Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat
menjalankan kegiatan pembelajaran di Stase Keperawatan Komunitass serta
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kajian Program Kesehatan Lansia di
Puskesmas Sukawarna Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang
Maha Esa, ibu vita Lucya selaku Pembimbing Stase Keperawatan Komunitas
yang telah membimbing selama proses pembelajaran, seluruh dosen Tim pengajar
Keperawatan Komunitas STIKep PPNI Jawa Barat, Ibu maria umi selaku
pembimbing lapangan, serta teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan laporan kajian Keperawatan Komunitas ini.
i
Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..................................................................................3
B. TUJUAN.......................................................................................................5
C. SISTEMATIKA PENULISAN.....................................................................5
A. PENGERTIAN..............................................................................................7
B. TUJUAN.......................................................................................................8
C. DASAR HUKUM.........................................................................................8
D. KEBIJAKAN................................................................................................9
3. Gercep Cepot...........................................................................................16
1
C. LAPORAN HASIL KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA..17
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................19
BAB V PENUTUP................................................................................................23
A. KESIMPULAN...........................................................................................23
B. SARAN.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasal 138 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
menetapkan bahwa upaya pemeliaraan kesehatan bagi lanjut usia ditujukan
untuk menjaga agar para lanjut usia tetap sehat dan produktif secara social
dan ekonomis. Untuk itu pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap
hidup mandiri dan produktif secara social dan ekonomis (Permenkes, 2015).
Sensus Penduduk (SP) menunjukan populasi lansia pada tahun 2010 sebesar
18,1 juta jiwa atau 7,6% dari jumlah penduduk. Berdasarkan Susenas, tahun
2016 jumlah lansia sebesar 22,4 juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk.
Berdasarkan proyeksi penduduk dari BPS, diperkirakan pada tahun 2020
penduduk lansia akan mencapai 27,09 juta atau 9,99% dari jumlah penduduk
sedangkan pada tahun 2035 sebesar 48,20 juta atau 15,77% dari jumlah
penduduk (Kemenkes RI, 2019).
Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan dan kemajuan
teknologi adalah meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) yang memiliki
korelasi positif terhadap peningkatan populasi lanjut usia (Lansia). Setiap
tahun UHH terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, UHH di
Indonesai berada pada angka 70,2 tahun, pada tahun 2016 berada pada angka
70,9 dan pada tahun 2018 mencapai 71,39 tahun. Menurut Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2013, pola penyakit terbanyak pada lansia sudah bergeser kea
rah penyakit kronis degenerative dan cenderung menderita penyakit lebih dari
satu (multi patologi) (Kemenkes RI, 2019). Makin bertambahnya usia, maka
besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual,
ekonomi dan social. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada
lanjut usia adalah permasalahan kesehatan akibat proses degenerative.
Berdasarkan Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, penyakit
3
terbanyak pada lansia terutama adalah penyakit tidak menular seperti
hipertensi (57,6%), oste arthritis (51,9%), Stroke (46,1%), masalah gigi mulut
(19,1%), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) (8,6%) dan diabetes mellitus
(DM) (4,8%). Berdasarkan data susenas KOR tahun 2016, angka kesakitan
pada lansa sebesar 27,46%, sehingga terlihat bahwa 72,54% lansia masih
sehat. Selanjutnya berdasarkan data Sakemas tahun 2016, sebanyak 47,37%
lansia masih aktif bekerja dan 32,4% mengurus rumah tangga. Lansia laki-
laki yang bekerja (62,98%) lebih banyak dibanding perempuan (50,10%),
sementara perempuan lebih banyak menjadi ibu rumah tangga (33,31%). Hal
ini menunjukan bahwa lansia masih potensial untuk dapat berdaya guna.
Untuk tercapainya hidup sehat dan dalam upaya menurunkan prevalensi
penyakit hingga 50% (lima puluh persen), di awal tahun 2016 Bappenas telah
meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang
dilaksanakan dan didukung oleh semua lintas sektor terkait. Sejalan dengan
berlangsungnya GERMAS, Kementerian Kesehatan dan jajarannya memulai
program keluarga sehat, yaitu program yang dilaksanakan oleh Puskesmas
dengan sasaran utama adalah keluarga. Program keluarga sehat
mengutamakan upaya promotif dan preventif yang disertai dengan penguatan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), kunjungan rumah secara
aktif untuk peningkatan jangkauan dan total cakupan, dan menggunakan
pendekatan siklus hidup/life cycle approach.
Puskesmas sukawarna merupakan salah satu Pusat Kesehatan
Masyarakat yang berada di Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota
Bandung. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangaan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya sesuai ddengan Permenkes RI no. 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat puskesmas mempunyai fungsi
sebagaui pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat.
4
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perhtian terhadap
kesesuaian fungsi puskesmas khususnya puskesmas sukawarna dengan
kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah mengenai
kesehatan lansia.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan laporan kajian kesehatan lansia adalah untuk
mengetahui gambaran situasi kesehatan lansia di Puskesmas Sukawarna
Keluraham Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan laporan kajian kesehatan lansia
diPuskesmas Sukawarna adalah sebagai barikut.
a. Mengetahui kegiatan program kesehatan pada lansia.
b. Mengetahui gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan kegiatan
pelayanan kesehatan pada kesehatan lansia.
c. Mengetahui kesesuaian program kesehatan lansia di Puskesmas
dengan kebijakan pemerintan.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan laporan kajian program kesehatan lansia disusun menggunakan
format sebagai berikut.
Tabel 1. 1
Sistematika Penulisan Laporan kajian program kesehatan lansia di Puskesmas
Sukawarna Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung 2020
N SISTEMATIKA URAIAN
O
1 COVER Mencantumkan
- Nama tugas
- Nama puskesmas, Kelurahan,
Kecamatan, Kota/Kabupaten
- Nama Anggota
5
- Nama Institusi
- Tahun pembuatan
2 BAB I Penjelasan tantang:
PENDAHULUAN - Latar Belakang
- Tujuan
- Sistematika Penulisan
3 BAB II Menguraikan tentang:
TINJAUAN PUSTAKA - Pengertian kesehatan lansia
PROGRAM KESEHATAN - Tujuan program kesehatan
LANSIA lansia
- Kebijakan terhadap program
kesehatan lansia.
4 BAB III Menyajikan:
LAPORAN KEGIATAN - Persiapan program Kesehatan
PROGRAM KESEHATAN lansia di Puskesmas
LANSIA - Kegiatan Program Kesehatan
lansia di Puskesmas
- Laporan hasil kegiatan program
Kesehatan lansia di Puskesmas
- Evaluasi program Kesehatan
lansia di Puskesmas.
5 BAB IV Membahas:
PEMBAHASAN - Kesesuaian pelaksanaan dan
kebijakan, sumber daya yang
mendukung keberhasilan dan
hambatan pelaksanaan program
kesehatan lansia.
6 BAB V Menyajikan:
PENUTUP - kesimpulan
- Saran
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA PROGRAM KESEHATAN LANSIA
A. PENGERTIAN
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas. Pra lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 45-59
tahun. Proses penuaan terjadi pada setiap manusia, akan tetapi dampaknya
berbeda pada setiap individu (Kemenkes RI, 2019). Menjadi tua adalah
proses seumur hidup yang tidak bisa dihindari. Menjadi tua merupakan
perubahan yang progresif terhadap fisik, jiwa dan status sosial individu.
Keberhasilan pembinaan kesehatan dengan pendekatan siklus hidup yang
dimulai sejak dari seorang ibu mempersiapkan kehamilannya, sampai bayi
lahir, balita, anak usia sekolah dan remaja, dewasa, dan pra lanjut usia, akan
sangat menentukan kuantitas dan kualitas kehidupan dan kesehatan lanjut usia
di kemudian hari. Bila pelayanan kesehatan di semua tahapan siklus hidup
dilakukan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa kualitas kehidupan di
masa lanjut usia akan menjadi lebih tinggi (Permenkes, 2016).
Pendekatan “Continuum Of Care” & “Life Cycle” Berkesinambungan
& Terhadap Seluruh Tahapan Siklus Hidup Manusia.
7
Lanjut usia sehat berkualitas, mengacu pada konsep Active Ageing
WHO yaitu proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan jiwa
sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan berpartisipasi dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat. Sementara
pemerintah juga harus memfasilitasi dengan menyediakan fasilitas dan
perlindungan yang memadai, keamanan, serta perawatan ketika dibutuhkan.
B. TUJUAN
Tujuan program kesehatan lansai adalah sebagai berikut.
1. Mengupayakan agar para lansia menikmati masa tua bahagia dan berguna.
2. Memfokuskan pada upaya promotif dan preventif.
3. Kegiatan pembinaan sebaiknya dimulai dari usia pra lansia dengan
kegiatan penyuluhan, pelayanan kesehatan,gizi dan psikososial agar
kondisi kesehatan lansia terjaga sehingga tetap produktif.
4. Adanya peran serta aktif dan partisipasi lintas sector.
5. Meningkatkan koordinasi lintas sector di setiap tingkat administrasi,
seiring dengan program kerja komisi daerah lansia (Permendagri Nomor
60 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut
Usia Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanganan Lanjut Usia Di
Daerah).
6. Puskesmas sebagai kunci utama dalam penggerakan masyarakat
diharapkan melakukan upaya pro aktif bekerjasama dengan para tokoh
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan lansia.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 190,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796).
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan
Masarakat.
8
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2016 tentang Rencana
Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lanjut Usia tahun 2016-2019.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 587/MENKES/SK/VII/2009
tentang Pedoman Pemeliharaan dan Peningkatan Intelegensia pada Usia
Lanjut dan Anak.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/MENKES/SK/II/2010 tentang
Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Intelegensia Akiat
Gangguan Degeneratif.
D. KEBIJAKAN
Prinsip-prinsip dalam mewujudkan lanjut usia sehat, mandiri, aktif dan
produktif menurut PERMENKES RI No. 25 Tahun 2016 meliputi:
1. Menjadi lanjut usia sehat adalah hak asasi setiap manusia.
2. Pelayanan kesehatan primer adalah ujung tombak untuk tercapainya lanjut
usia sehat yang didukung oleh pelayanan rujukan yang berkualitas.
3. Partisipasi lanjut usia perlu diupayakan dalam kegiatan baik di keluarga
maupun masyarakat berupa kegiatan sosial ekonomi sesuai dengan
kemampuan, minat dan kondisi kesehatannya.
4. Pelayanan bagi lanjut usia diupayakan secara lintas program dan lintas
sektor.
5. Pelayanan bagi lanjut usia perlu dilaksanakan dengan memperhatikan
prinsip keadilan dan kesetaraan gender.
Kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia disusun berdasarkan prinsip-
prinsip mewujudkan lanjut usia sehat sebagai berikut:
1. Pembinaan kesehatan lanjut usia terutama ditujukan pada upaya
peningkatan kesehatan dan kemampuan untuk mandiri, tetap produktif
dan berperan aktif dalam pembangunan, selama mungkin.
2. Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan peran keluarga dan
masyarakat, serta menjalin kemitraan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat, organisasi kemasyarakatan, kelompok khusus, dan swasta
9
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan lanjut usia secara
berkesinambungan.
3. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui pendekatan holistik
dengan memperhatikan nilai sosial dan budaya yang ada.
4. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan secara terpadu dengan
meningkatkan peran, koordinasi dan integrasi dengan lintas program dan
lintas sektor.
5. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan sebagai bagian dari
pembinaan kesehatan keluarga.
6. Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai
lanjut usia sehat, mandiri, aktif dan produktif.
7. Upaya kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan rujukan yang berkualitas, secara
komprehensif meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
10
4) Petugas kesehatan masyarakat luas
11
d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan
e. Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan
fasilitas, sarana, dan prasarana umum
f. Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
g. Pemberian bantuan social.
12
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA
DI PUSKESMAS SUKAWARNA
13
2. Selanjutnya, dilakukan perumusan dan penentuan prioritas masalah dalam
sebuah forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Dalam kegiatan
MMD secara bersama-sama menggali dan memecahkan masalah
kesehatan yang ada di wilayah keluarahan sukawarna sehingga muncul
berbagai usulan rencana kegiatan untuk tahun berikutnya.
3. Persiapan program kegiatan lansia di Puskesmas Sukawarna tahun 2019
yang sudah dirumuskan adalah sebagai berikut.
a. Pembinaan dan pemeriksaan kelompok POSBINDU.
b. Pembinaan dan pemeriksaan kelompok senam lansia.
c. Pembinaan dan pelayanan kegiatan sepuh bingah.
14
kelurahan sukawarna dibawah bimbingan puskesmas.
Jadwal kegiatan Posbindu lansia dilaksanakan rutin setiap bulan dan
rolling di setiap RW. Namun. Semenjak april 2020
sampai sekarang Juli 2020 belum dilakukan lagi
kegiatan Posbindu dikarenakan masih dalam masa
pandemic Covid-19. Di kelurahan Sukawarna yang
sudah mempunyai Posbindu adalah RW
01,02,03,04,05, dan 07
Kegiatan posbindu Kegiatan posbindu lansia yang dilaksanakan di
wilayah kerja Puskesmas Sukawarna Kelurahan
Sukawarna adalah skrining kesehatan setiap bulan dan
secara berkala. Pemeriksaan berkala yang dilakukan
setiap 6 bulan sekali dengan ditambah pemeriksaan
laboratorium (hemoglobin, dll), untuk kegiatan
skrining kesehatan tiap bulan meliputi:
1) Penimbangan BB dan TB
2) Pengukuran tekanan darah
3) Pemeriksaan kesehatan (gizi, activity of daily
living, dll)
4) Pemeriksaan status mental
5) Pemeriksaan laboratorium secara sederhana
misalnya pemeriksaan gula darah menggunakan
GCU
6) Penyuluhan dan konseling
15
merupakan tahapan akhir dalam kehidupan, dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan social sedikit demi sedikit. Inovasi sepuh
bingah merupakan bukti nyata dukungan Puskesmas
Sukawarna untuk memberikan pelayanan yang prima
bagi golongan lanjut usia.
3. Gercep Cepot
Keterangan
Gercep Cepot merupakan singkatan dari gerak cepat cegah, pahami dan
obati hipertensi. Gercep Cepot merupakan salah satu inovasi program
penyakit tidak menular (PTM) di Puskemas Sukawarna dikarenakan masih
banyaknya masyakarat Kelurahan Sukawarna menderita penyakit hipertensi
termasuk lansia. Kegiatan yang dilakukan berkoordinasi dengan berbagai
program (biasanya turun ke sekolah, pasar, RW, Kelurahan, tempat umum)
untuk menskrining hipertensi.
16
kesejahteraan social seperti dukungan dana dari pemerintah dan swasta untuk
lansia.
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRALANSIA LANSIA LANSIA RISTI
Grafik 2.1 . Laporan Hasil Capaian Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Tahun
2019 Di Puskesmas Sukawarna Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi
Kota Bandung
17
berjalan lancer. Namun kendala yang dihadap yaitu masih rendahnya
kunjungan lansia ke posbindu.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
program Gercep yang merupakan singkatan Cepot gerak cepat cegah,
pahami dan obati hipertensi. Hal tersebut disesuaikan dengan kebijakan
yang ditetapkan yaitu pembinaan kesehatan lanjut usia terutama
ditujukan pada upaya peningkatan kesehatan dan kemampuan untuk
mandiri, tetap produktif dan berperan aktif dalam pembangunan, selama
mungkin.
7. Pelayanan gizi bagi lansia
Hal tersebut sesuai dengan program puskesmas sukawarna melalui
keggiatan posbindu, dan sepuh bingah.
8. Promosi kesehatan.
Hal tersebut sesuai dengan program puskesmas sukawarna melalui
keggiatan posbindu, dan sepuh bingah. Disetiap kegiatan posbindu dan
sepuh bingah selalu disertakan dengan kegiatan penyuuluhan dan
konselng kesehatan bagi lansia.
Namun, disampinga kesesuaian program yang sudah dijalankan oleh
puskesmas sukawarna ada satu program yang belum terlaksana yaitu
puskesmas santun lansia. Puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang
menyediakan ruang khusus untuk melakukan pelayanan bagi kelompok usia
lanjut yang meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Ciri-ciri puskesmas santun lansia yaitu pelayanannya secara
pro-aktif, baik, berkualitas, sopan, memberikan kemudahan dalam pelayanan
kesehatan kepada lansia, memberikan keringanan/penghapusan biaya
pelayanan bagi lansia yang tak mampu, memberikan berbagai dukungan dan
bimbingan kepada lansia dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
melalui kerjasama dengan lintas program dan lintas sector.
Berdasarkan penuturan pihak puskesmas sukawarna meskipun belum
terbentuknya puskesmas santun lansia tetapi puskesmas sukawarna sedang
menuju ramah lansia serta yang baru dilakukan oleh puskesmas sukawarna
yaitu pelayanan poli lansia dan poli umum sudah terpisah.
20
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PROGRAM
1. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh puskesmas sukawarna dan
memliki kinerja yang baik terdiri dari:
a. Dokter
b. Perawat
c. Tenaga gizi
d. Tenaga kesehatan masyarakat
Serta SDM yang lainnya untuk mendukung program pelayanan kesehatan
lansia di Puskesmas dan mendapatkan pelatihan salah satunya kader dari
setiap RW.
2. Sarana dan Prasarana
a. Bangunan
Dalam pelayanan kesehatan lansia, puskesmas memiliki poli khusus
lansia yang terpisah dengan poli umum sehingga dalam pelayanan nya
pun semakin maksimal.
b. Peralatan
Pada umumnya peralatan untuk mendukung program kesehatan lansia
sejauh ini sudah sesuai dengan yang dibutuhkan meliputi:
1) Peralatan pemeriksaan
2) Peralata penyuluhan
3) Instrument (Activity Daily Living (ADL), Geriatric Depression
Scale (GDS), Mini Mental State Examination (MMSE))
Menurut Hartono (2018) mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang
digunakan oleh petugas kesehatan adanya pengaruh yang signifikan antara
sarana dan prasarana terhadap kualitas pelayanan promotif di Puskesmas.
3. Peran serta masyarakat
21
Peran serta masyarakat mampu mendukung kualitas pelayanan promotif
pada lansia. Peran serta masyarakat merupakan factor eksternal penentu
kualitas pelayanan dan keberhasilan program karena dapat dilakukan oleh
masyarakat hanya dalam bentuk dukungan terhadap setiap kegiatan
dengan mengikuti kegiatan yang di selenggarakan oleh puskesmas.
22
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis program kesehatan lansia di puskesmas
sukawarna yaitu kegiatan berupa posbindu lansia dan posbindu PTM, inovasi
sepuh bingah, gercep cepot, pelayanan rujukan, dan pelayanan homecare. Hal
tersebut sesuai dengan dasar hukum Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di
Pusat Kesehatan Masarakat. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun
2016 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lanjut Usia tahun
2016-2019. Namun, ada satu program yang belum sesuai yaitu puskesmas
santun lansia, tetapi pihak puskesmas sukawarna sedang menuju ramah lansia
dan sudah memisahkan poli lansia dengan poli umum.
Pencapaian target pelayanan lansia tahun 2019 yaitu 70% namun
capaian yang didapat sekitar 38,55%. Hambatan yang drasakan oleh pihak
puskesmas sukawarna dalam pelaksanaan program kesehatan lansia yaitu
masih belum ada pelatihan kesehatan lansia yang diikuti oleh tenaga
kesehatan yang ada di puskesmas sukawarna, dan masih kurangnya
partisipasi masyarakat dalam kegiatan kesehatan lansia.
B. SARAN
1. Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas dapat lebih meningkatkan jangkauan dan
sasaran dari akses pelayanan kesehatan kepada lansia, sehingga dapat
mencapai lanjut usia sehat, mandiri, aktif dan produktif.
2. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih mampu menganalisis dan kritis dalam
melakukan analisa situasi, agara tercapainya tujuan dalam meningkatkan
23
kemampuan masyarakat khususnya lansia untuk berpartisipasi aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
24