Anda di halaman 1dari 2

GEOPARK CILETUH

Pendahuluan

Kawasan Geopark Nasional Ciletuh secara administratif masuk kedalam wilayah kecamatan Ciemas
dan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Dalam menjalani konsep Geopark, Geowisata (Geotourism) merupakan
salah satu unsur yang sangat berperan.

Apa itu Geopark?

Geopark adalah sebuah Kawasan yang memiliki unsur geologi terkemuka (outstanding), termasuk
nilai akrkeologi, ekologi dan budaya yang ada didalamnya, dimana masyarakat setempat diajak berperan-
serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi wisata alam (UNESCO, 2004).

Terdapat tiga unsur utama yang menjadikan suatu daerah disebut Geopark, Yaitu:

1. Geodiversity
2. Biodiversity
3. Cultural-diversity

Konsep Dasar Geowisata

Newsome & Dowling (2010) mendefinisikan geowisata merupakan pariwisata berkelanjutan dengan
focus utama terhadap evolusi bumi serta fitur geologi yang mendorong pemahaman lingkungan dan
budaya, apresiasi dan konservasi, dan menguntungkan masyarakat lokal.

Adapun pemahaman yang lebih umum dari Tourtelott (2002) yang mendefinisikan geowisata
sebagai pariwisata yang menopang atau meningkatkan karakter geografis tempat yang dikunjunginya
lingkungan, budaya, estetika, warisan, dan juga kesejahteraan penduduknya.

Sejarah Geologi Ciletuh

Struktur geologi yang terjadi di kala itu mempengaruhi pembentukan Amfiteater Ciletuh (lembah
membusur dengan bentuk setengah lingkaran (bentuk tapal kuda)), yang juga disertai dengan longsor
besar, sehingga Formasi Jampang bergerak ke arah laut dan pada akhirnya menyingkapkan batuan tua di
permukaan lembah Ciletuh.

Hasil – The Magical of Ciletuh Amphiteather

The Magical of Ciletuh Amphitheater (Perjalanan berfokus untuk menikmati bentukan Mega
Amfiteater Ciletuh) yang meliputi situs-situs geologi:

1. Panenjoan (Mega Amfiteater Ciletuh) 7. Curug Cikaret


2. Curug Awang 8. Curug Cikanteh
3. Curug Tengah 9. Pantai Palangpang
4. Curug Puncakmanik 10. Curug Cimarinjung
5. Curug Sodong 11. Puncak Darma.
6. Curug Ngelay
Kawasan Ciletuh dihasilkan dari fenomena alam yaitu berupa longsoran yang sangat besar dengan luas 15
x 9 Km² yang disebut dengan Amfiteater alam yang berbentuk tapal kuda yang menghadap ke teluk Ciletuh.
Dari pergeseran tanah tersebut menghasilkan 8 air terjun yang megah dan tersembunyi di daerah Ciletuh
ini.

1. Curug Awang 5. Curug Ngelay


2. Curug Tengah 6. Curug Cikaret
3. Curug Puncak Manik 7. Curug Cikanteh
4. Curug Sodong 8. Curug Cimarinjung

FAJRI ZUHRI
Terdapat tiga unsur yang menjadikan Kawasan Ciletuh ini dinamakan sebagai Global Geopark, yaitu:

1. Goediversity : Merupakan gambaran dari ragam komponen geologi yang terdapat di suatu daerah;
termasuk keberadaan, penyebaran, dan keadaannya sehingga dapat mewakili evolusi gelogi
daerah tersebut.
2. Biodiversity : memiliki keanekaragaman hayati
3. Geocultural-diversity : memiliki masyarakat berbudaya yang berfungsi untuk melindungi dan
melestarikan alam tersebut.

A. Bukit Panenjoan (Mega Amfiteather Cileteuh)

Terletak di Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Ciletuh Sukabumi. Kawasan ini merupakan bukti
struktur geologi berupa sesar normal yang menghasilkan sebuah longsoran besar berbentuk tapal kuda
yang terjadi di umur Miosen Bawah (23 juta tahun yang lalu).

B. Curug Awang

Kawasan ini merupakan bukti struktur geologi berupa sesar normal yang menghasilkan sebuah
longsoran besar berbentuk tapal kuda yang terjadi di umur Miosen Bawah (23 juta tahun yang lalu). Curug
Awang memiliki ukuran tinggi 40 m dan Lebar 60 m.

Curug awang oleh penduduk setempat biasanya digunakan untuk menerawang (melihat) kondisi
debit air di air terjun yang digunakan untuk mengairi persawahan dan perkebunan yang berada
dibawahnya.

C. Curug Sodong

Curug Sodong berasal dari nama Goa dibawahnya “Goa Sodong”. Curug Sodong biasa juga disebut
Curug Kembar atau Curug Panganten. Curug sodong ini memiliki ketinggian 35m, dan Curug Karet yang
berada diatasnya memiliki ketinggian 50m.

D. Curug Cikanteh

Berada di Sungai Cikanteh yang termasuk kedalam desa Ciwaru. Curug Cikanteh memiliki ketinggian
55m – 60m.

E. Pantai Palangpang

Terletak di Desa Mandrajaya, pantai ini merupakan salah satu situs geologi berupa morfologi pantai
hasil bentukan laut, berupa hamparan pasir putih sampai abu-abu sebagai hasil lapukan dari batuan yang
ada di sekitarnya sebagai batuan dasarnya.

“Palangpang” berasal dari kata palang – palang yang berarti kayu atau bamboo di dalam perahu
atau antar perahu yang berfungsi sebagai penyeimbang atau tempat duduk atau jembatan) yang saling
menumpang. Hal ini berkaitan dengan budaya berperahu sebagai sarana mencari ikan ataupun
transportasi. Pantai ini memiliki hamparan yang luas dengan pasir putih, dan menjadi muara bagi Sungai
Ciletuh di bagian selatan dan Sungai Cimarinjung di bagian utaranya.

F. Curug Cimarinjung

Berada di Sungai Cimarinjung yang termasuk kedalam wilayah Desa Ciwaru, situs geologi ini
merupakan airterjun dengan ketinggian 50 meter.

G. Puncak Darma

Puncak Darma berada diketinggian 230 mdpl. Lokasi ini merupakan salah satu situs geomorfologi yang
merupakan tempat terbaik untuk mengamati bentuk amfiteather serta teluk Ciletuh yang terbuka kearah
laut lepas. Dari puncak darma ini kita bisa melihat panorama (Landscape) mega amfiteather Ciletuh.

FAJRI ZUHRI

Anda mungkin juga menyukai