ASUHAN KEPERAWATAN
(BRONKITIS)
BAB I
PENDAHULUAN
Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara
ke paru-paru).Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit
jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke
dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari
oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang
kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan
CO2 hasil dari metabolism. Anatomi pernafasan : Hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus,
Paru-paru.
2.1 Definisi
Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus.
Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan.Ini berarti bahwa
bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi
Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi
biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan
Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis dapat bersifat
akut maupun kronis. Bronchitis akut adlah peradangan bronki dan kadang-kadang mengenai
trakea yang timbul secara mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh perluasan infeksi saluran
napas atas seperti common cold atau dapat juga disebabkan oleh agen fisik atau kimia
klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan pada bronkus dan
bermanifestasi sebagai batu kronik dan pembentukan sputum selam sedikitnya tiga bulan
Saluran pernafasan atau tractus respiratorius(respiratory rate) adalah bagian tubuh manusia
Sistem pernafasan berfungsi sebagai pendistribusi udara dan penukaran gas sehingga
oksigen dapat disuplai ke dan karbon dioksida dikeluarkan dari sel-sel tubuh, karena sebagian
besar dari jutaan sel tubuh kita letaknya terlalu jauh dari tempat terjadinya pertukaran gas,
maka udara pertama-tama harus bertukaran dengan darah, darah harus bersirkulasi
dan akhirnya darah dan sel-sel harus melakukan pertukaran gas (Asih, 2003 : 20).
Saluran pernafasan terbagi menjadi saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah:
a. Hidung
hidung dan beberapa kartilago. Terdapat dua pintu pada dasar hidung yaitu nostril (lubang
hidung), atau neres eksternal yang dipisahkan oleh septum nasal di bagian tengahnya
b. Faring
oral dan di anterior vertebra servikalis. Faring dapat dibagi menjadi tiga segmen :
pada dinding posterior nasofaring, yaitu nodus limfe yang mengandung makrofag.
Nasofaring adalah saluran yang hanya dilalui oleh udara, tetapi bagian faring lainnya
c. Laring
Fungsinya yaitu berbicara adalah saluran pendek yangmenghubungkan faringdengan trakhea.
d. Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang terdiri dari tulang
rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalan napas
agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut
sel bersilia, yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama
e. Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra thorakalis
IV dan V. Mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 – 8 cincin
dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 – 12 cincin dan mempunyai 2 cabang.
Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disini terdapat cincin dan terdapat
Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung. Di sinilah
tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
2.3 Klasifikasi
Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis, merupakan
penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering dijumpai. (berakhir dalam masa 3 hari
hingga 3 minggu)
Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh berbagai
sebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-
turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala
Dengan memakai batasan ini maka secara jelas terlihat bahwa Bronkitis Kronik termasuk
dalam kelompok BKB tersebut. Dalam keadaan kurangnya data penyelidikan mengenai
Bronkitis Kronik pada anak maka untuk menegakkan diagnosa Bronkitis Kronik baru dapat
ditegakkan setelah menyingkirkan semua penyebab lainnya dari BKB. (boleh berakhir
sehingga 3 bulan dan menyerang semula untuk selama 2 tahun atau lebih).
2.4 Etiologi
Bronkitis Akut
Virus yang menyebabkan flu atau pilek seringkali menyebabkan juga bronkitis akut.
Bronkitis akut dapat disebabkan karena non infeksi karena paparan asap tembakau karena
polutan pembersih rumah tangga dan asap. Pekerja yang terkena paparan debu dan uap dapat
juga menyebabkan bronkitis akut. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas
Bronkitis Kronik
penyembuhan. Hal ini terjadi karena penebalan dan peradangan pada dinding bronkus paru –
paru yang sifatnya permanen. Disebut bronkitis kronis jika batuk terjadi selama minimal 3
bulan dalam setahun di dua tahun berturut. Yang termasuk penyebab bronkitis kronik adalah :
Spesifik :
1. Asma.
5. Sindrom aspirasi.
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok,infeksi, dan
polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan faktor keturunan dan status sosial :
1. Rokok
rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis terdapat hubungan yang antara merokok
dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan
Bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi vius yangkemudian menyebakan
infeksi sekundr bakteri. Bakteri yang isolasi paling banyak adalah hemophilus influenza dan
sterptococus pnemoniae.
3. Polusi
Polusi tidak begitu pengaruhnya sebagai factor penyebab tetapi bila di tambahmerokok resiko
akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga adalah zat-zat pereduksi 02, zat-zat pengoksidasi
4. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah factor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada
penderita defisiensi alfa -1 antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah,
penyumbatan pada bronkiolus. Alveoli yang terletak dengan bronkiolus dapat mengalami
sehingga lendir yang diproduksi semakin banyak, peningkatan jumlah sel goblet dan
penurunan fungsi silia. Hal ini menyebabkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada
bronkiolus. Alveoli yang terletak dekat dengan bronkiolus dapat mengalami kerusakan dan
membentuk fibrosis sehingga terjadi perubahan fungsi bakteri. Proses ini menyebabkan klien
menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkhial lebih lanjut dapat
terjadi perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya dapat terjadi
perubahan paru yang irreversible. Hal tersebut kemungkinan mangakibatkan emfisema dan
bronkiektatis.(manurung,2008)
2.6 Manifestasi klinis
dahak berwarna putih kekuningan atau hijau. Dalam keadaan normal saluran pernapasan kita
pernapasan utama paru (bronkus) meradang, bronkus akan menghasilkan mukus dalam
jumlah yang banyak yang akan memicu timbulnya batuk.Selain itu karena terjadi
Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu :
- Bengek
- Lelah
- Sakit kepala
- Gangguan penglihatan
- Sedikit demam.
Respirasi (Pernapasan / ventilasi) dalam praktek klinik bermakna sebagai suatu siklus
inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali
permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang
lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru. Volume dan
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak 500
ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat bervariasi
tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal
secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli
Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa),
oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau
kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang
dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas
darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat
- PH normal 7,35-7,45
(berdasarkan pada hasil hitung jenis darah). Sputum diperiksa secara makroskopis untuk
Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat
berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum
jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah
menjadi 3 bagian:
- Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang
Tindakan Perawatan :
- Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan
lendir.
- Banyak minum.
- Inhalasi
- Nebulizer
- Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu
Tindakan Medis :
2.9 Komplikasi
2.10 Pencegahan
- Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar
- Langkah-langkah ini juga dapat membantu menurunkan risiko bronkitis dan melindungi
b. Cobalah untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu. Semakin sedikit Anda
terkena virus yang menyebabkan bronkitis, semakin rendah risiko Anda mendapatkannya.
c. Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat lembab
d. Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya telur,
e. Dapatkan vaksin flu tahunan. Banyak kasus bronkitis akut hasil dari influenza, virus.
Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungi Anda dari flu, yang pada
2.11 Prognosis
Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik. Pada
bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) maka dapat terjadi
3.1 Pengkajian
Identitas klien
Nama : tuan G
Umur : 45 tahun
Agama : Kristen
Sukubangsa : Jawa,Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Lumpang
A. Anamnesis
Keluhan utama pada klien dengan bronchitis meliputi batuk kering dan produktif dengan
sputum purulen, demam dengan suhu tubuh da[at mencapai >40 oC, dan sesak napas.
Ø Keluhan utama:
Batuk atau produksi sputum selama beberapa hari kurang lebih 3 bulan dalam 1 th.dan paling
Penelitian terahir didapatkan bahwa anak dari orang tua perokok dapat menderita penyakit
pernafasan lebih sering dan lebih berat serta prefalensi terhadap gangguan pernapasan lebih
tinggi.selain itu,klien yang tidak merokok tetepi tinggal dengan perokok(perokok pasif)
penyakit familial dalam hal ini bronchitis mungkin berkaitan dengan polusi udara rumah,dan
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien dengan bronchitis biasanya didapatkan adanya
peningkatan suhu tubuh lebih dari 40 drajat celcius, frekuensi napas meningkat dari frekuensi
normal, nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi
B1 (breathing)
Inspeksi
menggunakan otot bantu pernapasan. Pada kasus bronchitis kronis, sering didapatkan bentuk
dada barrel/ tong. Gerakan pernapasan masih simetris. Hasil pengkajian lainnya menunjukkan
klien juga mengalami batuk yang produktif dengan sputum purulen berwarna kuning
Palapasi
Perkusi
Hasil penkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara napas
melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik ditambah adanya konsolidasi di sekitar
abses, maka akan terdengar suara napas bronchial dan ronkhi basa
B2 (blood)
Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan
darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas jantung
B3 (brain)
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi penyakit yang
serius.
B4 (bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan, oleh karena itu,
perawat perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda awal dari syok.
B5 (bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurun
berat badan.
B6 (bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan
(Muttaqin, Arif.2008)
Pengobatan yang utama ditujukan untuk mencegah dan mengkontrol infeksi serta
Ø Antimicrobial;
Ø Bronkodilator;
Ø intervensi bedah.
(Irman, 2009)
anoreksia.
DX.1
Intervensi
3. Catatat adanya derajat dispnea, ansietas, distres spernafasan, penggunaan obat bantu.
4. Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien, contoh: meninggikan kepala tempat
Rasional
1. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak
2. Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau
3. Disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses akut yang
gravitasi.
bronkus.
DX.2
Intervensi:
bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang
2. Tinggikan posisi kepala tempat tidur,bantu px untuk memilih posisi yg mudah untuk
bernafas
4. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran darah dan atau bunyi tambahan
1. Berguna dalam evaluasi derajat disstress pernafasan dan atau kronisnya proses penyakit.
2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dg posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk
4. Bunyi nafas mungkin redup krn penurunan aliran udara atau area konsolidasi.
DX.3
Intervensi:
1. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan. Evaluasi
Rasional
1. Pasien disstres pernafasan akut sering anoreksia karena dispnea, produksi sputum /
2. Penurunan bising usus menunjukkan penurunan mobilitas gaster dan konstipasi yang
4. Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu nafas abdomen dan gerakan
berdasarkan kasus, pasien tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Sehingga sebagai seorang
perawat kita mempunyai kewajiban untuk menganalisa dan melakukan tindakan keperawatan
dengan baik, yaitu dengan melaksanakan tindakan keperawatan yang menguntungkan pasien
dan keluarganya.
sebagai perawat dalam memberi pelayanan kesehatan harus menyampaikan kebenaran untuk
meyakinkan klien atau keluarga sudah benar-benar mengerti dan memahami penyakit
pada kasus ini perawat harus bisa menghargai hak klien untuk mengambil keputusan sendiri.
Namun perawat juga harus bisa menjelaskan dampak-dampak yang akan terjadi bila tidak
Non Malefisience berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi
kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagian besar kode etik keperawatan.
5. Justice (perlakuan adil)
Prinsip keadilan menuntut perlakuan terhadap orang lain yang adil dan memberikan apa yang
D. ADVOKASI
menjelaskan bagaimana prosedur pembedahan dan keparahan penyakit, karena pasien sendiri
NURSING ADVOKASI
Nursing Advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang ia
buat.
Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik
tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun.
Advokasi sebagai dukungan aktif tarhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau dampak
penting.
Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat
Perawat sebagai advokat merupakan penghubung antara klien tim kesehatan lain dalam
rangka pemenuhan kebutuhan klien,membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan
pengembalian keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.
3. Memberikan bantuan mengandung dua peran yaitu peran aksi dan peran nonaksi
Dalam menjalankan tugasnya perawat dilindungi oleh Undang-Undang no. 6 tahun 1960 UU
ini membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana.Tenaga perawat termasuk dalam
tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah,termasuk bidan dan
gigi,dan apotek.
Pemerintahan membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawatan
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi
biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas atau bersamaan dengan
pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994). Yang terdiri dari bronchitis akut dan
kronik.
etika keperawatan dan nursing advocacy pada klien dengan gangguan sistem pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi