Dosen pengampu:
Ir. Heri Suprijanto, MS.
Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Mirsa Ayu (175060400111015)
2. Naufal Muhammad Fayiz (175060401111030)
3. Jean Christenssen B.K (175060400111040)
4. Aldi Ainun Habibi (175060401111021)
Kelas : D
DAFTAR ISI
i
TUGAS KONSTRUKSI BENDUNGAN II..................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................1
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................................3
2.1 Gerakan Tanah...................................................................................................................................3
2.1.1 Konsolidasi.................................................................................................................................3
2.2 Settlement (Penurunan)......................................................................................................................4
2.2.1 Pengertian Settlement (Penurunan).............................................................................................4
2.2.2 Waktu terjadinya Settlement (Penurunan)...................................................................................6
2.2.3 Penyebab terjadinya Settlement (Penurunan)..............................................................................6
2.2.4 Bagaimana terjadinya Settlement (Penurunan)............................................................................7
2.2.5 Letak terjadinya Settlement (Penurunan)....................................................................................8
2.2.6 Bagian yang Mengalami Settlement (Penurunan).......................................................................9
2.3 Prinsip Kerja Settlement....................................................................................................................9
2.4 Tingkat Kerusakan...........................................................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................13
3.1 Test Case Evaluasi Penurunan pada Gedung...................................................................................13
3.1.1 Survei Pendahuluan..................................................................................................................13
3.1.2 Analisa Struktur Kondisi Eksisting...........................................................................................14
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................16
4.2 Saran................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanah merupakan salah komponen penting untuk menopang struktur konstruksi,
mengingat hampir semua bangunan dibuat di atas atau di bawah permukaan tanah. Istilah tanah
dalam ilmu Mekanika Tanah mencakup semua bahan, dari tanah lempung (clay) sampai
berangkal (batu-batu yang besar), jadi menurut ilmu mekanika tanah, tanah bisa dianggap
sebagai semua endapan alam yang bersangkutan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap.mutu
serta pengukuran dan pembayaran untuk penyelidikan.
Meningkatnya pembangunan, secara tidak langsung berpengaruh terhadap berkurangnya
lahan tempat bangunan dilaksanakan. Tidak tertutup kemungkinan bangunan tersebut harus
dibangun pada lokasi yang tanahnya sangat jelek dalam artian sifat mekanis tanah tersebut sangat
rendah yang menyangkut daya dukung tanah kecil, penurunan / settlement yang besar seperti
misalnya tanah lunak, sangat lunat dan lempung. Namun yang menjadi permasalahan adalah
bahwa di pada tanah-tanah tertentu terdapat lapisan tanah lunak yang cukup tebal dan
mengandung mineral organik sebagai hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan. Bahkan didaerah
tertentu terdapat tanah dengan kadar organik tinggi yang di sebut juga dengan tanah gambut.
Tanah lunak ini merupakan partikel mineral yang tidak mempunyai ikatan yang kuat antara
partikelnya yang terbentuk karena adanya pelapukan dari batuan. Partikel tanah tersebut berisi
ruang kosong yang disebut pori (void space) yang berisi air dan udara.
Kerusakan bangunan teknik sipil banyak sekali penyebabnya, salah satu penyebab
kerusakan terletak pada kondisi tanah. Penyebab kerusakan tersebut biasanya pada penurunan
tanah yang terjadi dan daya dukung tanah yang rendah, seperti pada tanah kohesif khususnya
yang mengandung kadar air yang cukup tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan
seksama mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut, apakah perlu usaha perbaikan atau
stabilitas tanah, untuk mendapatkan sifat-sifat tanah yang diinginkan sehingga kontruksi dapat
dicegah (Das,1995).Konsolidasi merupakan suatu proses perubahan volume secara perlahan-
lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air
pori, proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang di sebabkan oleh
kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Penurunan konsolidasi (consolidation
settlement) adalah perpindahan vertikal permukaan tanah sehubungan dengan perubahan volume
pada suatu tingkat dalam proses konsolidasi. Penurunan massa tanah dikontrol oleh perubahan
tegangan massa tanah, beban struktur diatas tanah dan penurunan muka air tanah. Oleh karena itu
dalam makalah ini penulis akan menyajikan tentang settlement (penurunan).
I.2 Tujuan
Untuk mengetahui teori tentang settlement (penurunan) pada tanah atau batuan.
I.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
1
2
Pembuatan makalah ini sebagai salah satu bentuk sarana belajar dan menambah
pengetahuan bagi para penulis, dan sebagai bentuk pemenuhan pengumpulan tugas akhir
mata kuliah Konstruksi Bendungan II.
2. Bagi Pembaca
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca khususnya tentang materi settlement
(penurunan). Penulisan makalah ini juga berfungsi untuk mengetahui antara teori dan
kasus nyata yang terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah
ada tidak selalu sama dengan kasus yang terjadi.
BAB II
KAJIAN TEORI
II.1 Gerakan Tanah
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik
yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-
ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1991).Gerakan tanah adalah
perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya
semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu. Gerakan tanah merupakan
suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan
keseimbangan terhadap tanah yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia.
3
4
bangunan mengalami retakan atau patah, tergantung pada besaran tegangan yang
dilampaui.
3. Liquifaksi (Liquifaction)
Penurunan bangunan gedung hampir pasti tidak berkaitan dengan liquifaksi karena
kerusakan gedung tidak disebabkan oleh gempa. Kerusakan liquifaksi merupakan
pengaruh ikutan peristiwa gempa sebagaimana gelombang tsumani. Fenomena ini
biasanya terjadi bila gempa terjadi dengan besaran intensitas lebih besar daripada 7 Skala
Richter. Liquifaksi adalah peristiwa dimana tanah di bawah bangunan berubah menjadi
bubur akibat terlampuinya tegangan air tanah ketika gempa tejadi. Tanah yang
mengalami liqufaksi biasanya adalah tanah berpasir dengan gradasi butiran yang halus
dan seragam.
II.2.5 Letak terjadinya Settlement (Penurunan)
Penurunan (settlement) umumnya terjadi pada lapisan tanah kohesif (clay/lempung)
Pada penurunan ini, tegangan air pori secara kontinyu berpindah ke dalam tegangan
efektif sebagai akibat dari keluarnya air pori. Pada tanah lempung jenuh air, penambahan
total tegangan akan diteruskan ke air pori dan butiran tanah. Hal ini berarti penambahan
tegangan total (Δσ) akan terbagi ke tegangan efektif dan tegangan air pori. Selain itu
penurunan juga terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Hal ini lebih
disebabkan oleh proses pemampatan akibat penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-
butir tanah.
beban tambahan sementara (surcharge), peningkatan mutu tanah dapat juga dilakukan
dengan menggunakan vertical drains, selain itu waktu konsolidasipun juga semakin
singkat sebab aliran drainase yang terjadi bukan hanya ke arah vertikal tapi juga ke arah
horizontal.
II.2.6 Bagian yang Mengalami Settlement (Penurunan)
Beberapa kajian teoritis di dalam literatur menyebutkan penurunan pada dapat
terjadi pada semua tanah yang memiliki daya dukung yang tidak stabil, selain itu dampak
faktor alam juga bisa menyebabkan terjadinya penurunan (settlement), sebagian atau
secara keseluruhan dan dapat terjadi oleh beberapa bangunan sebagai berikut :
1. Bangunan dengan volume yang melebihi kapasitas dan penanganan tanah yang
kurang tepat.
2. Pemilihan jenis pondasi yang kurang tepat.
3. Banyaknya kandungan air dalam tanah.
4. Pengaruh abrasi oleh air.
II.3 Prinsip Kerja Settlement
Jika suatu lapisan tanah dibebani, maka tanah akan mengalami regangan atau penurunan
(settlement), atau boleh dikatakan tanah yang mengalami tegangan akan mengalami regangan
dalam tanah tersebut. Pada tanah berbutir halus yang berada dibawah muka air tanah terjadi
penurunan konsolidasi (consolidation settlement). Penurunan yang terjadi memerlukan waktu
yang lama. Penurunan tanah merupakan peristiwa termampatnya suatu lapisan tanah, dapat
dikarenakan karena beban luar atau pemompaan air. Jenis proses/kerja penurunan adalah
sebagai berikut:
1. Penurunan Seketika (Immediate Settlement)
Merupakan penurunan yang terjadi seketika pada saat pembebanan terjadi atau dalam
jangka waktu yang pendek. Terjadi karena sifat elastisitas tanah dan pada tanah lempung
umumnya sangat kecil jika dibandingkan dengan penurunan konsolidasi sehingga seringkali
diabaikan.
Besarnya Penurunan ini tergantung dari besarnya modulus elastisitas kekakuan tanah dan
beban timbunan diantas tanah.
10
Gambar 1. Profil penurunan segera dan tekanan tanah; (a) Pondasi yang fleksibel; (b) pondasi
kaku
Penurunan segera mempunyai persamaan, yaitu :
1−μs ²
Sc = ∆ σB Ip
Es
Dimana :
Sc = Immediate Settlement (Penurunan Segera
∆ σ= Beban Timbunan (kN/m²)
Es = Modulus Elastisitas
μs = Poisson’s ratio
2. Penurunan Konsolidasi
Saat tanah lunak ompresif (lempung) menerima beban maka sebagian besar beban dipikul
oleh air tanah sehingga timbul tegangan air pori berlebih. Konsolidasi adalah proses
terdisipasinya tegangan air pori berlebih ini seiring dengan berjalannya waktu.
Penurunan konsolidasi dapat berupa normal consolidation ataupun over consolidation.
Normal consolidation adalah tanah dasar dalam kondisi alamiah (belum mengalami
pembebanan sebelumnya) sedangkan over consolidation adalah tanah dasar sudah
pernah dibebani/terkena beban sebelumnya.
Normal consolidation
Pc
Pc = Po atau =1
Po
Cc Po+∆ p
Sc = Hc log
1+ eo Po
Dimana :
eo = angka pori awal yang didapat dari indeks test
Cc = indeks kompresi, didapat dari percobaan konsolidasi
Cs = indeks swelling, didapat dari percobaan konsolidasi
pc = tegangan prakonsolidasi, didapat dari percobaan konsolidasi
po = Σ γ’.z
∆p = tegangan akibat beban luar dihitung melalui metode boussinesq,
Westergaard atau Newmark
3. Penurunan Sekunder (Rangkak)
Penurunan sekunder terjadi sesudah penurunan konsolidasi terjadi, didefinisikan sebagai
penyesuaian kerangka tanah sesudah tekanan pori yang berlebih menghilang. Penurunan
sekunder tergantung pada waktu dan dapat berlangsung dalam waktu yang lama dan
memliki persamaan sebagai berikut:
Cα tp+ ∆ t
Ss = H log
1+ ep tp
Dimana :
ep = angka pori pada saat konsolidasi primer selesai
tp = waktu ketika konsolidasi primer selesai
12
∆t = pertambahan waktu
t2 = tp +∆t
S = Se + Sc + Ss
II.4 Tingkat Kerusakan
Pengklasifikasian tingkat kerusakan bangunan dapat ditentukan dengan cepat berdasarkan
penurunan (settlement), kemiringan/inklinasi, dan tingkat kerusakan komponen bangunan seperti
yang ditampilkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat Kerusakan Komponen Struktur Beton dan Beton Pracetak
TINGKAT DESKRIPSI KERUSAKAN
Retak rambut di permukaan beton terlihat dari jarak tidak terlalu jauh (lebar
I
Retakan < 0.2mm
Retakan di permukaan beton terlihat dengan mata telanjang (lebar retakan kira-
II
kira 0.2 – 1.0 mm)
Selimut beton hancur di sebagian tempat
III
Retakan besar meluas (lebar retakan E1 – 2 mm)
Selimut beton hancur dalam jumlah besar dan baja tulangan terlihat
IV
Selimut beton meletus (spalling)
Baja tulangan tertekuk
Beton pada inti penampang hancur
V
Deformasi pada kolom dan dinding terlihat
Settlement dan / atau inklinasi pada lantai terlihat
Sumber : Sjafei Amri, 2006
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Test Case Evaluasi Penurunan pada Gedung
III.1.1 Survei Pendahuluan
1. Pengumpulan data sekunder
Dalam tahapan ini peneliti mengumpulkan data sekunder terutama gambar as built
drawing kondisi eksisting bangunan, tes tanah pada saat gedung belum dibangun dan
data lain seperti hasil uji tekan beton dan tarik baja serta spesifikasi teknis material.
Gambar inilah yang kemudian dipergunakan sebagai acuan untuk analisa perhitungan
struktur kondisi gedung. Dari gambag as built drawing diperoleh dimensi baik balok,
kolom, plat, pondasi dan lain sebagainya (Tabel 1)
Tabel 3. Rekapitulasi ukuran dari gambar as built drawing dan pengukuran langsung di
lapangan
3. Pengujian tanah
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian di lokasi gedung langsung yang terdiri
dari sondir dan boring. Kemudian pengujian di laboratorium yang terdiri dari pengujian
14
geser langsung, berat jenis, kadar air, bobot isi dll. Dari hasil sondir dan boring
diperoleh data sebagai berikut:
Dari hasil analisa SAP 200 didapatkan bahwa struktur atas masih mampu menahan
beban yang ada, baik beban hidup, mati maupun angin.
3. Rencana perbaikan
Banyak metode yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap gedung
yang mengalami menurunan. Namun dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
bor pile untuk perbaikan gedung agar gedung tidak mengalami penurunan lebih lanjut.
15
Giatmajaya, I Wayan. (20). Analisa Settlement Cara Analitis Dan Metode Finite Element Pada
Tanah Lunak Dengan Software Sebagai Alat Bantu. Jurnal ilmiah Kurva Teknik
Indra Surya & Mochtar (1996), Pembangunan Jalan Di Atas Tanah Lunak Dengan
Vertikal Drain. ITS Surabaya
Yulianti, Erna. (2013). Studi Gerakan Tanah Akibat Pemancangan Tiang Fondasi (Square Pile)
Studi Kasus Pada Pembangunan Terminal Penumpang Bandara Supadio Pontianak.
Jurnal Teknik Sipil Untan. Pontianak