PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bronkhitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya menunjukkan adanya
suatu peradangan. Bisa disimpulkan bronkitis merupakan suatu gejala penyakit
pernapasan.
Sebetulnya
ada
dua
pengertian
bronkitis.
Pertama,
berdasarkan
tersebut.
Antara
tahun
1981
2005,
pasien
dengan
diagnosis bronchitis meningkat dari 29 menjadi 147 per 10.000 orang usia 0 1 tahun,
separuh pasien tersebut adalah bayi dibawah usia 4 bulan (Ploemacher, 2010).
Menurut Pusat Statistik Kesehatan Nasional tahun 2006, ditemukan 2.852 anak balita
dengan bronchitis atau 3,59 % dari jumlah seluruh Balita di Indonesia, 64,8 % usia di
1
bawah satu tahun 35,2 % pada usia satu hingga emapat tahun (Pusat Statistik Kesehatan
Nasional, 2006).
Oleh karena itu, kita sebagai perawat perlu mengetahui dan menerapkan penanganan
yang tepat bagi penderita penyakit saluran pernapasan khususnya bronchitis. Juga harus
mampu mencegah penyebarannya agar angka kematian yang disesbabkan oleh penyakit
tersebut bisa diminimalkan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi bronchitis
2. Mengetahui etiologi bronchitis
3. Mengetahui patofisiologi bronchitis
4. Mengetahui manifestasi klinis bronchitis
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostic bronchitis
6. Mengetahui komplikasi dan prognosis bronchitis
7. Dapat membuat Asuhan Keperawatan terhadap pasien bronchitis
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai media informasi bagi semua
kalangan, kususnya perawat mengenai bahaya bronchitis serta penatalaksanaan proses
keperawatan pada bronchitis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sistem Pernafasan
rawan
yang
berbentuk
seperti
tapal
kuda
yang
berfungsi
untuk
mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput
lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk
mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.
e. Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra
thorakalis IV dan V. mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis
3
sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri,
terdiri dari 6 8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 12
cincin dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan
bronkiolus, disini terdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.
f. Paru-paru
Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung. Di
sinilah tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2
dikeluarkan dari darah.
2.2 Fisiologi Sistem Pernafasan
Perkembangan pernapasan Prenatal
Sistem pernapasan pada neonatal harus matang terlebih dahulu agar dapat bertahan
hidup. Plasenta melakukan oksigenasi dalam rahim, tetapi untuk beradaptasi dengan
kehidupan ekstrauterin neonatus harus mampu memompa paru-paru, melakukan
pernapasan terus menerus, dan memindahkan gas yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme. (Mc Kinney, Emily Slone ; 2009).
Perubahan pernapasan Postnatal
Perubahan postnatal pada sistem pernapasan terjadi sebagai berikut:
1. Penekanan dada pada saat persalinan pervaginam mengakibatkan paru pada beberapa
janin terisi oleh cairan.
2. Respirasi dirangsang oleh hipoksemia, hiperkarbia, dingin, stimulasitaktil, dan
kemungkinan penurunan konsentrasi prostaglandin.
3. Inflasi dari paru normal selesai dalam satu jam pertama kehidupan.
4. Surfaktan dalam cairan paru menurunkan tegangan permukaan dan memfasilitasi
ekspansi paru.
5. Paru meningkatkan aliran darah.
6. Penutupan foramen ovale dan duktus arteriosus menetapkan sistem paru dan
peredaran darah.
Pertukaran Gas dan Transportasi
Difusi terjadi antara dinding alveoli dan kapiler. Dalam difusi, molekul bergerak dari
daerah konsentrasi yang lebih besar ke salah satu konsentrasi yang lebih rendah. Darah
yang memasuki kapiler paru mengandung kadar oksigen yang rendah. Sedangkan darah
yang berdifusi dari alveoli mengandung oksigen yang tinggi. Demikian pula karbon
dioksida bergerak keluar dari darah dan masuk ke alveoli. Sebagian oksigen yang
berdifusi ke dalam darah kapiler di paru-paru terikat pada hemoglobin sel darah merah.
4
Sebagian kecil dilarutkan dalam plasma. Agar oksigen dapat masuk ke dalam sel, ia
harus memisahkan diri dari hemoglobin. Karbon dioksida berdifusi ke dalam darah dari
jaringan dan diangkut ke paru-paru oleh darah. Dalam kegiatan ini, darah adalah buffer
yang memungkinkan darah untuk mengambil karbon dioksida tanpa mengubah pH darah
secara signifikan. Penyerapan dan pengiriman gas oleh darah merupakan proses yang
berkesinambungan.
Ventilasi terjadi melalui inspirasi dan ekspirasi
Dalam inspirasi, tulang rusuk menjadi luas, volume paru-paru meningkat. Dalam
ekspirasi, diafragma dan dinding dada rileks, volume toraks berkurang. Meningkatkan
tekanan intrathoracic, dan gas mengalir keluar dari paru-paru, dengan membawa karbon
dioksida yang disampaikan ke paru-paru oleh darah. Ventilasi paru-paru adalah
intermiten. Pada saat inspirasi, udara mengandung 21% oksigen, pada saaat ekspirasi
udara mengandung 16% oksigen dan 35% karbon dioksida. (Mc Kinney, Emily Slone ;
2009).
pernafasan ( bronkus) peradangan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penyebabnya bisa
dari bakteri, alergi, dan lainya. (Kusuma, A. M.,2011). Bronchitis adalah suatu
peradangan pada aslauran bronchial atau bronki. Peradangan tersebut disebabkan oleh
virus, bakteri, merokok, atau polusi udara (Sarah, Qarah, 2007). Bronchitis akut adalah
batuk kadang-kadang produksi dahak tidak lebih dari tiga minggu (Samer , Qarah, 2007).
Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus.
Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa
bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi
bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 ). Bronkitis berarti infeksi bronkus.
Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari
infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas
lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya
(Gunadi Santoso, 1994).
Sebagai penyakit tersendiri, bronkitis merupakan topik yang masih diliputi
kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan
diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri,
walaupun dengan patokan diagnosis yang tidak selalu sama.(Taussig, 1982; Rahayu,
1984). Pada anak anak bagian paling reaktif dari saluran pernafasan bawah adalah
Bronkus lobaris dan bronkiolus. Kartilago yang menopang saluran pernafasan bawah
belum berkembang sempurna sampai usia remaja, akibatnya otot polos mudah
mengalami kontriksi jalan nafas utamanya pada bronkiolus yang merupakan bagian yang
meluas dari bronkus sampai alveolus.
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis,
merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering dijumpai.
Penyebab utama penyakit ini adalah virus. Batuk merupakan gejala yang menonjol
dan karena batuk berhubungan dengan ISNA atas. Berarti bahwa peradangan tersebut
meliputi laring, trachea dan bronkus. Gangguan ini sering juga disebut
laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering mengenai anak sampai umur 3
tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan nafas berbunyi. (Ngastiyah, 2005)
b. Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang
Akumulasi mukus
Timbul reaksi balik
Pengeluaran
energy berlebihan
MK : Gangguan
pertukaran gas
Kelelahan
Anoreksia
Hipoksia
MK :
Keterlambatan
pertumbuhan
dan
perkembangan
MK : Ansietas
MK : Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Konstriksi berlebihan
Hiperventilasi paru
Atelektasis
Hipoksemia
Meningkatnya
kompensasi frekuensi
MK : Pola napas
tidak efektif
istirahat
Daya tahan tubuh klien yang menurun
Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik
Kesenangan anak untuk bermain terganggu
Konsentrasi belajar anak menurun
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.10
Tuberkulosis
Alergi
Sinusitis
Tonsilitis adenoid
Bronkiektasis
Benda asing/corpus alienum
Kelainan congenital
Defisiensi imun
Fibrosis kistik
Prognosis Bronkitis
Bronkitis akut merupakan proses yang terbatas pada anak sehat. Namun, sering
mengakibatkan ketidakhadiran dari sekolah dan, pada pasien yang lebih tua, bekerja.
Bronkitis kronis dapat dikelola dengan perawatan yang tepat dan menghindari pemicu
(misalnya, asap tembakau). Manajemen yang tepat dari setiap proses penyakit yang
mendasari, seperti asma, cystic fibrosis, imunodefisiensi, gagal jantung, bronkiektasis,
atau TB. Pasien-pasien ini perlu pemantauan periodik untuk meminimalkan kerusakan
paru-paru lebih lanjut dan perkembangan penyakit paru-paru kronis ireversibel.
12
BAB 3
PROSES KEPERAWATAN BRONKITIS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas klien : nama, umur, alamat, pendidikan, agama, no. register, diagnose medis.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetic, riwayat tentang disfungsi
pernapasan sebelumnya, adanya infeksi, allergen, atau iritan lain, serta trauma.
3. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Adanya retraksi dan pernapasan cuping hidung, warna kulit dan membrane
mukosa pucat dan cyanosis, adanya suara serak, stridor dan batuk. Pada anak yang
menderita bronchitis biasanya disertai dengan demam ringan, secara bertahap
mengalami peningkatan distress pernapasan, dispnea, batuk non produktif
paroksimal, takipnea dengan pernapasan cuping hidung dan retraksi, emfisema,
Gejala:
1. Takipnea (berat saat aktivitas)
2. Batuk menetap dengan sputum terutama pagi hari
3. Warna sputum dapat hijau, putih, atau kuning dan dapat banyak sekali
4. Riwayat infeksi saluran nafas berulang
5. Riwayat terpajan polusi (rokok dll)
Tanda
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
akan
mencapai
tonggak
sejarah
dalam
respon
pasien
mendokumentasikan
terhadap
pelaksanaan
setiap
intervensi
perawatan.
Pada
yang
dilaksanakan
pelaksanaan
serta
keperawatan
meningkatkan
masukan
nutrisi,
mencegah
komplikasi,
memperlambat
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Bronkitis merupakan topik yang masih diliputi kontroversi dan ketidakjelasan di
antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan diagnosa yang sering ditegakkan pada
anak baik di Indonesia maupun di luar negeri, walaupun dengan patokan diagnosis yang
tidak selalu sama.(Taussig, 1982; Rahayu, 1984).
18
Oleh karena itu untuk dapat mengendalikan bronchitis pada anak yaitu membatasi
aktivitas anak, tidak tidur di kamar yang ber AC, memandikan anak tidak terlalu pagi
dan menggunakan air hangat, menjaga kebersihan makanan dan cuci tangan sebelum
makan, serta menciptakan udara yang bebas polusi.
4.2 Saran
Bagi orang tua
Diharapkan orangtua cepat tanggap bila mendapati anaknya menunjukkan ciri-ciri
menderita penyakit pernapasan. Karena deteksi dini pada masalah saluran pernapasan
akan mempermudah den mempercepat proses penyembuhannya.
Bagi perawat
Menerapkan penanganan yang tepat bagi penderita penyakit saluran pernapasan
khususnya bronchitis. Juga harus mampu mencegah penyebarannya agar angka kematian
yang disesbabkan oleh penyakit tersebut bisa diminimalkan.
19
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Saya mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa saya reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak seorang pun yang membuatkan makalah ini
untuk kami.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
NIM
131211132054
131211133002
131211133003
131211133011
131211133012
131211133020
131211133021
131211133029
131211133030
TANDA TANGAN
20
LEMBAR PENILAIAN
FORMAT PENILAIAN MAKALAH:
No
.
1
Aspek yang
Dinilai
Pendahuluan
Pembahasan
60%
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Pengurangan
Nilai
Kriteria Penilaian
Bobot
Supervisial, tidak
Sangat spesifik
Spesifik
dan relevan
10%
10%
Tidak mengikuti
dengan benar.
-3%
aturan
penulisan
referensi
Komentar Fasilitator:
21
Aspek yang
Dinilai
Kemampuan
Penyajian
Bobot
Kriteria Penilaian
40%
Materi
disajikan
secara sistematis.
Hal-hal
penting
ditegaskan.
Teknik penyajian
menarik.
2
Kemampuan
Berdiskusi
40%
Soft Skill
10%
Manajemen
10%
SEVINA RAMAHWATI
NURUL ISTIQOMAH
VIRKI WIDOYANTI
NOVA FARKHATUS S.
CHIKAL KURNIA P.
HARUNATUSYARIFAH
AULIA FARIDATUL U.
INTAN PRIMA DYASTUTI
ITSNAINI INDAH FARISA
(131211132029)
(131211133002)
(131211133003)
(131211133011)
(131211133012)
(131211133020)
(131211133021)
(131211133029)
( 31211133030)
DAFTAR PUSTAKA
22
Burns, Catherine E., et al. 2009. Pediatric Primary Care Fourth Edition. USA : Sounders
Elsevier
Carolan, Patrick L., Chief. 2012. Pediatric Bronchitis. Diakses 16 Mei 2013, dari WebMD
Web site : http://emedicine.medscape.com/article/1001332-overview#a0156
Donna L. Wong[et.al]. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih bahasa : Agus
Sutarna, Neti. Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia : Egi Komara
Yudha.[et al.]. Edisi 6. Jakarta : EGC
Knutson, Daug dan Chad Braun. 2002. Diagnosis and Management of Acute Bronchitis.
Journal of Google Scholar. Diakses 18 Mei 2013
Mc Kinney, Emily Slone, et al. 2009. Maternal Child Nursing Third Edition. USA :
Sounders Elsevier
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Ed. 2. Jakarta : EGC
Rospond, Raylene M. 2008. Sistem Pernapasan. Journal of Google Scholar. Diakses 18 Mei
2013
Setiawati, Linda, Makmuri M. S., & Retno Asih S. 2013. Bronkitis. Diakses 18 Mei 2013,
dari Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran bagian Ilmu Kesehatan Anak Web
site:
http://old.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=ePDT&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110tlwx284.htm
Setyanto, Dermawan B. 2004. Batuk Kronik pada Anak : Masalah dan Tata Laksana. Journal
of Sari Pediatri, 6, 64 70. Diakses 17 Mei 2013
Sutoyo, Dianiati Kusumo. 2011. Bronkitis Kronis dan Lingkaran yang tak Berujung Pangkal
(Vicious Circle). Journal of Google Scholar. Diakses 17 Mei 2013
Ulfa, Noviana. 2011. Proses Keperawatan pada Anak dengan Bronkitis. Diakses 18 Mei
2013,
Stikes
Ngudia
Husada
Madura
Web
site
http://www.slideshare.net/djuwahir/proses-keperawatan-pada-anak-dengan-bronkitis
23