Anda di halaman 1dari 10

KEBERLANJUTAN EKOSISTEM LAUT DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR


MENUJU NEW NORMAL
Diskusi Online HIMAPIKANI Wikayah IV
Senin, 8 Juni 2020
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PELAKU USAHA

Berbeda dengan krisis Asia 1998 maupun krisis keuangan 2008, krisis akibat pandemi COVID lebih kompleks
yaitu dipicu dari aspek kesehatan dan kemanusiaan berdampak pada terganggunya aktivitas ekonomi,
khususnya UMKM karena adanya pembatasan aktifitas sosial dan ekonomi. Sehingga memberikan tekanan
(shocks) terhadap pelaku usaha/UMKM baik dari sisi supply maupun demand.

TENAGA KERJA KONSUMSI


Konsumen:
- Ketidakpastian
Sisi (uncertainty)
UMKM Sisi Permintaan - Takut tertular
Penawaran
TERDAMPAK (demand) (physical
(supply)
distancing)

BAHAN BAKU PENGHASILAN

Lebih dari 50% UMKM tidak akan bertahan dalam beberapa bulan kedepan
(OECD, April 2020)
Sumber: SME Policy Response (OECD, 2020)
SEKTOR TERDAMPAK COVID-19

WINNER LOSER
Suplai Produk dan Pariwisata
Pelayanan Kesehatan (travel (mobil), paket perjalanan dan
e.g. APD, Masker, Face tur, penerbangan dalam dan luar
Shield, dll negeri dan hotel.

Makanan
Barang elektronik
Olahan,bahan
pangan, dan Ritel

Perawatan Otomotif/kendaraan
Personal dan
Kesehatan

Fitnes, kebugaran, dan jasa


ICT personal car (massage and
IN THE MIDDLE spa, salon, dll)

E-commerce Fesyen (pakaian, sepatu,


perhiasan, dan asesoris)
Agrikultur, Minyak Pendidikan Jasa
(Termasuk dan Gas Keuangan
Perikanan)
3
Sumber: McKinsey & Company COVID-19 Indoneisa Consumer Pulse Survey (2020) dan Dcode EFC Analysis (2020) (diolah)
NELAYAN KECIL DAN TRADISIONAL
PENYEDIA PANGAN UTAMA
DAMPAK COVID-19 BAGI NELAYAN DAN PEMBUDIDAYA
INDONESIA
ADAPTASI KEBARUAN
Kebaruan Perilaku Konsumen Kebaruan Adaptasi Pelaku Usaha

Lebih peduli lingkungan dan


kesehatan Kenali konsumen/pasar di
1 era ‘New Normal’
Lebih membatasi pertemuan
secara langsung dan menjaga
jarak dengan orang lain
Menurunkan mobilitas dan
memilih 2 Utilisasi kapasitas melalui
diferensiasi produk/jasa
Stay at Home
Belanja Online:
- Bergeser dari “wants” ke “needs”
- Volume pembelian semakin besar
Layanan delivery:
3 Komunikasikan
keunggulan/kekhasan/
Bergeser dari “kesenangan” ke “ keunikan
utilitas”
Intensitas pemesanan dari “ sesekali”
menjadi “rutin”
Tren lainnya:
- Home cooking
- Pembelian berlangganan 4 Digitalisasi Proses Bisnis:
gunakan platform digital
- “do it yourself”
- “zoomable workplace”
STRATEGI PEMULIHAN EKONOMI DAN
KEBERLANJUTAN PANGAN PERIKANAN

Strategi Jangka Pendek Strategi Jangka Menengah dan Panjang


1. Memastikan Bansos tersalurkan ke nelayan 1. Penguatan sistem pendataan usaha perikanan
dan pembudidaya ikan untuk mendukung keberlanjutan pengelolaan
2. Memastikan relaksasi kredit dan pemberian pangan laut.
modal kerja baru ke nelayan dan 2. Penguatan kelembagaan koperasi nelayan.
pembudidaya ikan berjalan. 3. Merevitalisasi 300 ribu hektar tambak
3. Memastikan penyerapan produksi perikanan terbengkalai.
rakyat. 4. Menata distribusi alokasi kapal ikan di perairan
4. Transformasi digital kepulauan, ZEEI dan perairan internasional
agar lebih berkelanjutan.
5. Menekan biaya angkut dan logistik ikan
PELUANG PERIKANAN NASIONAL

Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya


(Tuna) (Udang)

12,5 Estimasi stok


perikanan
tangkap tahun
Total lahan
potensi budidaya
air payau
17,9
JUTA TON 2017 Juta Ha

6,5 Produksi
perikanan
tangkap 2017: 6.5
Lahan yang dapat
direvitalisasi
untuk budidaya
udang
415
Juta Ton juta ton (51.5%)
Ribu Ha

Target peningkatan

1,5M ekspor Tuna dari US$


700 (2018) menjadi
US$ 1,5 M (2024)
Target peningkatan
ekspor udang dari
US$ 1,2M (2018)
3M
USD menjadi US$ 3M USD
(2024)
PENYERAPAN TENAGA KERJA 2020-2024

Tenaga Kerja (TK) untuk Tuna

2 Juta
• TK di atas kapal ikan (baru): 700
orang diploma/sarjana dan 2.800
orang SMK
• TK di industri pengolahan: 680
ribu orang sarjana/ diploma dan
1,5 juta orang SMK

Tenaga Kerja (TK) untuk Udang

378 Ribu
• 2 ribu orang Pasca Sarjana per tahun
• 4 ribu sarjana per tahun 20 ribu diploma dan
100 ribu SMK per tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai