BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus oligosporus
(Shurtleff & Aoyogi, 1979). Kapang ini dikenal sebagai kapang yang mampu
Kapang ini juga mampu memproduksi asam lemak omega-3 rantai panjang,
linoleat pada proses fermentasi cair ampas kelapa sawit (Affandi, 2012).
Menurut Pelczar & Chan (1986) dan Fardiaz (1992) struktur morfologi
kapang tersusun atas dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan
kumpulan dari hifa. Hifa kapang biasanya berupa serabut-serabut halus seperti
kapas yang dapat tumbuh di bawah atau di atas permukaan medium. Pertumbuhan
hifa berasal dari spora yang telah melakukan germinasi membentuk tuba germ
oligosporus dapat tumbuh optimum pada suhu 30-350C, dan memiliki ciri-ciri hifa
seperti benang berwarna putih sampai kelabu hitam serta tidak bersekat, memiliki
siklus hidupnya dan mampu bertahan hidup dalam keadaan yang tidak
miselium atau sporokarp dan pelepasannya dari induk spora. Spora melakukan
(Landecker-Moore, 1996).
2.2.1 Fermentasi
digunakan dalam proses fermentasi yaitu bakteri, kapang, dan khamir. Menurut
kapang, (2) produk fermentasi khamir, (3) produk fermentasi bakteri, dan (4)
lebih sederhana karena adanya proses fermentasi, dan reaksi fermentasi dapat
bahan baku yang rendah maka kecepatan reaksi juga rendah. Menurut Lehninger
(1998) kecepatan reaksi akan meningkat dengan semakin lamanya waktu untuk
2) Mikroorganisme
yaitu kapang. Kapang yang sering digunakan dalam fermentasi makanan salah
protease, dan lipase. Oleh karena itu, dapat tumbuh pada makanan-makanan yang
enzim tersebut bekerja secara optimum (Volk & Wheeler, 1988). Kisaran pH
optimum untuk aktivitas enzim yang dihasilkan oleh kapang adalah berkisar
antara 5-7, tetapi masih dapat hidup pada pH 3-8,5 (Fardiaz, 1992).
4) Suhu
dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah laju reaksi yang berlangsung lambat,
sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung cepat. Kecepatan reaksi
meningkat dua kali lipat dengan kenaikan suhu 100C sampai batas tertentu dan
menjadi setengahnya bila suhu diturunkan 100C hingga suhu tertentu. Samson
terjadinya reaksi kimia paling tinggi, suhu optimum kebanyakan dari kapang
5) Inhibitor
atau mengurangi laju reaksi enzim. Molekul atau zat yang dapat menghambat
Inhibitor yang kimianya mirip substrat berikatan dengan enzim sehingga tidak
menghasilkan produk.
meningkatkan daya cerna, menghilangkan daya racun yang terdapat pada bahan
mentahnya dan menghasilkan warna yang diinginkan. Selain itu menurut Saono
(1976) manfaat lain fermentasi adalah bahan makanan lebih tahan disimpan dan
perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu. Limbah padat yang dihasilkan dari
pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai (batu, tanah,
kulit kedelai, dan benda lain yang menempel pada kulit kedelai), dan sisa saringan
bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang berupa
kotoran tersebut diperoleh pada saat penyortiran kedelai, dan biasanya limbah
yang diperoleh tidak terlalu banyak yaitu sekitar 3% dari bahan baku kedelai.
Limbah padat yang diperoleh dari saringan bubur kedelai berkisar antara 25-30%
dari produk tahu yang dihasilkan, dan limbah inilah yang disebut dengan ampas
tinggi, dan ampas tahu memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan kacang
kedelai. Prabowo et al. (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai
nilai biologis lebih tinggi dari pada protein biji kedelai dalam keadaan mentah,
karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Menurut Nuraini et al.
(2009) ampas tahu dapat dijadikan sebagai sumber nitrogen pada media
fermentasi dan dapat dijadikan sebagai bahan pakan sumber protein karena
mengandung protein kasar cukup tinggi yaitu 27,55% dan kandungan zat nutrien
lain adalah lemak 4,93%, serat kasar 7,11%, BETN 44,50%. Menurut Suprapti
Ampas tahu yang diberikan secara langsung pada ikan, dan tanpa melalui
proses fermentasi hasilnya kurang baik bagi pertumbuhan ikan. Bahkan dapat
menyebabkan kerugian bagi para petani ikan. Oleh karena itu perlu dilakukan
fermentasi pada ampas tahu yang akan dijadikan sebagai pakan ikan. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan pakan ikan yang bermutu baik yang mengandung
protein tinggi, sehingga pertumbuhan ikan lebih cepat dan dapat meningkatkan
fermentasi mengandung asam glutamat dan vitamin B, kedua bahan tersebut dapat
akibat proses fermentasi. Menurut Suwarni (2000) bahan yang telah mengalami
fermentasi akan mudah dicerna dan asam amino serta vitaminnya meningkat.
mengandung protein, karbohidrat serta zat lain seperti lemak, vitamin, dan
mineral.
beberapa faktor jenis, ukuran, serta faktor lingkungan seperti suhu dan kadar
oleh tubuh ikan, baik untuk menghasilkan tenaga maupun untuk pertumbuhan.
jaringan dan organ tubuh yang rusak, serta pada kondisi tertentu digunakan
sebagai sumber energi pada proses metabolisme, dan menurut Goddard (1996)
kebutuhan protein bervariasi tergantung pada umur ikan, ikan muda umumnya
membutuhkan protein yang lebih tinggi dibandingkan ikan yang lebih tua. Hasting
& Heggs (1980) dalam Lestari (2006) jumlah dan kualitas protein merupakan
hidrogen serta oksigen. Ukuran protein sangat beragam, yang terkecil misalnya
insulin memiliki 50 asam amino dan berat molekulnya 6000, yang menengah
misalnya hemoglobin yang berat molekulnya sekitar 66000, dan yang terbesar
tinggi sehingga dalam pembuatan pelet tepung ikan merupakan bahan yang
mutlak digunakan, akan tetapi harga tepung ikan di pasaran relatif tinggi sehingga
relatif murah yaitu menggunakan ampas tahu. Winarno & Fardiaz (1980)
menyatakan bahwa nilai gizi bahan pakan yang difermentasi lebih tinggi daripada
bahan aslinya.