18220012P
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga dapat
menyusun makalah berjudul “PENGUJIAN SUSBTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG
SAHAM”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengauditan 2 dan juga untuk menambah wawasan mengenai Pengjian Substantif Terhadap Ekuitas
Pemegang Saham.
Penulis ucapkan terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Meski penulis telah menyusun dengan memberikan yang terbaik, namun tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kritik serta saran dari berbagai pihak untuk
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR iii
ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 5
2.1 Audit Ekuitas Pemegang Saham..................................................................................... 5
2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang Saham 5
Di Neraca.......................................................................................................................
2.3 Program Audit Dalam Pengujian Subtantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham..... 6
2.4 Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham............................... 9
2.5 Penentuan Resiko Pengendalian-Ekuitas Pemegang Saham.......................................... 9
2.6 Audit Akun Modal Saham............................................................................................... 11
PENDAHULUAN
Modal sendiri adalah jumlah kumulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik kepada
perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh perusahaan yang
ditahan di dalam perusahaan. Didalam perusahaan peroranagn,modal sendiri ini ditunjukkan
di neraca oleh akun modal atas nama seseorang (misalnya modal Nn.eliona ) dan akun prive
atas nama pemilik perusahaan yang bersangkutan (misalnya prive Nn.eliona). didalam
perusahaan berbentuk firma dan CV, modal modal sendiri disajikan didalam neraca dengan
akun modal atas nama tiap-tiap sekutu dan akun prive atas nama setiap sekutu yang
bersangkutan didalam perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT), modal sendiri
perusahaan ditunjukkan dengan akun modal saham (capital stock) ,paid-in capital,treasuty
stock, saldo laba dan cadangan (reserve). Uraian di dalam akan dititik beratkan pada
pengujian subtantit terhadap ekuitas pemegang saham perusahaan berbentuk perseorangan
terbatas. Pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda dengan
pengujian subtantif aktiva lancar dan utang lancar. Pengujian subtantif terhadap ekuitas
pemegang saham, auditor menghadapi transaksi perubahan unsur neraca yang rendah
frekuensi terjadinya, tetapi melibatkan jumlah rupiah yang besar setiap transaksinya, mungkin
sekali dalam melakukan pengujian pengujian subtantif terhadap akun modal saham, treasury
stock, paid-on capital suatu PT, auditor sama sekali tidak menemukan perubahan akun
tersebut selama tahun yang diaudit dan hanya menemui satu atau dua jurnal pendebitan atau
pengkreditan didalam akun saldo laba.dalam pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang
saham, auditor melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap tiap perubahan ekuitas
pemegang saham (akun modal saham, akun treasury stock paid-on capital, akun saldo laba,
dan akun cadanagan ), dan umumnya hanya memerlukan waktu pemeriksaan yang relative
pendek.
BAB II
PEMBAHASAN
Ekuitas pemegang saham (owner’s equity) adalah jumlah dana yang dimiliki oleh pemegang
saham di perusahaan, sama dengan modal saham ditambah cadangan.
Ekuitas pemegang saham meliputi saham biasa,saham preferen, modal yang di setor, dan
laba ditahan. Pada tahun terakhir,sejumlah instrumen keuanagan telah dikembangkan yang
berisi karateristik utang dan ekuitas serta mempengaruhi audit kas pemegang saham.
Sejumlah besar rencana opsi saham dan rencana kompensasi juga mempengaruhi audit
ekuitas pemegang saham. Pembahasan mengenai instrumen ekuitas dan rencana opsi saham
yang kompleks tersebut beada di luar lingkup.
Berikut ini ada 3 jenis transaksi utama yang menimbulkan ekuitas pemegang saham, yaitu:
1. Penerbitan saham.
Mencakup transaksi seperti penjualan saham untuk sejumlah kas, pertukaran saham
dengan aktiva, jasa, atau utang yang dapat dikonversi, serta penerbitan saham untuk
tujuan peecahan saham.
3. Pembayaran deviden.
Mencakup pembayaran deviden kas atau penerbitan dividen saham.
2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang Saham Di
Neraca.
Treasury stock Harus disajikan di neraca dalam kelompok modal saham.jumlah yang
disajikan adalah sebesar kosnya, sebagai penguranan terhadap jumlah modal saham
dan saldo laba.
3. Saldo laba
Perubahan saldo laba dalam tahun yang diaudit dapat disajikan didalam laporan
tersendiri, disebut “laporan perubahan saldo laba” atau digabung dengan laporan laba
rugi, yang disebut laporan laba rugi dan perubahan saldo laba. Informasi yang
bersangkutan dengan pembatasan penggunaan saldo laba harus dijelaskan dalam
notes to financial statement.
2.3 Program Audit Dalam Pengujian Subtantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham
Program pengujian subtantif tehadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur audit yang
dirancang untuk mencapai tujuan audit .
Ø Prosedur audit
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian
analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan
dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
Ratio Formula
Pengujian terhadap saldo akun rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan
oleh auditor melalui berbagai prosedur audit berikut ini:
Strategi Substantif sering kali digunakan untuk mengaudit ekuitas pemegang saham karena
jumlah transaksi biaya transaksinya sedikit. Meskipun resiko pengendalian kemudian dapat
ditentukan pada tingkat maksimum, auditor masih harus memahami jenis-jenis pengendalian
yang ditempatkan untuk mencegah salah saji materia dalam transaksi ekuitas.
Banyak entitas-entitas besar, seperti perusahaan publik, menggunakan pendaftaran,
agen transfer, dan badan pembayaran deviden untuk memproses dan mencatat transaksi
ekuitas.
Jika entitas menggunakan karyawannya sendiri untuk melakukan fungsi utama transfer saham
dan pembayaran deviden, auditor perlu melakukan pengujian yang lebih rinci atas catatan dan
transaksi yang terkait dengan saham yang terjadi selama periode audit. Asersi, prosedur
pengendalian, dan pemisahan tugas berikut ini adalah relevan pada saat karyawan klien
mentransfer saham dan membayar deviden.
b. Pemisahan tugas.
Jika entitas memiki karyawan yang cukup, pemisahan tugas berikut harus
dipertahankan:
Akun modal saham meliputi saham biasa, saham preferen, dan modal disetor (pain in capital).
Pada saat mengaudit akun modal saham, auditor biasanya dipautkan dengan asersi
keterjadian, kelengkapan, penilaian, dan kelengkapan pengungkapan. Auditor memulai audit
modal saham dengan memperoleh skedul seluruh aktivitas akun tersebut untuk periode
berjalan. Saldo awal dicocokan dengan kertas kerja tahun lalu dan saldo akhir dicocokan
dengan buku besar umum mayoritas pekerjaan audit kemudian difokuskan kepada aktivitas
periode berjalan dalam setiap akun.
Pada umumnya semua deviden yang di umumkan secara resmi dan dibayar akan di audit di
karenakan berhubungan dengan pelanggaran rumah tangga perusahaan atau perjanjian utang.
Jika entitas menggunakan badan pembayar deviden, auditor dapat mengkonfirmasikan jumlah
yang dibayar ke badan tersebut oleh entitas. Jumlah ini di cocokkan dengan jumlah yang di
otoriasi oleh dewan komiasris. Auditor dapat menghitung kembali jumlah deviden melalui
perkalian jumlah saham auditor dapat menghitung kembali perkalian jmulah saham yang
beredar pada tanggal pencatatan dengan jumlah deviden perlembar saham yang di setujui oleh
dewan komsaris. Jumlah ini harus cocok dengan jumlah yang dibayarkan dan masih harus
terutang ke pemegang saham pada akhir periode. Jika auditor bisa menguji nama-namapihak
penerima pembayaran serta jumlah auditor jga meriviuw kapatuhan perusahaan terhadap
adanya perjanjian yang membatasi pembayaran deviden.
2.8 Audit Laba Ditahan
Berdasarkan kondisi normal, laba di tahan di pengaruhi oleh laba atau rugi tahun
berjalan, maupun deviden yang dibayarkan. Akan tetapi standar akuntansi tertentu masyarakat
bahwa beberapa transaksi di masukan dalam laba ditahan. Penyesuaian periode lalu, koreksi
kekeliruan, penilaian atas surat berharga yang mudah diperjulabelikan dan penjabaran
transaksi mata uang asing, serta perubahan dalam pecadangan laba ditahan merupakan
transaks-transaksi seperti itu.
Auditor memulai audit laba ditahan dengan memperoleh akedul aktivitas akun tersebut
untuk periode berjalan. Saldo awal di cocokkan dengan kertas kerja dan laporan keuangan
tahun lalu. Laba awal dicocokkan denga kertas kerja da laporan keuangan tahun lalu. Laba
atau rugi bersih dapat ditelusuri ke laporan laba rugi. Jumlah deviden kas atau deviden saham
dapat diverrifikasikan dengan cara seperti periode yang lalu, auditor harus memastikan bahwa
transaksi tersebut memenuhi persyaratan standar akuntansi yang relevan. Adanya
pencadangan baru atau perubahan dala pencadangan yang sudah ada harus ditelusuri
keperjanjian kontrak yang mensyaratkan pencadangan tersebut. Terakhir, auditor harus
memastikan bahwa seluruh pengungkapan yang diperlukan terkait dengan laba ditahan telah
di lakukan catatan kaki. Misalnya, banyak perjanjian utang yang membatasi jumlah laba
ditahan yang dapat digunakan untuk membayar deviden.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN :
Modal suatu perusahaan merupakan setoran harta dari pemilik pada suatu
perusahaan. Setoran tersebut dapat berupa uang tunai atau harta lain. Di dalam
dari satu akun modal pemilik. Pada perusahaan yang berbentuk firma, modal
pemilik dipecah pada beberapa akun modal pemilik, sesuai dengan jumlah
untuk memberikan bagian laba yang diperoleh perusahaan, dan perusahaan juga
bagian pemilik atas laba yang diperoleh perusahaan adalah ekuitas pemilik.
DAFTAR PUSTAKA