Anda di halaman 1dari 2

TERIMA KASIH HATI

~ARETA YASMINA LUTHI

Apa kamu mempunyai masalah tersendiri yang tak bisa kamu ceritakan? Hingga tak jarang
hanya berdiam tak bersalah di suatu tempat yang nyaman untuk merangkaikan semua ekspresi.
Begitu pula dengan Aku, seorang pelajar yang hanya bisa curhat dengan sebuah word sepanjang
hidupnya karena telah menyerah untuk mempercayai seorang pun yang ia yakini di dunia yang
kelam ini. Dunia ini tidak akan terhenti dengan waktu yang tak sadar, kesendirian di setiap
detiknya terkadang dan hanya terkadang saja dapat membuatku nyaman.

Aku sadar. Aku baru saja sadar! Pertunjukkan tidak selalu dipertontonkan, masakan pun tidak
hanya untuk dihidang, kerja keras terkadang tak pasti terbayarkan, sehingga sama halnya pada
kebaikan yang tidak perlu dikenang sepanjang dirimu diberi hirupan oksigen. Kehidupan
didefinisikan sebagai ajang mencari kebahagiaan dan kemenangan bagi segelintir orang, namun
bagiku kehidupan hanyalah tempatku belajar untuk menabung kebaikan selama aku dapat
melakukannya dengan segenap hati yang tulus dengan usaha dan doa yang tak akan kuhentikan.
Hanya saja-

Lelah. Tertimpa masalah perekonomian yang tak jarang membuat kedua orang tuaku menentang
akan pendidikanku. Kakak yang beranjak dewasa, meninggalkan kenangan indah masa kecil.
Sahabat yang jauh di luar kota, jarang akan komunikasi. Teman yang berada di hadapanku ketika
membutuhkanku, namun ketika aku terjatuh, tak satupun dari sekian ribu teman peduli.

Tetapi lambat cepatnya waktu berlari ke hadapanku, aku tetap dapat merasakan kebodohan.
Kebodohan akan pandangan hidup itu yang menyapaku untuk masuk kedalam ruang kosong tak
berarti. Gelap. Hanya itu yang kurasakan disana. Tak peduli akan tersesat atau mencari jalan
keluar.

Apa kata hati? Ia merasa tak berguna. Usahanya telah menjadi angin lalu. Dikalahkan oleh
pikiran jenius yang tak memiliki celah untuk disalahkan. Setidaknya ia memiliki kekuatan untuk
menghentikan air yang hendak tumpah melalui sudut mata. Tapi, tetap saja! Itu belum cukup
untuknya. Ia telah berjuang bersama manusia ini selama 13 tahun, dan tak akan berguna lagi
untuk kini, dan selamanya! Kerja kerasnya untuk menjadikan sang pemilik menunjukkan segala
perasaan, kekuatan, serta kelemahannya sekaligus untuk tabah, marah, sedih, apapun itu hanya
menjadi kenangan tak bermakna.

Tak sulit untuk menata hati dan pikirannya untuk bersatu disana. Ia merindukan kesedihan yang
selalu melandanya tetap dengan hati yang setia tersenyum atasnya, tergelincir pada kemarahan
yang membuatnya terlarut lambat dalam lelapnya malam, mencoba untuk dapat bertahan di
segala kondisi.

Anda mungkin juga menyukai