TINJAUAN PUSTAKA
memiliki zat warna hijau daun (pigmen klorofil) yang mampu melakukan
fotosintesis dengan bantuan air (H2O), CO, dan sinar matahari yang dapat
mengubah energi kinetik menjadi energi kimiawi dalam bentuk biomassa atau
yang lebih dikenal dengan karbohidrat. Bentuk sel mikroalga beragam, ada yang
berbentuk bulat, lonjong, memanjang seperti benang, bercabang atau tidak, hingga
(Amini, 2010)
proses fotosintesis yakni mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik atau
yang biasa disebut dengan produktifitas primer. Salah satu pigmen fotosintesis
Ukurannya sangat kecil, tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran paling
berupa individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai
(Nontji, 2008)
Menurut Manahan dan Chumaedi (2004) dalam jurnal seminar Amini,
Mikroalga dapat tumbuh dalam berbagai media yang mengandung cukup unsur
hara, seperti N, P, K, dan unsur mikro lainnya dan tumbuh baik pada temperatur
optimal 25 °C. Unsur nutrien yang diperlukan mikroalga dalam jumlah besar
Sedangkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit adalah besi,
tembaga(Cu), mangan (Mn), seng (Zn), silicon (Si), boron (B), molibdenum (Mo),
1. Fase adaptasi (fase lag), dimana sel mikroalga lebih peka terhadap
semakin berkurang.
menyendiri atau berkelompok. Chlorella tumbuh pada air tawar, air payau, dan air
laut, tapi sebagian besar berada di air tawar. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan yang baik chlorella memerlukan air yang jernih, sinar matahari dan
berarti jenis tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun sebenarnya
namun sudah memiliki klorofil berwarna hijau. Sedangkan eukariotik artinya sel
telah mengandung inti sel dan organel-organel lain, Chlorella sp. memiliki
alam tropis, dan tahan mikroba pathogen. Sama halnya dengan spesies Chlorella
lainnya, Chlorella vulgaris memiliki ketahanan terhadap CO2 tinggi dalam udara
(Mayasari, 2012) :
Filum : Chlorophyta
Kelas : Clorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Chlorellaceae
Genus : Chlorella
vulgaris
1. Nutrisi
Media pertumbuhan Chlorella dapat dikasifikasikan kedalam dua
yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan sel Chlorella yaitu C, H,
O, N, P, K dan Mg. Unsur mikronutrisi terdiri atas Fe, Mn, Zn, Cu, Ca, dan Na.
Unsur ini berfungsi sebagai katalis selama proses biosintesis sel. Unsur
minkonutrisi dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil tetapi harus ada dan
2. Cahaya
dibandingkan dengan suhu. Menurut Finks dan Main (1991) untuk keperluan
kultur dalam ruangan umumnya digunakan lampu neon 80 watt, diatur hingga
3. Aerasi
Menurut Finks dan Main (1991) aerasi sangat berguna untuk pertumbuhan
Chlorella vulgaris dengan tiga alasan utama yang mendasarinya. Pertama, udara
Sedangkan alasan yang ketiga adalah aerasi diperlukan untuk peoses pengadukan
(mixing). Hal ini untuk nenjaga agar penyebaran nutrien dan sel Chlorella
vulgaris dapat tetap merata serta mendukung absorbsi nutrien dan cahaya.
oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan pakan alami (Chlorella vulgaris)
4. Suhu
dan termofilik. Organisme mesofilik adalah organisme yang dapat tumbuh baik
tumbuh baik diatas suhu 40 °C . Walaupun kisaran suhu tumbuh Chlorella cukup
5. Salinitas dan pH
Salinitas air untuk kultur akan mempengaruhi tekanan osmosis antara sel
dan medium kultur. Bila salinitas media terlalu tinggi, mengakibatkan media
kultur bersifat hipertonis terhadap sel dan menyebabkan penyerapan nutrient oleh
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Budidaya Air Payau Jepara
sudah mencapai fase stasioner. Biomassa dapat dipisahkan dari medium dengan
Lipid merupakan senyawa organik yang umumnya tidak larut dalam air
tetapi larut dalam pelarut non polar, seperti benzene, kloroform, dietileter dan
karbon tetraklorida. Lipid mempunyai peran yang sangat penting untuk tubuh.
Lipid dibagi berdasarkan hasil hidrolisisnya yaitu lipid sederhana, lipid majemuk
dan sterol. Lemak berfungsi sebagai sumber energy efisien, juga berfungsi sebagai
pelarut vitamin yang tidak larut dalam air serta sebagai sumber asam lemak
esensial (Sumardjo, 2009). Pelarut harus tidak hanya larut dalam lipid saja namun
dapat berinteraksi dengan lipid dan matriks jaringan. Ekstraksi lipid dapat
dilakukan dengan beberapa metode seperti maserasi, soklet, SFE, sonikasi dan
MAE (Hadi, 2012). Pada penelitian ini akan menggunakan metode sonikasi.
solvent. Ketika kavitasi terjadi pada dinding sel, maka dinding sel tersebut akan
pecah dan komponen yang terkandung didalamnya akan larut kedalam pelarut
(Hadi 2012).
2.6 Omega 3
ikatan rangkap (C=C) yang dimulai pada atom karbon nomor tiga. Golongan
omega-3 yang sangat penting dalam gizi mikro adalah Eicosapentaenoic acid
(EPA) dan Docosahexaenoic acid (DHA), hal ini dikarenakan DHA dan EPA
peranan penting dalam gizi manusia. Asam lemak tersebut dibutuhkan untuk
meningkatkan profil lemak tubuh dan menurunkan agregasi platelet dengan cara
2.6.1 DHA
dalam kelompok EPA. DHA juga terlibat dalam perkembangan otak anak dan
2.6.2 EPA
Eicosapentaenoate acid (EPA) adalah prekursor dari prostaglandin yang
draying dibanding metode lain yaitu, dapat mempertahankan stabilitas produk dan
1992).
2.8 Maltodekstrin
1,4 glikosidik dengan DE kurang dari 20. Rumus umum maltodekstrin adalah
cepat, daya larut yang tinggi, membentuk film, higroskopisitas rendah, mampu
maltodekstrin memiliki sifat tertentu, sifat yang dimiliki maltodekstrin antara lain
maltodekstrin mengalami proses dispersi yang cepat, memiliki daya larut yang
tinggi, mampu membentuk film, memiliki sifat higroskopis yang rendah, dan
Kriteria Spesifikasi
Kenampakan Bubuk Putih
Bau Bau Seperti Malt Dekstrin
Rasa Kurang Manis, Hambar
Kadar Air (%) 6
DE (Dextrose Equivalent) (%) 10-20
Ph 4,5 – 6,5
Sulfated Ash (%) 0,6 Maksimum
Total Plate Count (TPC) 1500/Gram
Sumber : Luthana 2008
2.9 Fortifikasi
Fortifikasi pangan (pangan yang lazim dikonsumsi) dengan zat gizi mikro
adalah salah satu strategi utama yang dapat digunakan untuk meningkatkan status
Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrien)
kepangan. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat
berikut:
pengolahan.
bayi.
pengganti mentega.
2.10 Jelly
Minuman jelly merupakan salah satu produk cairan yang berbentuk gel
yang mudah disedot, kenyal dan bisa dikonsumsi sebagai penunda rasa lapar.
Jelly drink dapat bermanfaat untuk memperlancar pencernaan karena produk ini
Jelly drink dapat dibuat dengan menambahkan gelling agent seperti jelly
powder, yaitu bahan pangan yang berbentuk tepung, terdiri dari hidrokoloid yang
dapat membentuk gel. Jelly powder yang dapat digunakan dalam proses
pembuatan jelly drink dapat berupa gum dan konjak (Zega, 2010).
Tabel 2. Syarat Mutu Jelly Berdasarkan SNI no. 3547. 2-2008 (Standar Nasional
Indonesia, 2008)
(protein,asam lemak, vitamin dan mineral) dan komponen non gizi (serat pangan,
oligosakarida, senyawa fenol dan sebagainya) yang dapat mempengaruhi satu atau
sejumlah terbatas fungsi dalam tubuh, tetapi yang bersifat positif, sehingga dapat
(physiological)
Selain fungsi, pangan fungsional juga mempunyai syarat yang harus dipenuhi,
1. Harus berupa makanan atau minuman (bukan berbentuk kapsul, tablet atau