Anda di halaman 1dari 15

PENGAUDITAN 2

PENGUJIAN SUBTANTI EKUITAS


PEMEGANG SAHAM

RA IQLIMA DIANA SARI

18220012P

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TAMAN SISWA PALEMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga dapat
menyusun makalah berjudul “PENGUJIAN SUSBTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG
SAHAM”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengauditan 2 dan juga untuk menambah wawasan mengenai Pengjian Substantif Terhadap Ekuitas
Pemegang Saham.

Penulis ucapkan terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Meski penulis telah menyusun dengan memberikan yang terbaik, namun tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kritik serta saran dari berbagai pihak untuk
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Palembang, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR iii
ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 5
2.1 Audit Ekuitas Pemegang Saham..................................................................................... 5
2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang Saham 5
Di Neraca.......................................................................................................................
2.3 Program Audit Dalam Pengujian Subtantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham..... 6
2.4 Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham............................... 9
2.5 Penentuan Resiko Pengendalian-Ekuitas Pemegang Saham.......................................... 9
2.6 Audit Akun Modal Saham............................................................................................... 11

2.7 Audit Dividen................................................................................................................... 12

2.8 Audit Laba Ditahan........................................................................................................ 13


BAB III 14
PENUTUP.........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Modal sendiri adalah jumlah kumulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik kepada
perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh perusahaan yang
ditahan di dalam perusahaan. Didalam perusahaan peroranagn,modal sendiri ini ditunjukkan
di neraca oleh akun modal atas nama seseorang (misalnya modal Nn.eliona ) dan akun prive
atas nama pemilik perusahaan yang bersangkutan (misalnya prive Nn.eliona). didalam
perusahaan berbentuk firma dan CV, modal modal sendiri disajikan didalam neraca dengan
akun modal atas nama tiap-tiap sekutu dan akun prive atas nama setiap sekutu yang
bersangkutan didalam perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT), modal sendiri
perusahaan ditunjukkan  dengan akun modal saham (capital stock) ,paid-in capital,treasuty
stock, saldo laba dan cadangan (reserve). Uraian di dalam akan dititik beratkan pada
pengujian subtantit terhadap ekuitas pemegang saham perusahaan berbentuk perseorangan
terbatas. Pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda dengan
pengujian subtantif aktiva lancar dan utang lancar. Pengujian subtantif terhadap ekuitas
pemegang saham, auditor menghadapi transaksi perubahan unsur neraca yang rendah
frekuensi terjadinya, tetapi melibatkan jumlah rupiah yang besar setiap transaksinya, mungkin
sekali dalam melakukan pengujian pengujian subtantif terhadap akun modal saham, treasury
stock, paid-on capital suatu PT, auditor sama sekali tidak menemukan perubahan akun
tersebut selama tahun yang diaudit dan hanya menemui satu atau dua jurnal pendebitan atau
pengkreditan didalam akun saldo laba.dalam pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang
saham, auditor melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap tiap perubahan ekuitas
pemegang saham (akun modal saham, akun  treasury stock paid-on capital, akun saldo laba,
dan akun cadanagan ), dan umumnya hanya memerlukan waktu pemeriksaan yang relative
pendek.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Audit Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemegang saham (owner’s equity) adalah jumlah dana yang dimiliki oleh pemegang
saham di perusahaan, sama dengan modal saham ditambah cadangan.

Ekuitas pemegang saham meliputi saham biasa,saham preferen, modal yang di setor, dan
laba ditahan. Pada tahun terakhir,sejumlah instrumen keuanagan telah dikembangkan yang
berisi karateristik utang dan ekuitas serta mempengaruhi audit kas pemegang saham.
Sejumlah besar rencana opsi saham dan rencana kompensasi juga mempengaruhi audit
ekuitas  pemegang saham. Pembahasan mengenai instrumen ekuitas dan rencana opsi saham
yang kompleks tersebut beada di luar lingkup.

Berikut ini ada 3 jenis transaksi utama yang menimbulkan ekuitas pemegang saham, yaitu:

1.      Penerbitan saham.
Mencakup transaksi seperti penjualan saham untuk sejumlah kas, pertukaran saham
dengan aktiva, jasa, atau utang yang dapat dikonversi, serta penerbitan saham untuk
tujuan peecahan saham.

2.      Pembelian saham kembali.


Mencakup perolehan kembai saham (treasury stock) dan penarikan kembali saham.

3.      Pembayaran deviden.
Mencakup pembayaran deviden kas atau penerbitan dividen saham.

2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang Saham Di
Neraca.

• Penyajian ekuitas pemegang saham di neraca


1. Modal saham
Modal saham harus di buat dineraca yang dapat disajikan dalam bentuk
catatan kaki atau sebagai catatan atas laporan keuangan (notes to financial
statements).adapun informasi yang diperlukan oleh pemakai laporan keuanagn
meliputi:
a. Jenis saham yang dikeluarkan, nilai nominal, dan jika ada, tariff deviden.
b. Untuk saham istimewa, sifat keistimewaan yang dimiliki oleh pemegang saham
harus dijelaskan ( misalnya hak istimewa dalam pembagian deviden, hak
istimewa dalam likuidasi perusahaan).
c. Jumlah saham yang diijinkan untuk dikeluarkan, yang telah dikeluarkan, yang
ada ditangan perusahaan sebagai treasury stock, dan  yang beredar.
d. Jumlah deviden komulatif sahama istimewa yang belum dapat dibayar oleh
perusaaahn,baik jumlah total maupun jumlah saham.
e. Jumlah saham yang di sediakan untuk  stock option plans, untuk ditukarkan
dengan obligasi atau saham istimewa jumlah saham yang telah dipesan tetapi
belum dikeluarkan, deviden saham yang telah diumumkan tetapi belum
dbagikan dan saham yang dikeluarkan dalam penggabungan perusahaan.
2. Treasury stock

Treasury stock Harus disajikan di neraca dalam kelompok modal saham.jumlah yang
disajikan adalah sebesar kosnya, sebagai penguranan terhadap jumlah modal saham
dan saldo laba.

3. Saldo laba

Perubahan saldo laba dalam tahun yang diaudit dapat disajikan didalam laporan
tersendiri, disebut “laporan perubahan saldo laba” atau digabung dengan laporan laba
rugi, yang disebut laporan laba rugi dan perubahan saldo laba. Informasi yang
bersangkutan dengan  pembatasan penggunaan saldo laba harus dijelaskan dalam
notes to financial statement.

2.3 Program Audit Dalam Pengujian Subtantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham

Program pengujian subtantif tehadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur audit yang
dirancang untuk mencapai tujuan audit .

Ø  Prosedur audit

1.         Prosedur audit awal

Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang sagam yang dicantumkan


oleh klien dalam neracanya sesuai dengan ekuitas pemegang saham yang benar-
benar ada pada tanggal neraca,auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi
ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya.oleh karena itu,auditor melakukan prosedur audit
awal yang terdiri dari 6 prosedur yaitu:
a. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dineraca ke saldo akun
ekuitas pemegang saham yang bersangkutan dengan buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun ekuitas pemegang saham.
d. Usut saldo awal akun  ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang
lalu.
e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke
dalam jurnal yang bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun control modal saham dalam buku besar ke buku
pembantu pemegang saham dan buku sertifikat saham.

2.         Prosedur analitik

Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian
analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan
dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.

Ratio Formula

ü  Nilai buku saham biasa ü  Ekuitas pemegang saham ÷ rarata jumlah


sahm biasa yang beredar
ü  Return on common stockholder equity
ü  Labaa bersih ÷ rerata jumlah saham biasa
ü  Deviden payout yang beredar
ü  Laba per saham ü  Deviden kas÷ laba bersih

ü  Laba bersih ÷ rerata timbangan jumlah


saham beredar

Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan yaitu peristiwa atau


transaksi yang tidak biasa , perubahan ekuitas , perubahan usaha , fluktuasi acak,
atau  salah saji.

3.         Pengujian terhadap transaksi rinci

Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh


auditor melalui ua prosedur.

a. Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun modal saham, paid – in


capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan.
b. Periksa pencatatan transaksi pengumuman deviden dan pembayarannya.

4.         Pengujian terhadap akun rinci

Pengujian terhadap saldo akun rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan
oleh auditor melalui berbagai prosedur audit berikut ini:

a. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien.


b. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan devan komisaris
c. Pelajari kontak underwriting dan persyaratan emisi saham.
d. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai
pengembangan deviden.
e. Pelajari kontak antara klien dengan independen registrar dan transfer
agent.
f. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bont  indenturs mengenai
pasal yang membatasi pembagian deviden.
g. Lakukan analisis terhadap akun modal saham.
h. Lakukan analisis terhadap akun saldo laba.
i. Dapatkan konfirmasi dari independen registrar dan transfer agent.
j. Perikasa pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham.
k. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemkaiannya.
l. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di
dalam akun saldo laba.
m. Lakukan analisis terhadap akun treasury stock.

5.         Verivikasi penyajian modal sendiri di dalam neraca

a. periksa catatan transaksi emisi saham untuk menentukan jumlah modal


saham dengan paid-in capital .estimasi saham harus dicatat dengan
mengkreditkan akun modal saham besar nilai nominalnya (jika saham
bernilai nominal) sedangkan kelebihan atau kekurangan jumlah kas atau
nilai aktiva lain yang diterima klien dari nilai nominal saham tersebut
dicatatdidalam akun paid-in capital akun paid –in capital ini juga
digunakan untuk mencatat selilsih antara kas saham yang dibeli kembali
dengan nilai nominalnya jika treasury stock dicacat pada nilai
nominalnya).auditor harus memastikan bahwa klien telah memisahkan
jumlah yang harus disajikan di dalam akun paid-in capital dengan
disajikan di dalam akun modal saham.
b. Periksa penyajian treasury stock . treasury stock tidak boleh disajikan
sebagai unsure aktiva perusahaan, dan perusahaan tidak dapat
membagikan deviden untuk saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai
treasury stock.auditor  harus memastikan penyajian treasury stock klien
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum tersebut.
c. Periksa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diuadit. Auditor
berkewajiban untuk memeriksa apakah klien telah melaksanakan
penyisihan saldo laba sesuai dengan ketentuan di dalam anggaran dasar
dan anggaran perusahaan.
d. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsure ekuitas pemegang
saham.  Auditor harus  memastikan bajwa klien telah mencantumkan
pengungkapan yang cukup bagi unsure ekuitas pemegang saham di dalam
laporan keuangan.

2.4 Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham

1. Memperoleh keyakinan tentang keadaan catatan akuntansi yang bersangkutan


dengan ekuitas pemegang saham.
2. Membuktikan bahwa saldo modal saham menverminkan kepemimpinan
pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan kejadian
transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang
diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan dineraca
merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.
5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di
neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham
di neraca.

2.5 Penentuan Resiko Pengendalian-Ekuitas Pemegang Saham

Strategi Substantif sering kali digunakan untuk mengaudit ekuitas pemegang saham karena
jumlah transaksi biaya transaksinya sedikit. Meskipun resiko pengendalian kemudian dapat
ditentukan pada tingkat maksimum, auditor masih harus memahami jenis-jenis pengendalian
yang ditempatkan untuk mencegah salah saji materia dalam transaksi ekuitas.
            Banyak entitas-entitas besar, seperti perusahaan publik, menggunakan pendaftaran,
agen transfer, dan badan pembayaran deviden untuk memproses dan mencatat transaksi
ekuitas.

• Pendaftaran bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh saham yang


diterbitkan sesuai dengan anggaran dasar perusahaan dan untuk memelihara total
pengedalian untuk total saham yang beredar.
• Agen Transfer bertanggung jawab untuk menyiapkan sertifikat saham dan
memelihara catatan pemegang saham yang memadai.
• Badan Pmabayaran Deviden bertanggung jawab menyiapkan dan mengirim ke
deviden ke catatan pemegang saham. Jika entitas menggunakan pendfatara, agen
transfer dan badan pembayaran deviden yang independen, auditor bisa memperoleh
bukti yang cukup dengan memberikan informasi yang relevan dengan pihak-pihak
tersebut.

Jika entitas menggunakan karyawannya sendiri untuk melakukan fungsi utama transfer saham
dan pembayaran deviden, auditor perlu melakukan pengujian yang lebih rinci atas catatan dan
transaksi yang terkait dengan saham yang terjadi selama periode audit. Asersi, prosedur
pengendalian, dan pemisahan tugas berikut ini adalah relevan pada saat karyawan klien
mentransfer saham dan membayar deviden.

a.      Asersi dan prosedur pengendalian terkait

Berikut ini adalah asersi utama untuk ekuitas pemegang saham:

a. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden dengan anggaran perusahaan.


b. Verifkasih bahwa transaksi saham dan deviden telah dibukukan dan diikhtisarkan
dengan tepat dalam catatan akuntansi.
c. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden telah disetujui dengan layak.
d. Verifiksi bahwa transaksi saham dan deviden telah dinilai dengan tepat.
• Keterjadian (Occurence)
Salah seorang karyawan prusahaan, seperti sekretarsis perusahaan atau konsultan
hukum, harus memastikan bahwa setiap transaksi saham atau deviden sesuai dengan
anggaran dasar pesuahaan atau peraturan hukum yang ada mempengaruhi entitas.
• Akurasi (Accuracy)
Prosedur pengendalian untuk asersi ini meliputi rekonsiliasi catatan pemegang saham
dengan jumlah saham yang beredar dan rekonsiliasi deviden yang dibayarkan dengan
total saham yang beredar pada tanggal catatan deviden.
• Otorisasi ( Authorzation)
Bagi kebanyakan entitas, dewan komisaris atas pemegang saham yang menyetujui
transaksi saham dan deviden.
• Penilaian ( Valuation)
Penerbitan saham, pembelian kembali saham, dan deviden harus dicatat oleh
departemen bagian keuangan (treasure) pada jumlah yang sesuai dengan GAAP.

b.      Pemisahan tugas.

Jika entitas memiki karyawan yang cukup, pemisahan tugas berikut harus
dipertahankan:

a. Orang yang bertanggung jawab menerbitkan, mentransfer, dan membatalkan


sertifikat saham harus tidak memiliki tanggung jawab akuntansi.
b. Orang yang bertanggung jawab memelihara catatan rinci mengenai pemegang
saham harus independen dengan memelihara akun-akun pengendalian buku
besar.
c. Orang yang bertanggung jawab memelihara catatan rinci mengenai pemegang
saham harus terpisah dengan pemrosesan penerimaan atau pengeluaran kas.
d. Pemisahan tugs yang memadai harus dibentuk anatara penyiapan, pencatatan,
penandatanganan, dan pengiriman cek deviden.

2.6 Audit Akun Modal Saham

Akun modal saham meliputi saham biasa, saham preferen, dan modal disetor (pain in capital).
Pada saat mengaudit akun modal saham, auditor biasanya dipautkan dengan asersi
keterjadian, kelengkapan, penilaian, dan kelengkapan pengungkapan. Auditor memulai audit
modal saham dengan memperoleh skedul seluruh aktivitas akun tersebut untuk periode
berjalan. Saldo awal dicocokan dengan kertas kerja tahun lalu dan saldo akhir dicocokan
dengan buku besar umum mayoritas pekerjaan audit kemudian difokuskan kepada aktivitas
periode berjalan dalam setiap akun.

• Keterjadian dan Kelengkapan


Seluruh transaksi modal saham yang bisa disetujui oleh dewan komisaris. Oleh karena
itu, auditor dapat menguji keterjadian transaksi modal saham dengan menelusuri
transaksi yang tercatat ditahun berjalan ke risalah dewan komsaris. Jika pendaftra dan
agen transfer digunakan oleh entitas, auditor mengkonfirmasikan jumlah total saham
beredar pada akhir periode. Jika jumlah saham yang terdaftar sebagian saham beredar
dalam konfirmaih tersebt sesuai dengan akun modal saham dalam buku besar umum,
auditor memiliki bukti bahwa sejumlah total saham yang beredar pada akhir periode
adalah benar. Jika entitas tidak menggunakan agen luar, etintas akan memelihara
catatan saham dan atau buku sertifikat saham. Auditor bisa melakukan pengujian
berikut ini.
Telusuri transfer saham antar pemegang saham dengan catatan saham dan
atau buku sertifikat saham.
Jumlahkan kebawah saham yang beredar dalam catatan saham dan taua buku
sertifikat saham dan cocokkan jumlahnya dengan total saham yang beredar diakun
modal saham dalam buku besar umum.
Periksa adanya sertfikit saham yang dibatalkan.
Pertanggungjawabakan dan periksa adanya sertifikta saham yang tidak
dterbitkan dalam buku sertifikas saham.
• Penilaian
Jika modal saham diterbitkan untuk memperoleh kas , penetuan penilaian yang tepat
adalah hal yang mudah. Nilai pari atau nominal untuk saham yang diterbitkan
dialokasikan keakun modal saham masing-masing, sedangkan selisih antara harga dan
nilai pari atau nilai nominal dialokasikan ke modal di setor. Auditor dapat
menghitung kembali nilai yang dialokasikan ke setiap transaksi. Hasil dari penjulana
saham biasanya di telusuri ke catatat ke penerimaan kas.
• Kelengkapan pengungkapan
Jumlah pengungkapan penting sering kali diperlukan untuk ekuitas pemegang saham.
Biasanya informasi ini bersumber dari anggaran dasar perusahaan,risalah rapat dewan
komisaris, dan perjanjian kontrak.

2.7 Audit Deviden

Pada umumnya semua deviden yang di umumkan secara resmi dan dibayar akan di audit di
karenakan berhubungan dengan pelanggaran rumah tangga perusahaan atau perjanjian utang.
Jika entitas menggunakan badan pembayar deviden, auditor dapat mengkonfirmasikan jumlah
yang dibayar ke badan tersebut oleh entitas. Jumlah ini di cocokkan dengan jumlah yang di
otoriasi oleh dewan komiasris. Auditor dapat menghitung kembali jumlah deviden melalui
perkalian jumlah saham auditor dapat menghitung kembali perkalian jmulah saham yang
beredar pada tanggal pencatatan dengan jumlah deviden perlembar saham yang di setujui oleh
dewan komsaris. Jumlah ini harus cocok dengan jumlah yang dibayarkan dan masih harus
terutang ke pemegang saham pada akhir periode. Jika auditor bisa menguji nama-namapihak
penerima pembayaran serta jumlah auditor jga meriviuw kapatuhan perusahaan terhadap
adanya perjanjian yang membatasi pembayaran deviden.
2.8 Audit Laba Ditahan

Berdasarkan kondisi normal, laba di tahan di pengaruhi oleh laba atau rugi tahun
berjalan, maupun deviden yang dibayarkan. Akan tetapi standar akuntansi tertentu masyarakat
bahwa beberapa transaksi di masukan dalam laba ditahan. Penyesuaian periode lalu, koreksi
kekeliruan, penilaian atas surat berharga yang mudah diperjulabelikan dan penjabaran
transaksi mata uang asing, serta perubahan dalam pecadangan laba ditahan merupakan
transaks-transaksi seperti itu.

            Auditor memulai audit laba ditahan dengan memperoleh akedul aktivitas akun tersebut
untuk periode berjalan. Saldo awal di cocokkan dengan kertas kerja dan laporan keuangan
tahun lalu. Laba awal dicocokkan denga kertas kerja da laporan keuangan tahun lalu. Laba
atau rugi bersih dapat ditelusuri ke laporan laba rugi. Jumlah deviden kas atau deviden saham
dapat diverrifikasikan dengan cara seperti periode yang lalu, auditor harus memastikan bahwa
transaksi tersebut memenuhi persyaratan standar akuntansi yang relevan. Adanya
pencadangan baru atau perubahan dala pencadangan yang sudah ada harus ditelusuri
keperjanjian kontrak yang mensyaratkan pencadangan tersebut. Terakhir, auditor harus
memastikan bahwa seluruh pengungkapan yang diperlukan terkait dengan laba ditahan telah
di lakukan catatan kaki. Misalnya, banyak perjanjian utang yang membatasi jumlah laba
ditahan yang dapat digunakan untuk membayar deviden. 
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN :

Modal suatu perusahaan merupakan setoran harta dari pemilik pada suatu

perusahaan. Setoran tersebut dapat berupa uang tunai atau harta lain. Di dalam

suatu perusahaan yang berbentuk perusahaan perseorangan modal pemilik terdiri

dari satu akun modal pemilik. Pada perusahaan yang berbentuk firma, modal

pemilik dipecah pada beberapa akun modal pemilik, sesuai dengan jumlah

anggota firma tersebut. Pada perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas,

modal pemilik dipecah ke dalam bentuk saham-saham. Tetapi apapun bentuk

badan hukum suatu perusahaan, modal pemilik merupakan kewajiban perusahaan

terhadap pemilik perusahaan tersebut. Berarti, perusahaan memiliki kewajiban

untuk memberikan bagian laba yang diperoleh perusahaan, dan perusahaan juga

memiliki kewajiban untuk mengembalikan modal pemilik pada saat perusahaan

dilikuidasi. Gabungan dari setoran pemilik perusahaan pada perusahaan dan

bagian pemilik atas laba yang diperoleh perusahaan adalah ekuitas pemilik.
DAFTAR PUSTAKA

MESSIER/GLOVER/PRAWIT , TAHUN 2005 , AUDITING & ASSURANCE SERVICE , BUKU


DUA EDISI 4 , JAKARTA , HALAMAN 221 / 231

Anda mungkin juga menyukai