Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS KONSUMSI JUS MENTIMUN TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA


PASIEN HIPERTENSI
Dendy Kharisna1, Wan Nisfha Dewi2, Widia Lestari3
Dosen Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru1, Dosen PSIK Universitas Riau2,3,
Email : dendyhyuuga@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas mengkonsumsi jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian ‘Quasy eksperiment” dengan rancangan “Non-equivalent
control group” yang dibagi atas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jumlah sampel sebanyak 30 orang yang diambil
menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi. Alat ukur yang
digunakan pada kedua kelompok adalah tensimeter. Pada kelompok eksperimen diberikan intervensi berupa pemberian jus
mentimun selama 1 minggu. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji dependent sample t test
dan independent sample t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan arteri rata-rata (MAP) pada kelompok
kontrol sebelum diberikan jus mentimun sebesar 117,9, sedangkan rata-rata tekanan arteri rata-rata (MAP) sesudah diberikan
jus mentimun sebesar 104,2. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah setelah diberikan intervensi, dimana selisih
antara dua rata-rata pretest dan post-test pada kelompok khususnya analisa pada kelompok eksperimen adalah 13,8 dengan p
value= 0,000. Ini berarti konsumsi jus mentimun dapat membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Kata kunci: jus mentimun, tekanan darah, hipertensi

Abstract

The aim of this research is to examine the effect of cucumber juice on blood pressure of hypertensive patients. The research
used quasy experimental design with non-equivalent control group design which devided into two groups, treatment group and
control group. The sampling technique explored purposive sampling with 30 hypertension patients which selected based on
inclusion criteria. The sample devided into 15 people of treatment group and 15 people of control group. The patients of
treatment group were given a glass of cucumber juice everyday in a weeks. Where as control group, were not given. The
equipment was used to measure blood pressure is sphygmomanometer. Data analysis applied were univariate and bivariate by
using dependent sample t test and independent sample t test to show the result. The result of this research showed that mean of
mean artery pressure (MAP) of control group before drinking cucumber juice was 117,9 and mean of mean artery pressure
(MAP) after drinking cucumber juice was 104,2 which means there was blood pressure difference arround 13,8 of this member
with p value was 0,000 (less than 0,05). The conclusion is drinking cucumber juice could help patient with hypertension to
reduce their

blood pressure. beberapa negara lain di Asia, pada tahun 2000


tercatat 38,4 juta orang penderita hipertensi dan
Key words : cucumber juice, blood pressure, hypertension
pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat
menjadi 67,4 juta orang (Wahyuni, 2008).
PENDAHULUAN Banyak faktor yang dapat menyebabkan
Hipertensi merupakan penyakit yang sudah terjadinya hipertensi. Departemen kesehatan
menjadi masalah dunia dengan total penderita 690 (Depkes) tahun 2009 menunjukkan kejadian
juta jiwa. Di Amerika Serikat ± 50 juta orang (1 hipertensi dan penyakit kardiovaskular cenderung
dari 4 orang dewasa) memiliki tekanan darah meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh
sistolik >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya
(Lewis, Hetkemper, & Dirksen, 2004). Jumlah biaya pengobatan hipertensi, serta kurangnya
penderita hipertensi di India pada tahun 2000 sarana dan prasarana dalam penanggulangan
sekitar 60,4 juta pada laki-laki dan 57,8 juta pada hipertensi. Tingginya angka hipertensi juga
wanita. Penderita ini diperkirakan akan meningkat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, kurangnya
menjadi 107,3 juta penderita pada tahun 2025 aktivitas, pola makan yang tidak sehat, obesitas
(Chaturvedi, Saurabh, & Rajeev, 2009). Pada dan stres (Riskesdas, 2007).

124
Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012
Penderita hipertensi dengan tekanan darah farmakologis dan mudah diperoleh di tengah-
yang tinggi akan menjalani hidup dengan tengah masyarakat.
bergantung pada obat-obatan dan kunjungan Berdasarkan penjelasan yang telah
teratur ke dokter untuk mendapatkan resep ulang dikemukakan, maka peneliti sangat tertarik untuk
dan check-up. Data WHO melaporkan dari 50% meneliti “Efektifitas konsumsi jus mentimun
penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang hipertensi” sebagai salah satu pengobatan alternatif
diobati dengan baik (adequately treated cases) bagi penderita hipertensi untuk menghindari efek
karena mahalnya biaya yang diperlukan selama samping yang berbahaya dari pengobatan
proses terapi (Depkes, 2007). farmakologis.
Selain itu, penggunaan obat-obatan hipertensi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sering menimbulkan efek samping yang tidak tekanan darah sebelum dan setelah mengkonsumsi
diinginkan yang merupakan hal yang harus jus mentimun pada kelompok eksperimen dan
dihindari oleh penderita hipertensi. Salah satu kelompok kontrol, membandingkan perubahan
contoh efek samping yang umum terjadi adalah tekanan darah sesudah mengkonsumsi jus
meningkatnya kadar gula dan kolesterol, kelelahan mentimun pada kelompok eksperimen dan
serta kehilangan energi. Tidak sedikit penderita kelompok kontrol yang tidak diberikan jus
yang harus mengkonsumsi obat lain untuk mentimun, serta menganalisa efektifitas jus
menghilangkan efek samping dari pengobatan mentimun terhadap penurunan tekanan darah.
hipertensinya. Satu-satunya cara yang dapat
dilakukan untuk menghindari efek samping METODE
tersebut adalah dengan menghentikan terapi Desain penelitian yang digunakan adalah
pengobatan farmakologis. Hal inilah yang Quasy Experiment dengan rancangan penelitian
membuat pasien tidak patuh terhadap terapi NonEquivalent Control Group. Penelitian ini
pengobatan dan beralih mencari terapi yang lain dilakukan di Kecamatan Pekanbaru Kota wilayah
(Lewis, Hetkemper & Dirksen, 2004). kerja Puskesmas Pekanbaru Kota yang dimulai
Salah satu terapi non-farmakologis yang dapat dari bulan Oktober 2009 hingga bulan Juni 2010.
diberikan pada penderita hipertensi adalah terapi Sampel adalah penderita hipertensi yang berada di
nutrisi yang dilakukan dengan manajemen diet wilayah kerja puskesmas Pekanbaru Kota yang
hipertensi. Contohnya dengan pembatasan berjumlah 30 orang.
konsumsi garam, mempertahankan asupan kalium, Pengambilan sampel secara keseluruhan pada
kalsium, dan magnesium serta membatasi asupan penelitian ini menggunakan teknik purposive
kalori jika berat badan meningkat. DASH (Dietary sampling. Peneliti mengambil sampel sebanyak 30
Approaches to Stop Hypertension) orang dengan rincian 15 orang sebagai kelompok
merekomendasikan pasien hipertensi banyak eksperimen dan 15 orang sebagai kelompok
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, kontrol (Burn & Grove, 2005). Adapun kriteria
meningkatkan konsumsi serat, dan minum banyak insklusi sampel pada penelitian ini adalah wanita
air (Lewis, Hetkemper, & Dirksen, 2004). Terapi yang berusia 35-60 tahun, mempunyai tekanan
diet merupakan terapi pilihan yang baik untuk darah > 140/90 (MAP > 106), tidak obesitas (18,5
penderita hipertensi. Terapi ini dapat dilakukan < IMT < 27), tidak merokok, tidak mengkonsumsi
dengan mengkonsumsi sayuran yang dapat alcohol, tidak memiliki masalah kesehatan selain
mempengaruhi tekanan darah, seperti mentimun. hipertensi, terutama asam urat, dan tidak
Sebagai salah satu alternatif pengobatan mengkonsumsi obatobatan hipertensi selama
nonfarmakologis, mentimun diharapkan dapat diberikan perlakuan.
menjadi sebuah terobosan baru dalam mengatasi Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
permasalahan hipertensi. Disamping mengandung adalah sphygmomanometer digital, yaitu alat
zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan, mentimun mekanik untuk mengukur tekanan darah yang telah
juga terbilang jauh lebih murah dan ekonomis jika dikalibrasikan terlebih dahulu. Tekanan darah
dibandingkan dengan biaya pengobatan responden pada kelompok eksperimen diukur

125
Dendy Kharisna, Wan Nisfha Dewi, Widia Lestari, Efektifitas Konsumsi Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah
Pada Pasien Hipertensi
sebelum dan sesudah diberikan jus mentimun, darah pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
sedangkan tekanan darah responden pada perlakuan.
kelompok kontrol diukur tanpa pemberian
perlakuan kemudian hasilnya dicatat pada lembar HASIL
hasil pengukuran. Analisa univariat mengenai karakteristik
Pemberian jus mentimun dilakukan setiap hari responden, meliputi usia, tingkat pendidikan, dan
dalam jangka waktu 1 minggu yang diberikan pada jenis pekerjaan serta distribusi tekanan arteri
sore hari (Anjarpratiwi, 2009). Jus mentimun ratarata sebelum dan sesudah diberikan terapi
dibuat dan disediakan oleh peneliti sendiri. Pada mengkonsumsi jus mentimun baik pada kelompok
waktu yang telah disepakati yaitu pada setiap sore eksperimen maupun kelompok kontrol.
hari sekitar jam 16.00-17.30 WIB peneliti
mendatangi responden dan memberikan jus Tabel 1
mentimun sebanyak 1 gelas (±200 cc) dan Distribusi frekuensi responden berdasarkan
memastikan langsung responden meminum jus karakterisik
sampai habis.
Pada tahap pre-test, peneliti mengukur tekanan ˛»› –†…»†
darah responden pada kelompok eksperimen dan ¿fi¿ ‹»fi•›‹• ł†ª
kelompok kontrol dalam bentuk MAP atau tekanan
arteri rata-rata. Setelah melakukan pre-test, peneliti fi» «»†›• —»fi›»†‹¿›
meminta responden pada kelompok eksperimen »
untuk menentukan posisi yang nyaman sebelum ¸›•¿
mengkonsumsi jus mentimun. Selanjutnya peneliti º ŒØ
memberikan terapi berupa mengkonsumsi jus ººŒ Œ
mentimun. Jus mentimun diberikan sebanyak 1 —»†…•…• ¿†
gelas (±200 cc) pada masing-masing responden ˝
selama 1 minggu pada sore hari setiap harinya. ˝ — Ł ŒØ
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses ˝ Ł ŒØ
pelaksanaan penelitian ini. —
Pada tahap post-test peneliti mengukur
kembali tekanan darah dalam bentuk MAP atau —» »fi¶¿¿†
˛ Ø
tekanan arteri rata-rata. Pengukuran dilakukan
—»…¿„¿†„ Œ
pada sore hari pada masing-masing kelompok
—˝ ŒØ
kontrol dan eksperimen. Analisa univariat
digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang Hasil analisis yang didapatkan dari tabel 1 di atas
distribusi karakteristik responden. Analisa bivariat adalah usia responden paling banyak berada pada
yang digunakan adalah uji beda dua mean rentang 45-60 tahun (63,3%). Mayoritas
independent sample t-test untuk melihat adanya responden dengan tingkat pendidikan SD yaitu 10
persamaan atau tidak adanya perbedaan tekanan orang (33,3%) dan paling sedikit dengan tingkat
darah pre-test antara kelompok eksperimen dan pendidikan PT yaitu 4 orang (13,3%). Lebih dari
kelompok kontrol. Selanjutnya uji ini digunakan separuh responden bekerja sebagai IRT, yaitu
untuk melihat perbedaan penurunan tekanan darah sebanyak 22 orang (73,3%).
setelah diberikan perlakuan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak Tabel 2
diberikan perlakuan. Setelah itu dilakukan uji Distribusi tekanan arteri rata-rata (MAP) pada
dependent sample t-test untuk melihat pengaruh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum dan sesudah diberikan terapi jus
perlakuan terhadap tekanan darah pada kelompok
mentimun
eksperimen sebelum dan setelah diberikan jus
mentimun, dan untuk melihat perubahan tekanan ˚¿fi•¿ »· «‡·¿‚ »¿†

126
Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012
» ¿†¿† ¿fi‹»fi• fi¿‹¿ fi¿‹¿
›» »·«‡ …• »fi• ¿† ‹»fi¿ • ˚¿fi•¿ »· »¿† ˝ “¿·«»
»·–‡ – » › »fi•‡»† ºº Ø »·–‡ – ŁŁ º
»·–‡ – –†‹fi–· Œ » › »fi•‡»†
» ¿†¿† ¿fi‹»fi• fi¿‹¿ fi¿‹¿
›»›«…¿‚ …• »fi• ¿† ‹»fi¿ • »·–‡ – Ø ºŁ º
»·–‡ – » › »fi•‡»† ºº Ø
–†‹fi–·
»·–‡ – –†‹fi–·
Berdasarkan tabel 4 di atas, dari hasil uji statistik
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat mean tekanan
didapatkan rerata tekanan darah arteri rata-rata
arteri rata-rata (MAP) sebelum diberikan jus
(MAP) pada kelompok eksperimen sesudah
mentimun pada kelompok eksperimen sebesar
diberikan jus mentimun adalah 104,2 dengan
117,9, sedangkan mean tekanan arteri rata-rata
standar deviasi 8,8. Rata-rata tekanan darah arteri
(MAP) pada kelompok kontrol sebesar 113, 6.
rata-rata pada kelompok kontrol sesudah terapi
Sementara mean tekanan arteri rata-rata (MAP)
adalah 117,4 dengan standar deviasi 5,8. Hasil
sesudah diberikan jus mentimun pada kelompok
analisis diperoleh pvalue= 0,000 lebih kecil
eksperimen adalah 104,2, sedangkan mean tekanan
daripada nilai 5%, berarti ada perbedaan yang
arteri rata-rata (MAP) pada kelompok kontrol
signifikan rata-rata tekanan darah sesudah
adalah 117,4.
diberikan jus mentimun antara kelompok
Hasil analisa bivariat adalah sebagai berikut:
eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3
Tabel 5
Perbedaan rerata tekanan arteri rata-rata pre-test
Perbedaan tekanan darah arteri rata-rata (MAP)
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
diberikan jus mentimun
˚¿fi•¿ »· »¿† ˝ “¿·«»
»¿†
»·–‡ – Ø Ł º ˚¿fi•¿ »· »¿† ˝
»fi »…¿¿† “¿·«»
» › »fi•‡»† Ł
—fi» ‹»›‹ Ø Ł ºº
»·–‡ – Œ º º Ł
—–›‹ ‹»›‹ ŁŁ

–†‹fi–·
Berdasarkan tabel 3 di atas, didapatkan mean Berdasarkan uji statistik pada tabel 5
arteri rata-rata (MAP) pre-test pada kelompok didapatkan mean tekanan arteri rata-rata (MAP)
eksperimen adalah 117,9 dengan standar deviasi sebelum diberikan jus mentimun adalah 117,907
8,1. Mean tekanan arteri rata-rata (MAP) pada dengan standar deviasi 8,0949. Rata-rata tekanan
kelompok kontrol adalah 113,6 dengan standar arteri ratarata (MAP) sesudah diberikan jus
deviasi 4,5.Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p mentimun adalah 104,153 dengan standar deviasi
=0,082 lebih besar dari nilai alpha (>0,05) yang 8,8214. Perbedaan nilai mean antara pengukuran
berarti Ho gagal ditolak. Hal ini menunjukkan sebelum dan sesudah diberikan jus mentimun
tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sebesar 13,754 dengan standar deviasi 9,6805. Dari
mean tekanan arteri rata-rata (MAP) pre-test antara hasil uji statistik didapatkan adanya penurunan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. yang signifikan antara mean tekanan arteri rata-
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata (MAP) sebelum dan sesudah diberikan jus
tekanan darah pre-test pada kedua kelompok mentimun pada kelompok eksperimen dimana p
adalah homogen. value = 0,000 dengan 5% (p< 0,05).

Tabel 4 Tabel 6
Perbedaan rerata tekanan arteri rata-rata post- Perbedaan tekanan arteri rata-rata (MAP) pre-
test pada kelompok eksperimen dan kelompok test dan post-test responden pada kelompok
kontrol kontrol

127
Dendy Kharisna, Wan Nisfha Dewi, Widia Lestari, Efektifitas Konsumsi Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah
Pada Pasien Hipertensi
»¿† menyatakan kejadian hipertensi berbanding lurus
˚¿fi•¿ »· »¿† ˝ dengan peningkatan usia. Arteri kehilangan
»fi »…¿¿† “¿·«»
—fi» ‹»›‹ Œ Œº elastisitas atau kelenturan seiring bertambahnya
—–›‹ ‹»›‹ Ø Ł Ł º Ł usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat
ketika berusia 50-60 tahun. Hipertensi bisa terjadi
Berdasarkan tabel 6 di atas, didapatkan mean
pada segala usia, namun paling sering dijumpai
tekanan arteri rata-rata (MAP) pada pengukuran
pada usia 35 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan
pertama (pre-test) adalah 113,6 dengan standar
oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh
deviasi 4,6. Mean tekanan arteri rata-rata (MAP)
darah dan hormon (Sugiharto, Suharyo,
pada pengukuran kedua (post-test) adalah 117,4
Sukandarno, & Shofa, 2003).
dengan standar deviasi 5,8. Dari hasil uji statistik
Secara umum distribusi responden berdasarkan
diperoleh nilai p =0,008 lebih kecil dari alpha
tingkat pendidikan terbanyak memiliki tingkat
(p<0,05) yang berarti ada perbedaan antara
pendidikan SD sebanyak 10 orang (33,3%) dan
tekanan arteri rata-rata pre-test dan post-test
paling sedikit dengan tingkat pendidikan PT, yaitu
sebesar -3,8 dengan standar deviasi perbedaaan hanya 4 orang (13,3%). Hal ini sesuai dengan
4,8. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto, Suharyo,
yang signifikan antara tekanan arteri rata-rata pre- Sukandarno, & Shofa (2003), dimana pada
test dan post-test pada kelompok kontrol. penelitian yang dilakukan terhadap 310 pasien
hipertensi didapatkan responden paling banyak
Grafik 1 yaitu yang tidak pernah sekolah sebanyak 48 orang
Perbandingan distribusi mean tekanan arteri (31%). Pendidikan responden paling sedikit adalah
ratarata (MAP) pre-test dan post-test pada pasien tamat D3 yaitu 1 orang (0,6%) dan tamat S2 1
hipertensi kelompok eksperimen dan kelompok orang (0,6%). Tingkat pendidikan dapat
kontrol mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan
seseorang dalam menerapkan perilaku hidup sehat,
terutama mencegah kejadian hipertensi. Semakin
tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula
kemampuan seseorang dalam menjaga pola
hidupnya agar tetap sehat.
Selain itu, jenis pekerjaan responden terdiri dari
IRT (Ibu Rumah Tangga), pedagang, dan PNS
(Pegawai Negeri Sipil), dimana responden
terbanyak bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah
Tangga) sebanyak 22 orang (73,3%) dan hanya 2
orang saja yang bekerja sebagai PNS (6,7%). Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya
aktivitas yang dilakukan ibu rumah tangga dimana
PEMBAHASAN kebanyakan mereka hanya berdiam diri di rumah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dengan rutinitas yang membuat mereka merasa
dilakukan pada pasien hipertensi di Kelurahan suntuk. Berbeda dengan ibu yang bekerja yang
Tanah Datar Kecamatan Pekanbaru Kota justru lebih banyak aktivitasnya dan
didapatkan bahwa responden rata-rata berusia 48,4 menyempatkan waktu untuk melakukan olahraga.
tahun dimana usia termuda adalah 35 tahun dan Selain itu biasanya ibu yang bekerja biasanya lebih
usia tertua adalah 59 tahun. Hal ini didukung oleh aktif daripada ibu yang tidak bekerja atau hanya
Smeltzer & Bare (2001) yang menyatakan bahwa sebagai ibu rumah tangga. Hal ini sesuai dengan
hipertensi esensial biasanya terjadi pada individu pernyataan Anggarini, Waren, Situmorang,
yang telah berusia pada akhir 30-an dan awal 50- Asputra, & Siahaan (2008) dimana individu yang
an. Selain itu, hal ini juga sesuai dengan
pernyataan Copstead and Jacgyelyn (2005) yang

128
Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012
aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30- sistolik dan diastolik dimana terjadi penurunan
50% daripada indidvidu yang aktif. pada tekanan diastolik. Hasil ini didukung oleh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penelitian lain yang disebut penelitian DASH,
dilakukan pada 30 responden yang dibagi ke dalam menyatakan bahwa tekanan darah tinggi turun
dua kelompok, kelompok eksperimen dan secara signifikan pada kelompok yang
kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tekanan mengkonsumsi sayuran dan buah (Braverman &
darah dihitung berdasarkan Mean Arteri Pressure Braverman, 2006).
(MAP) dengan menggunakan tensimeter. Khomsan (2009) juga menyatakan bahwa buah
Dari uji t independent dimana diperoleh p mentimun memiliki efek hipotensif yang dapat
value= 0,000 lebih kecil daripada nilai alpha menurunkan tekanan darah dan efek diuretik yang
(0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan ataupun dapat melancarkan air seni sehingga menurunkan
pengaruh yang signifikan antara mean tekanan jumlah cairan yang beredar dalam aliran darah
darah arteri rata-rata (MAP) pada kelompok pada akhirnya dapat mengurangi beban kerja
eksperimen dan kelompok kontrol sesudah jantung. Hal ini berarti cara kerja terapi dengan
diberikan jus mentimun sehingga dapat mengkonsumsi jus mentimun sama halnya dengan
disimpulkan bahwa mengkonsumsi jus mentimun obat-obatan antihipertensi golongan diuretik dalam
dapat membantu menurunkan tekanan darah. menurunkan tekanan darah.
Berdasarkan hasil dari uji t dependent Selain itu, mentimun sangat bermanfaat dalam
diperoleh p value= 0,000 lebih kecil daripada nilai menurunkan tekanan darah karena kandungan
alpha (p < 0,05). Hal ini berarti ada pengaruh yang kalsium, magnesium, kalium, dan fosfornya yang
signifikan antara mean tekanan darah arteri rata- tinggi. Hal ini sesuai dengan diet DASH yang
rata (MAP) pada kelompok eksperimen sebelum menyatakan bahwa mengkonsumsi makanan yang
dan sesudah diberikan jus mentimun sehingga tinggi kalsium, magnesium, kalsium, dan serat
dapat ditarik kesimpulan bahwa mengkonsumsi jus seperti yang terkandung pada sayuran (salah satu
mentimun efektif dalam menurunkan tekanan contohnya mentimun) terbukti dapat menurunkan
darah. Jika dilihat pada kelompok kontrol tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 5,5
didapatkan tidak adanya penurunan tekanan darah, mmHg dan 3 mmHg (Chaturvedi, Saurabh &
justru ditemukan peningkatan tekanan darah (p Rajeev, 2009).
value =0,008 lebih kecil dari alpha). Hal ini Pengaruh kandungan mentimun terhadap
dikarenakan pada hipertensi esensial biasanya tekanan darah terlihat jelas dalam peranan kalium,
terjadi peningkatan tekanan darah yang konstan kalsium, dan magnesium terhadap pompa
sehingga diperlukan usaha untuk mengontrolnya. kaliumnatrium. Kalium berperan dalam menjaga
Salah satu usaha yang sering dilakukan pasien kestabilan elektrolit tubuh melalui pompa kalium-
adalah dengan mengkonsumsi obat antihipertensi natrium. Kurangnya kadar kalium dalam darah
secara terus menerus. Oleh karena itu, dalam akan mengganggu rasio kalium-natrium sehingga
penelitian ini diberikan jus mentimun sebagai kadar natrium akan meningkat. Hal ini dapat
pengontrol tekanan darah responden. menyebabkan pengendapan kalsium pada
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang persendian dan tulang belakang yang
dilakukan oleh Yulius (2003) bahwa terjadi meningkatkan kadar air tubuh sehingga
penurunan tekanan darah sistolik pada 10 meningkatkan beban kerja jantung dan
responden sesudah mengkonsumsi jus mentimun pengumpalan natrium dalam pembuluh darah.
sebanyak 600 gram dari 96,2 mmHg menjadi 89,6 Akibatnya dinding pembuluh darah dapat terkikis
mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik dari dan terkelupas yang pada akhirnya menyumbat
64,4 mmHg menjadi 60,2 mmHg pada wanita aliran darah sehingga meningkatkan risiko
normal dengan nilai p <0,01. hipertensi sehingga dengan mengkonsumsi jus
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian mentimun hal ini kemungkinan dapat dihindari.
yang dilakukan oleh Muniroh (2008) yang Sedangkan magnesium berperan dalam
menyatakan sesudah diberikan jus mentimun + mengaktifkan pompa natrium-kalium, yang
belimbing selama 2 minggu pada 28 responden
ditemukan adanya perbedaan antara tekanan darah

129
Dendy Kharisna, Wan Nisfha Dewi, Widia Lestari, Efektifitas Konsumsi Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah
Pada Pasien Hipertensi
memompa natrium keluar dan kalium masuk ke tekanan darah atau mengontrol tekanan darah agar
dalam sel (Julianti, 2005). tetap stabil pada pasien hipertensi.
Selain itu, magnesium juga berperan dalam
mempertahankan irama jantung agar tetap dalam KESIMPULAN
kondisi normal, memperbaiki aliran darah ke Berdasarkan hasil penelitian tentang
jantung, meningkatkan kolesterol HDL yang “Efektifitas konsumsi jus mentimun terhadap
bermanfaat, dan mendatangkan efek penenang bagi penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi”,
tubuh. Magnesium juga memiliki aktivitas atau yang dilakukan terhadap 30 responden didapatkan
cara kerja yang sama tetapi tanpa efek samping responden ratarata berusia 48,5 tahun dan paling
dengan obat antihipertensi golongan antagonis banyak berpendidikan SD dengan status pekerjaan
kalsium sepertiDiltiazem,verapamil dan isoptin sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga). Selain itu, dari
(Braverman & Braverman, 2006). Semua ini akan hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata tekanan
dapat menjaga tekanan darah tetap teratur dan arteri rata-rata (MAP) pada kelompok eksperimen
stabil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebelum mengkonsumsi jus mentimun sebesar 117,
mengkonsumsi mentimun membantu 9 dan pada kelompok kontrol sebesar 113,6.
mempertahankan dan menjaga keseimbangan Setelah diberikan perlakuan dengan
pompa kalium-natrium yang berpengaruh terhadap mengkonsumsi jus mentimun selama 1 minggu,
tekanan darah. Beberapa hasil kajian didapatkan pada kelompok eksperimen terjadi penurunan rata-
bahwa para pasien hipertensi yang diberikan rata tekanan arteri rata-rata sebesar 104,2,
asupan kalium 2,5 gram per hari dapat sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak
menurunkan tekanan darah sistolik hingga 12 diberikan perlakuan mengalami peningkatan
mmHg dan diastolik hingga 7 mmHg (Lovastatin, sebesar 117,4.
2006). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
Sebagian besar responden pada penelitian ini penurunan tekanan darah yang signifikan pada
menyatakan bahwa mereka mendapat ketenangan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan
setelah mengkonsumsi jus mentimun dan ada yang dengan hasil uji statistik p value < 0,05. Dengan
menyatakan sakit kepala dan ketegangan otot pada demikian dapat disimpulkan bahwa mengkonsumsi
tengkuk yang mereka alami berkurang bahkan jus mentimun efektif dalam menurunkan tekanan
hilang. Seseorang yang dalam kondisi tertekan, darah pada pasien hipertensi.
hormon adrenalin dan kortisol akan dilepaskan ke
dalam darah sehingga terjadi peningkatan tekanan SARAN
darah (Widharto, 2007). Apabila hal ini terus- Hasil penelitian ini dapat memberikan
menerus terjadi maka dapat mengakibatkan kontribusi dan masukan bagi Puskesmas
terjadinya hipertensi. Hal ini berarti menunjukkan Pekanbaru kota dan puskesmas lainnya untuk
bahwa kandungan mentimun yang dikonsumsi dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
dapat mengurangi risiko terkena hipertensi dengan salah satu terapi alternatif dalam pengobatan
membantu mengurangi ketegangan otot dan hipertensi dan agar dapat disosialisasikan kepada
emosional responden. Hasil-hasil penelitian ini masyarakat. Kepada pihak puskesmas diharapkan
menunjukkan bahwa mengkonsumsi jus mentimun agar dapat kembali memperhatikan cara
berpengaruh atau memiliki efek yang positif penanganan hipertensi mengingat kejadiannya
terhadap tekanan darah. yang semakin meningkat.Bagi masyarakat, hasil
Dengan demikian pada penelitian ini dapat penelitian ini agar dapat diaplikasikan oleh
disimpulkan bahwa mentimun terbukti responden dan keluarga dalam membantu
mempengaruhi beban kerja jantung, pompa menurunkan tekanan darah secara efisien dan
kaliumnatrium, dan mendatangkan ketenangan efektif. Selain itu, masyarakat diharapkan lebih
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tekanan berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan
darah. Oleh karena itu, mengkonsumsi jus kimia dan ada baiknya mencoba pengobatan alami
mentimun efektif untuk membantu menurunkan

130
Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012
sebagai pilihan pengobatan ataupun komplementer and management of clinical problems.
dalam mengatasi hipertensi. Missouri: Mosby.
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan Lovastatin, K. (2006). Penyakit jantung dan
sebagai evidence based dan tambahan informasi tekanan darah tinggi (Slamet Rianto). Jakarta:
untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut Prestasi Pustakaraya. (Naskah asli
tentang manfaat lain dari mentimun terhadap dipublikasikan tahun 2005).
kesehatan dengan jumlah sampel yang lebih Muniroh, L. (2008). Pengaruh pemberian jus buah
banyak dan teknik penelitian yang lebih baik. belimbing + mentimun terhadap penurunan
Selain itu, perlu dilakukan penelitian lain tekanan darah sistolik dan diastolik penderita
mengenai terapi diet lainnya seperti pengaruh labu hipertensi: Studi kasus di wilayah kerja
cina/japan, mengkudu, jagung dan terapi yoga Puskesmas Grati, Kabupaten Pasuruan.
terhadap penurunan tekanan darah. Diperoleh tanggal 18 November 2009 dari
http:/ /digilib.litbang.depkes.go.id.
DAFTAR PUSTAKA Riskesdas. (2007). Hipertensi di indonesia.
Anggarini, A. D., Waren, A., Situmorang, E., (Diperoleh tanggal 16 November 2009 dari
Asputra, H., & Siahaan, S. S. (2008). Faktor- www.scribd.com.
faktor yang berhubungan dengan kejadian Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia: dari sel
hipertensi pada pasien yang berobat di ke sistem (Brahm U. Pendit). (edisi 2). Jakarta:
poliklinik dewasa puskesmas bangkinang. EGC. (Naskah asli dipublikasikan tahun 1996).
Diperoleh tanggal 30 Oktober 2009 dari Smeltzer, S. C. (2001). Buku ajar keperawatan
www.scribd.com. medikal-bedah: Brunner & suddart. edisi 8.
Anjarpratiwi, L. (2009). 100% hidup sehat dan Jakarta: EGC.
panjang umur dengan terapi jus. Yogyakarta: Sugiharto, A., Suharyo, H., Sukandarno, A., &
Araska. Shofa, C. (2003). Faktor-faktor risiko
Burn, N; & Grove, S.K. (2005). The practice of hipertensi grade II pada masyarakat (studi
nursing research: conduct, critique, and kasus di kabupaten Karanganyar). Diperoleh
utilization. (5th ed). Missouri: Elsevier Sauders tanggal 15 Juni 2010 dari
Braverman, E. R., & Braverman, D. (2006). http://eprints.undip.ac.id.
Penyakit jantung dan penyembuhannya secara Wahyuni. (2008). Hipertensi tak terkontrol
alami. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. merusak organ tubuh. Diperoleh tanggal 14
Chaturvedi, M., Saurabh J., & Rajeev, K. (2009). Oktober 2009 dari www.suarakarya-
Lifestyle Modification in Hypertension in the online.com.
Indian Context. Diperoleh tanggal 31 Oktober Widharto. (2007). Bahaya hipertensi. Jakarta
2009 dari http://medind.nic.in. Selatan: Sunda Kelapa Pustaka.
Copstead, L. C., & Jacquelyn, L. B. (2005). Yulius. (2003). Pengaruh mentimun (cucumis
Pathophisiology. Missouri: Elsevier Saunders. sativus linn.) terhadap tekanan darah normal
Depkes. (2007). Hipertensi penyebab utama pada wanita dewasa. Diperoleh tanggal 18
penyakit jantung. diperoleh tanggal 14 November 2009 dari
Oktober 2009 dari http://m.depkes.go.id http://digilib.litbang.depkes.go.id.
Depkes. (2009). Hindari hipertensi, konsumsi
garam 1 sendok teh per hari. Diperoleh tanggal
14 Oktober 2009 dari http://m.depkes.go.id
Julianti, E. D., Nunung, N., & Uken, S. S. S.
(2005). Bebas hipertensi dengan terapi jus.
Jakarta: Puspa Swara.
Khomsan. (2009). Rahasia sehat dengan makanan
berkhasiat. Jakarta: Kompas.
Lewis, S. M., Heitkemper, M. M., & Dirksen, S. R.
(2004). Medical surgical nursing: Assesment

131

Anda mungkin juga menyukai