت َواْﻋَﻤُﻠﻮا‬
‫ ُﺛﱠﻢ َذَﻛَﺮ اﻟﱠﺮُﺟَﻞ ُﯾِﻄﯿُﻞ اﻟﱠﺴَﻔَﺮ أَْﺷَﻌَﺚ أَْﻏَﺒَﺮ َﯾُﻤﱡﺪ‬.« (‫ﺻﺎﻟًِﺤﺎ إِﱢﻧﻰ ِﺑَﻤﺎ ﺗَْﻌَﻤُﻠﻮَن َﻋﻠِﯿٌﻢ( َوﻗَﺎَل )َﯾﺎ أَﱡﯾَﻬﺎ اﱠﻟِﺬﯾَﻦ آَﻣُﻨﻮا ُﻛُﻠﻮا ِﻣْﻦ َﻃﱢﯿَﺒﺎِت َﻣﺎ َرَزْﻗﻨَﺎُﻛْﻢ‬ َ
َ ِ ِ َ َ ْ ِ ْ ْ
.‫َﯾَﺪْﯾﻪ إِﻟﻰ اﻟﱠﺴَﻤﺎِء َﯾﺎ َرﱢب َﯾﺎ َرﱢب َوَﻣﻄَﻌُﻤُﻪ َﺣَﺮاٌم َوَﻣْﺸَﺮُﺑُﻪ َﺣَﺮاٌم َوَﻣﻠَﺒُﺴُﻪ َﺣَﺮاٌم َوُﻏﺬَى ِﺑﺎﻟَﺤَﺮاِم َﻓﺄﱠﻧﻰ ُﯾْﺴﺘَﺠﺎُب ﻟَﺬﻟﻚ‬ َ ِ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan
menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah
memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para
Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan
kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’
Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-
baik yang telah kami rezekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga
rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya
berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang
haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari
yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim no.
1015)

Ibnu Rajab punya pernyataan yang baik mengenai hadits di atas, “Selama seseorang
mengonsumsi makanan halal, maka amalan shalih mudah diterima. Adapun bila makanan
tidak halal dikonsumsi, maka sudah barang tentu amalan tersebut tidak diterima.” (Jami’ul
Ulum wal Hikam, 1: 260).

Hanya Allah yang memberi petunjuk.

Referensi:
Kunuz Riyadhis Sholihin, Rois Al Fariq Al ‘Ilmi: Prof. Dr. Hamad bin Nashir bin ‘Abdirrahman
Al ‘Ammar, terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1430 H.

Selesai disusun di malam hari, 15 Muharram 1436 H di Darush Sholihin

Oleh Al Faqir Ilallah: M. Abduh Tuasikal, MSc

Artikel Rumaysho.Com

Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal
Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom

2/3
Sekarang sudah masuk musim hujan, segera pesan buku Ustadz Abduh Tuasikal mengenai
fikih hujan dengan judul “Panduan Amal Shalih di Musim Hujan” di Toko Online
Ruwaifi.Com via sms +62 852 00 171 222 atau BB 27EACDF5 atau WA +62 8222 604 2114.
Kirim format pesan: buku hujan#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku. Harga
Rp.12.000,- (belum termasuk ongkir).

Saat ini masjid pesantren binaan Ustadz M. Abduh Tuasikal sedang direnovasi (dijadikan dua
lantai) dan membutuhkan dana sekitar 1,5 Milyar rupiah.

Bagi yang ingin menyalurkan donasi renovasi masjid, silakan ditransfer ke: (1) BCA:
8610123881, (2) BNI Syariah: 0194475165, (3) BSM: 3107011155, (4) BRI: 0029-01-
101480-50-9 [semua atas nama: Muhammad Abduh Tuasikal].

Jika sudah transfer, silakan konfirmasi ke nomor 0823 139 50 500 dengan contoh sms
konfirmasi: Rini# Jogja# Rp.3.000.000#BCA#20 Mei 2012#renovasi masjid. Laporan donasi,
silakan cek di sini.

3/3

Anda mungkin juga menyukai