Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

“GIZI UNTUK HIPERTENSI”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Konsultasi Gizi

Disusun Oleh :

Ristu Nuryani (P07131112031)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan : Gizi Untuk Hipertensi


2. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian Hipertensi
b. Jenis Hipertensi
c. Faktor resiko Hipertensi
d. Gejala-gejala Hipertensi
e. Diet untuk mencegah Hipertensi
3. Waktu : 2 jam
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Tujuan Umum :
Setelah melakukan penyuluhan, peserta (usia dewasa >40 tahun)
dapat mengerti dan memahami Gizi untuk Hipertensi.
b. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan pelajaran peserta (usia dewasa >40 tahun)
mampu :
1) Menjelaskan pengertian Hipertensi
2) Menjelaskan Jenis Hipertensi
3) Menjelaskan Faktor resiko Hipertensi
4) Menjelaskan gejala- gejala Hipertensi
5) Menjelaskan Diet untuk mencegah Hipertensi
5. Kegiatan Pembelajaran :
a. Materi Pembelajaran (Terlampir)
b. Metode : Ceramah, tanya jawab
c. Langkah Kegiatan : Perkenalan, Persiapan dan Penjelasan
Tujuan Pembelajaran
d. Media dan Alat Bantu Pembelajaran : Pengeras suara, LCD,
Laptop, Poster, Food model
No. Kegiatan Respon Media waktu
1. Pendahuluan - membalas salam Audio, 20
a. Salam dan perkenalan LCD, Mc, menit
b. perkenalan - memperhatikan dan speaker
c. Menjelaskan tujuan mendengarkan
d. Apresiasi secara aktif

2. Pemaparan materi - Memperhatikan dan Audio, 1 jam


a. Pengertian Hipertensi mendengarkan LCD,
b. Jenis Hipertensi dengan baik leaflet,
c. Faktor resiko Hipertensi - Mencatat apa yang poster
d. Gejala-gejala Hipertensi menjadi pokok
e. Diet untuk mencegah materi
Hipertensi - bertanya jika ada
f. Pengobatan Untuk yang kurang jelas
Hipertensi

3. Evaluasi, ,menanyakan kepada - Menjawab Mic, 10


para audience pokok – bahasan pertanyaan speaker menit
apa yang sudah berhasil mereka
pahami
4. Penutup - Menanyakan hal Audio, 30
a. Tanya jawab yang belum jelas LCD, Mic, menit
b. Menyimpulkan hasil - mencatat Speaker,
presentasi - Memberi umpan
c. Memberikan salam balik
- Aktif bersama dalam
menyimpulkan
- Membalas salam
6. Pemantauan dan Evaluasi
a) Peserta (usia dewasa >40 tahun) dapat mengerti penjelasan yang
disampaikan dan ada respon dari peserta dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.
b) Peserta (usia dewasa >40 tahun) mampu mengulangi penjelasan tentang
materi tanpa membuka catatan.
c) Peserta (usia dewasa >40 tahun) dapat menerapkan diet untuk hipertensi

7. Referensi
Saraswati,Sylvia. 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes,
Hipertensi, dan Stroke. Yogyakarta: A*PLUS BOOKS.
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta.
Prof. dr. Moerdowo, R.M. 1984. Masalah Hipertensi (Tekanan Darah
Tinggi). Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
http://gejaladarahtinggi.com/jenis-jenis-hipertensi/
http://www.deherba.com/tipe-tipe-hipertensi.html
http://www.bimbingan.org/macam-macam-hipertensi.htm
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Gizi-Seimbang-Utk-
Hipertensi.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf
http://www.binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361338449.pdf
MATERI GIZI UNTUK HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis dalam waktu yang
lama. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh. Cara
untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur terkanan darah
secara teratur dengan alat pengukur tensi. Hipertensi dijuluki sebagai
”pembunuh diam-diam” karena orang yang menderita hipertensi tidak
dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya.
Dampak gawat dari hipertensi adalah ketika hipertensi telah terjadi
komplikasi yaitu telah menyebabkan gangguan organ, seperti gangguan
fungsi jantung, koroner, ginjal, gangguan fungsi kognitif, ataupun stroke.
Hipertensi pada dasarnya akan mengurangi harapan hidup para
penderitanya. Selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high
case fatality), hipertensi juga berdampak pada mahalnya pengobatan dan
perawatan yang harus ditanggung para penderita, dan berdampak bagi
penurunan kualitas hidup. Sekitar 40 persen kematian dibawah usia 65
tahun bermula dari tekanan darah tinggi. Penyakit ini sudah menjadi
epidemi di zaman moderen, menggantikan wabah kolera dan TBC jaman
dulu.
Hipertensi dapat bersifat generatif, yaitu dapat diturunkan dari
orang tua kepada anaknya. Apabila salah satu orang tua terkena hipertensi
maka kecenderungannya anak untuk menderita hipertensi lebih besar
dibanding mereka yang tidak memiliki orangtua penderita hipertensi.
Seseorang yang divonis hipertensi maka penyakit itu akan terus
membelit tubuh, walaupun bisa dihentikan pengobatanya karena tekanan
darah sudah normal. Tekanan darah tniggi tersebut dapat datang kapan
saja. Prosentasi penyembuhan hipertensi secara total sangatlah kecil, itu
hanya berlaku pada hipertensi ringan. Hal yang dapat dilakukan adalah
mengontrolnya dengan obat penurun hipertensi dan menjalankan pola
hidup sehat.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg .
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara
terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal
adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
pembuluh darah perifer dan kardiak output.
N.M. Kaplan, Bapak Ilmu Penyakit Dalam, memberikan batasan
dengan membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut :
1. Laki-laki, usia <45 Tahun, dikataka hipertensi apabila tekanan darah
pada waktu berbaring >130/90 mmHg.
2. Laki-laki, usia >45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darahnya >145/95 mmHg.
3. Perempuan, jika tekanan darah >160/95 mmHg, maka dinyatakan
hipertensi.

B. Jenis-jenis Hipertensi
Hipertensi memiliki beberapa tipe , jenis penyakit hipertensi yang
paling umum adalah tekanan darah tinggi primer dan sekunder. Selain itu
ada empat jenis lainya yang jarang terjadi namun perlu diwaspadai yaitu
jenis hipertensi Maligna, Hipertensi Sistolik Terisolasi, White Coat
Hypertention, dan Hipertensi Resisten.
1. Tekanan darah tinggi primer
Hampir 95% dari semua kasus hipertensi yang ditemukan adalah
tekanan darah tinggi primer atau disebut juga hipertensi esensial.
Penyebabnya adalah gabungan dari beberapa faktor yakni gen, gaya
hidup, berat badan, dan lainnya. Biasanya, dokter menyarankan untuk
melakukan modifikasi pada gaya hidup dan pola makan. Jika
perubahan gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah, dokter
biasanya akan memberikan obat-obatan untuk menormalkan tekanan
darah.
2. Tekanan darah tinggi sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
penyebab hipertensi sekunder yang paling umum adalah kerusakan dan
disfungsi ginjal. Penyebab lainnya adalah tumor, masalah pada
kelenjar tiroid, kondisi selama kehamilan, dan lain-lain. Biasanya,
hipertensi jenis ini bisa disembuhkan jika penyebabnya lebih dulu
disembuhkan.
3. Tekanan darah tinggi maligna
Ini adalah jenis hipertensi yang paling parah dan cepat
berkembang. Hipertensi maligna sangat cepat untuk merusak organ
dalam tubuh. Jika dalam lima tahun hipertensi maligna tidak diobati,
konsekuensinya adalah kematian yang disebabkan oleh kerusakan
otak, jantung, dan gagal ginjal. Namun, hipertensi jenis ini dapat
diobati dengan catatan pengobatan dilakukan secara intensif dan
berkelanjutan. Seseorang yang menderita hipertensi jenis ini
merasakan kebas di sekujur tubuh, penglihatan kabur, kecemasan, dan
sangat kelelahan.
4. Tekanan darah tinggi sistolik terisolasi
Jenis hipertensi ini disebabkan oleh umur, mengonsumsi tembakau,
diabetes, dan diet yang salah. Pada hipertensi ini, arteri menjadi kaku
sehingga menyebabkan sistolik (tekanan darah saat jantung
berkontraksi) sangat tinggi sedangkan diastolik (tekanan darah saat
jantung istirahat) normal.
5. White coat hypertension
Hipertensi jenis ini hanya terjadi jika pasien sedang berada di pusat
klinik atau rumah sakit. Jenis tekanan darah tinggi ini disebabkan oleh
kegugupan saat akan diperiksa oleh pihak rumah sakit. Di luar rumah
sakit, tekanan darah pasien ini sangat normal. Jika terjadi hal yang
sama dalam pemeriksaan ulang maka jenis hipertensi ini tidak perlu
diobati.
6. Hipertensi resisten
Penderita hipertensi resisten tidak merespon obat apapun lagi.
Hipertensi dikatakan resisten jika 3 jenis obat tidak sanggup
menurunkan tekanan darah. Maka diperlukan 4 macam jenis obat
untuk menurunkan tekanan darah.

C. Faktor resiko Hipertensi


1. Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi.
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini
sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang
mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada
yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit
arteri koroner dan kematian premature.
2. Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi
dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit
hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55
tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause. Perbandingan
antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita
hipertensi.
3. Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah
terjadinya hipertensi, hipertensi cenderung merupakan penyakit
keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi
maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena
hipertensi.
4. Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku
bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang
dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan
garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya
hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung
dan tekanan darah.
5. Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun
hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan
menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap
pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu
dadarah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan
memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin
(Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah
dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang
lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok
menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan
tekana darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan
oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan tubuh.
6. Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada
orang yang kuan aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih
keras pada tiap kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung
memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
7. Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya
hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga
melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan
tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.

D. Gejala-gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus
optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ
yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah
(BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat
menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi
sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan
tajam penglihatan.
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala
klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :Nyeri
kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial,Penglihatan kabur akibat kerusakan
retina akibat hipertensi,Ayunan langkah yang tidak mantap karena
kerusakan susunan saraf pusat,Nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerolus,Edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

E. Diet untuk mencegah Hipertensi


Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram
mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik
dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk
membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan
faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit
degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan
diabetes mellitus. Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai
berikut :
1. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
2. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
3. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis
makanan dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang
terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam
dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih
dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar
natrium. Diet untuk penderita Hipertensi antara lain:
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
Lakukanlah hingga kurang dari 100 mmol/hari(2,4 gr
natrium atau sekitar 6 gr Natrium Chlorida). Kurangilah makanan
kalengan (corned beef, ikan kalengan dan sayuran kalengan),
makanan instan (mie instan, lauk pauk instan), makanan awetan
(ikan asin, pindang, peda, telur asin, abon, daging asap), kue-kue
yang dibubuhi soda kue, baking soda, atau vetsin. Kecap dan saus
tomat sebaiknya dibatasi, juga makanan berlemak. Sebenarnya,
makanan-makanan di atas mengandung kadar garam tinggi
walaupun rasanya tidak asin.
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang
harus mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein,
mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium.
Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh
terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan
pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari
dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika
dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh,
peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan
tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari setiap makanan.
2. Diet tinggi serat
Diet ini sangat penting pada penderita hipertensi, serat
terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar ( Crude fiber ) dan serat kasar
banyak terdapat pada sayuran dan buah – buahan, Buah banyak
mengandung air serat dan senyawa oksidan beta karoten, licopene,
klorofil, dan vitamin C yang mampu meredam kenaikan tekanan
darah. Buah-buahan yang mengandung vitamin C antara lain :
jeruk, papaya, jambu biji local, mangga, nanas, belimbing manis,
rambutan, sirsak, srikaya dan kiwi. Beberapa sayuran seperti : kol,
kol merah, paprika dan cabai jika disantap mentah, sedangkan serat
makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras,
singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah
penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat
kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang
bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang
dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi.
3. Diet rendah kalori
Diet ini dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.
Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena
hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun
mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu
diperhatikan hal – hal berikut :
a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi
atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat
badan per minggu.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat
gizi.
c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
4. Perbanyak konsumsi makanan tinggi kalium
Seledri kaya kalium, senyawa elektrolit penting yang dapat
membantu meredamkan tekana darah tinggi. Sumber kalium
alamiah lainya adalah pisang, jeruk, mentimun, belewah, semangka
melon, bengkoang, tomat dan alpukat.
5. Perbanyak konsumsi makanan tinggi kalsium
Dalam hasil riset disebutkan bahwa kalsium dapat
menurunkan risiko hipertensi kehamilan dengan pre-eklampsia
(kehamilan dengan tekanan darah tinggi), sumber kalsium yang
andal adalah sayur-sayuran hijau (sawi, bayam, pokcoi, brokoli,
daun papaya, daun singkong, dll), tahu, tempe, yogurt, ikan teri
tawar, dan kacang-kacangan kering (kacang hijau, kacang merah,
kacang tolo, kedelai) serta keju.
6. Perbanyak konsumsi makanan tinggi magnesium
Makanlah alpukad yang kaya lemak sehat dan berlimpah
magnesium yang membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Senyawa magnesiumnya bekerja dengan mengendurkan dan
membuat rileks otot-otot yang mengontrol pembuluh darah
sehingga darah dapat mengalir bebas.
7. Perbanyak konsumsi makanan tinggi omega-3
Sumber makanan omega-3 dapat diperoleh dari ikan
salmon dan ikan tuna. Asam lemak Omega-3 mampu melunturkan
gumpalan lemak yang memmenuhi dinding pembuluh darah yang
jika dibiarkan dapat berisiko menimbulkan serangan jantung.
Untuk mengolah masakan sebaiknya menggunakan minyak non-
kolesterol seperti minyak zaitun, minyak jagung, dan minyak bijji
bunga matahari.
Selain diet diatas untuk pencegahan maupun
penatalaksanaan hipertensi, hal yang perlu diperhatikan adalah
tidak merokok atau hindari rokok, hindari alcohol, menciptakan
kaadaan rileks seperti meditasi, yoga, atau hypnosis yang dapat
mengontrol system saraf sehingga dapat menurunkan tekanan
darah, Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat
selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu dan membuat
variasi santapan sehari-hari yang diperkirakan ada bahan makanan
yang lain lebih bermanfaat dari pada jenis makanan lainya.

Contoh menu makan sehari :


Pembagian Makanan Sehari
Bahan makanan Berat (gram) URT
Pagi : Nasi 250 1¾ gls
Telor ayam/susu skim 55/45 1 btr/3 sdk mkn
Tempe/tahu 50 1 ptg
Sayuran 100 1 gls
Jam 10.00 :
Buah 100 1 ptg bsr
Siang : Nasi 250 1¾ gls
Daging/ayam 50 1 ptg
Tempe/tahu 50 1 ptg
Sayuran 100 1 gls
Buah 150 1 ½ ptg bsr
Minyak utk menggoreng 15 1 sdm
Jam 16.00 :
Buah 200 2 ptg bsr
Malam :
Nasi 200 1 ½ gls
Ikan 50 1 ptg
Tempe/tahu 50 1 ptg
Sayuran 100 1 gls
Buah 150 1 ½ ptg bsr
Minyak untuk menumis 15 1 sdm

Catatan :konsumsi garam dapur


tidak
lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari

Anda mungkin juga menyukai