Anda di halaman 1dari 8

Ka jian Onl ine Te ma t ik – Mu sl imah.

Sala fy |1

SENIN, 11 MEI 2020/18 RAMADAN 1441H

KAJIAN ONLINE PAGI MUSLIMAH.SALAFY

bersama USTADZ SYAHRUL FATWA ‫حفظه هللا‬

dengan tema “MENDULANG PELAJARAN DARI RAMADHAN”

ِ‫الرِح ِيم‬
َّ ‫الر مْحَ ِن‬ َِِّ ‫بِ مس ِِم‬
َّ ‫اَلل‬
Tidak terasa, sampainya kita pada hari ini menandakan bahwasanya kita sudah

mendekati akhir Ramadhan. Namun, apakah kita sudah mendulang pelajaran dari

Ramadhan ini? Apakah kita mendapati pelajaran di bulan Ramadhan ini? Di antara

pelajaran dari bulan Ramadhan yang dapat kita pelajari adalah:

1) KEIKHLASAN

Keikhlasan menjadi sebuah fondasi diterimanya sebuah amal ibadah seorang

hamba. Maka, tidak akan bermanfaat ibadah manusia bila tidak adanya keikhlasan

dalam ibadahnya. Jika dikaitkan dengan ibadah puasa Ramadhan, maka hal ini

akan mengingatkan kita kepada salah satu sabda Nabi Muhammad ‫ٱَلله َعلَْي ِِه َوآلِِِه َو َسلَّ ََم‬
ِّٰ ‫صلّ ِٰى‬
َ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman mengharap pahala dari Allah,

maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no.38 dan Muslim

no.760) [1]

Pada hadits di atas, terdapat dua poin penting yang menjadi dasar dari

keikhlasan. Kedua poin tersebut adalah ibadah dengan dasar iman dan ibadah

dengan mengharap pahala. Keikhlasan adalah fondasi dan ini adalah bagai ssebuah

perumpamaan: seseorang yang mendaki gunung dengan membawa tas berisi batu-

batu kali. Orang tersebut hanya akan merasa berat, lelah, dan tidak mendapaat

manfaat sama sekali atas apa yang ia kerjakan. Seperti itulah gambaran yang

ِ ‫ َرِِحَِهه‬mengenai ibadah.
diberikan oleh Ibnu Qayyim ‫للاه‬

MUSLIMAH.SALAFY
Ka jian Onl ine Te ma t ik – Mu sl imah. Sala fy |2

Dalam sebuah hadits lain, disebutkan pula bahwa terdapat 3 golongan manusia

yang mana mereka adalah orang yang mati syahid di jalan Allah, para penuntut

Ilmu dan membaca Al-Qur’an, serta orang yang bersedekah. Meskipun ketiganya

melakukan amalan mulia, amalan yang tidak terputus pahalanya, namun ketiganya

bisa masuk ke dalam neraka. Sebagaimana dalam hadits tersebut para mujahid

yang berperang agar disebut-sebut sebagai orang yang berani, para penuntut

ilmu membaca Al-Qur’an agar disebut sebagai orang ‘alim dan qari’, serta para

orang yang rajin bersedekah agar mendapat sebutan dermawan dari orang di

sekitarnya. (HR. Muslim VI/47) [2]

Selain itu, terdapat pula sebuah pesan dari Imam Sufyan Ats-Tsauri yang

mungkin dapat mengingatkan kita. Beliau berkata, “Aku tidak pernah mengobati

sesuatu yang lebih sulit daripada niatku sendiri sebab dia berubah-ubah [3]”.

Maka, marilah bersama melatih niat. Tidak semua ibadah yang kita lakukan

penting untuk diinformasikan, namun sebaiknya kita lihat kembali seberapa ikhlas

kita melakukan sebuah amalan.

2) MUTABA’AH

Pelajaran kedua adalah mutaba’ah, yakni mengikuti jalan yang telah

ditunjukkan oleh Nabi Muhammad ‫ٱَلله عَلَيْ ِِه َوآلِِِه َو َسلَّ ََم‬ َ dengan mengikuti tata cara
ِّٰ ‫صلّ ِٰى‬

ibadah dan sunnah-sunnah beliau. Dan ini menjadi fondasi kedua agar amalan kita

diterima. Tentunya ini menjadi penyebab selanjutnya sebuah amalan diterima.

Sehingga, betapapun ikhlas kita melakukan sebuah amalan, tidaklah akan Allah ‫تعاىل‬

terima jika tidak sesuai dengan sunnah.

Pada bulan Ramadhan ini banyak sekali amalan sunnah yang sudah diajarkan

dan dicontohkan oleh Rasulullah ‫ٱَلله عَلَيِِْه َوآلِِِه َو َسلَّ ََم‬ َ Di antara amalan sunnah tersebut
ِّٰ ‫صلّ ِٰى‬.

adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa. Hal ini

sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwasanya Nabi

MUSLIMAH.SALAFY
Ka jian Onl ine Te ma t ik – Mu sl imah. Sala fy |3

Muhammad ‫ٱَلله َعلَْي ِِه َوآلِِِه َو َسلَّ ََم‬ َ bersabda, “Manusia akan selalu berada dalam kebaikan
ِّٰ ‫صلّ ِٰى‬

selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (HR. Bukhari no.1957 dan Muslim

no.1098) [4]. Tidak hanya mengenai puasa, begitu pula dengan ibadah-ibadah lain

yang kita lakukan.

Contoh lain adalah dalam ibadah shalat. Rasulullah ‫ٱَلله َعلَْي ِِه َوآلِِِه َو َسلَّ ََم‬ َ bersabda
ِّٰ ‫صلّ ِٰى‬

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Bukhari, Shahih)

[5]. Ketahuilah, bila kita mengikuti sunnah, maka sejatinya kita akan bahagia.

Tidakkah kita mengambil pelajaran pula dari peristiwa Perang Uhud tatkala

Kaum Muslimin mengalami kekalahan dari Kaum Kafir? Kekalahan tersebut

bermula dari pasukan pemanah di atas bukit yang tidak mendengarkan pesan dari

Baginda Nabi Muhammad ‫ٱَلله عَلَيِِْه َوآلِِِه َو َسلَّ ََم‬ َ untuk tetap berada di atas bukit apapun
ِّٰ ‫صلّ ِٰى‬

kondisi yang terjadi di medan perang—baik menang ataupun kalah. Namun,

mereka tergiur dengan kemenangan yang ada, mereka lantas turun dari bukit dan

ikut mengambil harta rampasan perang.

Itulah sebuah pelajaran untuk kita dalam melakukan sebuah ibadah atau

amalan. Bagaimana lantas kalau kita tidak mengikuti tuntunan dari beliau?

Bukankah kita hanya akan mengalami kemunduran? Maka ikutilah ajaran beliau

sebab dengannya kitapun akan masuk surga. Yang mana hal ini telah beliau

tegaskan dalam sabdanya bahwa hanya ada satu golongan yang masuk ke dalam

surga, “Merekalah orang yang mengikuti jalan yang ditempuh olehku dan

sahabatku (ajaranku dan sahabatku)” [6].

3) PELAJARAN UNTUK BERSATU DAN TIDAK TERPECAH BELAH.

Ketahuilah, untuk Bersatu dan tidak menjadi umat yang terpecah belah

adalah prinsip yang diajarkan oleh agama Islam. Di bulan mulia ini, kita juga dapat

mengambil pelajaran bahwasanya kita dianjurkan untuk terus bersatu dan tidak

lagi memecah-mecah atau memisahkan diri. Contoh nyata yang dapat kita lihat,

MUSLIMAH.SALAFY
Ka jian Onl ine Te ma t ik – Mu sl imah. Sala fy |4

yaitu: berpuasa bersama-sama (seluruh umat Muslim di dunia melaksanakan

ibadah puasa Ramadhan ini secara bersama-sama) hingga nanti merayakan

lebaran dengan mayoritas seluruh umat manusia yang ada di dunia.

Dalam sebuah hadits juga disampaikan kebersamaan tersebut, “Hari puasa

adalah hari ketika orang-orang berpuasa, Idul Fitri adalah hari ketika orang-

orang berbuka, dan Idul Adha adalah hari ketika orang-orang menyembelih. (HR.

Tirmidzi)” [7] Tentu dari hadits ini dapat kita ambil pelajaran bahwa Islam

adalah agama yang mulia karena di dalamnya kita secara tidak langsung diajari

untuk terus bersatu. Namun, sayang sekali hal tersebut ternyata sudah sering

ditinggalkan.

Seiring berlalunya zaman, orang-orang ternyata banyak yang menciptakan

kelompok-kelompok sendiri. Dampaknya tentu saja kondisi umat yang terpecah

belah. Sungguh sangatlah miris mengingat tuhan kita adalah satu, yaitu Allah

‫ ;تعالى‬Nabi kita hanya satu, yaitu Nabi Muhammad ‫سلَّ ََم‬ ٰ َ‫صلَّ ٰى‬
َ ‫ٱَللَّهَ َع َل ْي ِهَ َوآ ِل ِهَ َو‬ َ ; dan bahkan
Kabbah arah kiblat kita hanya ada satu di dunia ini.

4) KEMBALI KEPADA AJARAN AL-QURAN

Bulan Ramadhan yang mulia ini perlulah kita ingat sebagai bulan

diturunkannya Al-Qur’an. Dengan mengingat hal tersebut, maka kita akan

semakin yakin bahwa Al-Qur’an adalah sumber ajaran kaum Muslimin. Kita

dianjurkan untuk membacanya dan mengamalkannya. Maka, salah satu sebab

yang dapat muncul apabila kita meninggalkannya adalah datangnya kehinaan pada

diri kita. Tentu bukan hal inilah yang kita inginkan sebagai umat Muslim.

Apa yang kita inginkan adalah Islam yang berjaya, sebagaimana didapati oleh

para sahabat. Hal ini hanya akan kita peroleh apabila kita melakukan satu hal,

yakni: kembali mengikuti ajaran Al-Quran. Nasehat ini telah tertian pada sebuah

sabda Nabi Muhammad ‫سلَّ ََم‬ ٰ َ‫صلَّ ٰى‬


َ ‫ٱَللَّهَ َعلَ ْي َِه َوآ ِل ِهَ َو‬ َ yang berbunyi, “Apabila kalian telah

MUSLIMAH.SALAFY
Ka jian Onl ine Te ma t ik – Mu sl imah. Sala fy |5

berjual beli dengan cara ‘inah, dan kalian telah disibukkan ememgang ekor-ekor

sapi, dan telah senang dengan bercocok tanam dan juga kalian telah

meninggalkan jihad, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menimpakan

kehinaan, tidak akan dicabut kehinaan tersebut sampai kalian kembali pada

agama kalian. (HR. Abu Dawud, no.3003)” [8]

Marilah kita bersama-sama kembali kepada ajaran Al-Qur’an. Awalilah dari

keluarga sendiri hingga menyebar ke seluruh penjuru negeri. Sebagaimana telah

Allah ‫ تعالى‬janjikan di dalam Al-Quran, Surah Al-A’raaf: 96:


ِ ‫ض ولَـكِن َك َّذبومِا فَأَ َخ مذ ََن ُهم ِِبَا َكانُوِام يك‬
ِ‫مسبُو َن‬ َ ُ ِِ ‫الس َم‬
َ ِِ ‫اء َواأل مَر‬ َّ ‫آمنُومِا َواتَّـ َقوِام لََفتَ محنَا َعل مَي ِهم بَـ َرَكاتِ ِم َِن‬ َِّ ‫َو أ‬
َ ‫َن أ مَه َِل الم ُق َرى‬ ِ‫َول م‬

Yang mana ayat tersebut berarti, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri

tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka

berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu,

maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” [9]

5) MENUNJUKKAN KASIH SAYANG KEPADA SESAMA

Dibandingkan bulan-bulan lainnya, Ramadhan menjadi bulan yang mulia

karena Allah ‫ تعالى‬melipatgandakan amalan seorang hamba pada bulan ini. Ini

merupakan kesempatan bagi kita untuk beramal sebaik-baiknya. Sebagaimana

contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ‫سلَّ ََم‬


َ ‫علَ ْي َِه َوآ ِل ِهَ َو‬ ٰ َ‫صلَّ ٰى‬
َ َ‫ٱَللَّه‬ َ bahwa pada bulan
Ramadhan, sosok beliau yang dikenal dengan sifat dermawan maka akan semakin dermawan.
Mungkin, salah satu kedermawanan yang dapat kita lakukan adalah dengan

memberi makan orang yang sedang berpuasa. Sebab, memberi makan orang yang

berpuasa merupakan salah satu bentuk kasih sayang kita kepada sesama. Hal ini

sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah ‫سلَّ ََم‬


َ ‫ع َل ْي َِه َوآ ِل ِهَ َو‬ ٰ ‫ى‬
َ َ‫ٱَللَّه‬ َ : “Siapa
َٰ َّ‫صل‬

memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang

berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun

juga.” [10]

MUSLIMAH.SALAFY
K a j i a n O n l i n e T e m a t i k – M u s l i m a h . S a l a f y |6

Itulah di antara pelajaran-pelajaran yang dapat kita pelajari dari bulan

Ramadhan yang mulia ini. Adapun pelajaran-pelajaran lain yang kita dapat tentunya

mempelajari pendidikan akhlak kepada anak; yakni penjelasan bahwa puasa bukanlah

sekedar menahan lapar dan haus.

***

SESI TANYA JAWAB

T = Tanya J = Jawab

T1. Ustadz, bagaimana cara kita untuk mengetahui bahwa puasa kita dan amalan-amalan

yang kita kerjakan selama Ramadan menjadi sebuah amalan yang diterima oleh Allah?

J1. Perlu dipahami bahwa tidak ada satupun orang yang bisa mengetahui bahwa

amalannya diterima di sisi Allah. Maka yang bisa kita lakukan adalah terus meminta dan

berharap dengan rasa penuh rasa harap dan takut bahwa amalan ktia. Perbanyaklah doa

dalam bulan ini agar amalan kita dapat diterima.

Mengenai pertandanya sendiri disebutkan bahwa seorang hamba akan menjadi lebih

baik setelah melakukan amalan tersebut. Contohnya: setelah seseorang berhaji, dia

menjadi sosok yang lebih baik.”

Wallahu a’lam

T2. Bismillah, ustadz mohon ijin bertanya, bagaimana kiat mendapatkan malam lailatul

qadr sedangkan situasi saya qadarullah sering merasa lelah setelah seharian mengurus

rumah?

J2. Dalam situasi seperti sekarang banyak halangan untuk kita. Maka tetap berusaha

untuk mendapatkan lailatul qadr dengan cara setelah isya’ langsung tidur. Dilanjut untuk

pasang alarm pada malam hari jam 2. Bergegas untuk shalat tarawih dan tahajjud

sembari meminta kebaikan dunia dan akhirat. Tidak lupa juga untuk tetap memanjatkan

doa: “Allahumma innaka ‘afuwwwu tuhibbul ‘afwa faa’fu ‘annii.” (Yaa Allaah,

sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, maka maafkanlah aku)

MUSLIMAH.SALAFY
K a j i a n O n l i n e T e m a t i k – M u s l i m a h . S a l a f y |7

T3. Ustadz, ada seorang akhwat melakukan taaruf dengan seorang mualaf yang baru

mempelajari Islam selama 4 tahun. Pada saat proses taaruf, akhwat tersebut memberi

beberapa pertanyaan terkait keimanan ada 1 jawaban yang kurang tepat, yakni tentang

taqdir. Wasilah dari pihak akhwat mempertanyakan apakah sebaiknya taaruf

dilanjutkan sedangkan akhwat tersebut belum mendapati jawaban bahkan setelah

Shalat Istikharah,. Apakah nasehat yang dapat kita berikan agar fulanah tidak menjadi

golongan yang merugi?

J3. Pilihlah calon suami yang baik agamanya dan baik akhlaknya. Tidak ada tawar

menawar untuk urusan agama. Kalau diiberitakan kasus tersebut adanya seorang

muallaf, maka cek kembali agama Ikhwan tersebut. Pertanyakan kembali mengenai

taqdir. Jangan tiba-tiba putuskan ke pelaminan kalau ternyata agama belum meyakinkan

karena ini bisa menjadi musibah rumah tangga. Karena kalau agama yang sudah diuji,

maka banyak hal bisa terjadi misalnya kita juga bisa terseret untuk menjadi kafir.

Tetaplah ingat bahwa merupakan kriteria utama untuk terus mengutamakan agama pada

seorang pasangan hidup. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ‫سلَّ ََم‬


َ ‫علَ ْي َِه َوآ ِل َِه َو‬ ٰ ‫ى‬
َ َ‫ٱَللَّه‬ َٰ َّ‫صل‬
َ
“Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka

nikahkanlah dengannya,…(HR. Tirmidzi dengan sanad Hasan).” [11]

REFERENSI

[1] Tuasikal, M.A. 2013. Kajian Ramadhan 3: Puasa Karena Iman dan Mengharap Pahala.

Muslim.or.id

[2] Abu Kayyisa. 2011. Hadits Tiga Golongan yang Diancam Masuk Neraka Karena Riya.

Diambil dari belajarhadits.com

[3] Burhanuddin, A. Bagaimana Menghindari Riya’?. Diambil dari almanhaj.or.id

[4] Tuasikal, M.A. 2013. Fikih Puasa (5): Sunnah Puasa. Diambil dari muslim.or.id

[5] Islamqa.info. Pertanyaan 131792. Tidak Ada Perbedaan Antara Shalat Laki-laki dan

Shalat Perempuan.

MUSLIMAH.SALAFY
Ka jian Onl ine Te ma t ik – Mu sl imah. Sala fy |8

[6] Redaksi KonsultasiSyariah. 2011. Jaminan Masuk Surga yang Mengikuti Paham Ahlus

Sunnah wal Jamaah. Diambil dari KonsultasiSyariah.com

[7] Purnama, Y. 2012. Puasa dan Berhari Raya bersama Pemerintah. Diambil dari

Muslim.or.id

[8] Redaksi Majalah Asy Syariah. 2011. Meninggalkan Jihad sebab Kehinaan dan

Kerendahan. Diambil dari asysyariah.com.

[9] Mustajab, A. 2012. Apakah Penduduk Negeri Itu Merasa Aman?. Diambil dari

Muslimah.or.id

[10] Tuasikal, M. A. 2010. Pahala Besar di Balik Memberi Makan Berbuka. Diambil dari

Rumaysho.com

[11] Redaksi Muslimah.or.id. 2008. Siapakah yang Ukhti Pilih?. Diambil dari

Muslimah.or.id

MUSLIMAH.SALAFY

Anda mungkin juga menyukai