ID Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui Model Pelajaran Ber PDF
ID Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui Model Pelajaran Ber PDF
01 s/d 12
Fadilah Ramadhani, Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning). April, 2013
Abstrak : Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus, masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, serta analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 3 Sukoharjo yang berjumlah 42 siswa. Validitas data menggunakan triangulasi sumber
dan triangulasi metode. Untuk analisis data menggunakan teknik analisis deskripstif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran
berbasis projek(Project Based Learning) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
akuntansi. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut terefleksidari proses dan hasil
pembelajaran. Dari sisi proses pembelajaran, indikatornya adalah: (1) keaktifan siswa dalam
apersepsi (2) Kekatifan siswa bekerjasama dalam kelompok selama kegiatan diskusi
berlangsung, (3) Keaktifan siswa pada saat pembahasan hasil diskusi, mengajukan pertanyaan
dan pendapat. Dari segi hasil pembelajaran, indikatornya adalah adanya peningkatan
ketuntasan belajar siswa.
Abstract: This study utilized a classroom action research which was conducted in two cycles,
each cycle consists of planning, action, observation and interpretation, as well as analysis
and reflection. Subjects were 42 year XI IPS 1 students at SMA Negeri 3 Sukoharjo. The data
was validated using both techniques and methods triangulation. The researcher utilized
descriptive quanlitative analysis. The results showed that the implementation of project-based
learning model improve the quality of learning in accounting subejct among year XI IPS 1
students in SMA Negeri 3 Sukoharjo. The improvement was in the learning process and from
the learning outcomes. The indicators of the learning process are: (1) increasing number of
active students during apperception, (2) the involvement of students during the discussion
increase, (3) the involvement of students during the discussion, ask questions and opinions
increase. In terms of learning outcomes, the indicator is an increasing in student mastery.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
penentu kualitas suatu bangsa. Pendidikan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh
bersifat dinamis sehingga diperlukan Badan Standar Nasional Pendidikan
perbaikan secara terus-menerus. Pendidikan (BSNP).
berperan dalam menciptakan kehidupan Standar isi adalah ruang lingkup
yang cerdas, damai, dan demokratis. materi dan tingkat kompetensi yang
Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam dituangkan dalam persyaratan kompetensi
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, tamatan, kompetensi bahan kajian
diantaranya pembaharuan kurikulum, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
peningkatan kualitas tenaga pendidik, pembelajaran yang harus dipenuhi peserta
penataan manajemen pendidikan serta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
penerapan teknologi informasi pendidikan. tertentu. Standar isi merupakan pedoman
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk pengembangan kurikulum tingkat
dalam meningkatkan kualitas pendidikan satuan pendidikan yang memuat kerangka
dewasa ini adalah dengan pemberlakuan dasar dan struktur kurikulum; beban belajar;
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
KTSP. dikembangkan di tingkat satuan pendidikan,
KTSP yang telah diberlakukan serta kalender pendidikan, sedangkan SKL
sekarang ini memberikan wewenang kepada digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
pihak sekolah untuk mengembangkan penentuan kelulusan peserta didik dari
kurikulum. KTSP secara yuridis satuan pendidikan. SKL meliputi
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan atau kelompok mata pelajaran sehingga
Nasional dan Peraturan PemerintahRepublik dengan penerapan KTSP dapat mendorong
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang guru dan kepala sekolah untuk
Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan meningkatkan kreativitas dalam
KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran penyelenggaraan program pendidikan.
2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi Sekolah dan guru diberi keleluasaan untuk
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merancang, mengembangkan, dan
untuk pendidikan dasar dan menengah mengimplementasikan KTSP tersebut sesuai
sebagaimana yang diterbitkan melalui dengan situasi, kondisi, dan potensi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional keunggulan lokal yang bisa dimunculkan
masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan oleh sekolah.
Fadilah Ramadhani, Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)│3
Sesuai dengan paparan yang telah atau guru sebagai pusat pembelajaran,
dijelaskan bahwa KTSP lebih memiliki sedangkan keaktifan siswa masih belum
warna yang berbeda dalam pendidikan. tampak akibatnya terjadi kemacetan
Terkait dengan Standar Isi, kewenangan atas komunikasi. Padahal ada kecenderungan
kurikulum diserahkan pada pihak sekolah siswa akan belajar dengan baik jika
sehingga kurikulum antar sekolah berbeda. lingkungan belajarnya kondusif. Belajar
Kurikulum sekolah itu sendiri memiliki akan lebih bermakna bila siswa mengalami
banyak indikator yang saling berkaitan yang sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
mampu mengembangkan kurikulum yang mengetahuinya seperti yang dikemukakan
lebih baik dari tahun ke tahun, misalnya oleh Bruner yang dikutip oleh Miswanto
sarana dan prasarana, guru sebagai sumber (2011:67) bahwa belajar dilakukan dengan
daya manusia, bahkan model pembelajaran usaha sendiri untuk menemukan
yang digunakan sehingga dengan adanya pengetahuan yang akan menghasilkan
pengembangan kurikulum ini, diharapkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
pendidikan di Indonesia dapat meningkatkan Belajar dapat diperoleh melalui
kualitas pendidikan yang jauh lebih baik dari lingkungan formal dan informal.
sebelumnya. Lingkungan formal salah satunya adalah
Demi tercapainya kurikulum yang sekolah. Sekolah terbagi menjadi 3 jenjang
berkualitas baik, maka tidak terlepas dari pendidikan yaitu jenjang pendidikan dasar,
kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas jenjang pendidikan menengah, dan jenjang
pembelajaran dapat diterapkan melalui pendidikan atas. Jenjang pendidikan atas
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa salah satunya adalah SMA. Di SMA terdapat
yang semakin baik. Seperti yang mata pelajaran akuntansi mengenai siklus
dikemukakan oleh Titis Dwipantra perusahaan jasa dan perusahaan dagang
(2011:63) dalam penelitiannya bahwa yang ditandai dengan pemahaman siswa
melalui proses pembelajaran dan hasil dalam proses pencatatan, pengklasifikasian,
belajar siswa yang semakin baik dapat pengikhtisaran dan pelaporan secara baik
meningkatkan kualitas pembelajaran. dan benar sehingga pada akhirnya dapat
Pencapaian kualitas pembelajaran dapat dibuktikan dengan tingginya nilai tes yang
dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas diperoleh siswa berkaitan dengan materi
yang saling berpatisipasi aktif. Akan tetapi, tersebut. Diharapkan siswa mampu
kenyataan yang ditemukan adalah guru lebih menyusun siklus akuntansi dengan baik dan
banyak mendominasi proses pembelajaran benar.
4│ Jupe UNS, Vol. 1 No.1 Hal. 01 s/d 12
kali pertemuan. Sama halnya dengan siklus telah lalu dan agar siswa siap
I, perencanaan di siklus II juga dibantu oleh memperhatikan pelajaran dengan baik,
guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan sehingga dalam apersepsi memungkinkan
Pembelajaran (RPP)dengan materi pelajaran siswa untuk antusias dalam memperhatikan
yang digunakan pada siklus II adalah pembelajaran dari awal. Pada siklus I masih
pemostingan jurnal umum ke buku besar dan banyak terlihat siswa kurang antusias dalam
penyusunan neraca saldo yang dilaksanakan menjawab pertanyaan apersepsi yang
selama empat kali pertemuan. diberikan guru, siswa cenderung diam dan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kurang memperhatikan guru. Untuk
tindakan pada siklus I dan siklus II dapat mengatasi hal tersebut, guru selalu
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan memberikan motivasi di awal pelajaran,
kualitas pembelajaran akuntansi melalui sehingga memberikan stimulus pada siswa,
penerapan model pembelajaranberbasis agar siswa memperhatikan penjelasan guru,
projek. Untuk keberhasilan penerapan model dan lebih antusias terhadap pembelajaran
pembelajaran berbasis projek sendiri juga akuntansi. Pada siklus II, antusias siswa
sudah terlihat yakni terdapat peningkatan dalam menjawab pertanyaan apersepsi sudah
perolehan nilai kerja projek yang mula-mula meningkat, selain itu siswa juga sudah
di siklus I hanya satu kelompok menjadi tiga mampu memperhatikan penjelasan guru
kelompok di siklus II yang mendapatkan dengan sikap sebaik mungkin
nilai sempurna, yakni 100.Dari aspek yang Keaktifan siswa dalam bekerja
diukur tiap siklus mengenai kualitas sama dengan kelompoknya selama kegiatan
pembelajaran, menunjukkan bahwa diskusi berlangsung mengalami peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami dari siklus I ke siklus II sebesar 19,05%,
akuntansi menjadi meningkat dilihat dari yakni meningkat dari 57,14% menjadi
aspek proses 76,19%. Pada pengerjaan kerja projek di
pembelajarandanhasilbelajarsiswa siklus I masih banyak ditemui siswa yang
Proses pembelajaran dinilai dari kurang bertanggung jawab dalam
aspek keaktifan. Keaktifan siswa selama penyelesaian kerja projek, siswa cenderung
apersepsi terdapat peningkatan sebesar menyerahkan tugas kerja projeknya pada
26,18% dari siklus I ke siklus II, yakni dari teman lain dalam satu kelompok yang dirasa
47,62% meningkat menjadi 73,81%. Tujuan lebih pandai, hal ini dapat diindikasikan
dari pada apersepsi adalah untuk bahwa sikap dari kerjasama siswa masih
memusatkan pikiran dari pada siswa agar tergolong rendah. Pada pengerjaan kerja
siswa mengingat kembali pelajaran yang projek secara diskusi kelompok di siklus II
Fadilah Ramadhani, Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)│9
II menjadi 76,19%. Sedangkan siswa yang motivasi, sehingga seluruh siswa belum
kurang aktif mengalami penurunan dari sepenuhnya dapat aktif dalam mengikuti
42,86% menjadi 23,81%.Keaktifan siswa pembelajaran akuntansi, (3) guru belum
pada saat pembahasan hasil diskusi, sepenuhnya mampu mengkondisikan kelas
mengajukan pertanyaan dan pendapat, dengan baik, karena masih terdapat siswa
diketahui jumlah siswa yang aktif pada yang berbicara dengan temannya diluar
siklus I sebesar 52,38% mengalami materi, tidak memperhatikan pelajaran, (4)
peningkatan pada siklus II menjadi 83,34%. siswa belum sepenuhnya paham terkait
Sedangkan siswa yang kurang aktif materi yang disampaikan, dikarenakan
mengalami penurunan dari 47,62% menjadi terbatasnya sumber informasi yang dimiliki.
16,66%. SARAN
Untuk hasil belajar siswadapat Berdasarkan simpulan, maka saran
dilihat dari hasil tes evaluasi yang yang dapat diajukan yakni diharapkan guru
menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dapat menerapkan menerapkan model
kelas pada mata pelajaran akuntansi dari pembelajaran berbasis projek(Project Based
72,90 dari pra-siklus menjadi 78,77 pada Learning) atau pembelajaran lain yang
siklus I dan pada siklus II menjadi 87,86 relevan sehingga materi yang disampaikan
dengan persentase ketuntasan siswa sebesar dapat diterima dengan baik dan mudah
61,91% pada pra siklus, 78,57% dan 100% diterima oleh siswa. Selain itu guru harus
pada siklus II. selalu memberikan motivasi terhadap siswa,
Berdasarkan hasil penelitian dari sehingga siswa antusias dan semangat dalam
penerapan model pembelajaran berbasis mengikuti pembelajaran serta mampu
projek(Project Based Learning)masih menumbuhkan keaktifan siswa. Ada baiknya
terdapat hambatan dalam pembelajaran guru selalu meningkatkan kemampuan
akuntansi. Hambatan-hambatan dalam mengembangkan dan menyampaikan materi,
pembelajaran akuntansi adalah sebagai serta kemampuan dalam mengelola kelas.
berikut: (1) guru belum sepenuhnya paham UCAPAN TERIMA KASIH
dengan model pembelajaran yang Terselesaikannya artikel ilmiah ini
diterapkan, sehingga guru perlu mempelajari tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
model pembelajaran tersebut ataupun model arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
pembelajaran yang lain yang relevan Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
digunakan dalam pembelajaran akuntansi, kepada: (1) pembimbing I, terima kasih atas
(2) guru masih kurang dalam pemberian segala pengarahan dan bimbingannya selama
12│ Jupe UNS, Vol. 1 No.1 Hal. 01 s/d 12
penyusunan artikel ilmiah ini, (2) Setiawan. Mahir Akuntansi. 2012. Jakarta:
Gramedia.
pembimbing II, terima kasih atas segala
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2009.
motivasi dan bimbingannya selama Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Bumi Aksara.
penyusunan artikel ilmiah ini, (3) kepala
SMA Negeri 3 Sukoharjo yang telah Surakhmad. 1990. Pengantar Interaksi
Belajar Mengajar Dasar Dan Teknik
memberikan ijin penelitian skripsi ini, (4)
Metodologi Pengajaran Edisi ke V.
guru mata pelajaran Akuntansi yang Bandung: Tarsito
membimbing dalam pelaksanaan penelitian
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian
ini, dan (5) semua pihak yang telah Kualitatif. Surakarta : UNS Press
membantu kelancaran penyusunan artikel
Titis Dwipantra. 2011. “Upaya Peningkatan
ilmiah ini yang tidak mungkin penulis Kualitas Pembelajaran Akuntansi
Melalui Penerapan Model
sebutkan satu persatu.
Pembelajaran Problem Based
DAFTAR PUSTAKA Learning Pada Siswa Kelas XII IPS 2
MA Negeri Ngrambe Ngawit Tahun
Anonim. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Ajaran 2010/2011.” Skripsi.
Pendidikan.http://id.wikipedia.org/wik Universitas Sebelas Maret Surakarta
i/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidi
kan. Diakses pada tanggal 25 Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta:
November 2012 Bumi Aksara
Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Warsito. 2008. Teknologi Pembelajaran.
Pembelajarn. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
Jakarta : Bumi Aksara. Kontemporer. Jakarta Timur : Bumi
Aksara.
Karo-Karo, Ulihbukit. 1981. Salatiga : CV.
Saudara. Wiyarsi, Antuni dkk. 2009. “Penerapan
Pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Miswanto. 2011. “Penerapan Model Perkuliahan Workshop Pendidikan
Pembelajaran Berbasis Projek Pada Kimia Untuk Meningkatkan
Materi Program Linier Siswa Kelas X Kemandirian dan Prestasi Belajar
SMK Negeri 1 Singosari.” Mahasiswa.” Yogyakarta. Universitas
Tulungagung. STAIN. Jurnal Negeri Yogyakarta. Paedgogia, Jilid
Penelitian dan Pemikiran Pendidikan, 12, Nomor 1, 1 Februari 2009,
Volume 1, Nomor 1, September 2011. halaman 34-41
60-68