Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

Berdasarkan sosialisasi awal permasalahan yang ada di Desa Pasawahan


Kidul Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta. Bahwasanya di Desa ini
masih banyak warga yang menggunakan sistem riba dalam transaksi ekonominya.
Sistem ekonomi yang menggunakan sistem riba ini harus di minimalisirkan untuk
kemajuan dan peningkatan ekonomi di Desa ini. Disamping itu juga, selain
meningkatkan perekonomian juga dapat bermanfaat untuk penegakan hukum
Islam yang kaffah bagi seluruh masyarakat Desa Pasawahan Kidul.
Minimnya pengetahuan tentang ekonomi syariah dan Perbankan Syariah
merupakan faktor utama yang membuat masyarakat di Desa ini menggunakan
sistem riba, dan juga sulitnya sistem akses untuk ke perbankan syariah terdekat
yang membuat masyarakat desa sulit untuk menghindari riba.
Desa Pasawahan Kidul yang mayorotas kerjanya adalah petani dan
lahannya lebih luas pesawahan, maka perlu ditingkatkan kembali dalam segi
pengetahuan dalam perekonomiannya yang mengikuti syariat Islam, karena
Hukum ekonomi Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah yang tujuan utamanya
adalah mensejahterakan masyarakat bukan hanya di dunia saja melainkan di
akhirat.

B. Metode yang digunakan

Dalam penyeleseian masalah ini penulis menggungakan metode


pendampingan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkn pengetahuan
masyarakat terkait dengan ekonomi syariah, dan pendampingan yang digunakan
untuk mendampingi aparat desa membuat koperasi yang akan mualai mengurangi
bunga.
Metode pendampingan adalah merupakan salah satu cara atau metode
untuk mengembangkan peran masyarakat yang menurut Arliter Tutiho, sifat
utama pendamping adalah sebagai “animator”.

Metode Pendampingan terbagi dalam tiga unsur untuk melakukan metodi


pendampingan harus megunakan cara :
a. Konsultasi, yaitu upaya pembantuan yang diberikan pendamping terhadap
masyarakat dengan cara memberikan jawaban, solusi dan pemecahan
masalah yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Pembelajaran, yaitu alih pengetahuan dan sistem nilai yang dimiliki oleh
pendamping kepada masyarakat dalam proses yang disengaja.
c. Konseling, yakni membantu menggali masalah dan potensi yang dimiliki,
membuka alternatif-alternatif solusi dan mendorong masyarakat
mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang bertanggung-
jawab bagi kehidupannya. 
Metode Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi
sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi
diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer


(dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).
Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu
tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat
sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam
jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan
diatur secara formal.

 Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia
1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal
anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu
membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat
penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di
dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna
kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga
terdekatnya.

 Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi


primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu
dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru.
Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas
diri yang lama.
BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

A. Monografi Desa
1. Asal Usul Desa
Desa Pasawahan Kidul adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Pasawahan Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Desa Pasawahan Kidul
merupakan pemekaran dari Desa Pasawahan. Pada waktu itu masyarakat
bermaksud membuat pemekaran desa diprakarsai oleh para tokoh masyarakat dan
tokoh agama yang pada waktu memandang perlu pemekaran mengingat luas
teritorial dan jumlah penduduk sudah memungkinkan untuk dimekarkan, dengan
perjalanan yang cukup panjang dan kendala yang dihadapi cukup banyak akhirnya
pada tahun 1979 Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengabulkan keinginan
tersebut sehingga terbentuklah desa baru yang diberi nama “Pasawahan Kidul”.

2. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan laporan terakhir jumlah penduduk Desa Pasawahan Kidul
per 26 Agustus 2016 sebesar 3.441jiwa yang terdiri dari 1010 KK, 1697 laki-laki
dan 1744 jiwa perempuan yang semuanya merupakan Warga Negara Indonesia.
Sebagian besar masyarakat menganut agama Islam, dan hanya beberapa saja yang
beragama non Islam (kristen dan khatolik).

3. Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan


no PEKERJAAN JUMLAH
1 Karyawan
PNS 157 orang
TNI/POLISI 3 orang
Swasta 168
2 Wiraswasta/ Pedagang 35 orang
3 Petani 1.110 orang
4 Tukan 12 Orang
5 Buruh Tani 951 Orang
6 Pensiunan 45 Orang
7 Nelayan 0 Orang
8 Peternak 1 Orang
9 Jasa 0 Orang
10 Pengrajin 11 Orang
11 Pekerja Seni 3 Orang
12 Lainnya 1120 Orang
13 Tidak bekerja / 241 Orang
pengangguran

4. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama


Berdasarkan laporan terakhir jumlah penduduk Desa Pasawahan Kidul
per 26 Agustus 2016 sebesar 3.441jiwa yang terdiri dari 1010 KK, 1697 laki-laki
dan 1744 jiwa perempuan yang semuanya merupakan Warga Negara Indonesia.
Sebagian besar masyarakat menganut agama Islam, dan hanya beberapa saja yang
beragama non Islam (kristen dan khatolik).

5. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan


NO Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak/Blm Sekolah 270 orang

2 Blm tamat 240 orang


SD/sederajat
3 Tamat SD/sederajat 215 orang

4 SLTP/sederajat 360 orang

5 D I/D II 185 orang

6 Akademi/Diploma 105 orang


III/Sarjana Muda
7 Diploma IV/ Strata I 150 orang

8 Strara II 40 orang

6. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa


Pemerintahan Desa diatur dalam UU RI No. 6 Tahun 2014. Kewenangan
Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan adat istiadat desa. Di Pasal 24 menyebutkan mengenai penyelenggaraan
pemerintahan desa berdasarkan asas: kepastian hukum, tertib penyelenggaraan
pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, kearifan lokal,
keberagaman, dan partisipatif. Sebagai desa berbudaya, Desa Pasawahan Kidul
memiliki asas penyelenggaraan pemerintah yang harus diterapkan, yakni gotong
royong, kekeluargaan, musyawarah, keterbukaan (transparansi), harmoni
(keselarasan), pengayoman, ketahanan budaya desa, serta supremasi hukum.
a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Lembaga pemberdaya masyarakat merupakan lembaga yang
berperan sebagai penggerak masyarakat dalam upaya peningkatan
kualitas pembangunan desa, terutama kualitas pembangunan SDM,
Perekonomian, serta LPM.
LPM inilah yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan
UKM (Usaha Kecil Mengengah) yang ada di Desa Pasawahan Kidul
seperti UKM Tahu Boga Rasa.
b. Majelis Budaya Desa
Majelis Budaya Desa di Pasawahan Kidul saat ini belum dibentuk
dan sedang dalam proses pembentukan. Ketentuan dan peraturan desa,
telah dibuat dan berisikan tentang keanggotaan, tugas dan fungsi, serta
kedudukannya sebagai pemangku adat. Hingga sekarang, keanggotaan
MBD masih dipertimbangkan oleh Kepala Desa, serta stakeholder desa
c. Linmas
Linmas bertanggung jawab atas keamanan yang ada di Desa
Pasawahan Kidul, dan kini akan ditambahkan Badega Lembur sebagai
perangkat keamanan dan ketertiban desa berbudaya.
Linmas bertanggung jawab secara langsung kepada kepala desa.
Kegiatan linmas adalah menjaga ketertiban, kemanan, serta mencegah
adanya penyimpangan sosial yang ada di masyarakat. Linmas dibantu
oleh warga masyarakat Desa Pasawahan Kidul untuk menjalankan
tugasnya. Pada malam hari dilakukan ronda malam, dan telah disediakan
pos kamling di setiap RT.
d. Badan Musyawarah Desa (Bamusdes)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD/Bamusdes) merupakan
lembaga desa yang berfungsi untuk membahas dan menyepakati
Rancangan Peraturan Desa bersama dengan Kepala Desa, dengan
memperhatikan dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat, serta
mengawasi kinerja kepala Desa.
Anggota Bamusdes merupakan perwakilan setiap dusun yang
dipilih secara bersama. Jumlah dari anggota bamusdes harus ganjil, antar
5-9 orang anggota. Di Desa Pasawahan Kidul, Bamusdes terdiri 7 orang
anggota.
e. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
PKK beranggotakan sebagian besar ibu-ibu yang ada di Pasawahan
Kidul, serta tokoh perempuan yang ada di Desa. Adapun program
kegiatan PKK ada sepuluh program, yaitu:
1) penghayatan dan pengamalan pancasila
2) gotong royong
3) pangan
4) sandang
5) perumahan dan tata laksana rumah tangga
6) pendidikan dan keterampilan
7) kesehatan
8) pengembangan kehidupan berkoperasi
9) kelestarian lingkungan hidup
10) perencanaan sehat
f. Karang Taruna
Karang Taruna desa Pasawahan Kidul berlogokan “Aditya Karya
Mahatvayodha”. Kegiatan karang taruna berupa partisipasi perayaan hari
raya nasional maupun hari raya islam. Saat ini, partisipasi pemuda dalam
mengikuti kegiatan karang taruna dapat dikatakan mengalami penurunan
yang diakibatkan oleh melunturnya kepedulian pemuda dalam
membangun lingkungan. Para pemuda Desa cenderung kurang peka
dalam menanggapi isu lingkungan, dan salah satu penyebabnya adalah
terlalu lelah dengan aktivitas rutin (seperti bekerja) dan tidak bisa
memanage waktu dengan baik.
Tetapi, masih ada beberapa pemuda yang menyadari pembangunan
desa memerlukan partisipasinya, mengikuti kegiatan pembangunan desa
dengan turut aktif dalam kegiatan pembangunan desa, misalnya
mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani dan
turut serta dalam kepengurusannya.

7. Sarana dan Prasarana


- Sarana Jalan
Jalan desa yang merupakan akses menuju pusat kota maupun merupakan
sarana transfortasi yang menghubungkan desa lain semua sudah baik.
Jalan-jalan lingkungan sudah tertata baik.
- Sarana Irigasi
Saluran irigasi yang ada di Desa Pasawahan Kidul dalam keadaan kurang
baik karena program yang diajukan belum terealisasi.
- Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya
 Posyandu Manggis I Lokasi Dusun I
 Posyandu Manggis II Lokasi Dusun II
 Posyandu Manggis III Lokasi Dusun III
- Sarana Pendidikan
 Jumlah TK/Paud : 3 buah
 Jumlah SD : 2 Buah
 Jumlah SLB : 1 Buah
- Sarana Ibadah
 Masjid Jami : 3 buah
 MDA Terdaftar : 2 buah
 Musholla/Langgar : 9 buah
 Ponpes : 1 buah

B. Kondisi Masyarakat Sasaran

Kondisi masyarakat pasawahan kidul yang melandasi program pengenalan


dan pendampingan hukum ekonomi syariah di desa Pasawahan Kidul, masyarakat
pada umum nya khususnya kaum bapak kebanyakan berprofesi sebagai petani,
yang mana penghasilannya bisa di bilang cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari untuk keluarganya, tapi tidak semua petani, ada juga PNS, Guru, aparat
desa dll. Yang berprofesi sebagai petani belum untuk memenuhi keinginannya,
sebagian masyarakat di desa pasawahan kidul selalu meminjam uang ke jasa
rintenir.

Tak hanya itu, para petani di desa pasawahan kidul tidak semua
menggarap sawah milik pribadi, tetapi ada juga mereka yang menggarap sawah
orang lain yang mempunyai lahan di desa paswahan kidul, sehingga para petani
hanya mendapatkan sebagian upah dari keringat yang di keluarkannya, terkadang
pembagian upah yang di terima oleh si petani tidak selaras dengan keringat yang
di keluarkannya, sedangkan dalam hukum ekonomi syariah harus sesuai ujroh
pembagiannya, dan apabila dalam hukum ekonomi syariah di kenal dengan
muzaroah.

Khusus kaum ibu, kebanyakan di sanah berprofesi sebagai ibu rumah


tangga, tapi tidak semua IRT, ada juga yang berkreasi membuat dagangan untuk
didistribusikan ke warung warung, ada juga yang membuat yogurt dan ada pula
ibu ibu yang aktif di pemerintahan desa, kecamatan dan guru.

BAB III

PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

A. Tahapan Pengabdian Kepada Masyarakat


Dalam melakukan sosialisasi atau pengenalan kepada masyarakat Desa
Pasawahan Kidul mengenai Hukum Ekonomi Syariah dan Lembaga Keuangan
syariah, saya memberikan penjelasan tentang perbedaan Bank konvensional
dengan bank syariah, hukum bertransaksi yang mengandung MAGHADIR, dan
lembaga keuangan syariah beserta pembagian produknya, dan juga adanya
tahapan diskusi tanya jawab dengan masyarakat yang hadir.

Tahapan-tahapan untuk melakukan sosialisasi pengenalan hukum ekonomi


syariah dan lembaga keuangan syariah kepada masyarakat Desa Pasawahan Kidul
Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta adalah sebagai berikut:

1. Mencari sumber-sumber informasi mengenai permasalahan yang ada di


Desa Pasawahan Kidul;
2. Mengumpulkan dan mencari materi-materi yang perlu disampaikan dalam
sosialisasi pengenalan hukum ekonomi syariah dan lembaga keuangan
syariah, diantaranya yaitu mengenai perbedaan bank konvesnional dengan
bank syariah, pengertian maghrib, tujuan bertransaksi sesuai hukum
ekonomi syariah, manfaat pelaksanaan transaksinya, pengenalan lembaga
keuangan syariah, pembagian lembaga keuangan syariah, dan bentuk-bentuk
lembaga keuangan syariah;
3. Setelah materi terkumpul, selanjutnya dibuat kedalam bentuk power point;
4. Persiapan acara sebelum dimulai dilakukan breaping terlebih dahulu oleh
semua pemateri;
5. Pembukaan acara dimulai oleh MC pada jam 10.00 WIB dan selanjutnya
diserahkan kepada muderator;
6. Dilanjurkan dengan penjelasan para materi dengan tema pengenalan Hukum
Ekonomi Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah;
7. Selanjutnya dibuka sesi tanya jawab bagi para peserta yang hadir untuk
bertanya;
8. Dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan-pertnyaan oleh pemateri;
9. Tahapan yang terakhir yaitu penutupan acara yang diserahkan oleh
muderator kepada MC dan acara ditutup oleh MC.
B. Partisipasi dan Pelibatan Masyarakat Sasaran

Dalam pendampingan kami terlibat dengan Ibu-ibu, Bapa-bapa dan aparat


desa dengan menikuti diskusi seminar atau sosialisasi terkait hukum ekonomi
syariah, terutam disini penulis mengutamakan pendampingan dengan aparat desa
terkait dengan ini, karena permintaan pihak desa sendiri yang ingin mewujudkan
koperasi yang berbasis syariah.

Dalam acara sosialisasi pengenalan hukum ekonomi syaraiah, pihak pihak


yang berpartisifasi meliputi anatara lain ibu ibu dari seluruh dusun /
perwakilannya, dan bapak bapak dari seluruh dusun/perwakilannya dan aparat
desa ikut terlibat dalam acara pengenalan hukum ekonomi syariah yang
diselenggarakan di balai aula desa pasawahan kidul

C. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat

Dari tahapan tahapan pelaksanaan program pengabdian dari jurusan


muamalah / hukum ekonomi syariah telah dilaksanakan, penulis melihat hasil dari
terlaksananya program pengenalan dan pendampingan hukum ekonomi syariah
kepada masyarakat didesa pasawahan kidul

Masyarakat pada umumnya awam terkait hukum ekonomi syariah atau


ekonomi syariah itu sendiri, setelah melakukan pendampingan dan pengenalan,
tingkat kepahaman akan bahayanya riab, haramnya ghoror dan dilarangnya maisir
masyarakat menjadi paham.

Karena dengan melakukan pengenalan hukum ekonomi syariah itu sendiri,


masyarakat di desa pasawahan kidul menyadari pernah melaksanakan jual beli
atau kerja sama yang di haramkan, yang di jelaskan oleh penulis kepada
masyarakat antara lain :

Terkait dengan transaksi gharar yang sering terjadi di masyarakat


Contoh bisnis yang mengandung unsur gharar adalah:
1. Sistem ijon
2. Jual beli atas hasil yang belum pasti.
3. jual beli ternak yang masih dalam kandungan.
4. Jual beli buah atau tanaman yang belum masa panen.
5. Jual beli yang obyek transaksinya tidak ada wujudnya (ma’dum).
Gharar dalam konteks obyek transaksi ini terjadi jika terdukung oleh hal-hal yang
berikut ini:
1. Ketidakjelasan jenis obyek transaksi.
2. Ketidakjelasan dalam macam transaksi.
3. Ketidakjelasan dalam sifat dan karakter obyek transaksi.
4. Ketidakpastian dalam takaran obyek transaksi.
5. Ketidakjelasan dalam materi atau zat obyek transaksi.
6. Ketidakjelasan waktu penyerahan obyek transaksi.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung dalam pelaksanaan program ini adalah partisipasi


mayarakat Desa Pasawahan Kidul, Kepala Desal/lurah Desa Pasawahan Kidul
beserta, seluruh aparatur Desa Pasawahan Kidul, bapak dusun 1 2 dan 3 beserta
istri-istrinya, teman-teman KKN sedesa Pasawahan Kidul.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan program ini adalah lambatnya


sosialisi terhadap warga Desa Pasawahan Kidul, lambatnya pencarian masalah
yang ada di Desa Pasawahan Kidul, lambatnya terlaksana program ini karena
banyaknya sekejul acara yang dijadwalkan dalam kegiatan KKN, tidak
terlaksananya pembuatan struktur dan pembuatan produk pendanaan di koprasi
syariah yang ada dikarenakan belum terbentuknya koprasi tersebut dengan
hambatan yaitu kurangnya dana yang dibutuhkan untuk membentuk koprasi
(lembaga keuangan syariah), dana yang ada hanya sebesar Rp. 10.000.000,00, dan
minimnya masyarakat akan pengetahuan tentang bermuamalah sesuai hukum
Islam.
BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Kegitan KKN SISDAMAS merupakan salah satu bentuk pengabdian
mahasiswa di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai bentuk aktivitas sesuai
dengan kemampuan dan keahlian mahasiswa di tiap prodi. Khuususnya penulis
melakukan pengabdian sesuai dengan kemampuan dan keahlian di bidang agama,
karena penulis merupakan mahasiswa di jurusan Muamalah ( Hukum Ekonomi
Syariah).

Dalam melakukan tugas pengabdian ilmu yang telah didapatkan di


perguruan tingga yang sesuai prodi hukum ekonomi syariah, penulis melakukan
pengenalab/penyuluhun dan pendampingan mengenai hukum ekonomi syariah.

Dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat di pasawahan kidul,

Penulis melakukan 4 tahapan dalam perminggunya,

1. Inventarisir masalah mengenai hukum ekonomi syariah atau bisa di sebut


sosialisasi awal, untuk menentukan program.
2. Perencanaan program, sebelum membuat program penulis menganalisis
dan mencari sumber di masyarakat terkait masalah mengenai hukum
ekonomi syariah.
3. Sinergi program, di minnggu ketiga atau tahapan ketiga penulis melakukan
sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakan dengan tema pengenalan
hukum ekonomi syariah kepada masyarakat di desa pasawahan kidul.
Yang melibatkan semua perwakilan warga dari dusun satu, dua dan tiga.
4. Evaluasi program, yang mana ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kekurangan program selama 1 bulan di pasawahan kidul, khususnya
mengenai program hukum ekonomi syariah, dalam evaluasi penulis
menyadari agak sedikit melenceng dengan tarket, karena di awal akan di
adakannya koperasi syariah desa yang di minta oleh waktu. Tapi dengan
keterbatasannya waktu dan ruang penulis hanya memberikan modul dan
materi terkait hukum ekonomi syariah dan koperasi syariah.

Adapun hasil dari melakukan pendampingan dan pengenalan hukum


ekonomi syariah, Masyarakat pada umumnya awam terkait hukum ekonomi
syariah atau ekonomi syariah itu sendiri, setelah melakukan pendampingan dan
pengenalan, tingkat kepahaman akan bahayanya riab, haramnya ghoror dan
dilarangnya maisir masyarakat menjadi paham.

Karena dengan melakukan pengenalan hukum ekonomi syariah itu sendiri,


masyarakat di desa pasawahan kidul menyadari pernah melaksanakan jual beli
atau kerja sama yang di haramkan,

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka untuk kemajuan dan perkembangan


Desa Pasawahan kidul di masa yang akan datang penulis memiliki beberapa saran
yang diajukan sebagai rekomendasi, yaitu:

1. Hendaknya para tokoh agama dapat memahami tentan transaksi secara hukum
islam yang mengacu kepada Al-Qur’an dan hadist, agar terbentuk lagi
lembaga keuangan syariah yang ada di Desa Pasawhan Kidul.
2. Masyarakat Desa Pasawahan Kidul jangan tergoda dengan peminjaman uang
kepada rentenir yang mudah tapi akan merugikan ketika pengembalian uang
tersebut.
3. Seharusnya di adakan sosialisai oleh tokoh agama dan aparatur desa setempat
kepada masyarakat mengenai hukum ekonomi syariah dan lembaga keuangan
syariah.

Anda mungkin juga menyukai