Dosen Pengampu:
A.A. Subagio,Drs,.MM
Oleh:
Bayu Prastiyo
53176112112
Biaya tetap disini merupakan biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan kolam dan
pembelian peralatan seperti serokan, timbangan, dan lain-lain, dimana biaya tersebut lebih
dicenderungkan kepada biaya penyusutan. Biaya penyusutan merupakan biaya yang harus
diperhitungkan sebagai dampak dari pengurangan nilai ekonomi suatu barang setiap waktunya.
Setelah masa nilai ekonomi suatu barang tersebut berakhir maka barang tersebut tidak layak lagi
untuk digunakan, kecuali kolam harus diperbaiki ulang. Biaya tetap pada pembesaran ikan lele
sistem bioflok pada tabel 1:
UMUR PENYUSUTAN
N EKONOM
O JENIS HARGA I (Thn) 1 periode (3 bln) 1 tahun (4 periode)
2,000,00
1 Kolam 0 5 100,000 400,000
2 Ember 50,000 2 6,250 25,000
Timbanga
3 n 300,000 2 37,500 150,000
4 Serokan 20,000 2 2,500 10,000
2.370,00
JUMLAH 0 146,250 585,000
B. BIAYA VARIABEL
Adapun biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembesaran ikan lele sistem bioflok
setiap periodenya meliputi: pembelian pakan, benih lele, bahan-bahan probiotik, dan lain-lain
dengan total keseluruhan biaya oprasional setiap periodenya sebesar Rp 9.749.000. Rincian
biaya oprasionalnya dapat dilihat pada tabel :
Table 2. Biaya variabel
HARGA
NO JENIS JUMLAH SATUAN HARGA TOTAL
1 Benih 10.000 ekor 200/ekor 2,000,000
2 Pakan 1000 kg 9,500/kg 9,500,000
3 Probiotik
EM4 1 botol 33,000/botol 33,000
Ragi tape 6 butir 2,000/butir 12,000
Tepung terigu 1/5 kg 10,000/kg 5,000
Gula merah 3 kg 15,000/kg 45,000
Bawang putih 200 gram 30,000/kg 6,000
Dedak halus 6 kg 2,000/kg 12,000
Buah nanas 2 kg 12,000/kg 24,000
Susu yakult 6 botol 2,000/botol 12,000
JUMLAH 11,649,000
C. BIAYA TOTAL
Biaya Total Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Berikut adalah biaya total dalam satu kali periode pembesaran ikan lele sistem bioflok:
= Rp 146,250 + Rp 11.649.000
= Rp 11.795.250
Adapun besarnya biaya total yang harus dikeluarkan setiap satu periode pembesaran ikan
lele adalah sebesar Rp 11.795.250.
D. PENERIMAAN DAN LABA
Penerimaan dan laba merupakan input yang sebagian diantaranya akan digunakan lagi
untuk perputaran modal pada periode berikutnya.
4.4.1 Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah yang diterima dari penjualan ikan lele sistem bioflok ukuran
konsumsi.
Penerimaan = jumlah produksi x harga jual
= 1.214 kg x Rp 19.000/kg
= Rp 23.066.000
Besarnya penerimaan yang diterima atas penjualan ikan lele ukuran konsumsi
sebanyak 1.214 kg dengan harga jual Rp 19.000/kg setiap periodenya adalah sebesar Rp
23.066.000.
4.4.2 Laba
Laba adalah nilai pendapatan setelah dikurangi dengan jumlah biaya total. Laba
dibedakan menjadi laba per periode dan laba per tahun.
= Rp 23.066.000 – Rp 11.795.250
= Rp 11.270.750
= Rp 11.270.750 x 4
= Rp 45.083.000
Besarnya penerimaan laba yang diperoleh untuk setiap periodenya adalah
sebesar Rp 11.270.750. dan penerimaan laba untuk setiap tahunnya adalah sebesar Rp
45.083.000
Analisis kelayakan usaha digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat
keuangan dalam usaha pembesaran lele sangkuriang. Beberapa elemen yang bisa dihitung dalam
analisis usaha adalah keuntungan, R/C Ratio, Payback period dan Break event point.
1. R/C Ratio
R/C Ratio (revenue per cost) atau perbandingan antara total penerimaan dan total biaya
pada usaha pembesaran lele system bioflok adalah sebagai berikut:
Total penerimaan
R/C Ratio =
Biaya total
23.066.000
=
11.795 .250
= 1,9
Artinya, setiap rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp
1,9.
2. Payback Period
Payback Period atau masa balik modal pada usaha pembesaran lele sistem bioflok adalah
sebagai berikut:
Total investasi
Payback Period =
laba pertahun
11.469 .000
=
45.083 .000
= 0,25
Besarnya nilai payback period 0,25. Artinya, dalam jangka waktu 0,25 tahun atau sekitar
3 bulan modal usaha yang diinvestasikan pada usaha pembesaran lele ini akan kembali.
3. Break Event Point (BEP)
Biaya tetap
BEP (Harga) =
1−¿ ¿
2.370 .000
=
1−( 9.595:19.000)
= Rp 4.740.000
Maka untuk mencapai titik impas harga jual ikan lele paling minimal
adalah Rp 4.740.000
Biaya total
BEP Unit =
harga jual/kg−biaya variabel /kg
2.370.000
=
19.000−9.595
= 252 kg
F. BIAYA PROYEK
MODAL KREDIT
KETERANGAN TOTAL (Rp)
SENDIRI (Rp) (Rp)
A. INVESTASI HARTA TETAP
1. Tanah -
2. Kolam 2.000.000 2.000.000
3. Mesin dan peralatan
- Ember 50.000 50.000
- Timbangan 300.000 300.000
- Serokan 20.000 20.000
4. Investasi kantor -
5. Kendaraan -
6. Lain-lain -
Total harta tetap 2.370.000 2.370.000
B. INVESTASI PRA – OPERASI
1. Rencana usaha
2. Perijinan
3. Pelatihan
4. Produksi percobaan
5. Lain-lain
Total pra-operasi
C. INVESTASI ( A + B ) 2.370.000 2.370.000
D. MODAL KERJA
BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan baku dan pembantu 11.649.000 /siklus 11.649.000/siklus
2. Upah tenaga produksi - -
3. Biaya - -
11.649.000 /siklus 11.649.000/siklus
Total biaya pokok produksi
46.596.000/thn 46.596.000/thn
BIAYA USAHA
1. Gaji pimpinan
2. Gaji kabag pemasaran produksi
3. Gaji kabag produksi