(BPKM)
PENGANTAR 3
2
PENGANTAR
Suatu usaha pelayanan kesehatan seharusnya merupakan suatu usaha kolaborasi antara seluruh praktisi
kesehatan. Tim pelayanan kesehatan yang efektif terdiri dari berbagai ahli yang bekerja sama secara sinergis,
terstruktur, dan sistematis sesuai peran dan fungsinya masing-masing, sehingga mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal. Kenyataan ini telah disadari oleh berbagai pihak termasuk oleh pengelola program
pendidikan bidang kesehatan. Berbagai usaha telah dilakukanagar peserta didik bidang kesehatan memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dan bekerja sama secara sinergis, efektif, dan efisien dalam suatu tim pelayanan
kesehatan.
Setiap bidang pendidikan profesi kesehatan menyusun dan menjalankan kurikulumnya masing-masing.Peserta
didik dituntut untuk menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan diperlukan dalam menjalankan
profesinya. Dalam proses pendidikannya tersebut, peserta didik secara tidak sengaja mungkin mendapatkan
kesempatan untuk berinteraksi dengan profesi kesehatan lainnya, namun proses ini sifatnya informal dan tidak ada
tujuan yang spesifik yang hendak dicapai melalui proses tersebut. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
berinteraksi dan bekerja sama dengan profesi lainnya dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan tentunya
belum terukur secara objektif.
Modul ini akan diberikan pada awal pendidikan untuk memperkenalkan konsep kolaborasi dan pendidikan
interprofesional kepada peserta didik sedini mungkin, dan akan dilanjutkan pada tahap pendidikan di setting klinik
dan komunitas. Pembelajaran interprofesional pada tahap pendidikan di setting klinik dan komunitas tersebut
diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih bekerja sama dalam memberikan
suatu pelayanan kesehatan dengan kondisi yang senyata mungkin.
BRPKolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan I ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai
tujuan pembelajaran, metode pengajaran, dan cara evaluasi hasil belajar yang akan diterapkan, beserta seluruh
komponen lain yang terkait. Tentunya buku ini tidak luput dari kekurangan, sehingga masukan dari seluruh staf
pengajar dan peserta didik sangat diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas buku ini, dan terlebih
penting lagi untuk perbaikan program pembelajaran agar dapat lebih sesuai dengan kebutuhan serta kompetensi
akhir yang diinginkan.
Tim penyusun
BAB I
INFORMASI UMUM
Kode modul :-
Metoda pembelajaran :Question Based Learning, case based discussion, presentasi pleno
Modul prasyarat :-
Deskripsi modul :
Modul ini merupakan salah satu modul integrasi rumpun ilmu kesehatan yang bertujuan untuk
melengkapi mahasiswa rumpun ilmu kesehatan dengan kemampuan untuk berkolaborasi dalam
pengelolaan masalah kesehatan. Dalam modul ini setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar
dengan, dari dan mengenai profesi kesehatan lainnya melalui berbagai metode pembelajaran yang
disiapkan.Masalah kesehatan yang digunakan sebagai pemicu untuk mempelajari dan melatih
kemampuan bekerja sama adalah masalah yang sering ditemukan di masyarakat (individu/keluarga dan
masyarakat) dan memerlukan penanganan yang kolaboratif dan sinergis antar profesi kesehatan.
BAB II
KOMPETENSI
Setelah selesai mengikuti modulini, jika dihadapkan pada suatu masalah kesehatan simulasi (data
sekunder), mahasiswa rumpun ilmu kesehatan mampu:
1. menjelaskan konsep kolaborasi dalam pengelolaan masalah kesehatan sesuai dengan teori yang
berlaku
2. mengidentifikasi peran masing-masing profesi dalam kolaborasi pengelolaan masalah kesehatan
sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi
3. mengidentifikasi masalah-masalah dalam proses kolaborasi pengelolaan masalah kesehatan sesuai
dengan konteks permasalahan yang dihadapi
4. merumuskan penyelesaian masalah dalam proses kolaborasi pengelolaan masalah kesehatan sesuai
dengan konteks yang dihadapi
5. menerapkan peran masing-masing profesi dan berinteraksi dalam pengelolaan masalah kesehatan
sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi
Bagan Alir Kompetensi
Estimasi Rujukan
Kompetensi/subkompetensi Pokok Bahasan/Subpokok bahasan
waktu
Mampu menjelaskan Kolaborasi 3 kali Pada bagian B
konsep kolaborasi dalam a. Definisi kolaborasi pertemuan
pengelolaan masalah b. Model kolaborasi
(DK 1x, QBL
kesehatan c. Komponen kolaborasi
1x, pleno
1x)
Kolaborasi dalam tim kesehatan Pada bagian B
a. Prinsip
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Cara membangun dan
mempertahankan kolaborasi tim
kesehatan
e. Sistem pelayanan kesehatan
10
BAB V
RANCANGAN TUGAS LATIHAN
11
B. Kriteria Penilaian
Komponen kognitif:
1. Ketepatan analisis masalah (masalah kesehatan dan masalah kolaborasi)
2. Ketepatan penyelesaian masalah (masalah kesehatan dan masalah kolaborasi)
3. Keterampilan manajemen kelompok
4. Keterampilan manajemen konflik
5. Kreativitas
Komponen skills:
1. Kemampuan komunikasi interprofesional
2. Kemampuan berbagi informasi dan berargumentasi
Komponen afektif:
1. Sikap menghargai dan menghormati profesi lain
2. Keterbukaan menghadapi perbedaan pendapat
3. Motivasi dalam berkolaborasi
BAB VI
EVALUASI
Untuk mengikuti ujian (ujian kelompok dan ujian tulis akhir semester) mahasiswa harus memenuhi
persyaratan jumlah kehadiran minimal 80% dari seluruh pertemuan modul, termasuk pleno.
Mahasiswa dinyatakan lulus modul bila rata-rata nilai akhir dan nilai tiap komponen > 55
B. Evaluasi Modul
Pada akhir pelaksanaan modul akan disebarkan kuesioner pada peserta didik dan staf pengajar
modul kolaborasi RIK mengenai pelaksanaan modul dan tingkat kesiapan peserta didik untuk
berkolaborasi dalam tim pelayanan kesehatan (RIPLS).
BAB VII
MATRIKS KEGIATAN
Minggu
Hari Waktu Kegiatan Kelengkapan materi Ruangan
ke-
1 Rabu 13.00-14.00 Penjelasan modul BPKM dan panduan tugas 5 ruangan besar
12 Feb Introduksi mengenai modul dan tugas yang akan diberikan
2014
14.00-15.45 Dinamika kelompok I: Ice breaking 43 ruangan
diskusi kelompok,
@ 20 orang
15.45 -16.00 Persiapan topik 1 : Konsep Kolaborasi Daftar pertanyaan QBL-1
Pembagian tugas di kelompok kecil berdasarkan pertanyaan Referensi-1
di SCeLe. Jawaban disusun dalam bentuk LTM dan diunggah
ke SCeLE selambatnya hari Senin, 17 Feb 2014 pukul 23.59
WIB
2 Rabu 13.00- 15.00 Diskusi kelompok: Konsep kolaborasi LTM, borang hasil diskusi QBL 43 ruangan
19 Feb Pembahasan mengenai jawaban pertanyaan yang telah diskusi kelompok,
2014 disusun dalam LTM di kelompok kecil dan presentasi dalam @ 20 orang
kelas.
14
Minggu
Hari Waktu Kegiatan Kelengkapan materi Ruangan
ke-
4 Rabu 13.00- 14.45 Dinamika kelompok II : 43 ruangan
5 Mar Peran profesi kesehatan diskusi kelompok,
2014 @ 20 orang
14.45-15.00 Persiapan topik 2 : peran setiap profesi kesehatan Daftar pertanyaan QBL-2
Pembagian tugas di kelompok kecil berdasarkan pertanyaan Referensi-2
di SCeLe. Jawaban disusun dalam bentuk LTM dan diunggah
ke SCeLE selambatnya hari Senin, 10 Maret 2014 pukul 23.59
WIB
5 Rabu 13.00- 15.00 Diskusi kelompok: peran setiap profesi kesehatan LTM, borang hasil diskusi QBL 43 ruangan
12 Mar Pembahasan mengenai jawaban pertanyaan yang telah diskusi kelompok,
2014 disusun dalam LTM di kelompok kecil dan presentasi dalam @ 20 orang
kelas.
6 Rabu 13.00- 15.00 Diskusi kelompok: peran setiap profesi kesehatan Pemicu, borang hasil diskusi 43 ruangan
19 Mar Mahasiswa berdiskusi dalam kelompok beranggotakan 10 CBD diskusi kelompok,
2014 orang terkait pemicu. Terdapat 2 pemicu: pemicu 1 untuk @ 20 orang
kelompok 1 dan pemicu 2 untuk kelompok 2.
8 Rabu 13.00- 15.00 Dinamika kelompok III : Komunikasi interprofessional & 43 ruangan
2 Apr Kolaborasi interprofessional diskusi kelompok,
2014 @ 20 orang
9 Rabu 13.00- 15.00 Diskusi kelompok: Identifikasi masalah dalam proses Pemicu diskusi, borang hasil 43 ruangan
16 Apr kolaborasi dan kerja sama diskusi CBD diskusi kelompok,
2014 Mahasiswa berdiskusi dalam kelompok beranggotakan 10 Referensi-3 @ 20 orang
orang terkait pemicu.
10 Rabu 13.00- 15.00 Diskusi kelompok: Identifikasi masalah dalam proses 43 ruangan
23 Apr kolaborasi dan kerja sama diskusi kelompok,
2014 Pemutaran cuplikan video, dilanjutkan dengan diskusi terkait @ 20 orang
masalah interprofesional yang ditampilkan dalam video
tersebut.
12 Rabu 13.00- 15.00 Persiapan penyusunan Group Project Panduan tugas 43 ruangan
7 Mei Mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan Group diskusi kelompok,
2014 Project sesuai dengan panduan tugas yang telah diberikan @ 20 orang
13 Rabu 13.00- 15.00 Persiapan penyusunan Group Project Panduan tugas 43 ruangan
14 Mei Mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan Group diskusi kelompok,
2014 Project sesuai dengan panduan tugas yang telah diberikan @ 20 orang
14 Rabu 13.00- 15.00 Pengerjaan tugas akhir (ujian kelompok) penyusunan Lembar soal kasus, 43 ruangan
21 Mei rencana kolaborasi dalam pengelolaan masalah kesehatan CD untuk jawaban ujian diskusi kelompok,
2014 Tugas akhir dikerjakan dalam kelompok kecil beranggotakan @ 20 orang
5 mahasiswa. Masing-masing tugas dikerjakan di dalam
kelas, dengan waktu total 3 jam (13.00 – 16.00 WIB). Selama
mengerjakan, peserta diperbolehkan merujuk kepada
referensi yang sesuai, namun tidak diperkenankan berdiskusi
antar kelompok.
Refleksi diri adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk dapat menarik
lessons learned bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah action plan untuk
mengurangi kesenjangan (gap) yang masih ada antara harapan dan kenyataan. Dalam kaitannya dengan
modul Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan, refleksi diri merupakan suatu upaya untuk belajar dari
berbagai pengalaman berinteraksi dan bekerja sama dengan profesi kesehatan lain, dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam sebuah tim pelayanan kesehatan interdisiplin.
Setiap mahasiswa diwajibkan membuat 2 naskah refleksi diri selama modul ini berjalan.Proses refleksi
diri secara sederhana berusaha menjawab empat pertanyaan dibawah ini:
- apa yang telah terjadi?
- mengapa hal tersebut dapat terjadi?
- apa yang dapat saya tarik sebagai pembelajaran?
- apa yang berbeda yang dapat saya lakukan? apa rencana saya selanjutnya?
Dalam menyusun refleksi diri, mahasiswa perlu berusaha mencari bukti eksternal seperti umpan balik
dari teman atau pembimbing, maupun referensi yang sesuai untuk mendukung akurasi identifikasi
lessons learned/learning issues. Selain itu mahasiswa juga perlu menghubungkan pengalaman yang
sedang direfleksikan ini dengan pengalaman lain yang relevan. Borang penilaian refleksi diri tersedia
sebagai Formulir-4 dalam materi modul ini.
Refleksi diri pertama disusun pada akhir minggu ke-2 modul, sedangkan refleksi diri kedua disusun
setelah seluruh kegiatan pembelajaran modul berakhir.
Pada refleksi diri awal, mahasiswa dapat mencoba merefleksikan pengalamannya terkait dengan proses
kolaborasi dan kerjasama. Pengalaman yang direfleksikan dapat berupa pengalaman sebagai seorang
pasien/klien yang menerima pelayanan kesehatan; pengalaman berada dalam sebuah tim yang terdiri
dari berbagai profesi yang berbeda; ataupun pengalaman lain yang serupa. Jumlah kata untuk refleksi
diri awal ini berkisar antara 300 – 500 kata.
Pada refleksi diri akhir, mahasiswa melakukan refleksi terhadap proses dan pengalaman belajarnya
sebagai salah satu anggota kelompok dalam tim mahasiswa profesi kesehatan, khususnya pada modul
Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan I. Mahasiswa dapat mengambil salah satu pengalaman yang
berkesan selama modul berlangsung, kemudian direfleksikan dengan mencoba menjawab empat
pertanyaan di atas. Dalam refleksi diri tersebut sebaiknya dijabarkan lessons learned yang diperoleh
dalam proses belajar, berinteraksi dan bekerja sama sebagai anggota tim kesehatan, dan apa action plan
yang akan diambil untuk meningkatkan kemampuan diri dalam bekerja sama sebagai anggota tim.
Jumlah kata untuk refleksi diri akhir ini berkisar antara 600-1000 kata.
Refleksi diri adalah buah pikir masing-masing individu, oleh karena itu plagiarisme dalam bentuk
apapun tidak diperkenankan.Satu pengalaman yang sama seharusnya menghasilkan refleksi diri yang
berbeda, jika direfleksikan oleh 2 pribadi yang berbeda
19
PANDUAN TUGAS
GROUP PROJECT
Pada awal modul, mahasiswa akan dibagi menjadi kelompok kecil beranggotakan 10-11 orang. Setiap
kelompok mendapatkan tugas untuk menyusun sebuah proyek kelompok (group project) yang harus
dikerjakan dalam jangka waktu 16 minggu (selama modul berjalan).Tema utama untuk proyek ini adalah
“Kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
dan perbaikan status kesehatan masyarakat”
Secara lebih spesifik, project yang diminta adalah menyusun rencana program pelayanan kesehatan
berbasis kolaborasi yang dapat diterapkan di rumah sakit, puskesmas atau komunitas/masyarakat
secara umum.Kelompok diminta menyusun suatu proposal program. Tugas wajib adalah menyusun
proposal program, namun pada akhir modul akan diadakan semacam kompetisi untuk bentuk publikasi
proposal program tersebut, misalnya dalam bentuk poster, web, video/short movie, dsb. Mahasiswa
didorong untuk mempersiapkan bentuk publikasinya untuk dapat disertakan dalam kompetisi.
Group project ini akan dinilai oleh tutor kelompok lain, menggunakan borang penilaian yang telah
disiapkan.
1. World Health Organization. Patient safety curriculum guide for medical schools: topic 1: what is
patient safety?. 2009.
1
2. Canadian Health Services Research Foundation. Teamwork in healthcare: promoting effective
teamwork in healthcare in Canada. 2006.
1
3. World Health Organization. Patient safety curriculum guide for medical schools: topic 4: being
an effective team player. 2009.
1
4. Mickan S, Rodger S. Characteristics of effective teams: a literature review. Australian Health
Review, 23(3), 201 – 208, 2000.
1
5. West, M. Reflexivity, revolution, and innovation in work teams. In: Beyerlein MM, Johnson DA,
Beyerlein ST (eds.). Advances in interdisciplinary studies of work teams (Vol. 5, pp. 1 – 9).
Stamford, Connecticut: JAI Press. 2000.
1
6. Royal College of Nursing.Developing and sustaining effective teams. 2009.
1
7. Canadian Medical Association.Putting patients first®: patient-centered collaborative care, a
discussion paper. 2007.
1
8. Agency for Healthcare Research and Quality. Team STEPPS pocket guide: strategies and tools to
enhance performance and patient safety. 2008.
1
9. University of Manitoba. Interprofessional Practice Education in Clinical Settings: Immersion
Learning Activities. 2011.
1
10. Sargeant j, Loney e, Murphy g. Effective interprofessional teams: “contact is not enough” to
build a team. Journal of Continuing Education in the Health Professions, 28(4):228–234, 2008.
1
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 6 tahun 2013 tentang Kriteria Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak
Diminati.
1
12. World Health Organization. WHO levels of health services: definitions.
1
13. Family Health Teams. Guide to Collaborative Team Practice. 2005.
REFERENSI-2
PERAN PROFESI KESEHATAN
No Pertanyaan Referensi
1 Bagaimana sejarah Lubis, F. Dokter keluarga sebagai tulang punggung dalam sistem pelayanan
perkembangan, kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia 2008;58(2):27-34
fungsi kompetensi, British Medical Association Health Policy and Economic Research Unit. The
role of the doctor: building on the past, looking to the future. 2008. pp.2-17
dan peran profesi
Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. 2012
dokter? Boelen C. The five-star doctor: an asset to healthcare reform? WHO, 1996.
Available from: http://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf
2 Bagaimana sejarah http://www.ada.org/sections/educationAndCareers/pdfs/dental_history.pdf
perkembangan, ARCHIVES OF THE AMERICAN DENTAL ASSOCIATION HISTORY OF DENTISTRY
TIMELINE
fungsi kompetensi,
dan peran profesi
dokter gigi?
3 Bagaimana sejarah 1. The role of the pharmacist in the health care system. Preparing the
perkembangan, future pharmacist: curricular development. Report of the third WHO
fungsi kompetensi, Consultative Group on the Role of the Pharmacist, Vancouver,
dan peran profesi Canada, 27–29 August 1997. Geneva: World Health Organization;
apoteker? 1997. Document no. WHO/PHARM/97/599. Available at:
http://www.who.int/medicines/.
2. American Society of Hospital Pharmacists. ASHP statement on
pharmaceutical care. Am J Hosp Pharm. 1993; 50:1720–3.
3. The role of the pharmacist in the health care system: Report of a
WHO consultative Group, New Delhi, India, 13-16 December 1988
and Report of A WHO Meeting, Tokyo, Japan, 31 August -3
September 1993 (WHO/PHARM/94.596).
4. Undang – undang No 23 Th 1992 tentang Kesehatan.
5. SK. Menkes No 1027/ Menkes/ SK/ IX/ 2004 tentang Standart
Pelayanan di Apotik.
6. Peraturan Pemerintan No. 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
7. Keputusan MenKes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
4 Bagaimana sejarah 1. Alligood M. R., & Alligood & Tomey A., M. (2002). Nursing theorists
perkembangan, and their work. St.Louist Missouri: Mosby Inc
fungsi kompetensi, 2. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia.(2010). Kurikulum
dan peran profesi pendidikan ners. Jakarta: AIPNI
perawat? 3. Depkes. (2006). Pedoman pengembangan jenjang karir profesional
perawat. Jakarta: Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Depkes RI
4. Depkes. (2005). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit.
Jakarta: Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Direktorat
Jendral Pelayanan Medik Depkes RI
5. Hariyati, R.T.S., (2004). Sistem Informasi manajemen Keperawatan
berbasis komputer, sudah perlukah? Jurnal Keperawatan Indonesia,
Vol.6 no.1
6. ICN (2010). Defining of nurses. cited from http://www.icn.ch/about-
i c n / i c n - d e fi n i ti o n - o f - nursing
7. Marquis.B.,L and Huston,C.,J .(2004). Management and leadership in
nursing and health care. New York: Springer Pub.
8. Montalvo, I. (2007). The National database of nurse quality
indicators. The on line
9. Journal International Nursing, Vol 12. Available at
www.nursingworld.org/
10. Royal Colloge of Nursing (2003). Defining of nursing. UK:RVN Pub
11. Swansburg, R.,C., & Swansburg, J.,R.(2006). Introductory
management and leadership for Nurses. Toronto: Jones and Bartlert
Pub.Ca.
12. Swansburg, R.,C. (2006). Management and leadership for nurse
administration. Boston:
Jones and Bartlert Pub
Undang-Undang RI Tahun 2009 Nomor 36 tentang Kesehatan.
Jakarta
5 Bagaimana sejarah Naskah Akademik Pendidikan Kesehatan Masyarakat yang disusun oleh
perkembangan, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) dan Asosiasi Institusi Pendidikan
fungsi kompetensi, Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI)
dan peran tenaga
kesehatan
masyarakat?
6 Bagaimana sejarah
perkembangan,
fungsi kompetensi,
dan peran ahli gizi?
7 Aspek apakah yang Canadian Medical Association. Putting patients first: patient-centred
dapat menjadi collaborative care-a discussion paper.2007. pp.3
hambatan Ontario Family Health Teams. Guide to collaborative team practice. 2005.
terciptanya pp.10
kolaborasi Victorian Quality Council. Promoting effective communication among
interprofesional? healthcare professionals to improve patint safety and quality of care.
2010.pp.5
Queen’s Office of Interprofessional Education and Practice. Timely open
communication for patient safety. pp.10
O’Daniel M, Rosenstein AH. Professional communication and team
collaboration. In: Patient safey and quality: a handbook guide for nurses.
pp.3-5
8 Strategi apakah Borrill C, West M. How good is your team? A guide for team members. pp.3-
yang perlu 12
digunakan untuk Borrill C, et al. Team working and effectiveness in healthcare: findings from
mencapai the healthcare teams effectiveness project. pp.7-12
kolaborasi Canadian Health Service Research Foundation. Teamwork in healthcare:
interprofesional promoting effective teamwork in healthcare in Canada. 2006.pp. 6-19
yang efektif? Canadian Medical Association. Putting patients first: patient-centred
collaborative care-a discussion paper.2007. pp.4-12
Mickan SM, Rodger SA. Effective healthcare teams: a model of six
characteristics developed from shared perceptions. Journal of
Interprofessional Care 2005;19(4): pp.358-70
Ontario Family Health Teams. Guide to collaborative team practice. 2005.
pp.6-9
O’Daniel M, Rosenstein AH. Professional communication and team
collaboration. In: Patient safey and quality: a handbook guide for nurses.
pp.2-3, pp.9-10
Victorian Quality Council. Promoting effective communication among
healthcare professionals to improve patient safety and quality of care.
2010.pp.4, pp.6, pp.8
Queen’s Office of Interprofessional Education and Practice. Timely open
communication for patient safety. pp.18-19
Marshall S, Harrison B, Flanagan J. The teaching of a structured tool
improves the clarity and content of interprofessional clinical communication.
Quality of safety healthcare 2009;18:137-40
Sargeant J, Loney E, Murphy G. Effective interprofessional teams: “contact is
not enough”to build a team. Journal of Continuing Education in Health
Profession 2008;28(4):228-34
REFERENSI-3
IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PROSES KOLABORASI DAN KERJASAMA
1. Marquis, B.L. & Huston, C., J. (2012). Leadership roles and management function in
nursing: Theory & application. (7th ed.). Philadelphia: Lippincott
2. Jonas, S, McCay, L, Keogh, SB (2011). The importance of clinical leadership. In: Swanwick T,
McKimm J (eds). ABC of Clinical Leadership. Wiley-Blackwell. BMJ Books.
3. Long, A (2011). Leadership and management. In: Swanwick T, McKimm J (eds). ABC of Clinical
Leadership. Wiley-Blackwell. BMJ Books.
4. Swanwick, T (2011). Leadership theories and concepts. In: Swanwick T, McKimm J (eds). ABC of
Clinical Leadership. Wiley-Blackwell. BMJ Books.
5. Markiewicz, L & West, M (2011). Leading groups and teams. In: Swanwick T, McKimm J (eds).
ABC of Clinical Leadership. Wiley-Blackwell. BMJ Books.
LAMPIRAN FORMULIR-1
(Nama Tutor)
FORMULIR-2
Anggota kelompok
No Nama Peran No Nama Peran
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
Setiap kelompok harus menentukan peran anggotanya sebagai ketua, sekretaris, dan anggota.
Analisis masalah (mulai dari faktor penyebab hingga solusi yang ditawarkan)
(Nama tutor)
FORMULIR-3
Umpan balik
Depok, ........................................
Penilai: ........................................
Tanda tangan
Borang Penilaian Refleksi Diri FORMULIR-4
Berikan nilai (antara 0-100)yang paling sesuai untuk naskah refleksi diri yang disusun oleh
mahasiswadan selanjutnya berikan UMPAN BALIK TERTULIS pada kolom dibawah ini
Catatan:
Penilaian naskah refleksi diri harus tetap memperhatikan aspek bahasa Indonesia yang digunakan dalam
tulisan
Depok, ........................................
Penilai: ........................................
Tanda tangan
FORMULIR-5
Aspek Penilaian*
Peran dalam Sikap & Komentar aktif**
kelompok perilaku
TOTAL
No Nama mahasiswa
(Maks.
60)
Argumentasi
Kedisiplinan
Komunikasi
Kolaborasi
Partisipasi
Informasi
Berbagi
Tuliskan apa yang sudah baik dan masih
perlu ditingkatkan dari teman anda
1 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---10
SANGAT
BURUK SANGAT BAIK
Aspek Penilaian
Sikap &
Peran dalam kelompok
perilaku
berbagi informasi
Partisipasi dalam
interprofesional
berargumentasi
berkolaborasi/
bekerja sama
Kemampuan
Kemampuan
Kemampuan
Kedisiplinan
Komunikasi
tim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---10
SANGAT BURUK SANGAT BAIK
(Nama tutor)
Acknowledgment
Formulir-1:
Disusun oleh tim penyusun modul kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan I
Formulir-2:
Sebagian komponen merupakan adaptasi dari borang Problem Based learning (PBL) MPKT Universitas
Indonesia
Formulir-3:
Sebagian komponen merupakan kompilasi dari berbagai sumber, borang penilaian tugas MPKT
Universitas Indonesia dan borang penilaian seminar Magister Pendidikan Kedokteran FKUI
Formulir-4:
Rubrik penilaian refleksi diri merupakan terjemahan (oleh Diantha Soemantri & Estivana Felaza, FKUI)
dari rubrik yang dikembangkan oleh: O’Sullivan, P., Aronson, L., Chittenden, E., Niehaus, B., Learman, L.,
Reflective Ability Rubric and User Guide. MedEdPORTAL; Available from: www.mededportal.orgID 8133;
dengan revisi pada aspek nilai
Formulir-5:
Skor penilaian diambil dari borang penilaian MPKT Universitas Indonesia dan penilaian kualitatif
diadaptasi dari TBL peer feedback form, dikembangkan oleh Paul Koles untuk Boonshoft School of
Medicine at Wright State University, USA
Formulir-6:
Skor penilaian diambil dari borang penilaian MPKT Universitas Indonesia
Borang Penilaian Lembar Tugas Mandiri (LTM)
Total
Aspek Penilaian
Nilai*
Keterangan
Kelengkapan materi: isi LTM lengkap sesuai dengan penugasan setiap individu
Kejelasan materi: isi LTM dapat dipahami dan terstruktur dengan baik
Ketepatan materi: isi LTM dapat menjawab pertanyaan yang menjadi tugas setiap individu
Cara sitasi dan kualitas referensi: sitasi sesuai dengan metode yang berlaku dan referensi yang
digunakan sahih
(Nama tutor)
Tim Pengelola Modul
Diantha Soemantri (Fakultas Kedokteran)
Febriana Setiawati (Fakultas Kedokteran Gigi)
RR. Tutik Sri Hariyati (Fakultas Keperawatan)
Santi Purna Sari (Fakultas Farmasi)
Evi Martha (Fakultas Kesehatan Masyarakat)
Narasumber
Fakultas Kedokteran
Ardi Findyartini
Diantha Soemantri
Estivana Felaza
Rita Mustika
Sophie Yolanda
Fakultas Keperawatan
Hanny Handiyani
Rr Tutik Sri Hariyati
Fakultas Farmasi
Maksum Radji
Santi Purna Sari