Anda di halaman 1dari 94

PRAKTEK KERJA LAPANG

TEKNIK PENGUKURAN ASPEK TEKNIS KAPAL DAN


PENGENALAN PERANCANGAN KAPAL PENANGKAP IKAN
DI BALAI BESAR PENANGKAPAN IKAN (BBPI)
SEMARANG

HERIANTO SURIADIN
07220160013

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING

Judul Praktek Kerja Lapang : Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal Dan
Pengenalan Perancangan Kapal Penangkap
Ikan Di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)
Semarang
Nama : Herianto Suriadin
Stambuk : 072 2016 0013

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Jurusan : Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan

Program Studi : Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan

SK Pembimbing :

Telah Diperiksa dan Disetujui


Oleh Komisi Pembimbing :

Dr. Ir. Ihsan, M.Si Oktavian Rahardjo, ST, MT


Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan

Diketahui Oleh :

Ir. Kamil Yusuf, M.Si Dr.Ir. Muhammad Jamal, M.Si


Wakil Dekan I FPIK UMI Ketua Jurusan PSP FPIK UMI

ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Praktek Kerja Lapang : Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal dan
Pengenalan Perancangan Kapal Penangkap
Ikan
di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)
Semarang
Nama : Herianto Suriadin

Stambuk : 072 2016 0013

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Jurusan : Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan

Program Studi : Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan


Tanggal Ujian : 03 Januari 2020

Disetujui

Oleh Komisi Penguji :

1. Dr. Ir. Ihsan, M.Si (Ketua) ....................................

2. Dr. Ir. Muh. Jamal Alwi, M.Si (Anggota) ....................................

3. Dr. Ir. Hj. Ernanigsih, MP (Anggota) ....................................

iii
RINGKASAN

HERIANTO SURIADIN, stambuk 07220160013. Teknik Pengukuran


Aspek Teknis Kapal dan Pengenalan Perancangan Kapal Penangkap Ikan di Balai
Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang. Dibimbing oleh Dr. Ir. Ihsan, M.Si
sebagai pembimbing utama dan Oktavian Rahardjo, S.T, M.T sebagai
pembimbing lapangan.

Kapal merupakan sarana perhubungan yang dipergunakan manusia untuk


membawa muatan (barang atau penumpang) dari tempat satu menuju tempat yang
lain di daerah perairan dan dibangun orang sesuai dengan bermacam-macam
kepentingan kapal.

Tujuan praktek kerja lapang tersebut untuk mengetahui teknik pengukuran


dimensi utama kapal, menghitung GT kapal penangkap ikan dan pengenalan
perancangan kapal penangkap ikan. Adpun kegunaannya yaitu sebagai salah satu
syarat untuk penyelesaian sarjana (S-1) dan sebagai penambahan wawasan untuk
dikembangkan di fakultas.

Praktek kerja lapang ini telah dilaksanakan mulai tanggal 27 Juni sampai 01
Agustus 2019 dengan jangka waktu 36 hari yang berlokasi di Balai Besar
Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang.

Metode yang digunakan pada praktek kerja lapang tersebut yaitu dengan cara
pengambilan data primer dan sekunder yang meliputi observasi, pengukuran,
perhitungan, dan dokumentasi serta studi literature sebagai pelengkap data.

Dengan teknik pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil pengukuran


antara lain; Loa (7,67 m), Lwl (5,82 m), Lbp (6,27 m), Ldl (6,11 m), Bmax (2,61
m), lebar geladak (2,40 m), Hmax (1,05 m), tinggi geladak (0,68 m), dan sarat air
(0,57 m). Adapun hasil perhitungan GT kapal tersebut sebesar 3 GT.

Dalam Perancangan kapal penangkap ikan tahapannya antara lain: metode


kapal pembanding, metode statistik, metode iterasi dan method of complex
solution. Sedangkan tahapan perancangan kapal penangkap ikan meliputi
perancangan aspek teknis, estimasi biaya pembangunan kapal, serta perancangan
aspek finansial operasional kapal.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas segala Rahmat
dan Hidayah-Nya, serta Salam dan Taslim kepada Nabi Muhammad SAW,
sehingga Praktek Kerja Lapang ini dapat diselesaikan.

Praktek Kerja Lapang ini adalah Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal
dan Pengenalan Perancangan Kapal Penangkap Ikan, serta sebagai salah satu
persyaratan penyelesaian program studi dan jurusan pada Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.

Praktek Kerja Lapang ini mengungkapkan teknik pengukuran kapal


penangkap ikan dan perhitungan Gross Tonnage (GT) kapal serta pengenalan
perancangan kapal penangkap ikan agar dapat meningkatkan skill mahasiswa
dalam mengukur dan merencanakan kapal penangkap ikan.

Penyusunan Praktek Kerja Lapang ini dapat diselesaikan atas bantuan,


bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda Amiruddin yang selalu saya banggakan dan Surianti ibunda


tercinta.
2. Bapak Dr. Ir. Ihsan, M.Si, selaku pembimbing utama dan bapak Oktavian
Rahardjo, ST, MT selaku pembimbing Lapangan yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapang ini.
3. Bapak Dr. Ir. Asbar, M.Si Selaku Dekan Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Muslim Indonesia
4. Bapak Pimpinan, staf dosen dan Pegawai Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Muslim Indonesia
5. Sahabat Angkasa Putra, S. Tr. Pi, Rosdiana Syaharuddin, S. Tr. Pi, Devi
Rastinasari, A. Md. Pi dan Nuraeni Ridwan yang telah memberikan
penulis motivasi dan masukan-masukan didalam penulisan laporan dan
saat pelaksanaan PKL.

v
6. Teman Seperjuangan Harbie Hashimoto. B, Dzulhaji Arya Putra, Fitro
Akbar, Reni Arnitasari dan Halifah yang telah bekerjasama dalam satu
lokasi di BBPI semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Praktek Kerja Lapang ini
masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini., semoga Praktek
Kerja Lapang ini memberikan manfaat yang tak terhingga kepada penulis maupun
pihak-pihak yang berkepentingan.

Amin.

Makassar, September 2019

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .................................................................... iii

RINGKASAN ................................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

1.1 latar belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang .................................................................................... 2

1.3 Kegunaan Praktek Kerja Lapang ............................................................................... 2

BAB II METODE PRAKTEK......................................................................................... 3

2.1 Waktu Dan Tempat .................................................................................................... 3

2.2 Pengambilan Data ...................................................................................................... 3

2.3 Partisipasi Aktif ......................................................................................................... 3

2.4 Data Primer ................................................................................................................ 4

2.5 Data Sekunder............................................................................................................ 7

BAB III GAMBARAN UMUM BBPI SEMARANG ..................................................... 8

3.1 Sejarah Singkat BBPI Semarang ............................................................................... 8

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................................... 10

3.3 Tugas dan Fungsi BBPI Semarang .......................................................................... 16

3.4 Visi dan Misi BBPI Semarang ................................................................................. 16

vii
BAB IV SARANA DAN PRASARANA BBPI SEMARANG ..................................... 22

4.1 Sarana ...................................................................................................................... 22

4.2 Prasarana.................................................................................................................. 24

BAB V KEGIATAN DALAM BBPI SEMARANG ..................................................... 30

5.1 Kegiatan umum ........................................................................................................ 30

5.2 Kegiatan khusus ....................................................................................................... 30

5.3 Dimensi utama kapal ............................................................................................... 28

5.4 Teknik pengukuran dimensi utama kapal ................................................................ 32

5.5 Perhitungan Gross Tonnage (GT) ............................................................................ 47

5.6 Rancang Kapal Penangkap Ikan .............................................................................. 48

5.7 Tahapan perencanaan kapal ..................................................................................... 50

5.8 Spesifikasi Teknis Kapal Penangkap Ikan ............................................................... 60

5.9 Aspek ekonomi dalam pembangunan kapal penangkap ikan .................................. 65

5.10 Aspek finansial kapal penangkap ikan .................................................................. 67

BAB VI PENUTUP ......................................................................................................... 57

6.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 57

6.2 Saran ........................................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 71

LAMPIRAN .................................................................................................................... 72

viii
DAFTAR TABEL
No Teks Hal.

1. Alat dalam pengukuran kapal ...................................................................... 22


2. Bahan yang digunakan dalam kegiatan PKL ........................................... ....23
3. Hasil pengukuran dimensi utama dan tonase kapal ................................. …32

LAMPIRAN

1. Jurnal Harian Praktek Kerja Lapang di Balai Besar Penangkapan Ikan


(BBPI) Semarang ......................................................................................... 73

ix
DAFTAR GAMBAR

No Teks Hal.

1. Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang ............................................................. 3


2. Kantor BBPI Semarang ............................................................................... 12

3. Struktur organisasi BPPI Semarang ............................................................ 13

4. Tampak depan kapal yang diukur ................................................................ 23

5. Tampak samping kapal yang diukur ............................................................ 24

6. Tampak belakang kapal yang diukur ........................................................... 24

7. Gedung utama ........................................................................................................ 25

8. Gedung Workshop/bengkel .................................................................................... 25

9. Gedung Wisma Bahari............................................................................................ 26

10. Ruangan Navigator Center ..................................................................................... 26

11. Fishery Machinery Training Room ........................................................................ 27

12. Engine Training Room............................................................................................ 27

13. Mesjid ..................................................................................................................... 28

14. Gedung ABK .......................................................................................................... 28

15. Gedung Wisma Purse seine .................................................................................... 29

16. Length over all (Loa) ................................................................................... 33

17. Length water line (Lwl) ............................................................................... 34

18. Length between perpendicular (Lbp/Lpp) ................................................... 34

19. Pengukuran panjang geladak kapal ............................................................. 35

20. Pengukuran lebar kapal ............................................................................... 35

21. Pengukuran lebar geladak kapal pada posisi midship ................................. 36

22. Pengukuran tinggi maksimum kapal ........................................................... 36

xii
23. Pengukuran sarat air kapal ........................................................................... 37

24. Penggunaan selang ukur berisi air untuk mendapatkan ketinggian


yang sama .................................................................................................... 39

25. Pengukuran panjang dari ujung linggi haluan sampai depan bangunan
atas geladak kapal ........................................................................................ 40

26. Pengukuran panjang bangunan kapal .......................................................... 40

27. Pengukuran panjang dari belakag bangunan atas sampai ujung linggi
buritan .......................................................................................................... 40

28. Penentuan tegak lurus di sisi linggi haluan untuk pengukuran panjang
garis air (Lwl)............................................................................................... 41

29. Pengukuran panjang garis tegak kapal ........................................................ 42

30. Pengukuran panjang geladak kapal ............................................................. 43

31. Pengukuran lebar maksimum kapal ............................................................. 44

32. Pengukuran lebar geladak kapal pada posisi midship ................................. 45

33. Pemasangan balok untuk membantu pengukuran tinggi kapal ................... 46

34. Pengukuran tinggi kapal .............................................................................. 46

35. Pengukuran sarat air kapal ........................................................................... 47

LAMPIRAN

1. Gambar rencana umum kapal penangkap ikan ............................................ 79

2. Gambar rencana garis kapal penangkap ikan ............................................... 80

3. Gambar potongan melintang tengah kapal penangkap ikan ........................ 81

4. Gambar konstruksi profile ........................................................................... 82

5. Gambar konstruksi linggi buritan ................................................................ 83

6. Gambar konstruksi linggi haluan ................................................................. 84

xiii
7. Gambar pondasi mesin ................................................................................. 85

8. Gambar diagram listrik kapal penangkap ikan ............................................ 86

9. Hidrostatics pada saat kapal berangkat ........................................................ 87

10. Hidrostatics pada saat kapal sedang beroperasi ........................................... 88

11. Hidrostatics pada saat kapal kembali kepelabuhan ...................................... 89

12. Bagian-bagian kapal hasil observasi ............................................................ 91

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Hal.

13. Jurnal Harian Praktek Kerja Lapang di Balai Besar Penangkapan Ikan
(BBPI) Semarang ......................................................................................... 73

14. Gambar rencana umum kapal penangkap ikan ............................................ 79

15. Gambar rencana garis kapal penangkap ikan ............................................... 80

16. Gambar potongan melintang tengah kapal penangkap ikan ........................ 81

17. Gambar konstruksi profile ........................................................................... 82

18. Gambar konstruksi linggi buritan ................................................................ 83

19. Gambar konstruksi linggi haluan ................................................................. 84

20. Gambar pondasi mesin ................................................................................. 85

21. Gambar diagram listrik kapal penangkap ikan ............................................ 86

22. Hidrostatics pada saat kapal berangkat ........................................................ 87

23. Hidrostatics pada saat kapal sedang beroperasi ........................................... 88

24. Hidrostatics pada saat kapal kembali kepelabuhan ...................................... 89

25. Perhitungan gross tonnage (GT) .................................................................. 90

26. Bagian-bagian kapal hasil observasi ............................................................ 91

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan dan kelautan adalah salah satu potensi sumber daya alam yang
dimiliki Indonesia untuk meningkatkan sektor ekonomi. Usaha dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan adalah
dengan meningkatkan kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan dan
memproduksi komoditas ikan laut dengan operasi penangkapan ikan. Maka
peranan dari kapal perikanan sangatlah penting dalam penangkapan ikan. Kapal
merupakan sarana perhubungan yang dipergunakan manusia untuk membawa
muatan (barang atau penumpang) dari tempat satu menuju tempat yang lain di
daerah perairan dan dibangun orang sesuai dengan bermacam-macam kepentingan
kapal (Unus, 2004).
Mahasiswa diperuntukkan untuk bagaimana mengasa kemudian
meningkatkan skill dan keterampilan. Salah satu lokasi yang disarankan untuk
memenuhi hal tersebut adalah Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor:19/PERMEN-KP/2014, BBPI merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dibawah Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang mempunyai fungsi uji terap,
penyebaran informasi pemanfaatan sumberdaya ikan, pelayanan dan kerja sama
teknis, pengujian dan sertifikasi, bimbingan teknis, dan pengelolaan sistem
informasi di bidang penangkapan ikan. Uji terap teknologi pemanfaatan
sumberdaya ikan yang dilakukan salah satunya adalah uji terap teknologi kapal
perikanan, khususnya kapal penangkap ikan.
Kapal penangkap ikan adalah sarana apung penangkapan yang mempunyai
geladak utama dan/atau bangunan atas/rumah geladak yang secara khusus
dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut,
menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan (SNI 7277.2:2008). Kapal
penangkap ikan yang dominan digunakan oleh nelayan di pantai utara Jawa
2

adalah kapal penangkap ikan dari bahan kayu. Oleh karena itu, penulis dalam
melaksanakan PKL mengambil tema mengenai kapal penangkap ikan dari bahan
kayu, meliputi Teknik Pengukuran Aspek Teknis Kapal dan Pengenalan
Perancangan Kapal Penangkap Ikan. Kapal penangkap ikan yang menjadi objek
PKL adalah kapal milik BBPI yang terpajang di lingkungan BBPI.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini bertujuan:
1. Mengetahui cara mengukur dimensi utama kapal penangkap ikan;
2. Mengetahui cara perhitungan gross tonnage (GT) kapal penangkap ikan;
3. Mengetahui metode dan tahapan perancangan kapal penangkap ikan.
1.3 Kegunaan Praktek Kerja Lapang
Adapun kegunaan PKL yaitu:
1. Sebagai salah satu syarat penyelesaian sarjana (S-1) pada Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Muslim Indonesia.
2. Sebagai penambahan wawasan untuk dikembangkan di fakultas.
3

BAB II

METODE PRAKTEK

2.1 Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di Balai Besar Penangkapan Ikan


(BBPI) Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Gambar 1). Lama kegiatan
yang dilakukan pada saat PKL adalah 36 hari yaitu pada tanggal 2 7 Juni 2019
sampai dengan 01 Agustus 2019.

Gambar 1. Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang


2.2 Pengambilan Data
Data yang diambil dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah
data primer dan data sekunder melalui kegiatan yang bersifat partisipasi aktif.

2.3 Partisipasi Aktif


Menurut Verhangen dalam Mardikanto (2013) Partisipasi merupakan
bentuk keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau warga masyarakat)
4

dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud


disini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan.

Metode partisipasi aktif dilakukan dengan cara ikut serta dalam


kegiatan yang dilingkungan Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang
dan secara aktif dibimbing oleh pembimbing lapang dari BBPI Semarang.
Sehingga dapat mengetahui dan memahami secara langsung kesesuaian serta
keterkaitan antara teori dengan fakta di lapangan.

2.4 Data primer


Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya, dengan menggunakan metode sebagai berikut:

2.4.1 Observasi
Menurut Djaelani (2013), Metode observasi dilakukan dengan cara
mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang di
teliti, kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian
sebagaimana subyek yang diamati mengalaminya, menangkap, merasakan
fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti. Hal-hal yang menjadi
objek observasi yaitu kapal yang terpajang di halaman kantor BBPI Semarang.

Teknik observasi yang dilakukan dalam Praktek kerja Lapang (PKL)


ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dengan melakukan
pengamatan secara langsung pada obyek yang akan diteliti pada saat mengikuti
kegiatan lapang.

2.4.2 Pengukuran
Menurut Nunnally & Bernstein (1994) Pengukuran dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-
aturan yang terstandar atau yang telah disepakati untuk merepresentasikan atribut
yang diukur.
5

Dalam metode pengukuran yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang


(PKL) ini digunakan untuk mendapatkan hasil pengukuran dimensi utama kapal
sesuai dengan acuan dan dasar dalam pengukuran dimensi utama kapal.

2.4.3 Perhitungan
Perhitungan merupakan suatu perlakuan yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil nilai dari pemecahan pada setiap rumus penjumlahan,
perkalian, pengurangan dan pembagian.

Dalam metode perhitungan yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang


(PKL) ini untuk mendapatkan hasil dari ketetapan rumus-rumus yang didapatkan
di lapangan, salah satunya perhitungan tonase kotor atau gross tonnage (GT)
kapal yang telah diukur.

Metode pengukuran dalam negeri untuk perhitungan GT:

1. Tonase kotor atau gross tonnage (GT) diperoleh dengan mengalikan faktor
yang besarnya 0,25 dengan jumlah volume (V) dari volume ruangan
dibawah geladak (V1) dan volume ruangan-ruangan di atas geladak yang
tertutup (V2). atau dalam bentuk rumus ditulis sebagai berikut:

Tonase Kotor (GT) = 0,25 x V

2. Volume ruangan di bawah geladak (V1) diperoleh dengan mengalikan


panjang (p), lebar (l) dan dalam (d) serta faktor (f), atau dalam bentuk
rumus ditulis sebagai berikut:

V1 = p x l x d x f

3. Volume ruangan di atas geladak (V2) yang tertutup sempurna yang


berukuran tidak kurang dari 1 m3. Dengan mengitung hasil perkalian
panjang (P), lebar (L) dan tinggi (T) atau dalam bentuk rumus ditulis
sebagai berikut:
V2 = P x L x T
6

4. Untuk pengukuran panjang (p) diperoleh dengan mengukur jarak mendatar


antar titik temu sisi luar kulit lambung dengan linggi haluan dan linggi
buritan pada ketinggian geladak atau pada ketinggian sebelah atas dari
rimbat tetap bagi kapal selain yang terbuat dari bahan logam atau
fiberglass atau dari sisi dalam kulit lambung kapal bagi kapal yang terbuat
dari bahan logam atau fiberglass.
Panjang untuk kapal yang mempunyai geladak penggal, diperoleh dengan
cara memperpanjang bagian geladak yang rendah dengan garis khyal
sejajar dengan bagian geladak di atasnya, dan mengukur jarak mendatar
antara titik potong sisi luar kulit lambung dengan linggi haluan dan linggi
buritan pada ketinggian geladak yang diperpanjang dengan garis khayal.
5. Lebar (l) diperoleh dengan mengukur jarak mendatar antara kedua sisi luar
kulit lambung pada bagian kapal yang terlebar, tidak termasuk pisang-
pisang, bagi kapal selain yang terbuat dari bahan logam atau fiberglass
atau dari sisi dalam kulit lambung kapal bagi kapal yang terbuat dari
logam atau fiberglass.
6. Dalam (d) diperoleh dengan mengukur jarak tegak lurus di tengah-tengah
lebar pada bagian kapal yang terlebar, dari sisi bawah alur lunas bagi kapal
selain terbuat dari bahan logam atau fiberglass atau dari atas lunas bagi
kapal yang terbuat dari bahan logam atau fiberglass, sampai bagian bawah
geladak atau sampai garis melintang kapal yang ditarik melalui kedua sisi
atas rimbat tetap.
7. Faktor (f), ditentukan menurut bentuk dan jenis kapal:
a. 0,85 bagi kapal-kapal dengan bentuk dasar rata, secara umum
digunakan bagi kapal tongkang
b. 0,70 bagi kapal-kapal dengan bentuk dasar agak miring dari tengah ke
sisi kapal, secara umum digunakan bagi kapal motor
c. 0,50 bagi kapal-kapal yang tidak termasuk golongan a dan b, secara
umum digunakan bagi kapal layar atau kapal layar motor.

= , ×
7

Keterangan:

GT = Tonase Kotor

0,25 = Faktor pengali

V = Volume Ruangan Kapal

2.4.4 Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan
lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain-lainnya. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011).
2.5 Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini
melalui studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi dengan
mengkaji berbagai bahan bacaan yang terkait dengan dimensi utama dan
besaran kapal, bagian-bagian kapal, perhitungan gross tonnage (GT), serta
metode dan tahapan perancangan kapal penangkap ikan. Hasil dari studi
literatur digunakan sebagai dasar untuk elakukan pengukuran dimensi utama
kapal penangkap ikan dan perhitungan GT kapal penangkap ikan.
8

BAB III

GAMBARAN UMUM BBPI SEMARANG

3.1 Sejarah Singkat BBPI Semarang

Berdirinya BBPI (Balai Besar Penangkapan Ikan) diawali sebagai Pangkalan


Armada Survei dan Eksplorasi Direktorat Jenderal Perikanan Departemen
Pertanian RI bertempat di Semarang tahun 1975 dengan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 190/Kpts/Org/5/1975, tanggal 2 Mei 1975.

Seiring perkembangan dunia perikanan di Indonesia, BPPI pada perkembangan


selanjutnya ditetapkan sebagai salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bidang
perikanan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
308/Kpts/Org/1978 Tahun 1978.

Memasuki era reformasi 1999 BPPI saat itu berada di bawah naungan
Departemen Eksplorasi Laut RI setelah mengalami pemisahan dari Departemen
Pertanian RI.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:


Kep.26G/MEN/2001, tanggal 01 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI) Semarang.

BPPI Semarang awalnya mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan


penerapan dan pengembangan teknik penangkapan dan pengawasan serta
kelestarian sumberdaya hayati perairan.

Setelah berkiprah di dunia perikanan Indonesia hampir selama 28 tahun,


lembaga ini sempat berubah menjadi Balai Besar Pengembangan Penangkapan
Ikan (BBPPI). Perubahan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan RI Nomor: Per.03/MEN/2006, tanggal 12 Januari 2006, tentang
Susunan Struktur Organisasi Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan.
9

Proses penataan organisasi Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan


(BBPPI) sudah mulai dibahas sejak tahun 2009 hingga sekarang, diawali dengan
penyusunan Naskah Akademis yang dilanjutkan dengan pembahasan yang cukup
panjang. Pada tanggal 24 Januari 2014, dilaksanakan rapat pleno dengan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPAN-RB) di ruang pertemuan KemenPAN-RB yang dihadiri oleh Unsur
KemenPAN-RB, BAPPENAS, Badan Kepegawaian Negara (BKN), Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP).

Rapat tersebut disepakati bahwa perlunya penataan Unit Pelaksana Teknis


lingkup DJPT KKP untuk peningkatan kinerja dalam rangka mendukung visi dan
misi Dirjen PT–KKP. Hasil Rapat Pleno tersebut menghasilkan persetujuan
penataan organisasi UPT lingkup DJPT yang berakibat pada perubahan
nomenklatur Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan.

Pada tanggal 28 Januari 2014 dilakukan pertemuan lanjutan yang


menghasilkan Permen-KP yang mengganti nomenklatur Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) berubah menjadi Balai Besar
Penangkapan Ikan (BBPI). Perubahan nomenklatur berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:19/PERMEN-KP/2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penangkapan Ikan. Dibawah ini adalah
gambar Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang (Gambar 2).
10

Gambar 2. Kantor BBPI Semarang

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Balai Besar Penangkapan Ikan dipimpin oleh seorang kepala yang


berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Perikanan Tangkap (Gambar 3).
11

KEPALA

BAGIAN TATA
USAHA

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG UJI TERAP BIDANG DUKUNGAN BIDANG PENGUJIAN


TEKNIK DAN KERJASAMA DAN SERTIFIKASI
PEMANFAATAN TEKNIK PRODUK
SUMBERDAYA IKAN

SEKSI UJI TERAP


TEKNIK SARANA SEKSI DUKUNGAN SEKSI PENGUJIAN
PENANGKAPAN TEKNIK PRODUK
IKAN

SEKSI UJI TERAP


HABITAT SEKSI KERJASAMA SEKSI SERTIFIKASI
SUMBERDAYA TEKNIK PRODUK
IKAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

Gambar 3. Struktur organisasi BPPI Semarang


12

Setiap bagian dari struktur organisasi tersebut memiliki tugas dan fungsi
yang berbeda, yakni:

1. Bidang Uji Terap Teknik Pemanfaatan Sumberdaya Ikan: Memiliki tugas


melaksanakan identifikasi, inventarisasi, analisis, penerapan, penyebarluasan
dan uji terap teknik sarana penangkapan ikan dan habitat sumberdaya ikan.
Dalam melaksanakan tugas Bidang Uji Terap Teknik Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan identifikasi, inventarisasi dan analisis uji terap teknik sarana
penangkapan ikan dan habitat sumberdaya ikan
2. Pelaksanaan uji terap teknik sarana penangkapan ikan dan habitat
sumberdaya ikan
3. Pelaksanaan penyebarluasan teknik sarana penangkapan ikan dan habitat
sumberdaya ikan yang ramah lingkungan
4. Pelaksanaan bimbingan teknik pemanfaatan sumberdaya ikan yang
bertanggung jawab
Tugas dan fungsi Bidang Uji Terap Teknik Pemanfaatan Sumberdaya
Ikan terdiri dari:
a. Seksi Uji Terap Teknik Sarana Penangkapan Ikan
Seksi bimbingan uji terap teknik sarana penangkapan Ikan mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi, inventarisasi, analisis pelaksanaan
dan penyebarluasan hasil uji terap teknik sarana penangkapan ikan serta
bimbingan teknis di bidang teknik sarana penangkpan ikan
b. Seksi Uji Terap Habitat Sumberdaya Ikan
Seksi Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan identifikasi, inventarisasi, analisis pelaksanaan dan penyebarluasan hasil uji
terap habitat sumberdaya ikan serta bimbingan teknis di bidang pemanfaatan
sumberdaya ikan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab
2. Bidang Dukungan dan Kerjasama Teknik: Memiliki tugas
melaksanakan pelayanan jasa sarana uji terap sarana penangkapan dan
13

sumberdaya ikan, bimbingan teknis penangkapan ikan, kerjasama teknis, serta


pengelolaan dan pelayanan sistem informasi penangkapan ikan.
Pelaksanaan tugas Bidang Dukungan dan Kerjasama Teknik,
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan pelayanan jasa sarana uji terap sarana penangkapan ikan dan
habitat sumberdaya ikan
2. Pelaksanaan kerjasama teknis penangkpan ikan
3. Pelaksanaan bimbingan teknis penangkapan ikan
4. Pengelolaan dan pelayanan sistim informasi penangkapan ikan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Dukungan dan
Kerjasama Teknik terdiri dari:
a. Seksi Dukungan Teknik
Seksi Sarana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
pelayanan jasa uji terap sarana penangkapan ikan dan habitat sumberdaya ikan
serta pengelolaan dan pelayanan sistem informasi penangkapan ikan
b. Seksi Kerjasama Teknik
Seksi Kerjasama mempunysi tugas melakukan penyiapan bahan kerjasama
teknis dan bimbingan teknis penangkapan ikan
3. Bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk: Memiliki tugas
melaksanakan pengujian kelayakan teknis sarana penangkapan dan habitat
sumberdaya ikan, penyiapan bahan standarisasi serta sertifikasi pengelolaan
penangkapan ikan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk
melaksanakan fungsi:
1. Pelaksanaan pengujian kelayakan teknis sarana penangkapan ikan dan
habitat sumberdaya ikan
2. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi sarana penangkapan ikan dan
habitat sumberdaya ikan
3. Pelaksanaan sertifikasi sarana penangkapan ikan dan habitat sumberdaya
ikan
14

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pengujian dan


Sertifikasi Produk terdiri dari:
a. Seksi Pengujian Produk
Seksi Standardisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan uji
terap dan standardisasi kelayakan teknis kapal perikanan, alat penangkapan dan
alat bantu penangkapan ikan, habitat sumberdaya ikan dan operasi penangkapan
ikan.
b. Seksi Sertifikasi Produk
Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan sertifikasi
kapal perikanan, alat penangkapan dan alat bantu penangkapan ikan, pengawakan
kapal perikanan serta tenaga kerja perikanan tangkap di bidang penangkapan ikan.
4. Bagian Tata Usaha: Memiliki tugas melaksanakan penyusunan rencana,
program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan, keuangan, pengelolaan
administrasi kepegawaian, tata laksana, rumah tangga, barang milik Negara dan
ketatausahaan, hubungan masyarakat, kebersihan, ketertiban, keamanan,
keindahan dan kenyamanan di lingkungan BBPI.
Dalam melaksanakan tugas, bagian tata usaha menyelengggarakan fungsi
sebagai berikut:
1. Penyusunan perencanaan program dan anggaran, keuangan dan tata
laksana
2. Pelaksanaan urusan kepegawaian, kehumasan, pengelolaan rumah tangga,
perlengkapan dan ketatausahaan, kebersihan, keamanan, keindahan dan
kenyamanan
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bagian Tata Usaha terdiri dari :

a. Sub Bagian Perencanaan

Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


penyusunan rencana, program dan anggaran, ketatalaksanaan, pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan penangkapan ikan.
15

b. Sub Bagian Keuangan


Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan
administrasi keuangan, sistim akuntansi instansi dan pengelolaan penerimaan
negara bukan pajak (PNBP)
c. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan
kepegawaian, kehumasan, pengelolaan rumah tangga, perlengkapan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, keamanan dan kenyamanan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional Perekayasa: Memiliki tugas
melaksanakan kegiatan pengembangan teknik penangkapan ikan, perekayasaan,
pengujian, penerapan standar kapal perikanan dan alat penangkap ikan serta
sertifikasi sarana penangkapan ikan, identifikasi daerah penangkapan, musim
ikan, cara penangkapan, rehabilitasi lingkungan perairan serta kegiatan lain yang
sesuai dengan tugas masing-masing jabatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari:
a. Fungsional Perekayasa
b. Fungsional Litkayasa
c. Fungsional Arsiparis
d. Fungsional Pustakawan
e. Fungsional Statistisi
f. Fungsional Lainnya
Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional yang ditetapkan oleh Kepala BBPI. Jumlah pejabat
fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja dengan jenis dan
jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Masing-masing struktur organisasi tersebut melaksanakan tugas dan fungsi


Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang yang tercantum dalam Peraturan
16

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 19/PERMEN-


KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penangkapan Ikan
(BBPI) Semarang.

3.3 Tugas dan Fungsi BBPI Semarang

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia


Nomor 19/PERMEN-KP/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Penangkapan Ikan bahwasannya Balai Besar Penangkapan Ikan
(BBPI) Semarang mempunyai tugas melaksanakan uji terap, penyebarluasan,
teknologi pemanfaatan sumber daya ikan, pelayanan dan kerja sama teknis, dan
pengelolaan sistem informasi di bidang penangkapan ikan. Dalam melaksanakan
tugas tersebut Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang
menyelenggarakan beberapa fungsi, diantaranya:
1. Penyusunan rencana, program dan anggaran di bidang penangkapan
ikan.
2. Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang penangkapan ikan.
3. Pelaksanaan dan penyebarluasan uji terap habitat sumberdaya ikan.
4. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang penangkapan ikan.
5. Pelaksanaan penerapan dan penyebarluasan uji terap teknik sarana
penangkapan ikan.
6. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang penangkapan ikan.
7. Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi dan sertifikasi di bidang
penangkapan ikan.
8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai besar.
3.4 Visi dan Misi BBPI Semarang

Visi adalah cita-cita, harapan, wawasan atau pandangan masa


depan yang ingin dicapai. Visi ini memuat pernyataan umum yang
mengungkapkan keinginan atau harapan semua pihak tentang masa depan
pemanfaatan sumberdaya bagi kepentingan bersama. Melalui visi ini diharapkan
dapat diwujudkan pemanfaatan sumberdaya perikanan berkelanjutan dengan tetap
memperhatikan pengembangan kegiatan yang bersifat strategis dan menyangkut
17

kepentingan masyarakat luas. Sejalan dengan tuntutan tersebut dan dorongan


untuk pemanfaatan sumberdaya ikan (SDI) yang kokoh, mandiri dan lestari, maka
Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) memiliki visi yaitu terwujudnya
penangkapan ikan yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Guna mencapai visi tersebut, Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang
menetapkan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengelolaan organisasi, fasilitas, keuangan dan
Sumberdaya Manusia (SDM) yang terintegrasi
2. Mewujudkan teknologi pemanfaatan Sumberdaya Ikan (SDI) yang
handal
3. Meningkatkan pelayanan jasa, sistem informasi dan kerjasama di bidang
teknologi perikanan tangkap
4. Mewujudkan pengujian, penyiapan bahan standar di bidang sarana
penangkapan dan habitat sumberdaya ikan, serta sertifikasi pengelolaan
penangkapan ikan yang mandiri dan handal
18

BAB IV

SARANA DAN PRASARANA BBPI SEMARANG

4.1 Sarana

Sarana adalah sesuatu yang digunakan sebagai alat dan bahan untuk
mengukur aspek teknis kapal penangkap ikan di Kantor BBPI Semarang yaitu
sebagai berikut :
a. Alat
Pada praktek kerja lapang (PKL) alat yang digunakan dalam kegiatan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 1).

Tabel 1. Alat dalam pengukuran kapal

No Nama Alat Fungsi

1. Meteran roll Untuk mengukur dimensi utama kapal

Untuk mendapatkan ketinggian


Selang ukur yang
2. pengukuran yang sama dan rata air
berisi air
pada saat pengukuran.

3. Alat Tulis Untuk menulis hasil pengukuran

4. Kamera Untuk dokumentasi

Untuk mengukur ketebalan kulit


5. Penggaris
lambung kapal

Untuk menancapkan paku pada saat


6. Palu
pengukuran
19

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan PKL dapat dilihat pada tabel
dibawah ini (Tabel 2).
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam kegiatan PKL

No Nama Bahan Fungsi

1. Kapal Objek yang diukur

Balok (5cm x Sebagai alat bantu untuk mengukur


2.
5cmx 150 cm) ketinggian kapal

Sebagai bahan untuk membantu dalam


3. Paku pelekatan balok di lambung kapal pada saat
pengukuran

Buku (Text book Literatur yang menjadi acuan atau dasar


4.
dan E-book) dalam melakukan kegiatan.

Gambar 4. Tampak depan kapal yang diukur


20

Gambar 5. Tampak samping kapal yang diukur

Gambar 6. Tampak belakang kapal yang diukur

4.2 Prasarana

Prasarana yang dimiliki kantor balai besar pemangkapan ikan (BBPI)


Semarang sebagai berikut:

a. Gedung utama
Sebagai tempat untuk melakukan pusat pelayanan yang berkaitan dengan
fungsi dan tugas BBPI Semarang dapat dilihat pada Gambar 7.
21

Gambar 7. Gedung utama

b. Gedung workshop/bengkel
Sebagai tempat percobaan dan tempat alat-alat perbaikan kapal
dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Gedung Workshop/Bengkel

c. Gedung wisma bahari


Sebagai tempat penginapan tamu yang berkunjung di BBPI
Semarang dapat dilihat pada Gambar 9.
22

Gambar 9. Gedung wisma bahari

d. Ruangan Navigation center


Sebagai tempat penyimpanan simulasi alat-alat navigasi dapat
dilihat pada Gambar 10.

G
Gambar 10. Ruangan Navigation center

e. Fishery Machinery Training Room


Sebagai ruangan untuk simulasi mesin kapal perikanan dapat
dilihat pada Gambar 11.
23

Gambar 11. Fishery Machinery Training Room

f. Engine Training Room


Sebagai ruang tempat simulasi mesin kapal dapat dilihat pada
G
a
m
b
a
r

1
2
.

Gambar 12. Engine Training Room

g. Mesjid
Sebagai tempat ibadah yang berada disebalah gedung utama BBPI
Semarang dapat dilihat pada Gambar 13.
24

Gambar 13. Mesjid

h. Gedung ABK
Sebagai ruang kerja atau aktivitas para pegawai dan stafdi BBPI
Semarang dapat di lihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Gedung ABK


i. Gedung wisma purse seine
Digunakan Sebagai tempat pertemuan dengan tamu-tamu khusus yang
datang ke BBPI Semarang dapat dilihat pada Gambar 15.
25

Gambar 15. Gedung wisma purse seine


26

BAB V

KEGIATAN DALAM PERUSAHAAN

5.1 Kegiatan umum

Kegiatan umum yang dilakukan dilokasi praktek mencakup:


1. Mengikuti apel pagi yang menjadi rutinitas kantor setiap hari senin dan
kamis
2. Mengikuti pelatihan menjangka peta dan membuat waypoint di peta
3. Mengikuti materi tentang alat tangkap gillnet dan purse seine
4. Belajar membuat waypoint pada GPS
5. Mengikuti senam pagi
6. Mengikuti pembuatan kapal penangkap ikan FRP 3 GT inboard engine

5.2 Kegiatan khusus

5.2.1 Hasil Observasi

Hasil observasi bagian-bagian kapal penangkap ikan dari bahan kayu milik
BBPI yang terpajang di halaman kantor BBPI Semarang dapat dilihat di
(Lampiran 13) antara lain:
1. Anjungan kapal berfungsi sebagai tempat dimana ruang peralatan
navigasi kapal dan juga sebagai kamar radio informasi
2. Ruang kemudi berfungsi sebagai tempat untuk mengemudikan kapal dan
segala pemantauan lainnya
3. Deck dan main deck merupakan bagian lantai kapal yang berfungsi
untuk meletakkan barang muatan atau penumpang sedangkan main deck
merupakan lantai kedua setelah deck yang mempunyai fungsi yang sama.
4. Haluan yaitu bagian depan kapal keseluruhan yang berguna untuk
mengurangi tahanan pada saat berlayar. haluan kapal berguna untuk
membelah gelombang yang menghantam depan kapal biasanya
konstruksinya di buat lebih tinggi guna menghindari air laut masuk ke
dalam kapal.
27

5. Linggi haluan yaitu bagian depan kapal yang lancip dari atas haluan kapal
sampai bawah haluan kapal yang ditari lurus ke bawah pada bagian haluan
kapal.
6. Buritan merupakan bagian belakang kapal yang berguna untuk
meletakkan segala konstruksi barang muatan pada kapal-kapal pengangkut
beban berat.
7. Linggi buritan merupakan bagian ujung kapal belakang yang ditarik garis
lurus ke bawah bagian buritan kapal.
8. Kulit kapal berfungsi untuk pelapis yang berguna memberikan daya
kedap kapal pada air serta memberikan kekuatan struktur semua bagian
kapal hingga bagian atas kapal.
9. Ruang mesin berfungsi sebagai tempat panel-panel sumber listrik mesin
kapal yang berguna sebagai kendali utama mesin dan suplay energi listrik
ke semua bagian kapal
10. Baling-baling/ Propeller kapal berfungsi untuk mengerakkan kapal baik
maju, mundur, kekanan dan kekiri maupun berputar yang dikendalikan
dari ruang kemudi
11. Daun kemudi berfungsi untuk mengatur arah kapal baik belok ke kanan
maupun ke kiri.
12. Lunas merupakan bagian bawah dasar kapal yang berfungsi sebagai alas
bagian bawah kapal.
13. Palka adalah ruangan dibawah geladak gunanya untuk tempat menyimpan
muatan kapal.
Visualisasi hasil observasi ditunjukkan dalam lampiran 14.
5.2.2 Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap kapal kayu milik BBPI yang
terpajang di halaman kantor BBPI Semarang (tabel 3).
28

Tabel 3. Hasil pengukuran dimensi utama dan tonase kapal


No DIMENSI UTAMA KAPAL UKURAN

1. Panjang total, length over all (Loa) 7,67 m

2. Panjang garis air, length water line (Lwl) 5,82 m

Panjang garis tegak, length between perpendicular


3. 6,27 m
(Lbp)

4. Panjang garis geladak, length deck line (Ldl) 5,56 m

5. Lebar maksimum, breadht (bmax) 2,61 m

6. Lebar geladak, breadht deck 2,40 m

7. Tinggi maksimum, height 1,05 m

8. Tinggi geladak 0,68 m

9. Sarat air, draft atau draught 0,57 m

10. Tonase kotor, Gross tonnage (GT) 3 GT

5.3 Dimensi utama kapal

5.3.1 Panjang total kapal, length over all (Loa)

Menurut (Ronald. dkk, 2014) Panjang total, length over all (Loa) adalah
panjang keseluruhan kapal yang diukur secara horizontal antara ujung linggi
haluan dan ujung linggi buritan (Gambar 16).

Gambar 16. Length over all (Loa)


29

5.3.2 Panjang garis air, length water line (Lwl)


Menurut (Ronald. Dkk, 2014) Panjang garis air, length water line (Lwl)
adalah panjang yang diukur pada garis air muatan penuh yaitu antara linggi haluan
dan linggi buritan pada sarat air penuh (Gambar 17).

Gambar 17. length water line (Lwl)

5.3.3 Panjang garis tegak, lenght between perpendicular (Lbp/Lpp)

Menurut (Ronald. Dkk, 2014) panjang antara garis tegak, length beetwen
perpendicular (Lbp/Lpp) adalah panjang kapal yang diukur antara dua garis tegak
atau jarak horizontal antara garis tegak buritan dan garis tegak haluan (Gambar
18).

Gambar 18. length between perpendicular (Lbp/Lpp)


30

5.3.4 Panjang garis geladak, length deck line (Ldl)

Pengukuran Ldl yaitu mengukur panjang mulai dari ujung garis geladak
utama di haluan hingga ujung garis geladak di buritan (Gambar 19).

Gambar 19. Pengukuran panjang geladak kapal

5.3.5 Lebar, breadht (b)

Menurut (Ronald. Dkk, 2014) Lebar kapal, breadth (B) adalah lebar
terbesar diukur pada bidang tengah kapal diantara dua sisi dalam kulit kapal
(kapal baja atau kapal yang terbuat dari logam lainnya). untuk kulit kapal yang
terbuat dari kayu, maka diukur jarak dua sisi terluar kulit kapal (Gambar 20).

Gambar 20. Pengukuran lebar kapal


31

5.3.6 Lebar geladak

Lebar geladak yaitu diukur mulai dari ujumg garis geladak utama
lambung kanan sampai ujung garis geladak utama lambung kiri kapal pada posisi
midship kapal (Gambar 21).

Gambar 21. Pengukuran lebar geladak kapal pada posisi midship

5.3.7 Tinggi maksimum, height maximum (Hmax)

Tinggi maksimum, Hmax yaitu tinggi kapal yang diukur mulai dari garis
dasar (garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai sisi atas
pagar (bulwark) kapal dan diukur pada posisi midship (Gambar 22).

Gambar 22. pengukuran tinggi maksimum kapal


32

5.3.8 Tinggi geladak

Tinggi geladak yaitu tinggi yang diukur mulai dari mulai dari garis dasar
(garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai garis tepi geladak
utama dan diukur pada posisi midship.

5.3.9 Sarat air, draft atau draught

Sarat air yaitu jarak vertikal/ tegak antara garis atas lunas kapal sampai
garis air pada muatan penuh yang diukur pada posisi midship (gambar 23).

Gambar 23. Pengukuran sarat air kapal

5.4 Teknik pengukuran dimensi utama kapal

5.4.1 Panjang Kapal

a) Pengukuran panjang total kapal (length over all = Loa)


Pengukuran Loa kapal tidak dapat dilakukan secara langsung dari
ujung linggi haluan ke ujung linggi buritan karena terdapat bangunan atas
geladak yang menghalangi penarikan roll meter dari ujung linggi haluan ke
ujung linggi buritan. Maka pengukuran dimulai dari ujung linggi haluan
sampai dinding depan bangunan atas geladak kapal pada ketinggian yang
sama. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran dari dinding depan
33

bangunan atas geladak kapal sampai dinding belakang bangunan atas


geladak kapal. Dan diakhiri dengan pengukuran dari dinding belakang
bangunan atas kapal sampai ujung linggi buritan (yang dibantu dengan balok
kayu karena tidak mendapatkan permukaan ukur).
Pengukuran panjang mulai dari ujung linggi haluan sampai dinding
depan bangunan atas geladak lalu kita beri kode ukuran (A), pengukuran
panjang bangunan mulai dari depan bangunan sampai belakang bangunan
lalu kita beri kode (B), kemudian pengukuran panjang mulai dari belakang
bangunan sampai ke ujung linggi buritan diberikan kode (C). Adapun tahap
pengukuran tersebut sebagai berikut:
1) Siapkan selang ukur yang berisi air untuk melakukan pengukuran
panjang dalam keadaan sejajar garis air.
2) Ukur ketinggian menggunakan selang ukur mulai dari ujung linggi
haluan sampai depan bangunan atas kapal lalu lihat sejajar garis air
tersebut, kemudian beri tanda menggunakan pulpen untuk bagian (A).
Kemudian ukur mulai dari depan bangunan atas kapal sampai belakang
bangunan atas kapal, lihat sejajar garis air tersebut lalu beri tanda
menggunakan pulpen untuk bagian (B). ukur mulai dari belakang
bangunan atas kapal sampai ujung linggi buritan, lihat sejajar garis air
lalu beri tanda dengan pulpen. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
dalam pengukuran sehingga mendapatkan hasil ukur yang akurat.

Gambar 24. Penggunaan selang ukur berisi air untuk mendapatkan


ketinggian pengukuran yang sama
34

3) Setelah pengukuran sejajar garis air dalam setiap bagian maka langkah
selanjutnya yaitu mengukur panjang kapal menggunakan roll meter.
Ukur panjang mulai dari ujung linggi haluan sampai depan bangunan
atas kapal yang sudah diberi tanda kemudian tentukan panjang untuk
bagian (A). kemudian ukur panjang mulai dari depan bangunan atas
kapal yang sudah diberi tanda sampai belakang bangunan atas kapal
yang sudah diberi tanda kemudian tentukan panjang untuk bagian (B).
kemudian ukur panjang mulai dari belakang bangunan atas kapal sampai
ujung buritan yang sudah diberi tanda lalu tentukan panjang bagian (C).

Gambar 25. Pengukuran panjang dari ujung linggi haluan sampai


depan bangunan atas geladak kapal

Gambar 26. Pengukuran panjang bangunan atas kapal


35

Gambar 27. Pengukuran panjang dari belakang bangunan atas


sampai ujung linggi buritan

4) Setelah mendapatkan nilai panjang dari setiap bagian (A,B dan C)


kemudian jumlahkan nilai panjang dari setiap bagian (A+B+C) sehingga
mendaptkan nilai panjang total (Loa) yaitu 7, 67 m.
b) Panjang garis air, length water line (Lwl)

Pengukuran panjang garis air tidak dapat dilakukan diatas air karena
kapal berada di darat. Asumsi sarat air muatan penuh diwakili oleh warna cat
merah sehingga pengukuran pada garis cat merah. Pengukuran Lwl yaitu
mengukur panjang mulai dari sisi haluan yang berpotongan pada garis air
sampai sisi buritan yang berpotongan dengan garis air menggunakan roll
meter dalam kondisi muatan penuh.
36

Gambar 28. Penentuan tegak lurus di sisi linngi haluan


untuk pengukuran panjang garis air (Lwl)

c) Panjang garis tegak, length between perpendicular (Lbp)


Pengukuran panjang garis tegak tidak dapat dilakukan diatas air
karena kapal berada di darat. Asumsi sarat air muatan penuh diwakili oleh
warna cat merah sehingga pengukuran pada garis cat merah. Pengukuran
Lbp yaitu mengukur panjang mulai dari sisi haluan yang berpotongan
dengan garis air sampai sumbu poros kemudi menggunakan roll meter
dalam kondisi muatan penuh.

Gambar 29. Pengukuran panjang garis tegak kapal


37

d) Panjang garis geladak, length deck line (Ldl)


Pengukuran Ldl yaitu pengukur panjang mulai dari ujung garis
geladak utama di haluan hingga ujung garis geladak di buritan. Karena
adanya bangunan atas geladak maka penarikan roll meter digeser ke sisi
kapal yang tidak terhalang bangunan atas geladak kapal. Sisi belakang linggi
haluan sampai sisi depan linggi buritan menggunakan roll meter dalam
kondisi sejajar garis air.

Gambar 30. Pengukuran panjang geladak kapal

5.4.2 Lebar, breadth (B)

Untuk mengukur lebar kapal tersebut, perlu mencari bagian terlebar


dari kapal. Untuk itu perlu mencari bagian tengah kapal atau midship dan
menentukan 3 posisi yang dianggap paling lebar untuk membandingkan bagian
paling terlebar. Untuk menentukan tiga posisi tersebut yaitu ukur lebar pada
posisi midship, lebar pada posisi depan midship dan lebar pada posisi belakang
midship. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:
a) Lebar maksimum kapal adalah lebar yang diukur dari kulit luar lambung
kanan kapal sampai kulit luar lambung kiri kapal dan diukur pada bagian
terlebar kapal.
1) Untuk mengukur lebar kapal yang terlebar, maka tentukan 3 posisi
pengukuran yang dianggap terlebar. Untuk 3 posisi itu kita tentukan
38

yaitu posisi midship, posisi depan midship, dan posisi belakang


midship.
2) Ukur menggunakan roll meter pada posisi midship mulai dari kulit
luar lambung kanan sampai kulit luar lambung kiri kemudian
tentukan lebar tersebut. Lebar maksimum pada bagian midship yaitu
2,61 meter.
3) Kemudian ukur lebar maksimum pada posisi depan midship mulai
dari kulit luar lambung kanan sampai kulit luar lambung kiri
menggunakan roll meter kemudian tentukan lebar tersebut. Lebar
maksimum pada bagian depan midship yaitu 2,56 meter.
4) Ukur lebar maksimum pada posisi belakang midship mulai dari kulit
luar lambung kanan sampai kulit luar lambung kiri menggunakan roll
meter kemudian tentukan lebar tersebut. Lebar maksimum pada
bagian belakang midship yaitu 2,56 meter
5) Dari ketiga posisi tersebut maka pada posisi midship dinyatakan
paling terlebar dan ditentukan bahwa Bmax yaitu 2,61 meter.

Gambar 31. Pengukuran lebar maksimum kapal

b) Lebar geladak, breadht deck line (Bdl)


Lebar geladak yaitu diukur mulai dari ujumg garis geladak utama
lambung kanan sampai ujung garis geladak utama lambung kiri kapal pada
39

midship kapal menggunakan roll meter kemudian tentukan nilai lebar


tersebut.

Gambar 32. Pengukuran lebar geladak kapal pada posisi midship

5.4.3 Tinggi, height (H)

a) Tinggi maksimum, Hmax yaitu tinggi kapal yang diukur mulai dari garis
dasar (garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai sisi atas
pagar (bulwark) kapal dan diukur pada posisi midship menggunakan roll
meter dengan bantuan balok kayu kemudian tentukan nilai tinggi tersebut.
b) Tinggi geladak yaitu tinggi yang diukur mulai dari mulai dari garis dasar
(garis pertemuan antara lambung bawah dengan lunas) sampai garis tepi
geladak utama dan diukur pada posisi midship dengan menggunakan roll
meter dengan bantuan balok kayu kemudian tentukan nilai tinggi tersebut.

Gambar 33. Pemasangan balok untuk membantu pengukuran tinggi


kapal
40

Gambar 34. Pengukuran tinggi kapal

5.4.4 Sarat air kapal, Draft atau draught (d)

Pengukuran sarat air kapal tidak dapat dilakukan diatas air karena kapal
berada di darat. Asumsi sarat air muatan penuh diwakili oleh warna cat merah
sehingga pengukuran pada garis cat merah. Sarat air yaitu jarak vertikal/ tegak
antara garis atas lunas kapal sampai garis air pada muatan penuh yang diukur pada
posisi midship menggunakan roll meter dengan bantuan balok kayu kemudian
tentukan sarat air tersebut.

Gambar 35. Pengukuran sarat air kapal


41

5.5 Perhitungan Gross Tonnage (GT)

Berdasarkan peraturan menteri perhubungan Nomor 8 Tahun 2013,


dinyatakan bahwa Tonase atau tonnage adalah kapasitas atau volume ruang kapal
yang dinyatakan dalam satuan meter kubik atau ton register, yang dihitung
berdasarkan peraturan nasional ataupun internasional. Dalam Pasal 3, kapal yang
berukuran panjang kurang dari 24 meter diukur sesuai dengan metode dalam
negeri dan kapal yang berukuran panjang 24 meter atau lebih diukur sesuai
dengan metode internasional.

Kapal yang diukur mempunyai panjang total kurang dari 24 meter maka
digunakan metode dalam negeri sesuai peraturan menteri perhubungan Nomor 8
Tahun 2013. Hasil perhitungan gross tonnage pada kapal yang diukur yaitu 3 GT.

5.6 Rancangan kapal penangkap ikan

Menurut Palgunadi (2007) desain adalah suatu istilah yang lebih banyak
digunakan untuk menunjukkan suatu rencana atau suatu proses perencanaan yang
bersifat mikro (kecil, khusus, spesifik, sempit, khas, detail, rinci).
Istilah dari rancangan, juga setara dengan desain, tetapi dalam
penggunaan/penerapannya, umumnya lebih banyak dipakai dibidang pakaian,
fashion, pola, atau tekstil. Rancang bangun maknanya setara pula dengan desain,
tetapi dalam penggunaan/penerapannya, umumnya lebih banyak dipakai dibidang
konstruksi, bangunan, pekerjaan teknik sispil, dan arsitektur.

5.6.1 Metode Perancangan Kapal

Dalam perancangan kapal penangkap ikan yang perlu diketahui yaitu


metode perencanaan yang akan digunakan. Menurut (Ronald dkk, 2014) secara
umum metode perancangan kapal yaitu:
1. Metode Kapal Pembanding (Method of Comparison Ship)

Metode ini sering digunakan oleh pihak galangan kapal dalam


merencanakan kapal baru. Dasar pemikiran metode ini adalah
merencanakan kapal yang lebih baik dari kapal sebelumnya (kapal
42

pembanding). Dalam perencanaan kapal dengan menggunakan metode ini


pengalaman perencana (designer) juga diperlukan. Untuk merencanakan kapal
baru, metode ini tidak digunakan, melainkan hanya untuk pengembangan tipe
yang telah ada.

Keuntungan Metode ini adalah:


a. Bila perencanaan berhasil maka akan menambah pengalaman
untuk perencanaan kapal selanjutnya.
b. Perencanaan cepat dan sederhana.
c. Resiko kegagalan sedikit karena bersifat untuk memperbaiki dari
kapal yang sudah ada (aspek teknis dan ekonomis).

2. Metode Statistik (Method of Statistic)

Metode ini tidak tergantung langsung dari kapal pembanding. Untuk


mendapatkan data statistik maka dilakukan dengan menganalisa beberapa
kapal modern untuk mendapatkan ukuran utama, parameter bentuk dan
hasil-hasil percobaan. Metode ini digunakan untuk memecahkan perhitungan
ukuran utama, perhitungan berat bagian konstruksi, perhitungan tenaga
penggerak kapal dan lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan metode statistik adalah memperbaiki secara terus menerus semua
statistik data–data kapal baru, sehingga memungkinkan memperkecil
kesalahan-kesalahan perancangan.

3. Metode Iterasi (Method of Trial and Error/ Iteration)

Metode ini paling banyak digunakan dalam perencanaan kapal. Ukuran


utama final didapat setelah diadakan beberapa kali ulangan perhitungan
(trial and error). Metode statistik juga dapat dipakai dalam proses metode ini.
Grafik yang menunjukkan proses metode ini disebut dengan desain spiral.
Semua parameter sangat tergantung satu sama lain, oleh karena itu perubahan
dari parameter akan mempengaruhi yang lain dan semua parameter pada
setiap putaran.
Keuntungan metode ini adalah:
43

a. Besar tenaga penggerak/mesin, kapasitas ruangan dan stabilitas


harganya dapat ditentukan sejak awal
b. Ulangan perencanaan tidak diperlukan
c. Perjanjian dengan pihak pemesan dapat dilakukan dengan lebih cepat

4. Method of Complex Solution


Metode ini terutama dipakai untuk kapal-kapal yang harganya relatif
tinggi atau kapal yang rumit dan cocok juga untuk tipe baru. Metode ini
jarang digunakan dalam perencanaan kapal kecuali dikombinasikan dengan
metode perbandingan dan metode statistik. Dalam pelaksanaan metode ini
susah dilaksanakan dengan tangan karena akan membutuhkan waktu yang
lama, sehingga harus menggunakan komputer. Ukuran utama didapat dengan
perhitungan dari persamaan yang pasti. Ketelitian pekerjaan cukup pasti
sehingga tidak diperlukan koreksi dalam pekerjaannya.
5.7 Tahapan perencanaan kapal

Berdasarkan penyusunan basic design rancang bangun kapal perikanan


oleh PT. Tulada Konsula (2005) diketahui bahwa tahapan perencanaan kapal
sebagai berikut:
5.7.1 Rancangan awal (Preliminary Design)
Rancangan awal merupakan langkah mempersiapkan dan mengevaluasi
data kapal perikanan. Adapun data yang perlu disiapkan dalam rancangan awal
antara lain:
1) Panjang total kapal (Loa)
2) Panjang geladak (Ldl)
3) Panjang garis air (Lwl)
4) Lebar maksimum (Bmax)
5) Lebar garis air (Bwl)
6) Tinggi geladak (H)
7) Sarat air (d)
8) Mesin penggerak (BHP)
9) Kecepatan kapal (VS)
44

10) ABK

5.7.2 Desain Kapal menggunakan software Maxsurf

Menurut Baeda (2002) Maxsurf adalah salah satu program aplikasi


struktur yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan pembuat perangkat lunak
yang berlokasi di Fremtle Australia, yang bernama Formation System
(FORMSYS). Sejak mulai diciptkan pada tahun 1984 sampai sekarang,
MAXSURF telah mengalami banyak pembaruan terutama dalam hal perbaikan
dan penyempurnaan metode-mtode yang dipergunakan.

5.7.2.1 Sub-sub Program Maxsurf

Maxsurf pada hakikatnya terdiri dari beberapa sub program. Secara


keseluruhan sub-sub program tersebut antara lain:
1. Maxsurf Professional
Sub program ini pada hakikatnya bertujuan untuk membentuk
lambung kapal, yang akan didapat dipergunakan untuk menganalisa segala
hal yang berkaitan dengan badan kapal.
2. Hydromax Proffesional
Sub program ini yaitu aplikasi kapal dalam bidang analisa
hidrostatistik, stabilitas dan kekuatan kapalyang dapat langsung
berintegrasi dengan Maxsurf. Hal ini memungkinkan penghematan waktu
dalam pembuatan lambung kapal, yang kemudian diperguakan sebagai
acuan dalam proses analisa hidrostatistik, stabilitas, dan kekuatan kapal.
3. Hullspeed
Sub program aplikasi dari maxsurf yang dipergunakan untuk
menganalisa hambatan dan power suatu kapal untuk beberapa macam
kondisi kecepatan.
4. Prefit
Sub program ini adalah perpaduan antara aplikasi data dengan offset
dengan aplikasi penggambaran manual, dimana gambar yang dikerjakan
45

dengan tanagn disempurnakan dengan menggunakan data offset dari


spreadsheet atau file teks lainnya.
5. Workshop professional
Sub program ini diperuntukkan sebagai alat untuk membuat elemen-
elemen struktur kapal berdasarkan desainyang telah dikerjakan di software
maxsurf.
6. Span
Span singkatan dari Sailing performance analysis meruapakan salah
satu sub programyang bertujuan untuk memprediksikan kemampuan
berlayar pada beberapa kondisi angina yang berbeda.
7. Hydrolink
Sub program yang didisain khusus untuk mentranslasikan data
lambung kapal satu format ke format lainnya.
8. Fullplot
Sub program utilitas dari proses pencetakan dengan skala 1:1 untuk
dipergunakan dalam lefting.
9. Digit
Sub program digitizer gambar lines plan atau general arrangement
yang telah ada dan diperlukan untuk didisain ulang.
10. ACC Rule
Sub program utilitas pada perlombaan Yacht Americas Cup.
11. Seakeeper
Sub program integrase dari analisa olah gerak kapal.

5.7.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Software Maxsurf

Secara umum, Maxsurf mempunyai kelebihan dibandingkan dengan


bebrapa program aplikasi lainnya, antara lain:
1. Mengacu pada proses disain manualnyang telah bertahun-tahun
dipergunakan, misalnya pada pembuatan titik control yang berdasar atas
posisi gading dan garis air.
46

2. Mengacu pada kententuan-ketentuan dari organisasi keselamatan di


dunia, misalnya IMO, MARPOL, US NAVY dan lain-lain.
3. Perkembangannya cepat dan mengacu pada kejadian-kejadian terbaru.
4. Tampilannya menarik dan sangat mudah untuk dipelajari, terutama
untuk kalangan akademisi/ universitas.
5. Keluaran dari analisa Maxsurf dapat dinampakkan pada hamper semua
program aplikasi umum, seperti MS.OFFICE, AutoCad, Corel dan lain-
lain.
6. Hampir semua sub program Maxsurf dapat saling berinteraksi secara
bersamaan, sehingga proses pengujian dari penganalisaan dapat
berlangsung secara efesien.
Namun selain itu, terdapat pula bebrapa kekurangan Maxsurf,
antara lain:
1. Harga per paket Maxsurf sangat mahal, sehingga jarang dipakai oleh
pihak akademisi/Universitas.
2. Peralihan versi yang sangat cepat.
5.7.2.3 Langakah-langkah/rentetan pekerjaan software Maxsurf
Pembuatan desain kapal dengan mempergunakan Maxsurf Pro
mempunyai rentetan pekerjaan yang spesifik. Rentetan pekerjaan tersebut yaitu:
1. Penentuan dimensi kapal
2. Penentuan bentuk dasar bagian-bagian kapal
3. Penentuan dimensi bagian-bagian kapal
4. Penentuan jumlah gading
5. Penentuan jumlah garis air
6. Penentuan jumlah buttock
7. Penambahan control point
8. Leveling dan bonding
9. Grouping, locking dan rendering
10. Pengecekan displacement, dimensi water line, koefisien bentuk, SAC
11. Penyimpanan dan pencetakan
47

5.7.3 Rancang bangun

Rancang bangun (basic design) kapal penangkap ikan paling tidak terdiri
dari 3 (tiga) rancangan pokok yaitu:
5.7.3.1 Sketsa Rancangan Umum
1) Ruangan di bawah Geladak
Tata ruang di bawah geladak dibagi oleh sekat melintang kedap
menjadi 7 buah ruangan (kompartemen) seperti terlihat pada (Lampiran
2):
a. Ruang ceruk Haluan
b. Ruangan/ palkah ikan
c. Ruangan Mesin
d. Ruangan tangka air tawar
e. Ruangan ceruk buritan
2) Ruangan di atas Geladak
Tata ruang di atas geladak terdiri dari 5 ruangan sebagai berikut:
a. Rumah kemudi/ tempat tidur Nahkoda
b. Ruang masuk kamar mesin
c. Ruang akomodasi ABK
d. Dapur
e. Kamar mandi

5.7.3.2 Rancangan Garis Air


Rancangan garis air, menentukan karakteristik kapal di bawah garis air
dan sebagai pola dasar untuk membangun kapal (dapat dilihat pada lampiran 3)
dengan melakukan proyeksi pada bidang melintang yang disebut body plan, pada
bidang membujur disebut Profile dan pada bidang horizontal disebut Water Plane
pada skala 1:1.
Dalam penentuan rencana garis air maka yang perlu diketahui yaitu
penentuan koefisien-koefisien, ukuran pokok kapal, perkiraan displacement kapal,
perkiraan kecepatan kapal, dan perkiraan Displacement (berat kapal) antara lain:
1. Menentukan koefisien-koefisien
48

a. Length beam Ratio


b. Bea draft ratio
c. Length over all Depth ratio
d. Beam maximum depth ratio
e. Coefficient midship
f. Prismatic coefficient
g. Longitudinal C of Bouyancy
h. Half angle of entrance of load
b. Menentukan ukuran pokok kapal
a. Panjang total
b. Panjang geladak
c. Panjang garis air
d. Lebar maksimum
e. Lebar garis air
f. Tinggi geladak
g. Sarat tengah kapal
h. Freeboard
c. Estimasi awal Displacement kapal dari rasio antara panjang garis air
terhadap akar pangkat 3 dari displacement kapal.
d. Perkiraan kecepatan kapal yaitu rasio antara kecepatan kapal terhadap
panjang kapal.
e. Perkiraan displacement (berat kapal), dalam menetukan Displacement
(berat kapal) maka yang perlu diketahui yaitu: panjang garis air, lebar
garis air, sarat air, koefisien balok, dan berat jenis air laut.
5.7.3.3 Rancangan Konstruksi
Dalam rancangan konstruksi yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Jenis kayu yang digunakan
a. Menurut peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) tahun 1996, jenis
kayu yang digunakan konstruksi dibawah garis air adalah jenis kayu
yang mempunyai berat jenis kayu (minimum) 700 kg/m3 dengan
kelembaman 15%.
49

b. Menurut peraturan BKI, jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi di


atas garis air adalah jenis kayu yang mempunyai berat jenis minimum
560 kg/m3 dengan kelembaman 15%.
c. Menurut peraturan BKI, jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi
lainnya adalah jenis kayu yang mempunyai berat jenis minimum 450
kg/m3 dengan kelembaman 15%.
2. Ukuran konstruksi/ scantling berdasarkan peraturan BKI 1989
5.7.4 Berat Kapal

Dalam berat kapal tersebut yang perlu diperhatikan yaitu:


1. Berat kapal kosong
2. Berat kapal pada kondisi keberangkatan (departure)
3. Berat kapal pada kondisi operasi (During Fishing)
4. Berat kapal pada kondisi tiba di pelabuhan (arriving port)
5. Gross Tonnage (GT)
5.7.5 Penetapan koefisien-koefisien

1. Penetapan koefisien balok (CB), Koefisien prismatic (CP), Koefisien


Midship (CM)
2. Penetapan Koefisien Kontrol M dari rasio antara panjang garis air
terhadap akar pangkat 3 Displacement.
5.7.6 Sketsa garis air

Dalam sketsa garis air yang perlu diperhatikan yaitu:


1. Pengecekan Volume dan Displacement
a. Pengecekan displacement yang meliputi volume kapal keseluran,
volume palkah ikan dan ukuran volume tangki bahan bakar dan air
tawar.
b. Pengecekan tata ruang mesin dapat dilihat pada (lampiran 2) dan
spesifikasi teknis.
c. Pengecekan tata ruang akomodasi dapat dilihat pada (lampiran 2) dan
spesifikasi teknis.
2. Pengecekan stabilitas
50

a. Pengecekan karakteristik kapal di bawah garis air


1) Karakteristik kapal di bawah air pada saat kapal berangkat ke
fishing ground dapat dilihat diagram Carena (hydrostatic curve) di
dalam (lampiran 10).
2) Karakteristik kapal di bawah air pada saat kapal beroperasi/
menangkap ikan (During fishing) terlihat pada (lampiran 11).
3) Karakteristik kapal di bawah air pada saat kapal kembali ke
pelabuhan (arriving pot) terlihat pada (Lampiran 12).
b. Pengecekan trim dan stabilitas kapal.
c. Pengecekan tinggi metasentra kapal.
5.7.7 Perhitungan tenaga mesin penggerak dan pemilihan mesin utama

1. Perhitungan tenaga mesin


2. Hubungan antara kecepatan dengan tenaga mesin
3. Pemilihan tenaga mesin
4. Pemilihan baling-baling
5.7.8 Perhitungan tenaga generator set dan pemilihan generator set

1. Perhitungan electric power balance


2. Pemilihan generator set, dalam pemilihan generator set yang perlu
diperhatikan yaitu:
a. Spesifikasi Genset utama: tipe mesin, daya mesin, dan putaran per
menit (RPM)
b. Spesifikasi Genset cadangan: tipe mesin, daya mesin, dan putaran
per menit (RPM)
5.7.9 Gambar-gambar Kerja

Gambar-gambar kerja dapat dilihat pada (lampiran) sesuai dengan daftar


sebagai berikut:
1. Rencana umum (General Arrangement) (lampiran 2)
2. Rencana garis (Lines Plan) (Lampiran 3)
3. Potongan melintang (Midship Section) (Lampiran 4)
4. Konstruksi profil (construction profile) (Lampiran 5)
51

5. Konstruksi haluan (Bow construction) (Lampiran 7)


6. Konstruksi buritan (stern construction) (Lampiran 6)
7. Pondasi mesin (Engine foundation) (Lampiran 8)
8. Diagram listrik (electrical diagram) (Lampiran 9)
5.8 Spesifikasi Teknis Kapal Penangkap Ikan

5.8.1 Umum

Spesifikasi serta gambaran rencana umum terlampir pada (lampiran 2)


disajikan untuk menjelaskan rancang bangun kapal penangkap ikan.
5.8.2 Karakteristik

Pada umumnya rencana kapal penangkap ikan mempunyai karakter


sebagai berikut:
1. Konstruksi kapal mempunyai lambung, geladak, dan bangunan atas
terbuat dari kayu.
2. Kapal dilengkapi 1 unit propulsi dengan system conventional shaft yang
mempunyai kesanggupan maneuver yang baik
3. Kamar mesin dilengkapi system sirkulasi udara (ventilasi) yang baik.
4. Kapal mampu membawa ABK kurang lebih 20 orang
5. Bentuk dasar lambung harus mengikuti kriteria parameter yang
diisyaratkan oleh FAO sehingga mempunyai stabilitas dan kinerja yang
baik.
5.8.3 Spesifikasi

Dalam spesifikasi yang perlu diketahui antara lain:


1. Ukuran utama kapal, untuk ukuran utama kapal meliputi: panjang
keseluruhan, panjang geladak, panjang garis air, lebar maksimum, lebar
garis air, tinggi geladak, sarat tengah kapal, mesin penggerak, kecepatan
kapal, trip per operasi, jarak jelajah dan ABK.
2. Kapasitas kapal, untuk kapasitas kapal meliputi: bahan bakar, air tawar,
palkah ikan (ikan dan es), dan gross tonnage.
3. Propulsi kapal, utnuk propulsi kapal meliputi: jumlah mesin utama,
output mesin (BHP), putaran maksimum dan fixed propeller.
52

4. Kecepatan dan jarak jelajah


5. Bentuk kapal
6. Trim dan stability
5.8.4 Tata Ruang

Untuk tata ruang kapal yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Dalam lambung, sekat kedap air sebanyak 6 buah melintang membagi
lambung kapal menjadi 5 buah ruangan (compartment) antara lain:
ruang ceruk buritan, ruang tangki air tawar, ruang mesin, palkah ikan
dan ruang ceruk haluan.
2. Di atas geladak kapal antara lain: rumah kemudi/ kamar tidur nahkoda,
ruang akomodasi abk, kamar mandi dan dapur.
3. Awak kapal tergantung kapasitas maksimal kapal tersebut.
5.8.5 Konstruksi lambung

Untuk kontruksi lambung yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Material
a. Insulasi palkah ikan, terbuat dari bahan polyurethane foam
b. Scantling, kontruksi kapal ditentukan oleh besaran modulus dan
momen inersia dari balok kayu berdasarkan peraturan yang
diisyaratkan oleh BKI
2. Tangki – tangki
a. Tangki air tawar
b. Tangki bahan bakar
c. Tangki minyak pelumas
3. Pondasi mesin, konstruksi balok pondasi mesin dipasang sepanjang
kamar mesin, diikat dengan penegar sekat kamar mesin secara
sempurna dan melintang, diperkuat dengan gading besar serta plat
pengikat bracket pondasi sehingga menjadi satu kesatuan unit
konstruksi terpadu.
53

4. Palkah ikan, untukpemeliharaan temperature di dalam palkah ikan


menggunakan system pendingin es, maka sekeliling palkah ikan
dipasang insulasi polyethurane foam.
5.8.6 Peralatan Geladak

Untuk peralatan geladak yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Mesin geladak
2. Kemudi
3. Tiang tambat
4. Pisang – pisang (fender)
5. Tiang bendera dan pagar (Railing)
5.8.7 Peralatan Akomodasi

Untuk peraltan akomodasi yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Pintu
2. Jendela
3. Lubang palkah (hatch coaming)
4. Lubang orang
5. Ventilasi
5.8.8 Perlengkapan

Untuk Perlengkapan yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Perlengkpan Tambat sauh
2. Perlengkapan keselamatan
3. Perlengkapan pemadam kebakaran
4. Perlengkapan Akomodasi
5. Kamar mandi/ WC
6. Perlengkapan dapur
7. Perlengkapan navigasi
8. Perlengpan komunikasi
9. Perlengkapan alat penangkap ikan dan alat bantu
10. Inventaris navigasi
11. Inventaris kamar mesin
54

5.8.9 Permesinan

Dalam permesinan yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Pada umumnya permesinan, perlengkapan, dan peralatan dirancang agar
mempunyai kemampuan/ tenaga yang cukup pada saat kapal beroperasi
pada kondisi sebagai berikut:
a. Temperature ambeyent dalam kamar mesin maksimum 40o C
b. Kelembaban relative di kamar mesin 90%
c. Temepratur air laut 32o C
d. Temeperatur diluar ruangan 38o C.
2. Spesifikasi dari mesin utama
3. Poros baling-baling
4. Baling-baling
5. Pompa geladak
6. Pompa dinas umum
7. Pompa pemadam kebakaran
8. bilga
9. pompa air
10. pompa transfer bahan

5.8.10 Perpipaan

Semua pipa-pipa harus mempunyai diameter yang sesuai dengan fungsi


pompa. Adapun yang perlu diperhatikan untuk pipa-pipa tersebut antara lain:
1. System bahan bakar
2. System bilga
3. System gas buang
5.8.11 Instalasi listrik

Untuk instalasi listrik yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Jaringan listrik
2. Papan hubung
3. Lampu- lampu
55

5.9 Aspek ekonomi dalam pembangunan kapal penangkap ikan

Berdasarkan rancang bangun kapal perikanan dan spesifikasi teknis,


maka estimasi biaya pembangunan/pembuatan kapal penangkap ikan dengan
konstruksi kayu antara lain:
1. Konstruksi dan perlengkapan kapal didapatkan dari Hasil perkalian 80%
dari jumlah biaya Produksi. Adapun bagian-bagian konstruksi dan
perlengkapan kapal:
a. Struktur lambung (hull structure)
b. Bangunan atas
c. Pekerjaan penyambungan
d. Peralatan lambung
e. Peralatan geladak dan akomodasi
f. Tiang penyangga alat tangkap
g. System dalam kapal
h. Permesinan
i. Perlistrikan
j. Perlengkapan dalam kapal
k. Bilga
l. Pengecetan
2. Jumlah upah kerja didapatkan dari hasil perkalian 15% dari jumlah biaya
produksi.
3. Overhead produksi didapatkan dari hasil perkalian 5% dari jumlah
produksi.
4. Jumlah biaya produksi didapatkan dari hasil pembagian konstruksi dan
perlengkapan kapal dengan 0,8.
5. Overhead umum didapatkan dari hasil perkalian 8% dari jumlah biaya
produksi.
6. Jumlah biaya umum didapatkan dari hasil penjumlahan jumlah biaya
produksi dengan overhead umum
7. Keuntungan pembangunan didapatkan dari hasil perkalian 10% dari
jumlah biaya umum.
56

8. Jumlah biaya keseluruhan didapatkan dari hasil penjumlahan antara


jumlah biaya umum dengan keuntungan pembangunan.
9. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) + Pajak Penghasilan (PPh) didapatkan dari
hasil perkalian 11,5% dari jumlah biaya keseluruhan
10. Harga jual/ beli kapal didapatkan dari hasil penjumlahan antara jumlah
biaya keseluran dengan PPN + PPh
11. Biaya perijinan, surat-surat kapal dan biaya penyebrangan.
12. Biaya alat penangkap ikan.
5.10 Aspek finansial kapal penangkap ikan

Dalam pembahasan aspek fiansial (keuangan) akan diuraikan mengenai


gambaran keadaan keuangan usaha perikanan tangkap sebagai pertimbangan
untuk merealisasikan pembangunan kapal penangkap ikan ini. Dikemukakan pula
anggaran biaya investasi dan pengeluarannya, proyeksi pendapatan dan
pengeluaran, proyeksi aliran dana serta penerapan beberapa metode evaluasi
finansial. Proyeksi dan analisis keuangan menunjukkan besarnya investasi dan
kemampuan usaha untuk menghasilkan uang serta kemampuan membayar semua
pinjaman selama 5 tahun proyeksi.
Adapun yang perlu diperhatikan dalam aspek finansial ini antara lain:
1. Kebutuhan dan sumber dana
2. Analisis hasil usaha
3. Analisis arus kas
4. Analisis kelayakan proyek investasi, dalam analisis tersebut yang perlu
diperhatikan antara lain:
a. Analisis Nilai Tunai Bersih sekarang (Net Present Value)
b. Net B/C Ratio
c. Internal Rate Return
d. Pay back period
57

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat disimpulkan


sebagai berikut:
1. Dimensi utama kapal yang terdiri dari; Panjang total (Loa) yaitu diukur
dari ujung linggi haluan sampai linggi buritan; Panjang garis air (Lwl)
yaitu diukur panjang antara sisi linggi haluan dan sisi linggi buritan pada
muatan penuh; Panjang geladak (Ldl) yaitu diukur panjang dari sisi dalam
linggi haluan sampai sisi dalam linggi buritan; Panjang tegak (Lbp/Lpp)
yaitu diukur panjang dri sisi linggi hluan yang berpotongan dengan garis
air sampai sumbu poros kemudi. Lebar maksimum (Bmax) yaitu diukur
mulai dari kulit luar lambung kanan sampai kulit luar lambung kiri kapal
pada kondisi terlebar kapal; Lebar geladak (Bdl) yaitu diukur mulai dari
sisi dalam kulit lambung kanan sampai sisi dalam kulit lambung kapal kiri;
Tinggi maksimum (Hmax) yaitu diukur mulai dari sponeng/lunas sampai
bulwark kapal; Tinggi geladak (H) yaitu diukur mulai dari sponeng atau
lunas sampai bagian bawah geladak utama. Sarat air (D) yaitu diukur
mulai dari sponeng atau lunas sampai garis air pada muatan penuh.
2. Perhitungan gross tonnage (GT) kapal penangkap ikan dari bahan kayu
menggunakan metode dalam negeri sesuai PERMEN HUB NO. 8 Tahun
2013.
3. Perancangan kapal penangkap ikan tahapannya antara lain: metode kapal
pembanding, metode statistik, metode iterasi dan method of complex
solution. Sedangkan tahapan perancangan kapal penangkap ikan meliputi
perancangan aspek teknis, estimasi biaya pembangunan kapal, serta
perancangan aspek finansial operasional kapal.
58

6.2 Saran

Bagi mahasiswa yang ingin Praktek Kerja Lapang (PKL) di BBPI


Semarang kedepannya disarankan mengambil jangka waktu minimal 2 bulan
untuk mendapatkan hasil dan pengetahuan sesuai judul dan tujuan yang akan
dibawah ke lokasi.
59

DAFTAR PUSTAKA

Baeda. 2002. Tutorial Computer Teknik Perkapalan. Makassar: Master Pro


BKI. 1996. Buku Peraturan Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Laut. Jakarta

Djaelani, Aunu R. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif.


Semarang: FPTK IKIP Veteran Semarang.
Konsula, Tulada PT (2005), Laporan Akhir Penyusunan Basic Design Rancang
Bangun Kapal Perikanan, Departemen kelautan dan Perikanan: Jakarta
Palgunadi (2007), DESAIN PRODUK 1: Disain, Disainer, Dan Proyek Disain,
BANDUNG: Penerbit ITB
Ronald, dkk. 2014. Buku Ajar Rancang Bangun Kapal Perikanan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Riau

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Alfabeta. Bandung.

Verhangen dalam Mardikanto. 2013. Partisapi aktif dalam pengumpulan data.


60

LAMPIRAN
61

Lampiran 1
JURNAL HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI BALAI BESAR
PENANGKAPAN IKAN (BBPI) SEMARANG

Nama : Herianto Suriadin


NIM : 07220160013
Program studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Hari/ tanggal Waktu Uraian Kegiatan Lokasi

Penerimaan mahasiswa PKL Gedung Training


di BBPI Semarang center BBPI
Semarang
Kamis, 27 juni
09.00 – 11.00 Pengenalan pegawai dan TC BBPI
2019
pembimbing Semarang

Pengenalan perpustakaan di Perpustakaan


BBPI Semarang. BBPI Semarang

Jum’at, 28 Juni Mencari literature/ referensi Perpustakaan


09.00 – 11.00
2019 tentang kapal perikanan BBPI Semarang

Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel pagi
Semarang

Konsultasi ke pembimbing Ruangan


lapangan Demersal
Senin, 01 Juli
Pengenalan laboratorium
2019 Lab kapal
kerja modifikasi kapal
10.00 – 11.00
Pengenalan komponen-
komponen yang terdapat di
Lab Kapal
kapal yang ingin di
modifikasi
62

Melihat Pengerjaan
12.30 – 15.00 Lab Kapal
modifikasi kapal

Fishing
09.00 – 11.50 Identifikasi gill net Machinery
Training Room

Selasa, 02 Juli Konsultasi ke pembimbing Ruangan


13.00 – 13.20
2019 lapangan Demersal

Fishing
13.20 – 16.00 Membuat Resume machinery
training room

Mengikuti materi yang


09.00 – 10.30 Training Centre
dibawakan oleh Pak Hudring

Fishing
10.30 – 11.30 Membuat Resume Machinery
Rabu, 03 Juli training room
2019
Fishing
12.30 – 15.00 Membuat Resume Machinery
training room

15.00 – 16.30 Presentase hasil Resume Ruang demersal

Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel Pagi
Semarang

Penerimaan materi yang


08.30 – 11.00 dibawakan oleh Pak Ruang Demersal
Kamis, 04 Juli Zarohman
2019 Fishing
Penyusunan Rencana
13.00 – 15.00 Machinery
Kegiatan
training room

15.30 – 17.00 Konsultasi Rencana Kegiatan Ruang Demersal


63

Pengukuran alat tangkap Gill Dermaga depan


17.00 – 17.30
Net BBPI Semarang

Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang

Lapangan Voly
09.00 – 10.30 Olahraga
BBPI Semarang
Jum’at, 05 Juli
2019 Fishing
Penyusunan Laporan Tahap
14.00 – 15.00 Machinery
Pertama
training room

Konsultasi Laporan Tahap


15.30 – 17.00 Pertama oleh Pembimbing Ruang Demersal
lapang

Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel Pagi
Semarang

Fishing
Membuat resume
Senin, 08 Juli 09.00 – 11.00 Machinery
pengukuran kapal
2019 training room

Fishing
Membuat Resume
13.00 - 17.00 Machinery
pengukuran kapal
training room

08.00 – 11.00 Identifikasi gill net Training center

Fishing
Selasa, 09 Juli Membuat resume
13.00 – 15.00 Machinery
2019 pengukuran kapal
training room

Presentase hasil resume


15.30 – 17.00 Ruang demersal
pengukuran kapal

Rabu, 10 Juli Presentase hasil resume


09.00 – 10.00 Ruang demersal
2019 pengukuran kapal
64

Penerimaan materi yang Ruang training


10.00 – 11.30
dibawakan oleh pak Hudring center

Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel pagi
Semarang

Kamis, 11 Juli Penerimaan materi tentang


Navigation
2019 09.00 – 11.30 menjangka Peta yang
training room
dibawakan oleh pak Zeno

Depan lapangan
13.00 – 15.00 Pengukuran kapal
Volly BBPI

Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang
Jum’at, 12 Juli
2019 Fishing
Penyusunan laporan
09.00 – 15.00 Machinery
pengukuran kapal
training room

Halaman BBPI
08.00 – 08.30 Apel Pagi
Semarang
Senin, 15 Juli
2019 Fishing
Penyusunan laporan
09.00 - 16.00 Machinery
pengukuran kapal
training room

Fishing
Penusunan laporan
09.00 – 15.00 Machinery
pengukuran kapal
Selasa, 16 Juli training room
2019
Konsultasi hasil pengukuran
16.00 – 17.00 Ruang demersal
kapal

Fishing
Rabu, 17 Juli Penyusunan laporan
09.00 – 16.00 Machinery
2019 pengukuran kapal
training room

Kamis, 18 Juli Halaman BBPI


08.00 – 09.00 Apel Pagi
2019 Semarang
65

Fishing
09.00 – 16.00 Perhitungan GT Kapal Machinery
training room

Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang
Jumat, 19 Juli
2019 Fishing
09.00 – 16.00 Perhitungan GT kapal Machinery
training room

Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Apel Pagi
Semarang

Senin, 22 Juli Konsultasi hasil Perhitungan


09.00 – 12.00 Ruang Demersal
2019 GT

Halaman BBPI
13.00 – 16.00 Pengukuran ulang kapal
Semarang

Fishing
09.00 – 15.00 Perhitungan GT kapal Machinery
Selasa, 23 Juli training room
2019
Konsultasi hasil Perhitungan
16.00 – 17.00 Ruang Demersal
GT

Penyusunan laporan Fishing


Rabu, 24 Juli
09.00 – 16.00 pengenalan perancangan Machinery
2019
Kapal training room

Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Apel Pagi
Semarang

Penyusunan laporan Fishing


Kamis, 25 Juli 09.00 – 15.00 pengenalan perancangan Machinery
2019 kapal training room

Konsultasi hasil penyusunan


16.00 – 17.00 Ruang Demersal
laporan perancangan kapal
66

Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Senam Pagi
Semarang

Melengkapi hasil
09.00 – 11.00 penyusunan laporan Dining Room TC
Jumat, 26 Juli perancangan kapal
2019
Konsultasi hasil penyusunan
11.00 – 12.00 Ruang Demersal
laporan perancangan kapal

16.00 – 17.00 Konsultasi bahan Presentasi Ruang Demersal

Halaman BBPI
08.00 – 09.00 Apel Pagi
Semarang

Senin, 29 Juli Konsultasi penyelesaian


09.00 – 09.30 Gedung ABK
2019 bahan konsultasi

Presentasi hasil Praktek


10.00 – 12.00 Training Center
Kerja Lapang

Fishing
09.00 – 15.00 Penyusunan laporan Akhir Machinery
Selasa, 30 Juli training room
2019
16.00 – 17.00 Konsultasi Laporan Akhir Ruang Demersal

Semarang, 01 Agustus 2019

Pembimbing Lapangan Mahasiswa

Oktavian Rahardjo, ST, MT Herianto Suriadin


NIP.197710182002121005 NIM. 07220160013
67

Lampiran 2. Gambar Rencana Umum Kapal Penangkap Ikan (Konsula, Tulada


PT, 2005)

Lampiran 3. Gambar Rencana Garis Kapal Penangkap Ikan (Konsula, Tulada PT,
2005)
68

Lampiran 4. Gambar Potongan melintang tengah Kapal Penangkap Ikan (Konsula,


Tulada PT, 2005)
69

Lampiran 5. Gambar Konstruksi Profile (Konsula, Tulada PT, 2005)


70

Lampiran 6. Gambar Konstruksi Linggi Buritan (Konsula, Tulada PT, 2005)


71

Lampiran 7. Gambar Konstruksi Linggi Haluan (Konsula, Tulada PT, 2005)


72

Lampiran 8. Gambar Pondasi mesin (Konsula, Tulada PT, 2005)


73
74

Lampiran 9. Gambar diagaram Listrik Kapal Penangkap Ikan (Konsula, Tulada


PT, 2005)
75

Lampiran 10. Hydrostatics pada saat kapal berangkat (Konsula, Tulada PT, 2005)
76

Lampiran 11. Hydrostatics pada saat kapal sedang beroperasi (Konsula, Tulada
PT, 2005)
77

Lampiran 12. Hydrostatics pada saat kapal kembali ke pelabuhan (Konsula,


Tulada PT 2005)
78

Lampiran 13. Perhitungan Gross Tonnage (GT)

Diketahui: p = 6,11 m P = 2,06 m

l = 2,61 m L = 1,18 m

d = 0,68 m T = 2,20 m

f = 0,70

GT = 0,25 x V (V1+V2) V1 =pxlxdxf

= 0,25 x (7,59 + 5,34) = 6,11 x 2,61 x 0,68 x 0,70

= 0,25 x 12,93 = 7,59 m3

= 3 GT V2 =PxLxT

= 2,06 x 1,18 x 2,20

= 5, 34
79

Lampiran 14. Bagian – bagian Kapal hasil Observasi

Linggi haluan

Kulit lambung kapal


80

Anjungan Lunas

Daun Kemudi Kapal Baling-baling

linggi Buritan
81

Ruang Kemudi Geladak Utama Kapal

Palkah Kapal Lambung Kapal

Anda mungkin juga menyukai