TUGAS RESUME
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah kelainan pada metabolisme karbohidrat dari
faktor yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan (Marilyn, 2001).
Diabetes Mellitus Gestational adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan
insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).
Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa
terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung.
Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi) yang baru
diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderita DM akibat hamil.
PATOFISIOLOGI
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara
tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai
kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu
mempengaruhi kadar darah janin. Pengendalian kadar gula darah terutama dipengaruhi oleh
insulin, di samping hormon estrogen, steroid, dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorbsi
makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menyebabkan kebutuhan insulin
meningkat. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat hingga mencapai 3 kali dari keadaan
normal. Hal ini disebut tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi
resistensi insulin, yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi
hipoglikemia. Yang menjadi masalah adalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan
insulin, sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes
kehamilan.
Glukosa yang tidak masuk ke sel tubuh akan tertimbun di dalam darah. Setelah mencapai
kadar tertentu, glukosa tersebut juga akan muncul dalam air seni, padahal air seni yang normal
tidak mengandung glukosa. Jika glukosa terdapat dalam air seni, glukosa tersebut akan menarik
lebih banyak air bersamanya dengan demikian menyebabkan bertambahnya volume air seni.
Karena terjadi pengeluaran air seni yang berlebihan, tubuh kehilangan banyak cairan, sehingga
terjadi rasa haus yang berlebihan.
Ketika sel tidak terdapat cukup glukosa dikarenakan kurangnya jumlah insulin, meski
sebenarnya dalam darah terdapat glukosa yang berlebihan, boleh dikatakan sel-sel ini
‘kelaparan’. Hal ini menyebabkan peningkatan nafsu makan dan walaupun penderita DM sudah
makan lebih banyak, kelihatannya sel tidak pernah mendapatkan cukup glukosa.
Untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan, sel yang “kelaparan” ini mulai memecahkan
lemak dan protein yang ada di dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan turunnya berat badan dan
rasa lelah. Jika kadar glukosa dalam darah sangat tinggi, beberapa orang menjadi mudah
tersinggung. Selain itu, tubuh juga menjadi rentan terhadap infeksi.
Tidak semua penderita diabetes mengalami gejala ini dan beberapa orang lainnya bahkan
tidak mengalami gejala apa pun; pada keadaan ini, baru diketahui bahwa mereka ternyata
menderita penyakit DM daripemeriksaan laboratorium rutin.
Resistensi insulin juga dapat disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol,
prolaktin, dan plasenta laktogen. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel,
sehingga mengurangi afinitas insulin (Prawirohardjo, 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Pada umumnya, skrining diabetes gestasional dilakukan pada usia kehamilan 24 minggu.
Skrining biasanya dilakukan dengan pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Pemeriksaan ini dimulai dengan pemeriksaan gula darah. Ibu hamil akan diminta untuk
mengonsumsi gula dengan dosis tertentu, lalu gula darah diperiksa lagi 1-2 jam kemudian.
Diabetes pregestasional
Pada dasarnya, diabetes pregestasional merupakan diabetes yang sudah mulai terjadi sebelum
hamil. Dilihat dari jenisnya, diabetes pregestasional yang paling banyak terjadi adalah diabetes
melitus tipe 2. Jenis diabetes ini terjadi sejak sebelum hamil dan terus berlangsung seumur hidup,
termasuk saat sedang hamil dan sesudah bersalin. Kondisinya pun sudah dapat diketahui sejak
sebelum hamil.
Namun pada kenyataannya, banyak wanita yang tak rutin memeriksakan kadar gula darahnya,
sehingga tak mengetahui dirinya mengalami diabetes sampai kemudian hamil. Oleh karena itu,
tak jarang, diabetes pregestasional baru diketahui saat skrining diabetes dalam kehamilan.
Diabetes gestasional dan diabetes pregestasional dapat dibedakan dari hasil pemeriksan gula
darahnya. Penderita diabetes pregestasional memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi
dibandingkan diabetes gestasional.
Sumber: klikdokter.com, jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, FKUI. Jakarta: Media
Aesculapius.
Morgan, geri & Carole hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Prawirohardjo, sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.
Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi di Indonesia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengaturan_oleh_pemerintah_Indonesia)