Anda di halaman 1dari 23

BAB III

ROLL PLAY

A. PERENCANAAN

1. Pengorganisasian

Untuk memaksimalkan praktik profesi manajemen keperawatan

dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka keompok

menyusun struktur organisasi sebagai berikut :

Ketua : Riski Pratama Putra

Wakil Ketua : Agus Yudi Setiawan

Sekretaris : Putri Maharani

Bendahara : Wahyuni

P. Ronde Keperawatan : Jumardin

P. Pre dan Post Conference : Eka Saputra

P. Timbang Terima (Operan): Lia Afriani

P. Pendelegasian : Agus Yudi Setiawan

P. Dokumentasi : Riski Pratama Putra

Susunan kepanitiaan ini bersifat permanen selama praktek

manajemen keperawatan dan berfungsi dalam menentukan kebijakan-

kebijakan internal seputar teknis penyelenggaraan kegiatan manajemen

yang bersifat umum. Untuk selanjutnya, dalam pengelolaan ruang rawat,

maka diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran yaitu

sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.

41
42

B. Timbang Terima

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi

mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi

yang efektif antar perawat maupun dengan tim kesehatan lain. Salah satu

bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat

pergantian shift (timbang terima pasien)

Timbang terima (operan) merupakan teknik / cara menyampaikan

laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien

harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas

dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang

sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi

yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan

dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat

primer kepada perawat primer pada shif berikutnya secara tertulis dan lisan.

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan

menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang

terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift.

Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang

berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.

(Nursalam,2007).

Teknik pengelolaan timbang terima dimulai dari perawat dari kedua

shift dan KARU siap berkumpul di nurse station, Karu mengecek kesiapan
43

timbang terima tiap PP dan PA; persiapan membawa: status pasien, buku

timbang terima, work sheet, nursing kits; Karu membuka acara timbang

terima; hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang terima: identitas

klien dan jumlah pasien, jumlah pasien baru, jumlah pasien lama, jumlah

pasien pulang, diagnosa medis, masalah keperawatan, data yang mendukung,

tindakan keperawatan yang sudah / belum dilaksanakan, rencana umum yang

perlu dilakukan: pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu

perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi dan

validasi tentang hal-hal yang telah ditimbang terimakan; lama timbang terima

setiap pasien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan

keterangan lebih rinci klarifikasi hasil validasi data laporan timbang terima

ditanda tangani oleh kedua PP dan Karu (kalau pagi saja) reward Karu

terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas dan penutupan dilakukan

oleh karu.

1. Tujuan

a. Tujuan umum

Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan

perawat di Ruang Manggis RSUD Madani Palu mampu

mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien

dengan baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan

klien dapat dipertahankan.

b. Tujuan Khusus

- Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).


44

- Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam

asuhan keperawatan pada klien.

- Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh

dinas berikutnya.

- Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Zaldi dan Sriwahyuni

3. Pelaksanaan

Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada Jumat, 14 Juni 2019 di

Ruangan Melon RSUD Madani Palu

4. Rencana Strategi

a. Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat

ruangan.

b. Menyusun materi timbang terima.

c. Membuat format timbang terima dan juknis.

d. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan

staf keperawatan.

e. Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.

5. Alur timbang terima


45

Gamabar : 3.2

Alur Timbang Terima

KLIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN/
KEADAAAN KLIEN

MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU

6. Evaluasi

a. Struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang

telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien,

working sheet dan kelompok shift timbang terima. Kepala Ruangan

selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada


46

pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang

terima pada shift sore kemalam dipimpin oleh perawat primer yang

bertugas saat itu.

b. Proses

Proses timbang terima di pimpin oleh kepala Ruangan dan

dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan

mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer

berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama

dilakukan di ners stationkemudian ke bed klien dan kembali lagi ke

ners station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah

keperawatan. Intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang

belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap klien tidak lebih dari 5

menit saat klarifikasi ke klien.

c. Hasil

Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.

Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan, masalah

keperawatan klien, dan intervensi keperawatan klien yang belum

dilakukan dan sudah diselesaikan. Sehingga komunikasi antar

perawat berjalan dengan baik.

C. Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping

melibatkan pasian untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.


47

Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh Perawat Primer atau konselor.

Kepada ruangan associate yang perlu juga melibatkan seluruh PA Kesehatan

(Nursalam, 2002).

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk

membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu

proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat

akan tumbuh dan terlatih melalui suatu trasfer pengetahuan dan

pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan.

Teknik pengelolaan ronde pada waktu tahap pra ronde adalah

menetapkan kasus dan topik, membuat informed consent, menentukan tim

ronde, membuat proposal, diskusi kelompok dan mencari sumber dan

literatur, setelah itu, PPI melaporkan rencana pada karu. Pada tahap

pelaksanaan dilakukan:

a. Pembukaan : salam pembuka, memperkenalkan tim ronde dan

menyampaikan tujuan ronde.

b. Penyajian masalah : penyajian riwayat penyakit dan masalah klien,

menyampainkan masalah keperawatan yang belum terselesaikan dan

diskusiantar Ketua Tim tentang masalah keperawatan

c. Validasi data : memberi salam dan memperkenalkan tim ronde kepada

klien dan keluarga, PP2 menanyakan dan memberikan masukan, koselor

menguatkan validasi masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan.


48

Diskusi/Tanya jawab : diskusi antar Ketua Tim tentang masalah

keperawatan, menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang

ditetapkan, evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan.

1. Tujuan

a. Tujuan Umun

Mahasiswa mampu menyalesaikan masalah klien melalui

pendekantan kritis

b. Tujuan khusus

Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu :

a) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah

b) Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah

c) Meningkatkan kemampuan validasi data klien

d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan

e) Meningkatakan kemampuan untuk memodifikasi intervensi

keperawatan

f) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yanf

sesuai dengan masalah klien

g) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

2. Pengorganisasian

Penangggung jawab : Agus Yudi Setiawan

3. Pelaksanaan

Kegiatan ronde keperawatan akan dilakukan pada Sabtu, 15 juni

2019 di Ruangan Melon RSUD Madani Palu


49

4. Rencana Strategi

a. Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.

b. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan

c. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan

d. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk

menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde

keperawatan

e. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan

staf keperawatan

f. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan


50

5. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Gambar 3.3

Alur Pelaksanaan Ronde

TAHAP PRA PP
RONDE

PROPOSAL
PENERAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :
1. INFORMEND CONCENT
2. HASIL
PENGKAJIAN/INTERVENSI

1. APA YANG MENJADI MASALAH


TAHAP RONDE 2. CROSS CEK DATA YANG ADA
PENYAJIAN MASALAH
3. APA YANG MENYEBABKAN
MASALAH TERSEBUT
4. BAGAIMANA PENDEKATAN
(PROSES, SAK, SOP)

VALIDASI TAHAP
DATA RONDE

DISKUSI KARU, PP, PERAWAT


TAHAP RONDE KONSELOR

TAHAP PASCA RONDE EVALUASI

MASALAH
TERATASI

50
51

Keterangan : = di Nurse Station = di Bed Pasien

6. Evaluasi

a. Struktur

a) Persyaratan administrastive (informed concent, alat dan

lainnya)

b) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde

keperawatan

c) Persiapan dilakukan sebelumnya

b. Proses

a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai

peran yang telah ditentukan

c. Hasil

a) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan

b) Masalah pasien dapat teratasi:

1) Dengan pemberian nutrisi pada pasien bubur halus

dahulu baru kemudian diberikan sonde

2) Memitivasi ibu untuk memberikan asupan nutrisi dengan

sedikit tapi sering

3) Motivasi orang tua untuk memberikan stimulasi motorik

pada anaknya terutama bapak juga perlu dilibatkan

51
52

d. Perawat dapat :

a) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah

b) Meningkatkan kemampuan validasi data klien

c) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana

keperawatan

d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

sesuai dengan masalah klien

e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

D. Pre Conference

Pre conference adalah komunikasi antara ketua tim dengan perawat

pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut

yang di pimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas

pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference di tiadakan. Isi pre

conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan

rencana dari kepala tim dan penanggung jawab pelaksana setelah selesai

operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang di pimpin oleh ketua

tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu

orang, maka pre conference di tiadakan.

1. Tujuan pre conference

a. Membantu untuk mengidentifikasikan masalah-masalah pasien,

merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil

b. Mempersiapkan hal-hal yang akan di temui di lapangan

c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.

52
53

2. Syarat pelaksanaan

a. Pre conference di laksanakan sebelum pemberian asuhan

keperawatan dan post conferenvce di lakuakam sesudah pemberian

asuahan keperawatan. \

b. Waktu efektif yang di perlukan 10-15 menit

c. Topik yang di bicarakan harus di batasi umumnya tentang keadaan

pasien perencanaan tindak rencana dan data-data yng perlu di

tambahkan

d. Yang terlibat dalam conferrence adalah kepala ruangan, ketua tim

dan anggota tim (iean,et,Al,1973)

3. Pelaksanaan

Kegiatan pre conference dilakukan pada Selasa, 19 Februari 2019

di Ruangan Melon RSUD Madani Palu. Kegiatan pre conference

dilakukan dimeja masing-masing tim yang terdiri dari ketua tim dan

beberapa perawat pelaksana. Pre conference membahas masalah salah

satu pasien yang dirawat diruangan Melon dan intervensi yang harus

dilakukan pada hari itu.

4. Penanggung jawab

Penanggung jawab Eka Saputra

5. Evaluasi

1. Struktur

a) Tim pre conference hadir di tempat pelaksanaan pre conference

b) Persiapan sudah dilakukan sebelumnya

53
54

2. Proses

a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan pre conference

sesuai peran yang telah ditentukan

3. Hasil

a) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan

b) Masalah pasien dapat teratasi

Tabel 3.1

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pre Conference

No. Tindakan Ya Tidak


1. Persiapan
4. Ruangan
5. Staff
2. Tatalaksana:
1. Melakukan konferensi setiap hari segera
setelah di lakukan pergantian dinas pagi atau sore
sesuai dengan jadwal pelaksana.
2. Di pimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim.
Isi conference:
a. Rencana tiap asuhan (rencana harian)
b. Tambahan rencana dari ketua tim atau
penanggung jawab tim.
3. Konferensi di hadiri oleh perawat
pelaksana dan PA dalam timnya masing-masing.
4. Menyampaikan perkembangan dan
masalah pasien berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi pasien yang di laporkan oleh dinas
malam.
5. Perawat pelaksana menyampaiakan hal-
hal meliputi:
a. Keluhan pasien
b. TTV dan kesadaarn pasien
c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau
diagnostik terbaru
d. Masalah keperawatan
e. Rencana keperawatan hari ini

54
55

f. Perubahan keadaan terapi medis


g. Rencaan medis
6. Perawat pelaksana mendiskusikan dan
mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang
terkait dengan perawatan pasien.
7. Mengingatkan kembali standar prosedur
yang di tetapkan.
8. Mengingatkan kemballi tenyang
kedisiplinan, kejujuran, ketelitian, dan kemajuan
masing-masing.
9. Membantu perawatan asosiet
menyelesaikan masalah yang tidak dapat di
selesaikan

E. Post conference

Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah

melaksanakn asuhan keperawatan pada pasien. Conference merupakan

pertemuan yang di lakukan setiap hari. Konferensi di lakukan sebelum atau

setelah melakukan operan dinas, pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal

dinas perawatan pelaksanaan. Konference sebaiknya di lakukan di tempat

tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.

a. Tujuan post conference

Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian

masalah yang di jumpai.

b. Syarat post conference

1. Post conference di lakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan

2. Waktu efektif yang di lakukan 10 atau 15 menit.

3. Topik yang di bicarakn harus di batasi, umumnya tentang keadaan

pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu di

tambahakan.

55
56

4. Yang terlibat dalam conference adalahkepala ruangan, ketua tim dan

anggota tim.

c. Pelaksanaan

Kegiatan post conference dilakukan pada Selasa, 19 Februari

2019 di Ruangan Melon RSUD Madani Palu. Post conference dihadiri

oleh ketua tim dan beberapa perawat pelaksana. Post conference

dilakukan dimeja tim masing-masing. Post conference membahas hasil

atau mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien selama

jam dinas berlangsung.

d. Evaluasi

1. Struktur

a) Tim post conference hadir di tempat pelaksanaan post

conference

b) Persiapan sudah dilakukan sebelumnya

2. Proses

a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan post conference

sesuai peran yang telah ditentukan

3. Hasil

a) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan

b) Masalah pasien dapat teratasi

e. Penanggung jawab

Penanggung jawab Eka Saputra

56
57

Standar Operasional Prosedur(SOP)

Post Conference

Nama jabatan :

Unit organisasi:

Ringkasan tugas:

1. Ketua tim membuka acara.

2. Ketua tim menanyakan kendala yang di alami dalam memberikan

asuhan pasien.

3. Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus di

operkan kepada perawat shift berikutnya.

4. Ketua tim menutup acara

HASIL KERJA

a. Terlaksananya pembukaan acara.

b. Terdektesinya kendala dalam asuhan yang telah di berikan.

c. Terlaksananya tindak lanjut asuhan pasien yang harus di

operkan kepada perawat shift berikutnya

d. Terlaksananya penutupan acara.

RINCIAN TUGAS

a. Ketua tim membuka acara

a) Memberikan salam dengan salam sopan dengan ramah

b) Memperkenalkan diri

57
58

c) Menjelaskan tujuan

d) Menjelaskan langkah prosedur

b. Ketua tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah di

berikan

a) Menanyakan kepada setiap penanggung jawab apa yang

telah di lakukan kepada pasien

b) Menanyakan kepada setiap penanggung jawab apa yang

menjadi kendala dalam memberikan asuhan kepada pasien.

c) Menanyakan kepada setiap penanggung jawab apa uang

dapat di hasilkan dari setiap tindakan

c. Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuahan pasien yang harus

di operkan kepada perawat shift berikutnya

a) Menanyakan kepada penanggung jawab apa yang belum di

laksanakan

b) Menanyakan kepada penanggung jawab apa yang akan di

laksanakn selanjutnya

c) Menanyakan kepada penanggung jawab apa yang harus di

operkan pada perawat shift selanjutnya

d) Mengevaluasi keefektifan dan keefesienan tindakan yang

akan di berikan selanjutnya

d. Ketua tim menutup acara.

a) Memberikan kesimpulan post conference

58
59

b) Menanyakan apakah ada pertanyaan atau saran pada setiap

penanggung jawab

c) Mengucapkan terimakasih dan salam

F. Pendelegasian

Pendelegasian adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung

jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu.

Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan

stafnya/bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas menejer yang

bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepada

staf/bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik-baiknya serta

dapat bertanggung jawab atas hal-hal yang didelegasikan keadanya.

1. Tujuan

a) Agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan

b) Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih

diprioritaskan

c) Memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan

dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk pembelajaran

2. Metode Pelaksaan Pendelegasian

Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:

a) Buat rencana tugas yang akan didelegasikan

b) Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan

untuk melaksanakan tugas

59
60

c) Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

d) Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa

tujuannya

e) Buat batasan waktu pendelegasian

f) Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

g) Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

3. Penerapan Pendelegasian di MPKP

Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas

oleh Kepala Ruangan kepala Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat

Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan

tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara

berjenjang. Penerapannay dibagi menjaadi 2 jenis yaitu pendelegasian

terencana dan pendelegasian insidentil.

Pendelegasian terencan adalah pendelegasian yang secara otomatis

terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang

MPKP. Bentuknya dapat berupa:

 Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk

menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu

 Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanngung Jawab

Shift

 Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam

pelaksanaan tindakan perawatan keperawatan yang telah

direncanakan

60
61

Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang

MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian adalah Kepala Seksi

Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift,

tergantung pada personil yang berhalangan.

4. Prinsip-prinsip Pendelegasian tugas di MPKP

a) Pendelegasian tugas yang terencana harus

menggunakan format pendelegasian tugas

b) Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah

personil yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang

digantikan tugasnya

c) Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan

secara verbal secara terinci, baik lisan maupun tertulis

d) Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib

memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan

yang dihadapi

e) Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah

terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya

5. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas

Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan

instrumen/kuisioner yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self

evaluasi

6. Hambatan Pendelegasian

a) Hambatan pada delegator:

61
62

 Kurangnya kepercayaan pada bawahan

 Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebih

 Kurangnya keterampilan organisasional dalam menyeimbangkan

beban kerja

 Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif

b) Hambatan pada yang diberi delegasi

 Kurang pengalaman

 Kurang kompetensi

 Menghindari tanggung jawab

 Sangat tergantung pada atasan

 Kelebihan beban kerja

 Terlalu memperhatikan hal-hal yang kurang bermanfaat

7. Pelaksanaan

Kegiatan pendelegasian dilakukan pada hari Jumat, 15 juni 2019 di

Ruangan Melon. Pendelegasian dilakukan oleh kepala ruangan dan

ketua tim. Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepada ketua tim

karena kepala ruangan ada kegiatan, sehingga tugas sebagai kepala

ruangan tidak bisa dijalankan.

8. Evaluasi

a. Struktur

a) Kepala ruangan dan ketua tim hadir di tempat

pelaksanaan pendelegasian

b) Persiapan sudah dilakukan sebelumnya

62
63

b. Proses

a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

b) Peserta sudah melaksanakan peran sesuai yang diperankan

dengan baik

c. Hasil

a) Tugas pendelegasian dilaksanakan dengan baik

b) Roleplay dilakukan sudah berdasarkan SOP

EVALUASI PELAKSANAAN PENDELEGASIAN

Hari :

Tanggal :

No Tugas Yang Didelegasikan Di Laksanakan Keterangan


Ya Tidak
1 Alokasi Pasien Setiap Hari √
2 Memimpin Operan √
3 Melaksanakan Supervisi √
4 Melaksanakan audit √
dokumentasi

63

Anda mungkin juga menyukai