Anda di halaman 1dari 2

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN

PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018


TENTANG PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN

Pertimbangan Teknis Pertanahan adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan memperhatikan
kesesuaian tata ruang. Pertimbangan Teknis Pertanahan diberikan dalam rangka:
a. persetujuan/penolakan Izin Lokasi;
b. pemberian/perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah;
c. penegasan status dan rekomendasi penguasaan tanah timbul; atau
d. perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah.
Pertimbangan Teknis Pertanahan yang diberikan dalam rangka pemberian/perpanjangan atau
pembaharuan hak atas tanah dilakukan untuk:
1. Pemberian Hak Milik atau pemberian/ perpanjangan/pembaharuan Hak Guna Bangunan,
Hak Pakai yang diajukan oleh:
- Badan Hukum; atau
- Perorangan untuk tanah non pertanian dengan luas lebih dari 600 m2 (enam ratus meter
persegi)
2. Pemberian Hak Milik/Hak Pakai tanah pertanian yang diajukan oleh perorangan dengan
luas:
- lebih dari 5000 m2 (lima ribu Meter Persegi) untuk wilayah Pulau Jawa dan Bali; atau
- lebih dari 2 (dua) Hektar, untuk wilayah di luar Pulau Jawa dan Bali.
3. Pemberian/perpanjangan/pembaharuan Hak Guna Usaha.
Ketentuan penggunaan dan pemanfaatan tanah untuk pemberian pertimbangan teknik
pertanahan, meliputi:
a. tidak merugikan kepentingan umum;
b. tidak saling mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah sekitarnya;
c. memenuhi azas keberlanjutan;
d. memperhatikan azas keadilan; dan
e. memenuhi ketentuan peraturan perundangan.
Permohonan Pertimbangan Teknis Pertanahan dan kelengkapan persyaratan diajukan kepada
Kepala Kantor Pertanahan melalui loket pelayanan Kantor Pertanahan. Dalam hal
Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka persetujuan/penolakan Izin Lokasi, pengajuan
permohonan dapat dilakukan melalui Sistem OSS yang terintegrasi dengan KKP untuk
didaftar. Dalam hal Izin Lokasi diberikan berdasarkan komitmen, penyampaian persyaratan
dilakukan oleh Pelaku Usaha paling lama 10 (sepuluh) hari sejak diterbitkannya Izin Lokasi
guna pemenuhan komitmen.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997
TENTANG PENDAFTARAN TANAH
BAB V PEMELIHARAAN DATA PENDAFTARAN TANAH

Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan
data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku
tanah, dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian. Pemeliharaan data
pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data yuridis obyek
pendaftaran tanah yang telah terdaftar. Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan
rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan
perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya
dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya akta yang bersangkutan, PPAT wajib
menyampaikan akta yang dibuatnya berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada
kantor Pertanahan untuk didaftar. Peralihan hak melalui pemindahan hak dengan lelang
hanya dapat didaftar jika dibuktikan dengan kutipan risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat
Lelang. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum suatu bidang tanah atau satuan
rumah susun dilelang baik dalam rangka lelang eksekusi maupun lelang non-eksekusi, Kepala
Kantor Lelang wajib meminta keterangan kepada Kantor Pertanahan mengenai bidang tanah
atau satuan rumah susun yang akan dilelang. Kepala Kantor Pertanahan mengeluarkan
keterangan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya permintaan dari
Kepala kantor Lelang.

Anda mungkin juga menyukai