Pemanasan global mulai dirasakan di seluruh dunia termasuk di Indonesia sejak abad industri berkembang pesat. Menurut badan ilmiah dan akademik, pemanasan global sendiri disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Hal tersebut menimbulkan beberapa dampak yakni iklim yang tidak stabil, suhu global meningkat, dan gangguan ekologis. Di Indonesia sendiri terdapat dua musim yakni musim kemarau dan juga hujan. Peralihan antara dua musim ini disebut dengan musim pancaroba. Pada masa pancaroba biasanya frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernapasan atas, seperti pilek atau batuk, relatif meningkat. Masa ini juga banyak ditandai dengan perilaku khas beberapa hewan dan tumbuhan. Namun akibat dari adanya aktivitas manusia yang memicu meningkatnya pemanasan global menyebabkan iklim atau musim yang dulu dapat diprediksi kian menjadi tidak terprediksi. Musim panas dan hujan yang tak menentu menyebabkan tak sedikit orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat untuk jatuh sakit. Khususnya pada musim hujan, bagi masyarakat yang memilih untuk mengendarai sepeda motor dalam kesehariannya tentu tidak suka apabila helm yang dikenakannya menjadi basah dan bau. Sehingga mereka memilih untuk berkendara dengan tidak menggunakan helm yang dapat mengancam keselamatan mereka. Air hujan yang menyerap ke dalam helm menyebabkan kepala menjadi pusing, selain itu dudukan tali helm bisa berkarat. Padding atau busa helm bias menjadi kotor akibat karat tersebut. Oleh karena itu, penulis menciptakan sebuah tas yang memiliki dua fungsi, yakni untuk melindungi helm agar tidak basah pada musim hujan dan apabila tas tersebut dibalik dapat digunakan untuk sehari-hari seperti kuliah, gym, jalan-jalan, dan sebagainya.