HERIANTO SURIADIN
07220160013
Judul Praktek Kerja Lapang : Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal Dan
Pengenalan Perancangan Kapal Penangkap
Ikan Di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)
Semarang
Nama : Herianto Suriadin
Stambuk : 072 2016 0013
SK Pembimbing :
Diketahui Oleh :
ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Praktek Kerja Lapang : Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal dan
Pengenalan Perancangan Kapal Penangkap
Ikan
di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)
Semarang
Nama : Herianto Suriadin
Disetujui
iii
RINGKASAN
Praktek kerja lapang ini telah dilaksanakan mulai tanggal 27 Juni sampai 01
Agustus 2019 dengan jangka waktu 36 hari yang berlokasi di Balai Besar
Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang.
Metode yang digunakan pada praktek kerja lapang tersebut yaitu dengan cara
pengambilan data primer dan sekunder yang meliputi observasi, pengukuran,
perhitungan, dan dokumentasi serta studi literature sebagai pelengkap data.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas segala Rahmat
dan Hidayah-Nya, serta Salam dan Taslim kepada Nabi Muhammad SAW,
sehingga Praktek Kerja Lapang ini dapat diselesaikan.
Praktek Kerja Lapang ini adalah Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal
dan Pengenalan Perancangan Kapal Penangkap Ikan, serta sebagai salah satu
persyaratan penyelesaian program studi dan jurusan pada Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.
v
6. Teman Seperjuangan Harbie Hashimoto. B, Dzulhaji Arya Putra, Fitro
Akbar, Reni Arnitasari dan Halifah yang telah bekerjasama dalam satu
lokasi di BBPI semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Praktek Kerja Lapang ini
masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini., semoga Praktek
Kerja Lapang ini memberikan manfaat yang tak terhingga kepada penulis maupun
pihak-pihak yang berkepentingan.
Amin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................................................ iv
vii
BAB IV SARANA DAN PRASARANA BBPI SEMARANG ..................................... 22
4.2 Prasarana.................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 71
LAMPIRAN .................................................................................................................... 72
viii
DAFTAR TABEL
No Teks Hal.
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
No Teks Hal.
xii
23. Pengukuran sarat air kapal ........................................................................... 37
25. Pengukuran panjang dari ujung linggi haluan sampai depan bangunan
atas geladak kapal ........................................................................................ 40
27. Pengukuran panjang dari belakag bangunan atas sampai ujung linggi
buritan .......................................................................................................... 40
28. Penentuan tegak lurus di sisi linggi haluan untuk pengukuran panjang
garis air (Lwl)............................................................................................... 41
LAMPIRAN
xiii
7. Gambar pondasi mesin ................................................................................. 85
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
13. Jurnal Harian Praktek Kerja Lapang di Balai Besar Penangkapan Ikan
(BBPI) Semarang ......................................................................................... 73
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perikanan dan kelautan adalah salah satu potensi sumber daya alam yang
dimiliki Indonesia untuk meningkatkan sektor ekonomi. Usaha dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan adalah
dengan meningkatkan kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan dan
memproduksi komoditas ikan laut dengan operasi penangkapan ikan. Maka
peranan dari kapal perikanan sangatlah penting dalam penangkapan ikan. Kapal
merupakan sarana perhubungan yang dipergunakan manusia untuk membawa
muatan (barang atau penumpang) dari tempat satu menuju tempat yang lain di
daerah perairan dan dibangun orang sesuai dengan bermacam-macam kepentingan
kapal (Unus, 2004).
Mahasiswa diperuntukkan untuk bagaimana mengasa kemudian
meningkatkan skill dan keterampilan. Salah satu lokasi yang disarankan untuk
memenuhi hal tersebut adalah Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor:19/PERMEN-KP/2014, BBPI merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dibawah Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang mempunyai fungsi uji terap,
penyebaran informasi pemanfaatan sumberdaya ikan, pelayanan dan kerja sama
teknis, pengujian dan sertifikasi, bimbingan teknis, dan pengelolaan sistem
informasi di bidang penangkapan ikan. Uji terap teknologi pemanfaatan
sumberdaya ikan yang dilakukan salah satunya adalah uji terap teknologi kapal
perikanan, khususnya kapal penangkap ikan.
Kapal penangkap ikan adalah sarana apung penangkapan yang mempunyai
geladak utama dan/atau bangunan atas/rumah geladak yang secara khusus
dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut,
menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan (SNI 7277.2:2008). Kapal
penangkap ikan yang dominan digunakan oleh nelayan di pantai utara Jawa
2
adalah kapal penangkap ikan dari bahan kayu. Oleh karena itu, penulis dalam
melaksanakan PKL mengambil tema mengenai kapal penangkap ikan dari bahan
kayu, meliputi Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal dan Pengenalan
Perancangan Kapal Penangkap Ikan. Kapal penangkap ikan yang menjadi objek
PKL adalah kapal milik BBPI yang terpajang di lingkungan BBPI.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini bertujuan:
1. Mengetahui cara mengukur dimensi utama kapal penangkap ikan;
2. Mengetahui cara perhitungan gross tonnage (GT) kapal penangkap ikan;
3. Mengetahui metode dan tahapan perancangan kapal penangkap ikan.
1.3 Kegunaan Praktek Kerja Lapang
Adapun kegunaan PKL yaitu:
1. Sebagai salah satu syarat penyelesaian sarjana (S-1) pada Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Muslim Indonesia.
2. Sebagai penambahan wawasan untuk dikembangkan di fakultas.
3
BAB II
METODE PRAKTEK
2.4.1 Observasi
Menurut Djaelani (2013), Metode observasi dilakukan dengan cara
mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang di
teliti, kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian
sebagaimana subyek yang diamati mengalaminya, menangkap, merasakan
fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti. Hal-hal yang menjadi
objek observasi yaitu kapal yang terpajang di halaman kantor BBPI Semarang.
2.4.2 Pengukuran
Menurut Nunnally & Bernstein (1994) Pengukuran dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-
aturan yang terstandar atau yang telah disepakati untuk merepresentasikan atribut
yang diukur.
5
2.4.3 Perhitungan
Perhitungan merupakan suatu perlakuan yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil nilai dari pemecahan pada setiap rumus penjumlahan,
perkalian, pengurangan dan pembagian.
1. Tonase kotor atau gross tonnage (GT) diperoleh dengan mengalikan faktor
yang besarnya 0,25 dengan jumlah volume (V) dari volume ruangan
dibawah geladak (V1) dan volume ruangan-ruangan di atas geladak yang
tertutup (V2). atau dalam bentuk rumus ditulis sebagai berikut:
V1 = p x l x d x f
= , ×
7
Keterangan:
GT = Tonase Kotor
2.4.4 Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan
lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain-lainnya. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011).
2.5 Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini
melalui studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi dengan
mengkaji berbagai bahan bacaan yang terkait dengan dimensi utama dan
besaran kapal, bagian-bagian kapal, perhitungan gross tonnage (GT), serta
metode dan tahapan perancangan kapal penangkap ikan. Hasil dari studi
literatur digunakan sebagai dasar untuk elakukan pengukuran dimensi utama
kapal penangkap ikan dan perhitungan GT kapal penangkap ikan.
8
BAB III
Memasuki era reformasi 1999 BPPI saat itu berada di bawah naungan
Departemen Eksplorasi Laut RI setelah mengalami pemisahan dari Departemen
Pertanian RI.
KEPALA
BAGIAN TATA
USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Setiap bagian dari struktur organisasi tersebut memiliki tugas dan fungsi
yang berbeda, yakni:
BAB IV
4.1 Sarana
Sarana adalah sesuatu yang digunakan sebagai alat dan bahan untuk
mengukur aspek teknis kapal penangkap ikan di Kantor BBPI Semarang yaitu
sebagai berikut :
a. Alat
Pada praktek kerja lapang (PKL) alat yang digunakan dalam kegiatan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 1).
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan PKL dapat dilihat pada tabel
dibawah ini (Tabel 2).
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam kegiatan PKL
4.2 Prasarana
a. Gedung utama
Sebagai tempat untuk melakukan pusat pelayanan yang berkaitan dengan
fungsi dan tugas BBPI Semarang dapat dilihat pada Gambar 7.
21
b. Gedung workshop/bengkel
Sebagai tempat percobaan dan tempat alat-alat perbaikan kapal
dapat dilihat pada Gambar 8.
G
Gambar 10. Ruangan Navigation center
1
2
.
g. Mesjid
Sebagai tempat ibadah yang berada disebalah gedung utama BBPI
Semarang dapat dilihat pada Gambar 13.
24
h. Gedung ABK
Sebagai ruang kerja atau aktivitas para pegawai dan stafdi BBPI
Semarang dapat di lihat pada Gambar 14.
BAB V
Hasil observasi bagian-bagian kapal penangkap ikan dari bahan kayu milik
BBPI yang terpajang di halaman kantor BBPI Semarang dapat dilihat di
(Lampiran 13) antara lain:
1. Anjungan kapal berfungsi sebagai tempat dimana ruang peralatan
navigasi kapal dan juga sebagai kamar radio informasi
2. Ruang kemudi berfungsi sebagai tempat untuk mengemudikan kapal dan
segala pemantauan lainnya
3. Deck dan main deck merupakan bagian lantai kapal yang berfungsi
untuk meletakkan barang muatan atau penumpang sedangkan main deck
merupakan lantai kedua setelah deck yang mempunyai fungsi yang sama.
4. Haluan yaitu bagian depan kapal keseluruhan yang berguna untuk
mengurangi tahanan pada saat berlayar. haluan kapal berguna untuk
membelah gelombang yang menghantam depan kapal biasanya
konstruksinya di buat lebih tinggi guna menghindari air laut masuk ke
dalam kapal.
27
5. Linggi haluan yaitu bagian depan kapal yang lancip dari atas haluan kapal
sampai bawah haluan kapal yang ditari lurus ke bawah pada bagian haluan
kapal.
6. Buritan merupakan bagian belakang kapal yang berguna untuk
meletakkan segala konstruksi barang muatan pada kapal-kapal pengangkut
beban berat.
7. Linggi buritan merupakan bagian ujung kapal belakang yang ditarik garis
lurus ke bawah bagian buritan kapal.
8. Kulit kapal berfungsi untuk pelapis yang berguna memberikan daya
kedap kapal pada air serta memberikan kekuatan struktur semua bagian
kapal hingga bagian atas kapal.
9. Ruang mesin berfungsi sebagai tempat panel-panel sumber listrik mesin
kapal yang berguna sebagai kendali utama mesin dan suplay energi listrik
ke semua bagian kapal
10. Baling-baling/ Propeller kapal berfungsi untuk mengerakkan kapal baik
maju, mundur, kekanan dan kekiri maupun berputar yang dikendalikan
dari ruang kemudi
11. Daun kemudi berfungsi untuk mengatur arah kapal baik belok ke kanan
maupun ke kiri.
12. Lunas merupakan bagian bawah dasar kapal yang berfungsi sebagai alas
bagian bawah kapal.
13. Palka adalah ruangan dibawah geladak gunanya untuk tempat menyimpan
muatan kapal.
Visualisasi hasil observasi ditunjukkan dalam lampiran 14.
5.2.2 Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap kapal kayu milik BBPI yang
terpajang di halaman kantor BBPI Semarang (tabel 3).
28
Menurut (Ronald. dkk, 2014) Panjang total, length over all (Loa) adalah
panjang keseluruhan kapal yang diukur secara horizontal antara ujung linggi
haluan dan ujung linggi buritan (Gambar 16).
Menurut (Ronald. Dkk, 2014) panjang antara garis tegak, length beetwen
perpendicular (Lbp/Lpp) adalah panjang kapal yang diukur antara dua garis tegak
atau jarak horizontal antara garis tegak buritan dan garis tegak haluan (Gambar
18).
Pengukuran Ldl yaitu mengukur panjang mulai dari ujung garis geladak
utama di haluan hingga ujung garis geladak di buritan (Gambar 19).
Menurut (Ronald. Dkk, 2014) Lebar kapal, breadth (B) adalah lebar
terbesar diukur pada bidang tengah kapal diantara dua sisi dalam kulit kapal
(kapal baja atau kapal yang terbuat dari logam lainnya). untuk kulit kapal yang
terbuat dari kayu, maka diukur jarak dua sisi terluar kulit kapal (Gambar 20).
Lebar geladak yaitu diukur mulai dari ujumg garis geladak utama
lambung kanan sampai ujung garis geladak utama lambung kiri kapal pada posisi
midship kapal (Gambar 21).
Tinggi maksimum, Hmax yaitu tinggi kapal yang diukur mulai dari garis
dasar (garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai sisi atas
pagar (bulwark) kapal dan diukur pada posisi midship (Gambar 22).
Tinggi geladak yaitu tinggi yang diukur mulai dari mulai dari garis dasar
(garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai garis tepi geladak
utama dan diukur pada posisi midship.
Sarat air yaitu jarak vertikal/ tegak antara garis atas lunas kapal sampai
garis air pada muatan penuh yang diukur pada posisi midship (gambar 23).
3) Setelah pengukuran sejajar garis air dalam setiap bagian maka langkah
selanjutnya yaitu mengukur panjang kapal menggunakan roll meter.
Ukur panjang mulai dari ujung linggi haluan sampai depan bangunan
atas kapal yang sudah diberi tanda kemudian tentukan panjang untuk
bagian (A). kemudian ukur panjang mulai dari depan bangunan atas
kapal yang sudah diberi tanda sampai belakang bangunan atas kapal
yang sudah diberi tanda kemudian tentukan panjang untuk bagian (B).
kemudian ukur panjang mulai dari belakang bangunan atas kapal sampai
ujung buritan yang sudah diberi tanda lalu tentukan panjang bagian (C).
Pengukuran panjang garis air tidak dapat dilakukan diatas air karena
kapal berada di darat. Asumsi sarat air muatan penuh diwakili oleh warna cat
merah sehingga pengukuran pada garis cat merah. Pengukuran Lwl yaitu
mengukur panjang mulai dari sisi haluan yang berpotongan pada garis air
sampai sisi buritan yang berpotongan dengan garis air menggunakan roll
meter dalam kondisi muatan penuh.
36
a) Tinggi maksimum, Hmax yaitu tinggi kapal yang diukur mulai dari garis
dasar (garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai sisi atas
pagar (bulwark) kapal dan diukur pada posisi midship menggunakan roll
meter dengan bantuan balok kayu kemudian tentukan nilai tinggi tersebut.
b) Tinggi geladak yaitu tinggi yang diukur mulai dari mulai dari garis dasar
(garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai garis tepi
geladak utama dan diukur pada posisi midship dengan menggunakan roll
meter dengan bantuan balok kayu kemudian tentukan nilai tinggi tersebut.
Pengukuran sarat air kapal tidak dapat dilakukan diatas air karena kapal
berada di darat. Asumsi sarat air muatan penuh diwakili oleh warna cat merah
sehingga pengukuran pada garis cat merah. Sarat air yaitu jarak vertikal/ tegak
antara garis atas lunas kapal sampai garis air pada muatan penuh yang diukur pada
posisi midship menggunakan roll meter dengan bantuan balok kayu kemudian
tentukan sarat air tersebut.
Kapal yang diukur mempunyai panjang total kurang dari 24 meter maka
digunakan metode dalam negeri sesuai peraturan menteri perhubungan Nomor 8
Tahun 2013. Hasil perhitungan gross tonnage pada kapal yang diukur yaitu 3 GT.
Menurut Palgunadi (2007) desain adalah suatu istilah yang lebih banyak
digunakan untuk menunjukkan suatu rencana atau suatu proses perencanaan yang
bersifat mikro (kecil, khusus, spesifik, sempit, khas, detail, rinci).
Istilah dari rancangan, juga setara dengan desain, tetapi dalam
penggunaan/penerapannya, umumnya lebih banyak dipakai dibidang pakaian,
fashion, pola, atau tekstil. Rancang bangun maknanya setara pula dengan desain,
tetapi dalam penggunaan/penerapannya, umumnya lebih banyak dipakai dibidang
konstruksi, bangunan, pekerjaan teknik sispil, dan arsitektur.
10) ABK
Rancang bangun (basic design) kapal penangkap ikan paling tidak terdiri
dari 3 (tiga) rancangan pokok yaitu:
5.7.3.1 Sketsa Rancangan Umum
1) Ruangan di bawah Geladak
Tata ruang di bawah geladak dibagi oleh sekat melintang kedap
menjadi 7 buah ruangan (kompartemen) seperti terlihat pada (Lampiran
2):
a. Ruang ceruk Haluan
b. Ruangan/ palkah ikan
c. Ruangan Mesin
d. Ruangan tangka air tawar
e. Ruangan ceruk buritan
2) Ruangan di atas Geladak
Tata ruang di atas geladak terdiri dari 5 ruangan sebagai berikut:
a. Rumah kemudi/ tempat tidur Nahkoda
b. Ruang masuk kamar mesin
c. Ruang akomodasi ABK
d. Dapur
e. Kamar mandi
5.8.1 Umum
5.8.9 Permesinan
5.8.10 Perpipaan
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
61
Lampiran 1
JURNAL HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI BALAI BESAR
PENANGKAPAN IKAN (BBPI) SEMARANG
Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel pagi
Semarang
Melihat Pengerjaan
12.30 – 15.00 Lab Kapal
modifikasi kapal
Fishing
09.00 – 11.50 Identifikasi gill net Machinery
Training Room
Fishing
13.20 – 16.00 Membuat Resume machinery
training room
Fishing
10.30 – 11.30 Membuat Resume Machinery
Rabu, 03 Juli training room
2019
Fishing
12.30 – 15.00 Membuat Resume Machinery
training room
Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel Pagi
Semarang
Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang
Lapangan Voly
09.00 – 10.30 Olahraga
BBPI Semarang
Jum’at, 05 Juli
2019 Fishing
Penyusunan Laporan Tahap
14.00 – 15.00 Machinery
Pertama
training room
Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel Pagi
Semarang
Fishing
Membuat resume
Senin, 08 Juli 09.00 – 11.00 Machinery
pengukuran kapal
2019 training room
Fishing
Membuat Resume
13.00 - 17.00 Machinery
pengukuran kapal
training room
Fishing
Selasa, 09 Juli Membuat resume
13.00 – 15.00 Machinery
2019 pengukuran kapal
training room
Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel pagi
Semarang
Depan lapangan
13.00 – 15.00 Pengukuran kapal
Volly BBPI
Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang
Jum’at, 12 Juli
2019 Fishing
Penyusunan laporan
09.00 – 15.00 Machinery
pengukuran kapal
training room
Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel Pagi
Semarang
Senin, 15 Juli
2019 Fishing
Penyusunan laporan
09.00 - 16.00 Machinery
pengukuran kapal
training room
Fishing
Penusunan laporan
09.00 – 15.00 Machinery
pengukuran kapal
Selasa, 16 Juli training room
2019
Konsultasi hasil pengukuran
16.00 – 17.00 Ruang demersal
kapal
Fishing
Rabu, 17 Juli Penyusunan laporan
09.00 – 16.00 Machinery
2019 pengukuran kapal
training room
Fishing
09.00 – 16.00 Perhitungan GT Kapal Machinery
training room
Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang
Jumat, 19 Juli
2019 Fishing
09.00 – 16.00 Perhitungan GT kapal Machinery
training room
Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Apel Pagi
Semarang
Halaman BBPI
13.00 – 16.00 Pengukuran ulang kapal
Semarang
Fishing
09.00 – 15.00 Perhitungan GT kapal Machinery
Selasa, 23 Juli training room
2019
Konsultasi hasil Perhitungan
16.00 – 17.00 Ruang Demersal
GT
Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Apel Pagi
Semarang
Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang
Melengkapi hasil
09.00 – 11.00 penyusunan laporan Dining Room TC
Jumat, 26 Juli perancangan kapal
2019
Konsultasi hasil penyusunan
11.00 – 12.00 Ruang Demersal
laporan perancangan kapal
Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Apel Pagi
Semarang
Fishing
09.00 – 15.00 Penyusunan laporan Akhir Machinery
Selasa, 30 Juli training room
2019
16.00 – 17.00 Konsultasi Laporan Akhir Ruang Demersal
Lampiran 3. Gambar Rencana Garis Kapal Penangkap Ikan (Konsula, Tulada PT,
2005)
68
Lampiran 10. Hydrostatics pada saat kapal berangkat (Konsula, Tulada PT, 2005)
76
Lampiran 11. Hydrostatics pada saat kapal sedang beroperasi (Konsula, Tulada
PT, 2005)
77
l = 2,61 m L = 1,18 m
d = 0,68 m T = 2,20 m
f = 0,70
= 3 GT V2 =PxLxT
= 5, 34
79
Linggi haluan
Anjungan Lunas
linggi Buritan
81