Anda di halaman 1dari 9

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004: 52-59S ri Pediatri Vol. 6, No.

1 (Supplement), Juni 2004

Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada


Penyakit Saluran Cerna
Alamat Korespondensi:
M Juffrie,Dr,SpA(K),
M. Juffrie
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
terlarut atau konsentrasi dari urin. Hal ini diatur

P
oleh berbagai mekanisme seperti filtrasi
erubahan komposisi dan volume cairan glomerulus, tekanan arteri, aliran darah, faktor
tubuh yang disebabkan oleh gangguan fisik dalam ginjal, sistem syaraf simpatik dan
keseimbangan cairan dan elektrolit hormon seperti aldosteron, faktor natruretik
disebabkan oleh berbagai macam atrium, vasopressin, dan dopamin. Sistim ini
keadaan atau penyakit. Sebagian besar gangguan ditujukan untuk mengendalikan keseimbangan
ini disebabkan oleh penyakit saluran cerna. air dan elektrolit melalui ultrafiltrasi glomeruler
Di dalam tubuh homeostasis dijaga oleh plasma diikuti dengan perubahan kandungan
aktifitas yang merupakan kerjasama antara elektrolit pada ultrafiltrasi ini oleh reabsorpsi
lingkungan, hormonal, ginjal, adaptasi vaskuler dan sekresi tubuler. Mekanisme ini bersama
untuk perubahan volume dan tekanan osmotic. sama dengan rasa haus mengendalikan baik
Total cairan tubuh yang mengambil 55-72% massa volume maupun osmolalitas plasma.
tubuh, beragam menurut jenis kelamin, umur dan Kelainan akibat perubahan volume dan
kadar lemak yang mengambil bagian antara komposisi cairan tubuh perlu diatasi dengan
intraseluler dan ekstraseluler. Cairan ekstra seluler penambahan kebutuhan rumatan, koreksi defisit
yang merupakan 1/3 total cairan tubuh, terdiri dari volume dan elektrolit, dan mengganti
cairan plasma intravaskuler, dan cairan interstisiil kehilangan yang sedang berlangsung.
ekstravaskuler. Ion2 elektrolit yang utama adalah
Na+, Cl-, HCO3, sedangkan yang jumlahnya
sedikit adalah K+, Mg, Ca, fosfat, sulfat, asam Kebutuhan cairan rumatan dan
organic, dan protein. Komponen cairan intraseluler elektrolit
ialah K+, protein, Mg, Sulfat, dan Fosfat. Dalam
cairan ekstraseluler Na+ dan Cl- mengisi lebih dari Kebutuhan cairan rumatan untuk mengganti
90% larutannya. Konsentrasi serum Na kehilangan cairan sensible dan insensible harus
menggambarkan jumlah relatif air dan natrium dihitung secara teliti dan tergantung pada
dalam plasma. Mempertahankan konsentrasi pemakaian energi, meskipun jumlah itu bisa
natrium dalam keadaan normal berarti ikut bagian dihitung berdasarkan berat badan. Kehilangan
dalam pengaturan volume cairan tubuh. Besarnya insensible melalui kulit dan saluran napas yang
kandungan dalam cairan ekstraselluler dan biasanya bebas elektrolit lebih besar pada bayi
intraselluler tergantung pada jumlah air di baru lahir dari pada orang dewasa. Kehilangan
dalamnya, sedangkan distribusi air tergantung pada sensible terutama dari urin mengambil porsi
osmolalitasnya. Osmolalitas larutan merupakan 50% kebutuhan cairan. Jadi kehilangan cairan
fungsi dari jumlah partikel larutan atau osmolar per melalui urin tidak perlu diganti sepanjang output
unit volume. Satuan osmolalitas diukur dengan urin tidak lebih dari 50-60% cairan rumatan.
mOsm/L. Harga normal osmolalitas serum 265 Kebutuhan kalori untuk tumbuh bisa di
sampai 285 yang dipertahankan oleh fungsi ginjal, perkirakan equivalent dengan kcal untuk setiap
zat yang cc kebutuhan air. Faktor yang dapat

52
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
meningkatkan kebutuhan kalori dan air ialah pemasukan normal. Salah satu contoh penyakit
panas (10% untuk setiap 1 derajat C), aktifitas saluran cerna adalah muntah dan diare. Anamnesis
fisik, kehilangan gastrointestinal yang sedang dan pemeriksaan fisis diperlukan untuk
berlangsung, hiperventilasi, keadaan memperkirakan apakah ada perkembangan kearah
hipermetabolik. Kebalikan dari keadaan diatas dehidrasi tampak pada Tabel 2. Informasi ini untuk
seperti anuria, oligouria atau gagal jantung
kongestif, bisa mengurangi kebutuhan cairan.
Kebutuhan rumatan untuk air bervariasi
tergantung berat dan dapat dihitung seperti
tercantum pada Tabel 1. Kebutuhan elektrolit
yang relatif konstan pada anak juga tampak pada
Tabel.
Pengeluaran tidak normal seperti stoma,
aspirasi nasogastrik, diare berkepanjangan, luka
bakar, harus di analisa dan diukur secara betul
untuk menghitung jumlah cairan yang diperlukan.
Kekurangan cairan dan elektrolit biasanya
Tabel 1. Kebutuhan cairan dan elektrolit rumatan berdasarkan berat badan
Berat badan (kg)
Cairan dan Elektrolit 0-10 10-20 > 20
Total air 100 mL/kg 1000 mL + 50 mL/kg 1500 mL + 20 mL/kg
Untuk setiap kg>10 kg untuk setiap kg>20 kg
Natrium 3 mEq/kg 3 mEq/kg 3 mEq/kg
Kalium 2 mEq/kg 2 mEq/kg 2 mEq/kg
Khlorida 5 mEq/kg 5 mEq/kg 5 mEq/kg
akibat kehilangan normal atau berlebihan atau
penurunan menentukan berapa persen dehidrasi
yang terjadi sehingga bisa diperhitungkan
seperti misalnya dehidrasi 10% berhubungan
dengan defisit 100 ml/ kg berat badan.

53
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
Pengukuran elektrolit tidak dibutuhkan jika
defisit hanya kurang dari 5% berat badan tapi jika
lebih dari
Tabel 2. Penilaian dehidrasi
Jenis Dehidrasi
Parameter Ringan
Sedang Berat
Kehilangan BB pada bayi 5% 10% 15%
Kehiangan BB pada anak 3-4% 6-8% 10%
Nadi normal meningkat ringan sangat meningkat
Tekanan darah normal normal untuk ortostatik, ortostatik sampai
> 10 mmHg turun syok

Keadaan umum normal gelisah, haus sampai letargi sangat gelisah


Rasa haus ringan sedang sangat/ tidak bisa Minum
Mukosa normal kering sangat kering
Air mata ada menurun tidak ada, mata cekung
Ubun ubun besar normal normal sampai cekung cekung sekali
Vena jugularis tampak tak tampak kecuali dengan tak tampak walau dengan
tekanan
tekanan supraklavikular supraclavikular

Kulit cubitan cepat kembali cubitan lambat kembali cubitan sangat lambat kembali
< 2-4 detik > 4 detik, dingin, sianosis

Berat jenis urin > 1.020 > 1.020, oligo uri oligouri sampai anuri

54
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
5% berat badan maka perlu diperhitungkan kadar jam pertama, sisanya 70 mL/ kg diberikan dalam
elektrolit dan hasil pemeriksaan laboratorium 21/2 jam berikutnya.
lainnya seperti asam basa darah. Pemberian 10cc albumin dibutuhkan hanya pada
neonatus, anak dengan malnutrisi atau pasien
dengan hipernatremia dan syok. Keuntungan
Dehidrasi normal salin dan ringer laktat adalah untuk mengisi
ruangan intravaskuler secara cepat. Dibanding Nacl
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh. 0,9%, ringer laktat lebih fisiologis karena rasio
Penyebab dehidrasi adalah kehilangan cairan yang Natrium : Klorida ialah 1,17:1 dan mempunyai
berlebihan atau kekurangan pemasukan cairan konsentrasi Natrium lebih rendah (130 mEq/L)
tubuh. Diare dan muntah adalah penyakit yang serta mengandung Ca, K+ dan laktat. Langkah
sering menyebabkan dehidrasi pada bayi dan anak. selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan cairan
Dehidrasi yang disebabkan oleh diare merupakan rumatan dan mengganti jumlah cairan yang hilang
dehidrasi yang terbanyak. Hal ini terjadi jika cairan bersama tinja dari diare yang sedang berlangsung.
yang disekresi lebih banyak dari kapasitas absorpsi Pada dehidrasi berat setelah rehidrasi kalau perlu
atau adanya kegagalan absorpsi. Cairan saluran pemberian cairan rumatan diberikan ½ jumlah
cerna merupakan campuran dari makanan dan cairan dalam 8 jam pertama sedangkan sisanya
sekresi cairan lambung, pankreas, empedu dan diberikan dalam 16 jam berikutnya. Selama
usus. Pada diare sekretori terjadi kehilangan pemberian cairan rumatan perlu ditambahkan
cairan, natrum dan klorida. Pada diare karena glukosa 5%, dan kalau perlu ditambahkan Nacl
rotavirus kehilangan HCO3 dan kalium di usus sesuai dengan kebutuhan. Anak dengan dehidrasi
menyebabkan asidosis metabolik dan penekanan isonatremik membutuhkan 8-10 mEq Na+ tiap kg
kalium. Umumnya anak sakit dengan anoreksia dan berat badan, sedangkan untuk mengganti
kehilangan cairan dan elektrolit menyebabkan kekurangan defisit rumatan dibutuhkan 3 mEq/kg
perhari. Na+ diberikan dengan dosis seperti yang
dehidrasi isotonic. Dehidrasi berhubungan dengan
tercantum dalam Tabel 1 sedangkan jumlah cairan
fungsi berbagai macam sistim organ jadi
seperti yang tercantum pada Tabel 2 (%). Jika
homeostasis cairan tubuh tak dapat dipertahankan.
diurosis sudah baik maka KCl diberikan dengan
Pengobatan yang effektif hanyalah pengembalikan
konsentrasi 20 mmol/ L, untuk mencegah efek
fungsi ginjal sehingga ginjal dapat memandu
klinis dari kekurangan Kalium+. Pemberian
memperbaiki keseimbangan asam basa dan
Kalium+ intravena tidak boleh melebihi 4 mEq/kg
elektrolit. Kehilangan volume cairan yang ringan per hari untuk menghindari kelebihan kapasitas
bisa diganti dengan cairan oral meskipun banyak uptake sel terhadap Kalium+ untuk mencegah
senter melakukan penggantian secara parenteral. hiperkalemia. Pada diare yang berkelanjutan atau
berhari hari maka pemberian cairan per oral perlu
diperhatikan untuk mengganti setiap kali diare;
Rehidrasi parenteral jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah
feses yang dikeluarkan, demikian juga jika terjadi
Langkah awal dari rehidrasi adalah mengisi isi muntah. Asidosis metabolik ringan yang terjadi
vaskuler secara cepat dengan tujuan mencegah pada diare dehidrasi isonatremik akan membaik
terjadinya syok dan meningkatkan fungsi ginjal. jika fungsi ginjal sudah baik, tapi asidosis
Cairan fisiologis (salin normal) atau ringer metabolik yang berat perlu di koreksi dengan
laktat (10-20 cc/kg) harus diberikan dalam waktu 1 bikarbonat.
jam. Jumlah ini harus diluar jumlah kebutuhan
cairan perharinya. Cara lain yang dikembangkan
WHO adalah 100 mL/kg diberikan sesuai umur, Rehidrasi Oral
yaitu untuk bayi diberikan 1 jam pertama 30
mL/kg, kemudian 5 jam berikutnya 70 mL/.kg, Rehidrasi oral sangat effektif untuk penggantian
sedangkan untuk anak 30 ml/kg diberikan dalam ½ cairan pada diare bahkan juga pada diare yang
sedang berlangsung dengan muntah. Rehidrasi

55
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
oral diberikan pada dehidrasi ringan/sedang. dengan udem seperti pada nefrosis, gagal
Pemberian rehidrasi oral diberikan sedikit demi jantung, sirosis dan gagal ginjal.
sedikit sampai mencapai dosis 75cc/kg selama Pengelolaan dehidrasi hiponatremik
4-6 jam untuk dehidrasi ringan/sedang. Jika didahului dengan pengelolaan dehidrasi secara
sudah membaik dilanjutkan dengan 100cc/kg umum kemudian dilanjutkan dengan
perhari. penanganan hiponatreminya dengan
Dehidrasi hiponatremik dan menambahkan cairan yang mengandung garam
hiponatremia untuk mengkoreksi kekurangan Na+. Jumlah
Na+ yang diberikan adalah 10-12 mEq/L perhari
Diagnosis hiponatremia harus dibedakan pada dan jika perlu 15 mEq/L per hari pada
kontek hipovolemia, euvolemia atau hiponatremia yang berat. Rumus kebutuhan Na+
hipervolemia untuk menyatakan apakah sebagai berikut:
rendahnya kadar Natrium benar benar diikuti
kadar Na+ tubuh yang rendah. Gejala dan tanda (Kadar Na+ serum – kadar Na+ sekarang) x 0.6
hiponatremia berhubungan dengan berat dan x berat badan dalam kg
cepatnya penurunan kadar Na+ serum. Gejala di
sistema syarat pusat meliputi apatis, mual, Perlu ditambahkan Na+ rumatan 3 mEq/L
muntah, sakit kepala, kejang atau koma. perhari dalam larutan dekstrose 5%. Untuk kadar
Sedangkan gejala muskuloskeletal berupa Na+ 120130 mEq/L, jumlah ini harus diberikan
kramp dan lemah. Jadi bayi atau anak dengan dalam waktu 24 jam. Untuk kadar Na+ dibawah
dehidrasi hiponatremik tampak sakit berat, 120 mEq/L, rehidrasi seharusnya diberikan
karena kehilangan cairan bersama hiponatremia beberapa hari sampai Na+ mencapai 130 mEq/L
yang menyebabkan kegagalan sirkulasi karena dengan ketentuan 10 mEq/ hari (misalnya 2 hari
pengurangan volume cairan ekstraselluler yang untuk kadar Na+ 110 mEq/L) ditambah kebutuhan
tidak seimbang. Jika osmolilalitas serum turun Na+ rumatan.
maka air akan masuk kedalam sel menyebabkan Gejala nyeri kepala, letargi dan disorientasi
disfungsi muskuloskeletal dan sel otak akan harus segera ditangani untuk menghindari gejala
mengalami udem. Otak akan beradaptasi lebih berat seperti kejang dan koma akibat
terhadap hiponatremia dengan mendorong perpindahan cairan kedalam sel otak. Pada kasus
cairan interstisiil kedalam cairan cerebrospinal dengan gejala yang sangat menonjol koreksi Na+
juga dengan mengubah larutan selluler terutama sangat dibutuhkan dengan cepat. Pemberian garam
dengan Kalium* dan asam amino. Hal yang hipertonik seperti salin 3% perlu diberikan untuk
penting untuk diketahui pada keadaan ini adalah menaikkan kadar Na 1-2 mEq/ L dalam waktu 1
bahwa proses rehidrasi jangan terlalu cepat jam atau mencapai normal dalam waktu 8 jam.
melebihi kemampuan otak mengatur larutannya.
Oleh karena itu pada dehidrasi hiponatremia
koreksi Natrium+ plasma tidak boleh melebihi Dehidrasi hipernatremik dan
10-12 mEq/L perhari untuk menghindari hipernatremia
pertukaran cairan.
Hiponatremia hipovolemia disebabkan Dehidrasi hipernatremik terjadi apabila jumlah
terutama karena diare dan muntah infeksi pada cairan yang keluar lebih banyak dibanding
gastroenteritis karena virus. Sedangkan larutannya atau Na+. Sebetulnya kadar Natrium+
penyebab lain adalah kehilangan cairan tubuh mungkin naik atau normal atau bahkan turun,
perkutaneus seperti asites, luka bakar, dan seperti pada hiponatremia, kadar Natrium+ serum
peritonitis. tidak menggambarkan kadar Natrium+ tubuh.
Euvolemia hiponatremia terjadi pada Hipernatremia menyebabkan plasma menjadi
sindrom karena kelainan sekresi antidiuretik hipertonik, sehingga badan akan merespon dengan
hormon (ADH). Hiponatremia hipervolemia mengeluarkan ADH dengan merangsang rasa haus.
disebabkan oleh keadaan yang berhubungan Individu yang tak bisa mengeluarkan atau

56
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
merespon ADH akan cenderung mengalami untuk melindungi osmolaritas intraseluler, maka
hipernatremia. Gejala yang timbul adalah koreksi Natrium+ tidak boleh melebihi 10 mEq/ L
penurunan kesadaran seperti letargi atau bingung, perhari. Untuk kadar Na+ serum > 160 mEq/L,
iritabel seperti berkedipan, refleks meningkat atau maka rehidrasi harus dibagi dalam beberapa hari
bahkan kejang, kadang-kadang disertai demam dan untuk menurunkan kadar Na+ secara pelahan
kulit teraba lebih tebal. sampai kadar 150 mEq/L dengan pemeriksaan 10
Hipertonik ekstrasel akan menyebabkan air mEq/L perhari. Misalnya kadar Na+ 170 mEq/L
akan keluar dari sel dan sel akan menjadi lebih maka diperlukan 2 hari.
kecil ukurannya. Di otak keadaan ini akan
menyebabkan berkerutnya jaringan arahnoid Kalium
sampai terjadi perdarahan subarahnoid, intradural
atau subdural. Apabila keadaan hipertonik berlanjut Kalium adalah kation intraselular yang terbanyak,
maka sel otak akan beradaptasi dengan mengatur jadi perubahan akut dalam serum tidak
osmolar intraselluler yang disebut proses produk menggambarkan persediaan kalium total tubuh.
osmolar idiogenik. Proses menurunkan gardien Perubahan kronis, terutama hipokalemia lebih
osmolar ekstraseluler ke intraseluler dapat menggambarkan persediaan kalium tubuh.
melindungi sel dari penyusutan atau berkerut. Konsentrasi kalium serum diatur di nefron terminal
Untuk mencegah terjadinya udem otak pada saat ginjal dan dikeluarkan juga dengan jumlah sedikit
dilakukan koreksi plasma hipertonis, perlu melalui tinja. Rasio kalium intra dan ekstraselluler
diketahui bahwa peralihan osmoler intraseluler merupakan faktor penentu potential listrik di sel
lambat. Oleh karena itu koreksi hipernatremia harus membran; hal ini berperan dalam bangkitan
dilakukan perlahan lahan. Hipernatremia berat potensial jaringan syaraf dan otot. Gangguan kadar
( Na+ > 160 mEq/L) bisa menyebabkan sekuele Kalium+ serum sangat mempengaruhi
(sisa gejala) yang permanen dengan mortalitas yang kelangsungan hidup karena effeknya terhadap
tinggi mencapai 10%. fungsi jantung, yaitu karena peran Kalium+
Diare yang tadinya iso atau hiponatremia bisa terhadap irritabilitas neuromuskuler dan
berkembang menjadi dehidrasi hipernatremia metabolisme sel.
apabila diikuti dengan panas yang lama, anoreksia, Pada asidemia konsentrasi K+ dalam cairan
muntah dan masukan cairan yang tidak adekwat. ekstraseluler meningkat karena sekresi K+ dari
Pada bayi prematur dengan kemampuan mengatur dalam sel, dengan perkiraan setiap penurunan
pemasukan air yang masih kurang, fungsi ginjal pH 0.1 unit terdapat kenaikan K+ 1 mEq/L,
belum sempurna, disertai dengan infeksi saluran sedangkan pada alkalosis terjadi sebaliknya.
cerna serta malabsorpsi sering terjadi
hipernatremia.
Pada pengelolaan pasien hipovolemia dengan Hipokalemia
hipernatremia pada saat awal dibutuhkan salin
normal atau ringer laktat untuk mengembalikan Hipokalemia ialah keadaan kadar kalium serum
sirkulasi effektif volume plasma. Albumin 5% atau kurang dari 3 mEq/L. Sering terjadi pada
plasma dapat dipakai juga. Pasien dengan penyakit saluran cerna seperti muntah muntah
hipovolemia dan hipernatremia membutuhkan atau pengambilan cairan dari pipa nasogastrik;
larutan hipotonik yang terdiri dari garam untuk hal ini disebabkan konsentrasi K+ didalam ciran
mengembalikan kadar Na+ 2-5 mEq/kg berat badan lambung sangat tinggi. Hampir semua K+
dan mulai dengan rumatan Na+ (3mEq/kg Na+) berada di intraselular maka hipokalemia bisa
dalam cairan terdiri dari 20 sampai 40 mmol/L KCl disebabkan karena perpindahan transselular
dan 5% glukosa. Untuk kadar Na+ 150-160 mEq/L, yaitu dari serum ke sel misalnya pada alkalosis
maka volume cairan yang akan diberikan harus akut.
dalam periode 24 jam. Osmolaritas cairan Manifestasi yang berat sebagai akibat
ekstraseluler akan turun lebih cepat dibandingkan hipokalemia adalah aritmia, eksitabilitas
dengan otak yang melakukan osmoler idogenik neuromuskuler (hiporefleksia atau paralysis,

57
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
penurunan peristaltik atau ileus) dan Keseimbangan asam basa
rhabdomiosis. EKG adalah pemeriksaan yang
bisa memperkirakan gangguan kalium Keasaman tubuh atau pH cairan tubuh normal
intraseluler; akan didapat gelombang T datar, antara 7.35 -7.45. Jika pH berada diluar kisaran
pemendekan PR dan QRS dan akhirnya terdapat ini maka salah satu dari 2 cara mekanisme
gelombang U. Pemberian KCl intravena homeostasis akan melakukan koreksi dengan
dilakukan apabila terjadi aritmia, kelemahan buffer perubahan pH. Dua mekanisme buffer
otot yang berat, distress respirasi, Pemberian tersebut dilakukan melalui paru dan ginjal maka
intravena ini harus dilakukan bersama monitor akan terjadi modifikasi rasio tekanan parsial
jantung yang ketat. Setelah kadar K+ stabil CO2 (pCO2) ke dalam konsentrasi HCO3. Di
maka pemberian diganti per oral. Pemberian dalam plasma sistim asam karbonat-bikarbonat
preparat K+ disesuaikan dengan etilogi. Pada berpengaruh baik pada pCO2 maupun HCO3.
penyakit saluran cerna yang biasanya diikuti Hubungan ini dijelaskan dengan rumus dari
dengan hipofosfatemia maka pemberian K+ Henderson-Hasselback; 6.1 adalah negatif
desertai dengan garam fosfat. Sedangkan pada logaritma dari dissosiasi kontanta asam
hipokalemia akibat alkalosis metabolik maka karbonat; sedangkan konsentrasi H2CO3 sering
KCl yang dipakai. dinyatakan dengan tekanan parsial CO2 (normal
35-45 mmHg).

Hiperkalemia Rumus: pH = 6.1 + log HCO3-


———————
Hiperkalemia ialah keadaan kadar K+ > 5.5 0,03 x Pco2
mEq/L. Pada penyakit saluran cerna
hiperkalemia paling sering terjadi pada asidosis Proses homeostasis asam dilakukan dengan
metabolik, dengan perpindahan K+ transselular. basa memakai buffer dengan mengabsorpsi
Pada asidosis metabolik terjadi perpindahan K+ kelebihan ion H+. Pada mekanisme pertama, pH
dari intraseluler ke ekstraselular (serum) sebagai ditentukan oleh baik buffer ekstraselluler seperti
ganti dari ion Na yang hilang bersama tinja. sistim asam karbonat/ bikarbonat dan serum
Hiperkalemia menyebabkan gejala aritmia protein maupun buffer intraselluler seperti
jantung, parestesia, kelemahan otot atau protein, fosfat dan hemoglobin. Pada
paralisis. Gambaran EKG menunjukkan mekanisme kedua, pH dipertahankan dengan
gelombang pendek, gelombang T tinggi, QT mengatur pCO2 alveoler. Kadar pCO2 atau
memendek; hal ini terjadi jika K+ > 6 mEq/L. HCO3 yang normal tidak akan selalu
Jika kadar K+ > 8 mEq/L maka terjadi menggambarkan pH darah normal. Sehingga
penekanan gelombang ST dan pelebaran QRS. untuk menilai adanya gangguan asam basa,
Pada penderita dengan hiperkalemia harus diperlukan pemeriksaan gas darah arteri atau
terpasang EKG. Pemberian kalsium intravena vena serta kadar elektrolit. Perlu diingat bahwa
sangat menolong dari ancaman kematian karena bayi mempunyai kadar HCO3 lebih rendah
hiperkalemia. Waktu pemberian harus cepat ( 21.5 – 23.5 mEq/L) dibanding orang dewasa
tidak boleh lebih dari 30 menit. Aliran K+ ( 23-25 mEq/L). Gangguan asam basa
menuju intraseluler dipengaruhi juga oleh merupakan akibat gangguan baik pada pCO2
pemberian NaHCO3, glukosa atau insulin. maupun HCO3, dimana terjadi perubahan
Pemberian natrium polistirene sulfonat produksi asam, buffer asam atau pengeluaran
(Kayexalate) sebagai pengubah ion resins bisa asam. Perubahan pada HCO3 menyebabkan
diberikan peroral setelah koreksi intravena. Pada alkalosis atau asidosis metabolik; sedangkan
penderita hiperkalemia berat perlu dilakukan perubahan pada pCO2 menyebabkan alkalosis
dialisis untuk mengeluarkan K+. atau asidosis respiratorik.

58
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
Asidosis metabolik menimbulkan asidosis laktat. Pada keadaan ini
maka terjadi asidosis dengan kenaikan anion gap.
Asidosis merupakan akibat dari bertambahnya asam
atau berkurangnya / hilangnya basa dari cairan
tubuh. Asidosis akan memacu respon kompensasi Pengelolaan
berupa meningkatnya ventilasi alveolar (alkalosis
respiratorik) dan turunnya pCO2. Adaptasi ini, Pemberian natrium bikarbonat adalah satu satunya
hiperpnea ( nafas dalam dan tak teratur ), biasanya pilihan pada asidosis apapun penyebabnya. Ini
tidak diikuti dengan pH menjadi kembali normal, dilakukan jika kadar HCO3 < 5 mmol/L Bikarbonat
dan terjadi sangat cepat dalam beberapa menit. harus ditambahkan pada larutan hipotonis dan
Manifestasi klinis dari asidosis adalah penekanan diberikan dalam 1 jam.
pada kontraktil miokardium, aritmia, dilatasi arteri,
hipotensi, dan bahkan udem paru. Rumus untuk penambahan bikarbonat, sebagai
berikut:

Diagnosis Mmol bikarbonat = kekurangan bikarbonat x berat


dalam kg x 0,3
Bufer cairan ekstraselular sebagian besar ditentukan
oleh HCO3-, yaitu dalam bentuk NaHCO3 dan Pada diare, berat ringannya asidosis tergantung
anion lain yang sulit diukur seperti protein, fosfat, penyebabnya. Pada diare cair akut HCO3 dalam
sulfat dan anion organic. Anion lain yang sulit tinja bisa mencapai 40 mEq/\l, ini menyebabkan
diukur ini disebut anion gap yang bisa diperkirakan asidosis metabolik derajat sedang sampai berat.
secara tidak langsung yaitu bahwa anion ini secara Pada saat rehidrasi dibutuhkan penambahan HCO3
konstan di eksresi oleh ginjal tetapi bisa terganggu ke dalam cairan intravena. Tapi sebelum
jika ada penambahan sejumlah besar asam dari luar menambahkan HCO3 harus diukur dulu kadar K+
atau produksi asam dari dalam tubuh sendiri. Setiap serum, sebab penambahan HCO3 akan
molar asam yang mentetrasi akan menurunkan menyebabkan hipokalemia, sehingga akan
kadar 1 molar HCO3. Pada asidosis, anion gap bisa memperburuk hipokalemia jika sebelumnya sudah
naik atau normal. Pada diare yang banyak terjadi hipokalemia. Jadi pada pasien dengan
kehilangan HCO3 akan terjadi asidosis metabolik asidosis sedang sampai berat (10 sampai 15
dengan anion gap normal (hiperkloremia), mEq/L) atau pH > 7.2, diperlukan koreksi dehidrasi
sedangkan asidosis dengan kenaikan anion gap dan kehilangan elektrolitnya agar ginjal dapat
terjadi pada penyebab lain. Asidosis dengan anion mengeluarkan kelebihan H+ secara efektif.
gap normal (hiperkhloremia) terjadi jika HCO3
hilang dari tubuh misalnya pada diare atau kelainan
ginjal. Ketika HCO3 hilang dari tubuh maka Cl- Alkalosis metabolik
adalah satu satunya anion yang siap
mengkompensasi volume cairan. Akibat HCO3 Alkalosis adalah keadaan sebagai akibat dari
hilang maka Cl- akan banyak diabsorpsi dibanding meningkatnya basa atau hilangnya asam. Keadaan
Na+, yang menyebabkan hiperkhloremia dan anion ini akan mengakibatkan hipoksia, perubahan sistim
gap tidak bisa berubah. Diare pada bayi dan anak syaraf pusat, iritabel otot2 dan bisa melanjut ke
tinjanya banyak mengandung HCO3, K+, dan kejang dan aritmia. Gejala klinis yang sering terjadi
rendah Cl-. Ditambah lagi pada diare cairan adalah letargi, bingung, iritabel dan kejang. Kadang
ekstraselluler menyusut sehingga tinggal Cl- beberapa pasien menderita nafas tersengal sebagai
didalamnya. Sehingga diare akan menyebabkan usaha mengurangi CO2. Pada penyakit saluran
asidosis metabolik dengan hiperkhloremia. Akan cerna alkalosis metabolik biasanya terjadi karena
tetapi jika dehidrasi berat berlangsung lama dan kehilangan khlorida dan asam yaitu pada kasus
berlanjut ke syok hipovolemik maka akan muntah dan aspirasi nasogastrik dimana pada anak
berhubungan dengan keadaan hipokalemia. Pada

59
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004
pasien demikian kadar khlorida urin dibawah 20
mEq/L.

Pengelolaan

Terapi dipusatkan pada pengobatan penyebab


utamanya. Pada alkalosis derajat sedang sampai
berat pemberian Cl- akan memacu ginjal untuk
mengeluarkan kelebihan basa. Pada alkalosis
berat pemberian asam hidrochloride mungkin
dibutuhkan. Alternatif lain adalah pemberian
ammonium klorid atau arginin mono klorid
walaupun kontraindikasi pada penyakit hepar
dan ginjal. Pada muntah dan aspirasi nasogastrik
pemberian garam klorida 1-2 mEq/kg per hari
dianjurkan. Karena alkalosis biasanya disertai
dengan hipokalemia maka keadaan hipokalemia
ini harus segera dikoreksi.

Asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik adalah keadaan yang


disebabkan karena meningkatnya pCO2 dan
penurunnya pH plasma secara cepat. Keadaan
ini biasanya bukan karena penyakit saluran
cerna, tetapi bisa terjadi jika ada penyakit
penyerta seperti obstruksi jalan nafas.
Pengelolaan asidosis respiratorik banyak
ditujukan ke penyakit penyebabnya tidak
diperlukan pemberian alkali.

Alkalosis respiratorik

Alkalosis respiratorik adalah keadaan yang


disebabkan oleh menurunnya pCO2 karena
hiperventilasi. Penyakit saluran cerna tidak
menyebabkan keadaan ini kecuali disertai
keadaan hiperventilasi.

Kesimpulan

Penyakit saluran cerna merupakan penyakit


yang banyak menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada diare,
muntah, kehilangan cairan lambung akibat
nasogastrik kehilangan cairan dan

60

Anda mungkin juga menyukai