Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Dosen Pengampu : Kristia Novia, Ns.,

OLEH :

Maria Sintiani Ruing

(C1714201032)

(S1 Reguler kelas III A)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STELLA MARIS MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020


A. Definisi

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup

harmonis dan produktif (Stuart, 2016).

Menurut UU RI No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, Kesehatan Jiwa adalah

kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan

sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,

dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Gangguan jiwa adalah sekumpulan perilaku dan psikologis individu yang

menyebabkan terjadinya keadaan tertekan, rasa tidak nyaman, penurunan fungsi tubuh dan

kualitas hidup.

Harga diri rendah adalah evaluasi diri yang negatif, berupa mengkritik diri sendiri,

dimana seseorang memiliki fikiran negatif dan percaya bahwa mereka ditakdirkan untuk

gagal (Windarwati, 2016).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri, penurunan harga diri

ini bisa bersifat situasional, kronis atau menahun (Keliat dkk, 2011).

Menurut Damaiyanti (2012) harga diri rendah ada secara situasional dan kronik,

yaitu :

1. Situasional yaitu terjadi secara tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,

dicerai suami atau istri, perasaan malu karena sesuatu ( pemerkosaan

2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung sudah

lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien memiliki cara berfikir yang

negatif.
B. Etiologi

Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :

a) Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.

b) Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi

kesempatan dan tidak diterima.

c) Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan

d) Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut

lebih dari kemampuannya.

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Carpenito, L.J dan Keliat, B. A dalam buku Kartika Sari (2015) tanda dan

gejala harga diri rendah adalah sebagai berikut :

 Data Subjektif

a) Mengintrospeksi diri sendiri.

b) Perasaan tidak mampu dalam semua hal.

c) Mengeluh sakit fisik.

d) Selalu merasa bersalah

e) Bersikap pesimis dalam kehidupan.

f) Sikap selalu negatif pada diri sendiri.

g) Menjelek-jelekan atau mengkritik diri sendiri.

h) Menentang kemampuan sendiri.

i) Tidak mampu menentukan tujuan

j) Pandangan tidak terpolarisasi

k) Merasakan cemas dan takut dalam suatu keadaan.


l) Menolak atau menjau dari umban balik positif

 Data Objektif

a) Produktivitas menjadi menurun

b) Penyalagunaan suatu Zat

c) Tindakan menarik diri dari hubungan social

d) Muncul tanda depresi seperti sukar tidur

e) Berkurang selera makan

f) Gampang tersinggung dan mudah marah

g) Berpakian tidak rapi

h) Tidak berani menatap lawan bicara

i) Lebih banyak menunduk

j) Merusak atau melukai orang lain

k) Bicara lambat dan nada suara lemah

D. PATOFISIOLOGI

Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah

situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak pernah

mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin

kecenderungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif mendorong individu

menjadi harga diri rendah.

Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada

pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan

krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa

gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena

kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika
lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi

secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis

(Direja, 2011).

E. RENTANG RESPON

Respon Adaptif Respon

Maladaptif

Aktualisasi diri konsep diri positif Harga diri rendah Keracunan identitas
Depolarisasi

Keterangan :
respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu

adaptif dan maladaptif (Fajariyah, 2012).

1) Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata

yang sukses diterima.

2) Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi

diri.

3) Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri

maladaptif.

4) Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial

dan kepribadian dewasa yang harmonis.


F. POHON MASALAH

Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Presepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Citra Tubuh

2. Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri

3. Harga Diri Rendah (Kronis, Situasion, resiko Situasion)

4. Ketidakefektifan Performa Peran

5. Gangguan Identitas Pribadi

6. Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan


H. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping menurut Deden (2013) :

 Jangka Pendek

1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari dari krisis : pemakaian obat-obatan, kerja

keras, nonton TV terus-menerus.

2) Kegiatan menganti identitas sementara : ikut kelompok social, keagamaan,

politik.

3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olahraga kontes

popularitas.

4) Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalagunaan

obat-obatan.

 Jangka Panjang

1) Menutup Identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari

orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi

diri sendiri.

2) Identitas negatif : asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan

masyarakat.

 Mekanisme Pertahanan Ego :

Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi, disasosiasi, isolasi,

proyeksi, mengalihkan amarah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
I. PENATALAKSANAAN

Menurut NANDA (2015) terapi yang dapat diberikan kepada penderita

Harga Diri Rendah adalah :

1. Psikoterapi

Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi dengan orang lain agar

klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik diri dan menyendiri maka klien

akan membentuk kebiasaan yang buruk.

2. Therapy aktivitas kelompok

Terapi aktivitas kelompok sangat relevan digunakan untuk klien yang memiliki Harga

Diri Rendah. Terapi ini dilakukan dengan menggunaka stimulasi atau diskusi untuk

mengetahui pengalaman atau perasaan yang dirasakan klien saat ini dan untuk

membentuk kesepakatan presepsi dan penyelesaian masalah.

3. Terapi kognitif

Terapi kognitif merupakan terapi yang dapat menidentifikasi dan menganalisa

pemikiran-pemikran yang negatif yang mendorong terjadinya perubahan harga diri.

4. Terapi tingkah laku

5. Terapi keluarga
Daftar Pustaka

Hani Tuasikal, Moomina Siauta, Selpina mbuai, (2019). Upaya Peningkatan Harga
Diri Rendah Dengan Terapi Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi). Jurnal
kesehatan, Vol. 2 No. 4
http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh2405

Septirina Rahayu. (2019). Perubahan Tanda Gejala Dan Kemampuan Pasien Harga
Diri Rendah Kronis Setelah Latihan Terapi Kognitif Dan Psikoedukasi
Keluarga. Journal Educational Of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1
http://ejournal.akperrspadjakarta.ac.id

R.Purwasih, Y.Susilowati. (2016). Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa Dengan


Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah. JPK Vol. 3, No. 2.

Efri Widianti, Budi Anna Keliat, Ice Yulia Wardhani. (2017). Aplikasi Terapi Spesialis
Keperawatan Jiwa Pada Pasien Skizofrenia Dengan Harga Diri Rendah
Kronis. Jurnal Pendidikan keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83-99

Fajiriah. (2012). Komponen Konsep Diri: Harga Diri Rendah. Universitas Muslim
Indonesia Makassar.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

Nama Mahasiswa yang Mengkaji : Maria Sintiani Ruing NIM :C1714201032

RUANG PERAWATAN : Kenanga TANGGAL DIRAWAT : 23 Januari 2020

TANGGAL PENGKAJIAN : 24 Januari 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Nama Inisial : Tn. M
Umur : 36 tahun
No RM : 00-11-31-20

II. ALASAN MASUK


Pasien masuk RSJ untuk yang pertama kalinya dibawah oleh keluarganya
dengan keluhan pasien merasa tidak berharga dan berguna lagi, menghindari
orang lain dan lebih senang menyendiri. Perilaku demikian ditunjukkan oleh
klien sejak klien mengalami kecelakaan dan kedua tangannya harus di
amputasi.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


A. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
□ Ya √Tidak
B. Pengobatan sebelumnya
□ Berhasil □ Kurang berhasil □ Tidak berhasil
C. Pernah melakukan/mengalami/menyaksikan:
Korban/usia Pelaku/usia Saksi/usia
1. Aniaya fisik □ ............... □ .............. □ .............
2. Aniaya seksual □ ............... □ .............. □ .............
3. Penolakan 28 tahun □ .............. □..............
4. Kekerasan □ ............... □ .............. □..............
5. Tindakan kriminal □ ............... □ .............. □..............

Jelaskan Point A, B dan C :

klien baru pertama kali mengalami penyakit yang dialami sekarang. Pasien
mengtakan dirinya pernah ditolak dan dikucilkan oleh keluarga istrinya
karena berasal dari keluarga yang tidak mampu dan tidak memiliki
pekerjaan.

Masalah Keperawatan :-

D. Adakah anggota keluarga yang pernah menderita gangguan jiwa


□ Ya √ Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
pengobatan/perawatan
................................. ............................
……………………………………...
................................. ............................
……………………………………...
................................. ............................
E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengtakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
adalah dirinya pernah ditolak dan dikucilkan oleh keluarga istrinya karena
berasal dari keluarga yang tidak mampu dan tidak memiliki pekerjaan.
Masalah keperawatan : HDR

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80mmHg
Suhu : 37 ◦ C
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
B. Badan :
Tinggi : 165 Cm
Berat : 63 Kg
IMT : 23,1 Kesimpulan : Berat Badan Normal
C. Keluhan fisik :
klien mengatakan tidak memiliki keluhan fisik dan merasa sehat.
Masalah Keperawatan : -.
V. STATUS PSIKOSOSIAL
A. Genogram (gambar dan jelaskan isi genogram)

Jelaskan :
Klien mengatakan memiliki istri dan 2 orang anak, klien mengatakan
komunikasi dalam keluarganya baik, pola asuh yang diterapkan oleh klien
dan istrinya adalah demokratis, klien dan istrinya sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga.

B. Konsep diri
1. Gambaran diri :
Klien mengatakan tidak ada yang bisa dibanggakan dari tubuhnya, dulu
klien bisa membanggakan kedua tangannya karena dengan kedua
tangannya ia bisa bekerja namun sekarang klien tidak bisa mencari
nafkah buat keluarganya karena tidak ada yang mau menerimanya
sebagai pegawai
2. Identitas diri :
klien mengatakan ia adalah seorang kepalah keluarga, memiliki istri dan
2 orang anak.
3. Peran diri :
Pasien mengatakan ia adalah kepala keluarga dan bersama dengan istri
sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, namun setelah klien
mengalami kecelakaan dan kedua tangan klien di amputasi, klien
merasa ia tidak bisa menjadi suami dan ayah yang baik bagi istri dan
anaknya, klien juga merasa tidak memiliki kelebihan sama sekali dan
malu kepada keluarga istrinya dan masyarakat.
4. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh sehingga bisa cepat pulang.
5. Harga diri :
Klien mengatakan istrinya sudah tidak memperdulikan dirinya lagi
sehingga klien selalu menyalahkan dirinya yang tidak mampu
membahagiakan istri dan anaknya.
klien mengatakan ia tidak bisa menjadi suami dan ayah yang baik bagi
istri dan anaknya, klien mengatakan tidak memiliki kelebihan sama
sekali dan klien malu kepada keluarga istrinya dan masyarakat.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

C. Hubungan sosial :
1. Orang yang berarti :
berdasarkan informasi yang didapatkan dari keluarga diketahui istri klien
sebagai sosok yang paling dekat dengan klien.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien mengatakan ia malu untuk bersosialisasi dengan masyarakat, klien
merasa tidak berdaya ketika harus melihat orang lain yang memiliki
tubuh yang lengkap sedangkan dirinya tidak, sehingga klien tidak ikut
lagi kegiatan sosial dan memilih untuk berdiam diri dikamar.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan ia tidak memiliki kemampuan sama sekali dan malu
kepada keluarga istriya dan masyarakat.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
D. Spritual
1. Nilai dan keyakinan :
klien beragama islam
2. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan selama di rumah sakit dirinya tidak menjalankan
sholat 5 waktu.
Masalah keperawatan : gangguan pola spiritual

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
√ Tidak rapih □ Pakaian tidak sesuai □ Cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan : tampak pasien tidak rapi
B. Pembicaraan
□ Cepat □ Keras √ Gagap □ Apatis
□ Lambat □ Inkoheren □ Membisu √ Tidak mampu
memulai
□ Logorheus □ Perseverasi
Jelaskan : tampak pasien berbicara gagap dan tidak mampu memulai
pembicaraan.
C. Aktivitas Motorik
□ Lesu □ Tegang □ Gelisah □ Agitasi
□ TIK □ Grimace □ Tremor □ Kompulsif
Jelaskan :-
D. Alam Perasaan
√ Sedih □ Ketakutan □ Putus asa
□ Khawatir □ Gembira berlebihan/euforia
Jelaskan : tampak pasien sedih dan selalu menundukan ketika berbicara
E. Afek
√ Datar □ Tumpul □ Labil □ Tidak sesuai
Jelaskan :
Tampak ekspresi waja pasien datar

F. Interaksi Selama Wawancara


□ Bermusuhan □ Tidak kooperatif □ Mudah tersinggung
√ Kontak mata kurang □ Defensif □ Curiga
Jelaskan : Tampak kontak mata pasien kurang dan selalu menunduk saat
berbicara dan sulit berkonsentrasi.
G. Persepsi : Halusinasi
□ Pendengaran □ Penglihatan □ Perabaan
□ Pengecapan □ Penghiduan
Jelaskan : klien tidak mengalami halusinasi
H. Proses Pikir
□ Sirkumtansial □ Tangensial □ Kehilangan asosiasi
□ Flight of ideas □ Blocking
Jelaskan :
I. Isi Pikir
□ Obsesi □ Fobia □ Hipokondria
□ Depersonalisasi □ Pikir Magis □ Ide terkait
Waham :
□ Agama □ Somatik □ Kebesaran
□ Curiga □ Nihilistik □ Sisip pikir
□ Siar pikir □ Kontrol pikir
Jelaskan :

J. Tingkat Kesadaran
□ Bingung □ Sedasi □ Stupor
Disorientasi :
□ Waktu □ Tempat □ Orang
Jelaskan : -
K. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Perubahan proses pikir pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini
□ Konfabulasi
Jelaskan :
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang maupun jangka
pendek.
L. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
□ Mudah beralih
√ Tidak mampu berkonsentrasi
□ Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : tampak klien tidak berkonsentrasi ketika di Tanya.
M. Kemampuan Penilaian
□ Gangguan ringan □ Gangguan bermakna
Jelaskan :-
N. Daya Tilik Diri (Insight)
□ Mengingkari penyakit yang diderita
□ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :-
Masalah keperawatan :-

VII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain □ Minum alkohol
□ Mampu menyelesaikan masalah □ Reaksi lambat/berlebihan
□ Tenik relaksasi □ Bekerja berlebihan
□ Aktivitas konstruktif √ Menghindar
□ Olahraga Menciderai diri
□ Lain-lain
Jelaskan :
klien mengatakan jika ada masalah klien menceritakan masalahnya kepada
istrinya, namun setelah diamputasi, klien memilih berdiam diri karena istrinya
seakan tidak peduli dengan keadaan klien.
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


Bantuan minimal Bantuan total
A. Makan □
B. BAB dan BAK □
C. Mandi □
D. Berpakaian dan berhias □
E. Penggunaan Obat □
F. Istirahat dan Tidur
□ Tidur siang : -
□ Tidur malam : -
□ Kegiatan sebelum/setelah tidur : -
G. Pemeliharaan Kesehatan
1. Perlu perawatan lanjutan √ Ya □ Tidak
2. Sistem pendukung √ Ya □ Tidak

H. Kegiatan di dalam rumah


1. Mempersiapkan makanan □ Ya □ Tidak
2. Menjaga kebersihan rumah □ Ya □ Tidak
3. Mencuci pakaian □ Ya □ Tidak
4. Pengaturan keuangan □ Ya □ Tidak
I. Kegiatan di luar rumah
1. Belanja keperluan sehari-hari□ Ya □ Tidak
2. Transportasi □ Ya □ Tidak
Jelaskan :-
Masalah keperawatan : -

IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

□ Penyakit jiwa □ Obat-obatan

□ Cara penanggulangan masalah □ Lain-lain

Jelaskan : Pasien mengatakan ia tahu tentang penyakitnya dan harus minum


obat teratur

Masalah keperawatan : -

X. DATA MEDIK
Diagnosa Medik : Skizofrenia
Therapi Medik :
- Risperidone = 2 × 2 mg/12 jam
- Trihexipenidil = 2 × 2 mg/12 jam
- Chlorpromazine = 3 × 100 mg/8 jam
ANALISA DATA

Nama /Umur : Tn. M/36 tahun


Unit/Ruang : Kenanga

N DATA MASALAH
O
1 DS : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
1. Klien mengatakan tidak ada lagi
yang peduli dengannya
2. Klien mengatakan tidak memiliki
kelebihan sama sekali
3. Klien mengatakan tidak ada yang
bisa di banggakan dari dirinya
DO :.
1. Kontak mata kurang
2. Tampak penampilan tidak rapi
3. Tampak pasien menunduk
2 Ds : Isolasi sosial
1. Klien mengatakan malu kepada
keluarga istrinya dan masyarakat.
2. Klien mengatakan malu untuk
bersosialisasi dengan masyarakat
3. Klien mengatakan ia tidak ikut
lagi kegiatan sosial dan
memilih untuk berdiam diri
dikamar.
Do :
1. Tampak Klien menunduk saat
berbicara
3 Ds : Koping individu tidak efektif
1. klien mengatakan jika ada
masalah klien menceritakan
masalahnya kepada istrinya,
namun setelah diamputasi,
klien memilih berdiam diri
karena istrinya seakan tidak
peduli dengan keadaan klien.

Do : tampak pasien sedih

POHON MASALAH

EFEK Isolasi Sosial

CORE PROBLEM Harga Diri Rendah

CAUSA Koping Individu Tidak Efektif

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama/ Umur :Tn. M/ 36 Tahun


Ruang/ Kamar : Kenanga
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Isolasi Sosial
Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah
Ketidakefektifan Koping Invidu
RENCANA KEPERAWATAN
Nama/ umur :Tn. M/36 Tahun
Ruang/ kamar : Kenanga

Hari/tangga Diagnosa Intervensi


SP (Pasien) SP (Keluarga)
l Keperawatan
Harga Diri a. PSIP a. SPIK
Rendah
1. Identifikasi 1. Diskusikan masalah

kemampuan yang dirasakan dalam

melakukan kegiatan merawat pasien

dan aspek positif 2. Jelaskan pengertian,

pasien (buat daftar tanda & gejala, dan

keinginan) proses terjadinya harga

2. Bantu pasien menilai diri rendah (gunakan

kegiatan yang dapat booklet)

dilakukan saat ini 3. Diskusikan kemampuan

(pilih dari daftar atau aspek positif pasien

kegiatan) : buat yang pernah dimiliki

daftar kegiatan yang sebelum dan setelah

dapat dilakukan saat sakit

ini 4. Jelaskan cara merawat

3. Bantu pasien harga diri rendah

memilih salah satu terutama memberikan

kegiatan yang dapat pujian semua hal yang

dilakukan saat ini positif pada pasien

untuk dilatih 5. Latih keluarga memberi

4. Latih kegiatan yang tanggung jawab


dipilih (alat dan cara kegiatan pertama yang

melakukannya) dipilih pasien: bimbing

5. Masukkan pada dan beri pujian

jadwal kegiatan untu 6. Anjurkan membantu

latihan dua kali pasien sesuai jadwal

perhari dan memberikan pujian

b. SPIIP b. SPIIK

1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan

pertama yang telah keluarga dalam

dilatih dan berikan membimbing pasien

pujian melaksanakan kegiatan

2. Bantu pasien pertama yang dipilih dan

memilih kegiatan dilatih pasien. Brikan

kedua yang akan pujian

dilatih 2. Bersama keluarga

3. Latih kegiatan kedua melatih pasien dalam

(alat dan cara) melakukan kegiatan

4. Masukkan pada kedua yang dipilih

jadwal kegiatan pasien

untuk latihan : dua 3. Anjurkan membantu

kegiatan masing- pasien sesuaijadwal dan

masing dua kali per memberikan pujian

hari c. SPIIIK

c. SPIIIP 1. Evaluasi kegiatan

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam

evaluasi kegiatan membimbingpasien


pertama dan kedua melaksanakan kegiatan

yang telah dilatih pertama dan kedua

dan berikan pujian yang telah dilatih. Beri

2. Bantu pasien pujian

memilih kegiatan 2. Bersama keluarga

ketiga yang akan melatih pasien

dilatih melakukan kegiatan

3. Latih kegiatan ketiga ketiga yang dipilih

(alat dan cara) 3. Anjurkan membantu

4. Masukkan pada pasien sesuai jadwal

jadwal kegiatan dan berikan pujian

untuk latihan : tiga d. SPIVK

kegiatan, masih- 1. Evaluasi kegiatan

masing dau kali keluarga dalam

permenit membimbing pasien

d. SPIVP melaksanakan kegiatan

1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan

pertama, kedua, dan ketiga. Beri pujian

ketiga yang telah 2. Bersama keluarga

dilatih dan berikan melatih pasien

pujian melakukan kegiatan

2. Bantu pasien keempat yang dipilih

memilih kegiatan rujukan

keempat yang akan 3. Jelaskan follow up ke

dilatih RSJ/PKM, tanda

3. Latih kegiatan kambuh


keempat (alat dan 4. Anjurkan membantu

cara) pasien sesuai jadwal

4. Masukkan pada dan memberikan pujian

jadwal kegiatan e. SPVK

untuk latihan: empat 1. Evaluasi kegiatan

kegiatan masing- keluarga dalam

masing dua kali per membimbing pasien

hari melakukan kegiatan

e. SPVP yang dipilih oleh pasien.

1. Evaluasi kegiatan Beri pujian

dan berikan pujian 2. Nilai kemampuan

2. Latih kegiatan keluarga

dilanjutkan sampai Nilai kemampuan keluarga


membimbing pasien melakukan
tak terhingga
kontrol ke RSJ/PKM
3. Nilai kemampuan

yang telah mandiri

4. Nilai apakah harga

diripasien meningkat

Isolasi Sosial a. SP I : a. SP I :

1. Identifikasi penyebab 1. Diskusikan masalah yang

isolasi sosial: siapa dirasakan dalam merawat

yang serumah, siapa pasien.

yang dekat, yang tidak 2. Jelaskan pengertian, tanda

dekat, dan apa dan gejala, dan proses

sebabnya. terjadinya isolasi sosial


2. Keuntungan punya (gunakan booklet).

teman dan bercakap- 3. Jelaskan cara merawat

cakap. isolasi sosial.

3. Kerugian tidak punya 4. Latih dua cara merawat

teman dan tidak berkenalan, berbicara saat

bercakap-cakap. melakukan kegiatan harian.

4. Latih cara berkenalan 5. Anjurkan membantu pasien

dengan pasien dan sesuai jadwal dan

perawat atau tamu. memberikan pujian saat

5. Masukan pada jadual besuk.

kegiatan untuk latihan b. SP II :

berkenalan. 1. Evaluasi kegiatan keluarga

b. SP II : dalam merawat/melatih

1. Evaluasi kegiatan pasien berkenalan dan

berkenalan (berapa berbicara saat melakukan

orang). Beri pujian. kegatan harian, beri pujian.

2. Latih cara berbicara 2. Jelaskan kegiatan rumah

saat melakukan tangga yang dapat

kegiatan harian (latih 2 melibatkan pasien

kegiatan). berbicara (makan, sholat

3. Masukan pada jadwal bersama dirumah).

kegiatan untuk latihan 3. Lath cara membimbing

berkenalan 2-3 orang pasien berbicara dan

pasien, perawat dan memberi pujian.

tamu, berbicara saat 4. Anjurkan membantu pasien

melakukan kegiatan sesuai jadwal saat besuk.


harian. c. SP III :

c. SP III : 1. Evaluasi kegiatan keluarga

1. Evaluasi kegiatan dalam merawat/melatih

berkenalan (berapa pasien berkenalan,

orang) & bicara saat berbicara saat melakukan

melakukan dua kegiatan kegiatan harian, beri pujian.

harian, beri pujian. 2. Jelaskan cara melatih

2. Latih cara berbicara pasien melakukan kegiatan

saat melakukan sosial seperti berbelanja,

kegiatan harian (2 meminta sesuatu dll.

kegiatan baru). 3. Latih keluarga mengajak

3. Masukan pada jadwal pasien berbelanja saat

kegiatan untuk latihan besuk.

berkenalan 4-5 orang, 4. Anjurkan membantu pasien

berbicara saat sesuai jadwal dan berikan

melakukan 4 kegiatan pujian saat besuk.

harian. d. SP IV :

d. SP IV : 1. Evaluasi kegiatan keluarga

1. Evaluasi kegiatan dalam merawat/melatih

latihan berkenalan, pasien berkenalan,

bicara saat melakukan berbicara saat melakukan

empat kegiatan harian. kegiatan harian/RT,

Beri pujian. berbelanja, beri pujian.

2. Latih cara bicara sosial: 2. Jelaskan follow up ke

meminta sesuatu, RSJ/PKM, tanda kambuh,

menjawab pertanyaan. rujukan.


3. Masukan pada jadwal 3. Anjurkan membantu pasien

kegiatan untuk latihan sesuai jadwal kegiatan dan

berkenalan >5 orang, memberikan pujian.

bicara saat melakukan e. SP V :

kegiatan harian dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga

sosialisai. dalam merawat/melatih

e. SP V : pasien berkenalan,

1. Evalusai kegiatan berbicara saat melakukan

latihan berkenalan, kegiatan harian/RT,

berbicara saat berbelanja, & kegiatan lain

melakukan kegiatan dari follow up. Beri pujian.

harian dan sosialisasi, 2. Nilai kemampuan keluarga

beri pujian. merawat pasien.

2. Latih kegiatan harian. 3. Nilai kemampuan keluarga

3. Nilai kemampuan yang melakukan control ke

telah mandiri. RSJ/PKM.

Nilai apakah isolasi sosial

telah teratasi
NOC NIC

Ketida efektifan Setelah dilakukan Koping :


koping individu
tindakan keperawatan 1. Bantu pasien untuk
selama 2×24 jam hasil menyelesaikan
yang diharapkan : masalah dengan cara
Peningkatan Koping yang konstruktif
1. Mengidentifiksi 2. Berikan penilaian
pola koping yang penyesuaian pasien
tidak efektif terhadap perubahan-
2. Menyatakan perubahan dalam citra
penerimaan tubuh, sesuai indikasi
terhadap situasi 3. Sediakan informasi
3. Mengidentifikas aktual mengenai
beberapa strategi diagnosis,
koping penanganan, dan
4. Menyatakan butuh prognosis
bantuan 4. Cari jalan untuk
memahami perspektif
pasien terhadap
situasi yang penuh
stres
5. Dukung kemampuan
mengatasi situasi
secara berangsur-
angsur

Anda mungkin juga menyukai